Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Friday, May 6, 2011

84. Master of Alasan

Orang sukses karena punya banyak Cara. Sementara orang yang gagal dalam hidupnya karena memiliki banyak alasan yang justru mempersempit kebaikan kehidupannya. Maka segeralah bertindak dan jangan menunda-nunda pekerjaan apapun alasannya, termasuk mensegerakan ajakan orang lain untuk berbuat kebaikan.

Orang yang suka menunda pekerjaan sebetulnya menunda kebaikan bagi hidupnya. Semakin ahli kita menunda maka semakin ahli kita memperkecil kebaikan untuk kehidupan kita sendiri, yang pada akhirnya di kemudian hari merugikan kebaikan orang tersebut. Serta memperkecil keberadaan orang itu untuk memperoleh kebahagiaan.

Mereka yang suka menunda, selalu menyukai sesuatu yang tidak lebih penting dari apa yang semestinya harus dilakukannya. Misalnya, tentang belajar. Berapa banyak siswa atau mahasiswa yang selama sekolah dan kuliah hidupnya deg-deg-an. Khawatir, dan terbawa mimpi buruk tentang ujian yang belum dipersiapkannya. Semua ini akibat menunda belajar.

Untuk itu, jangan melakukan sesuatu yang sifatnya menunda. Baik menunda minta maaf, menunda memuji, menunda membayar. Karena menunda itu jauh lebih tidak baik daripada mensegerakan dan lakukan.

Apalagi orang yang suka menunda itu selalu membuat berbagai alasan supaya dia tidak merasa bersalah. Itu sebabnya ada istilah master of alasan, karena kepandaiannya membuat alasan, yang bertujuan agar tidak dianggap bersalah. Saking pandainya membuat alasan, membuat orang itu tidak tahu telah ditipu oleh dirinya sendiri.

Ngeyel pada Anjuran Baik
Orang yang menunda biasanya memiliki dua alasan. Yakni, karena Ingin sempurna dan kedua karena takut risiko. Pada orang yang selalu menuntut sempurna, hal ini karena merasa dirinya belum berhasil. Alasannya, menunggu semuanya sempurna. Lebih baik, bangunlah kesiapan sambil melakukan. Jangan memantapkan keinginan untuk menuntut kesempurnaan. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dan tidak sempurna, praktis tidak ada siapapun yang sempurna di muka bumi ini. Jadi, jika anda mencari sahabat tanpa cacat, maka Anda tidak pernah punya sahabat.

Yang kedua adalah takut karena risiko. Risiko terbesar dari menunda adalah menyesal. Karena yang membuat kita menyesal itu bukan yang kita lakukan, tapi yang tidak kita lakukan.

Berapa banyak orang di dunia ini yang sebetulnya menyesal mengenai yang tidak dilakukannya. Istilahnya, duh, seandainya dulu saya melakukan itu. Apalagi sekarang dia kaya. Untuk itu bersegeralah berhenti menuntut kesempurnaan. Jangan takut risiko salah, karena hal itu wajar.

Tidak ada masalah kalau dicap ngeyel. Karena tidak selamanya ngeyel itu berkonotasi selalu jelek. Lihat saja, sebagian besar anak muda yang berhasil mengubah dunia, karena mereka itu ngeyel terhadap keraguan orang lain. Orang lain mengatakan tidak mungkin, tapi oleh orang-orang muda itu membuktikan dengan santai.

Justru yang berbahaya adalah orang-orang yang ngeyel terhadap anjuran kebaikan. Orang seperti itu mampu menghabiskan batas kesabaran orang. Jadi, kalau Anda melihat orang yang ngeyel seperti itu, lebih baik mundur dari debat kusir.
Biarkan dia dengan ngeyel dan keyakinannya. Sebab, kita dianjurkan untuk menghormati pendapat orang lain. Belum tentu pendapat orang lain salah. Bagaimana justru pendapat kita yang perlu ada perbaikan ? Maka hormati pendapat orang lain.

Jangan Mengeluh
Menipu dan apalagi merugikan diri sendiri, banyak terjadi di tengah kehidupan. Berhentilah kalau kita sadar bahwa menipu itu, membuat diri menjadi tidak berguna untuk kebaikan. Yang paling kasihan adalah orang-orang baik yang merasa hidupnya belum baik. Pasti ada dari yang diyakininya hal-hal yang menjauhkannya dari kebaikan. Periksa apakah dia tipe yang segera melakukan penundaan ?

Karena keberhasilan kita bukan disebabkan aktif di dalam alam rencana. Dan mimpi kerja keras tidak bisa menggantikan bekerja keras. Hanya orang yang beruntung peluang keberhasilannya lebih tinggi. Logikanya, orang yang takut, dikalahkan oleh orang yang berani. Orang berani dikalahkan oleh orang yang nekat, dan orang yang nekad dikalahkan oleh orang gila. Nah, orang gila itu tidak ada ukurannya. Karena dia tidak bisa dikalahkan. Di sini posisinya disebut orang yang beruntung.

Dalam perusahaan, ada atasan menganggap diri benar. Tidak mungkin kita memperbaiki atasan seperti itu. Karena posisi kita kecil. Cara terbaik adalah jangan menggerutu mengenai ketidaktegasan atasan seperti itu. Lebih baik, lakukan sesuatu yang tadinya dilakukan oleh kebiasaan atasan.

Misalnya, dia meninggalkan sesuatu yang harusnya dibawanya, Anda yang bawa. Atau atasan tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan, Anda yang lakukan. Kalau atasan melalaikan sesuatu karena dia ragu, Anda yang tegas melakukan. Di sini, orang beranggapan yang untung atasan. Sebenarnya, tugas kita sebagai bawahan itu mengabdi kepada atasan. Jangan pernah ditawar, atasan itu jelek, baik, pintar, tidak tegas, jujur atau pun tidak itu dipilihkan Tuhan.

Dengarkan, tidak ada yang melakukan kebaikan yang tidak mendapatkan hadiah dari kebaikannya. Walau kelihatan pertama kali atasannya yang naik, maka hanya pertanyaan kapan before you become you’re own big boss.

Yang tidak disadari oleh Master of Alasan, jika masalah yang tadinya kecil dibiarkan untuk tidak segera diselesaikan. Akhirnya masalahnya menjadi membesar, sampai orang itu tidak bisa mampu menyelesaikannya lagi.

Hal ini membawa penurunan derajat. Karena di antara kita yang membiarkan masalah kecil tidak dituntaskan, itu berarti sedang menabung masalah. Yang akhirnya muncul keluhan, kesalahanku dalam hidup ini adalah menunda. Kelemahanku adalah menunda. Itu keburukanku yang paling parah. Aku tidak boleh meneruskan ini. Aku haris segera menyelesaikannya. Dan aku harus segera bertindak.

Janganlah membiasakan mengeluh yang tidak baik. Karena sebagian dari kita tidak sadar bahwa kalimat yang kita ucapkan disaksikan malaikat. Dan kalimat itu adalah do’a yang diterima Tuhan.

Jadi Pribadi Berguna

Mereka yang membuat alasan, memperkecil usia atau umur. Logikanya, selama 17 tahun dipakai bolos sekolah lalu 23 tahun dipakai buat pacaran, menghindari bekerja sampai usia 43 tahun dan kemudian di usia 55 tahun pensiun. Lalu mendadak insyaf sampai usia 93 th. Berarti umurnya 55 tahun ke 93 tahun.

Beda halnya dengan mereka yang lahir dan kemudian berhenti usia 37 tahun. Selama hidupnya menulis banyak naskah, merekam banyak ceramahnya sendiri, dan dia banyak menemukan alat-alat bagi kebaikan masyarakat. Kemudian dia di panggil Tuhan.

Nah, orang seperti ini yang hebat. Karena Tuhan memberi tempat buat rumahnya di surga. Orang seperti ini yang disebut panjang umur. Karena umur jasadnya dilanjutkan oleh kebaikan yang bisa dikenang oleh orang-orang yang diuntungkannya.
Dan orang-orang yang gemar menunda sebenarnya sedang memperpendek usianya. Itu sebabnya penundaan sebetulnya penggelap waktu, banyak orang yang waktunya digelapkan oleh kebohongan dirinya.

Mereka yang suka menunda, menyepelekan pembentukan kehidupannya. Jadi orang-orang yang mau dihormati, hormatilah waktu dalam hidup Anda. Apabila anda ingin menjadi pribadi yang berguna bagi sesama, pastikan yang anda lakukan dalam sedikit waktu anda itu membuat orang lebih senang, lebih damai, lebih mudah hidupnya, lebih murah biaya hidupnya dan kesulitan-kesulitannya terselesaikan.

ORANG MENUNDA MAKA MENUNDA KEBAIKAN HDUPNYA. SEMAKIN AHLI MENUNDA SEMAKIN MENGABAIKAN KEBAIKAN HIDUP.

KITA DIAJARKAN MENGHORMATI PENDAPAT ORANG LAIN. BAGAIMANA KEJADIAN ITU MEMBAWA PENGARUH PADA ORANG LAIN.


(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1109)

No comments: