Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, July 27, 2011

101. An Officer An Gentleman

Jadilah pribadi yang utuh, setia pada kebenaran serta tegas. Karena keberanian itu adalah sebuah kualitas, membuat gagasan kecil menjadi gunung berkah sumber rejeki.

Itulah cermin seorang perwira berjiwa kesatria. Tidak melihat kekurangan sebagai penghambat untuk membaikkan kehidupannya. Tetapi, bertanggungjawab memaksimalkan kelebihannya untuk menjadikan mereka yang dipimpinnya semakin baik dan berkualitas.

Maka mulailah menata diri serta berusaha yang terbaik dalam langkah. Dengan demikian akan memperoleh hasil yang juga baik.

Namun dari semua itu, tidak kalah penting untuk mengutamakan keluarga sebagai kekuataan utama pembangun pondasi. Karena seorang perwira yang hebat, memuliakan istri yang dicintainya, juga menegakkan harkat wanita lain yang membesarkannya. Seperti, ibu, nenek, dan saudara perempuannya. Dengan keikhlasan itu, bantuan Tuhan tetap terjaga.

Dituntut Keberanian
Seorang kesatria dikenal karena ketegasan dan keberaniannya. Selain itu, dituntut harus jujur dan bertanggungjawab. Perwira yang memiliki jiwa satria, berani mengambil sikap. Ia berani bertanggungjawab pada setiap keputusan yang diambilnya.

Prinsip ini menjadi ciri an officer. Beda dengan an gentleman. Yakni, bukan dilihat dari keberanian pada gentleman seorang lelaki, namun lebih pada 3 aspek yang memberikannya sikap gentleman. Tiga aspek itu, yakni penuh hormat pada dirinya, penyayang dan setia. Ciri itu harus dimiliki jika ingin menjadi seorang gentleman. Ia penuh hormat, memiliki jiwa besar untuk selalu membesarkan orang kecil.

Karena atasan yang selalu marah, adalah pribadi yang disandera oleh anak buahnya sendiri. Sedangkan atasan penyayang, mampu tegas dalam ketidakraguan. Sementara setia, adalah bentuk kesetiaan pada istri bukan setia pada janjinya.

Itulah mengapa membuat wanita memiliki alasan mau dinikahi. Ia ingin suami yang baik menjadi perwira dalam keluarganya.

Tema kali ini memang lebih dikhususkan membicarakan tentang pria. Karena sukses tidaknya seorang pria dapat dilihat dari pribadinya yang menghebatkan wanita. Pribadi yang tidak mensepelekan istri atau ibunya.

Namun, ada juga wanita hebat yang mengganti perannya sebagai seorang pria. Seperti yang dilakukan oleh Kartini atau Srikandi lainnya. Dan hal itu tidak dimaksudkan untuk mengganti tugas dari sosok lelaki yang diberi mandat oleh Tuhan Dalam hal ini, lelaki diberi kewenangan menjadi seorang perwira.

Pertahankan Kejujuran
Setiap orang mempunyai kekuatan. Pastikan anak-anak lelaki kita tumbuh baik. Sehingga ia mampu menampilkan dirinya dengan tugas sebagai perwira. Dan seorang perwira itu bukan dilihat dari jabatan, atau rendah tinggi pangkatnya. Melainkan dilihat dari kemampuannya tampil untuk kebaikan. Itulah kebaikan, yang tidak menua sepanjang jaman. Dan kebaikan itu adalah pemberian Tuhan, sehingga tidak ada alasan apapun dari manusia untuk tidak menjaga kebaikannya.

Hidup tenang itu bukan milik orang kecil. Menjadi orang besar pun bisa tenang, asal tetap mempertahankan kejujuran. Sejak muda, biasakan anak-anak kita atau mereka yang masih muda untuk selalu jujur. Kejujuran itu merupakan kunci menuju keberhasilan. Mereka yang tidak jujur, dipastikan hidupnya akan tercemar.

Jangan tidak jujur, atau bergaul dengan orang yang tidak jujur. Karena nanti kita akan dituntut oleh lingkungan yang membentuk kepridian kita menjadi tidak baik. Tegaslah pada kejujuran. Karena ketidakjujuran itu menghilangkan ketegasan. Dan Tuhan senang pada orang yang jujur.

Diibaratkan lilin, jadilah sebagai lilin yang menghidupkan kebaikan. Walau hanya hidup satu lilin saja, namun sinar kebaikannya menerangi kebaikan sesamanya. Jangan menghidupkan semua lilin, jika matinya serempak. Lebih baik hanya dengan nyala satu lilin, jika dengan satu lilin itu, terang kebaikannya mampu menyinari hati orang lain.

Syarat menjadi berhasil itu sangat mudah. Bahkan, bisa dilakukan dengan sangat cepat. Yakni, cukup meniru guru yang mengajarkannya. Sebab, untuk menjadi hebat, syaratnya minimal sama dengan gurunya dan bila mungkin mampu melampauinya.

Setelah itu, tambahkan dengan kualitas. Agar nantinya mempunyai nilai lebih dibanding gurunya. Maka itu, jangan kritik guru yang mengajarkan. Tapi ikhlaslah menerima pelajaran yang diberikannya. Agar nantinya mampu melebihi kemampuan yang ada.

Begitupun, seorang ksatria mengijinkan orang lain menang. Dirinya itulah yang disebut pemenang. Itulah hebatnya seorang ksatria, mampu melihat sesuatu yang membuat dirinya akhirnya tetap menang.

Karena kesatria itu tidak ingin berdebat dalam ketidakpastian. Dirinya lebih mengalah pada orang yang tadinya tidak bisa diajarkan. Justru dengan cara itu, kekuatan musuhnya menjadi lemah sendiri.

Tumbuh Dihargai
Tidak boleh seorang perwira bertindak otoriter. Karena mereka yang memiliki gaya otoriter, adalah cara tindakan yang tidak mau dibantah. Hanya semata menjaga sesaat kepentingannya. Seorang pemimpin yang otoriter, hanya dihargai pada sikapnya itu. Namun tidak memiliki pribadi yang ditiru oleh anak buahnya. Kepemimpinannya itu, tidak membuat orang lain tumbuh dan tidak dihargai. Bawahan yang memiliki atasan seperti itu, lebih baik pindah tempat. Karena kepemimpinannya tidak membuat dan membaikkan masa depan.

Apalagi bekerja bukan semata hanya mencari uang. Namun, memberi kebebasan untuk tumbuh dan menjadi manusia yang dihargai oleh sesamanya. Untuk itu, tetaplah setia pada janji yang telah Anda ucapkan. Baik pada perusahaan maupun pada pasangan. Sebab orang yang setia, selalu diperebutkan oleh banyak orang. Itulah keistimewaan kesetiaan, mampu memberi peluang dimuliakan oleh Tuhan.

Hidup pun menjadi damai dan mulia. Sebab penghormatan yang diberikan itu, wujud dari keihklasan dari upaya sebuah kebaikan yang menjadi dasar kepemimpinan, untuk tumbuh bersama-sama menjadi pribadi utuh yang setia pada kebenaran dan tegas menerima tanggungjawab.

Semoga kita menjadi pribadi yang mencerahkan sesama.

SEORANG KSATRIA BERTANGGUNBGJAWAB BAGI KEBAIKAN YANG DIPIMPINNYA.

KETEGASAN TIDAK BERHENTI PADA KATA-KATA TAPI MEWUJUDKAN DALAM TINDAKAN.

SEORANG PERWIRA DINILAI DARI PENGHORMATANNYA PADA WANITA



(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1126 - Juli 2011)

Monday, July 18, 2011

100. Man In Love

Pria yang menghebatkan dirinya karena jatuh cinta, mengeluarkan semua energinya untuk mencari segala kemungkinan menjadi pengubah dunia. Dan energi cinta itu diyakini mampu mengalahkan segala rintangan yang membatasinya.

Pria yang seperti ini, akan menggunakan semua tenaga dan kelebihan yang ada pada dirinya untuk mencoba segala kemungkinan hingga berhasil. Dan hanya orang yang sedang jatuh cinta, berani mencoba segala kemungkinan tersebut.

Itulah sisi hebat lelaki yang sedang jatuh cinta. Selalu melihat dirinya tidak cukup, yang kemudian berupaya keras meninggikan standar yang ada pada dirinya. Sehingga membuat dirinya dikagumi wanita yang dicintainya. Dan wanita yang mampu berjalan beriringan dengan pria demikian, adalah sosok yang mampu membantunya melihat kemungkinan-kemungkinan pada apa yang belum dilihatnya.

Senang pada Hal yang Sama
Biarkan pria menjadi raja di kerajaannya. Karena apapun pangkat atau kedudukannya, pria tidak akan pernah mampu mendewasakan dirinya. Wanitalah yang dapat berperan membuat dirinya menjadi lebih anggun. Jangan hanya menjadi wanita pengkritik. Namun posisikan diri sebagai pendukung, yang membuatnya menjadi hebat dengan kerajaannya sendiri.

Dalam hal ini, wanita bukan harus mencari pria yang hebat. Namun dengan menganggunkan diri, justru membuat ia diketemukan oleh pria yang hebat. Untuk sampai pada standar kualitas pria hebat, membutuhkan waktu lama. Biasanya anak muda yang sedang dalam proses menghebatkan diri, selalu merasa yakin dengan dirinya. Sesalah apapun langkahnya, dianggapnya benar.

Namun itu baik. Karena dengan berbagai lompata membuat perubahan, dunianya menjadi berkembang. Mengingat cinta adalah ketertarikan untuk mengupayakan kebersamaan dengan pribadi pilihannya, untuk dijadikan pendamping dalam membesarkan kehidupan.

Pertumbuhan cintanya setelah melalui sebuah proses pematangan, berubah menjadi kasih sayang. Dengan kematangan itu, sepasang insan dewasa mengikat diri dalam kesamaan. Justru yang dikhawatirkan, jika tidak ada kesamaan dalam kesenangan, antara pria dan wanita memiliki kesenangan berbeda. Dan itu berakibat mereka akan mencari dan menemukan kesenangan masing-masing. Maka itu pertahankan kesenangan dalam kesamaan.

Butuh Tanggungjawab
Jika seseorang mengatakan bahwa dia mencintai Anda, namun kata-kata dan tindakannya tidak menghormati Anda sebagai pribadi yang baik dan mandiri, maka dia tidak betul-betul mencintai Anda. Mungkin dia ingin memiliki Anda, tetapi pasti bukan cinta. Sebab cinta adalah pemujaan. Karena itu, berhati-hatilah dalam menyampaikan penolakan atau kritik.

Kekuatan dari jatuh cinta itu meningkatkan kepemimpinan yang lebih baik. Jangan membuat kekeliruan. Sebab orang yang jatuh cinta juga memiliki potensi berbuat kekeliruan. Jika salah melakukannya, maka risikonya adalah mengecil- ngecilkan sosok yang sebearnya punya potensi. Atau sebaliknya, membesar-besarkan sesuatu yang kecil, tak berpotensi.

Banyak orang lupa bahwa jatuh cinta itu responbility yakni adanya tanggungjawab. Tidak sekadar cinta, melainkan dibutuhkan langkah selanjutnya yang menguatkan cinta itu. Seperti dengan menguatkan keanggunan sang belahan jiwa, menguatkan karir dan nama baik keluarga.

Sebab itu, jatuh cinta membutuhkan tanggungjawab besar. Cara yang terbaik berlakulah jujur dan bekerja dengan baik. Dan terlibatlah dengan pekerjaan yang risikonya baik. Itulah sikap seorang pria gagah. Jangan melakukan hal yang tidak jujur. Karena akan membatalkan kehebatannya.

Pada anak muda yang tegas dan setia dengan kejujuran, kelak memiliki potensi sifat sebagai seorang pembesar. Wanita manapun akan menyukai pria seperti itu. Begitu juga sebaliknya. Jadi, jangan mensemena-menakan diri, yang membuat tidak dipilih oleh pria yang hebat. Apalagi pria yang hebat, akan menganggunkan diri dengan keberhasilan karir atau bisnisnya, untuk kemudian menentukan belahan jiwanya.

WANITA PUNYA TUGAS BUKAN MENCARI PRIA HEBAT TAPI DIKETEMUKAN OLEH PRIA YANG HEBAT

KEKUATAN DARI JATUH CINTA MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN YANG LEBIH BAIK

DENGAN CINTA SELALU DATANG TANGGUNGJAWAB



(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1125 – Juli 2011)

99. Raja Dunia Budak Cinta

Jangan menabukan sesuatu yang tidak ditabukan oleh Tuhan. Jangan menciptakan aturan baru yang memberatkan hati. Karena tidak ada orang yang paling bertanggungjawab menentukan langkah hidup kita, kecuali diri kita sendiri. Itulah dunia yang isinya pendapat. Maka berpendapat baiklah pada dunia, agar memperoleh keberhasilan hidup.

Kendati Raja Dunia dan Budak Cinta memiliki pengertian berbeda, namun tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Mengingat kegagalan dan kesuksesan hidup, ditentukan bagaimana cara pandang Anda pada diri sendiri.

Maka perbaikilah pendapat Anda mengenai kehidupan. Sehingga keberhasilan yang dicapai bukan karena tersedianya modal atau bakat, melainkan ditentukan oleh upaya Anda. Sebab upaya adalah pengubah nasib. Orang yang pendapatnya tidak baik, tidak akan pernah menjadi raja dunia. Namun menjadi budak cinta, yang hanya berfokus mengenai cintanya dan kemudian menjerat pada keberhasilan.

Katakan pada dunia, saya berhak untuk berhasil. Dengan demikian, dunia mendukung pendapatnya. Karena dunia sebaik sangkaan Anda. Jika berpendapat tidak baik maka dunia pun menyiksanya.

Masalah Adalah Rahmat
Setiap manusia secara naluriah menginginkan menjadi yang terbaik. Menjadi pribadi yang unggul dalam sebuah persaingan. Apalagi hidup di era sekarang ini telah membawa persaingan yang semakin keras dan dinamis. Tingginya persaingan hidup dalam berbagai bidang kehidupan membuat setiap orang harus terus-menerus menyiapkan diri dan mengingatkan diri agar lebih siap bersaing.

Untuk itu, dekatlah diri Anda pada Tuhan dan ikhlas. Karena Tuhan sesuai praduga umatNya. Kemudian upayakan dengan tindakan, bukan sebatas rencana. Karena di dalam tindakan itu, Tuhan membuka kemungkinan besar untuk Anda berhasil.

Diri kita memiliki tanggungjawab paling berharga dalam hidup ini. Dan keberhasilan atau kegagalan terlahir dari sesuatu yang telah kita kerjakan. Sebab itu, jangan jadikan masalah sebagai beban, tapi sebagai rahmat. Karena masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai. Ubahlah cara pandang Anda dengan menganggap masalah seperti halnya Anda menerima hadiah.

Masalah dapat mengubah manusia; tetapi manusia tidak dapat mengubah masalah. Dengan mengatasi masalah yang kecil, kelak kita dapat mengatasi permasalahan yang besar. Begitupun jangan jadikan hidup tanpa batas atau tidak ada batas. Mengingat hidup tanpa batas tidak mendamaikan. Hiduplah dalam batasan yang baik. Dan batas yang paling luas adalah kebaikan. Itulah halaman paling luas dalam kebaikan.

Orang damai tidak mengalami keburukan, serta dijauhkan mendengar upaya yang buruk mengurangi kedalamaiannya. Jangan dibuat susah dalam memandang dunia. Buka mata dan hati untuk melihatnya. Karena banyak orang yang hanya bisa buka matanya saja namun tapi hatinya tidak melihat. Hati yang terbuka adalah hati yang baik. Bukan hati yang jelek dan menyalahkan Tuhan bila mengalami masalah. Untuk itu, jangan membuat diri kita sibuk sehingga mengabaikan anak yang lucu tidak terlihat. Hal ini dikarenaka kita terlalu sibuk sehingga sering melihat hal-hal yang tidak penting.

Manusia sebagai Kalifah dituntut berperilaku sebagai raja. Dan seorang raja itu, memiliki pikiran yang kuat dan tidak lupa akan fokusnya, serta hati yang lembut. Lebih baik menjadi raja kecil daripada raja besar yang tersiksa. Jadikan diri Anda menjadi pribadi sebagai raja dalam berpikir dan menjadi penguasa dalam gerbang di hati. Sehingga banyak melakukan kehidupan yang indah dan disukai. Termasuk musuh pun bangga dan tidak menjadi musuhnya. Salah satunya tidak bertengkar pada urusan kecil.

Cinta Sesungguhnya
Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan. Dua tangan, dua mata, namun mengapa Tuhan memberi sekeping hati kepada kita ? Jawabannya, karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi kepada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah cinta.

Namun hati-hati dengan cinta. Karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus. Orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, dan raja menjadi budak jika cintanya itu disambut oleh cinta palsu. Karena cinta bukanlah sebuah wujud yang bisa dilihat. Tapi cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Jangan jadikan cinta menjadi pribadi yang lemah. Sebab cinta yang sesungguhnya itu, membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak mengubahnya seperti gambaran yang kita inginkan. Cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat melihat dan menilai kesuciannya.

Perumpamaan cinta itu jika seorang anak usia satu setengah tahun diberikan bola, maka anak itu akan memegangnya. Tapi jika anak itu diberi anak ayam, maka yang terjadi anak ayam itu akan mati lemas. Karena saking cinta membuat si anak tidak melepas leher anak ayam dari cengkeraman tangannya.

Seperti yang terjadi pada orangtua yang karena terlalu mencintai, membuat si anak pergi. Atau istri meninggalkannya karena terlalu dikekang. Jadikan cinta tidak melumpuhkan logika. Maka itu, remaja yang jatuh cinta hanya sementara, sedangkan mereka yang telah dewasa berpikir membutuhkan cinta dan permanen pada kasih sayang.

Biarkan cinta itu mencari untuk diketemukan. Biarkan suami sabagai tempat terbuka kelemahannya pada istrinya, yang pantas memuliakan jiwa Anda. Mereka yang tersiksa cinta bukan karena sumber cintanya. Tapi karena caranya mencintai yang salah. Sebab cinta itu tidak punya kemampuan untuk melukai.

Dahulukan Tindakan dari Alasan
Cinta itu memudakan hati. Sebab itu, budak cinta selalu muda. Lihat saja orangtua yang sudah berumur saat sedang jatuh cinta, pakaian yang dikenakannya selalu rapi. Jadi, jangan biarkan hati ini kosong karena cinta membuat kita selalu muda.

Cinta itu bukan untuk ditempatkan. Istilah menempatkan cinta itu salah. Karena dengan menganggap cinta itu bisa ditempatkan, justru sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak mungkin. Sampai kita akan letih dengan sendirinya. Kenalkan cinta di hati Anda dengan anggun pada semua orang.

Begitupun, berhati-hatilah kalau berbisnis dengan orang yang Anda cintai. Karena bisa menjadi musuh. Sebab sahabat adalah orang yang memiliki potensi mengkhianati Anda. Dan jagalah musuh Anda, karena dia adalah calon sahabat. Maka berlaku hormatlah pada musuh, serta jagalah dengan baik persaudaraan Anda dengan sahabat.

Ada tiga hal untuk menilai apakah sahabat atau orang yang Anda cintai merupakan orang yang terbaik untuk diajak berbisnis. Caranya, lihatlah apa dia pernah marah, dan kalau marah sangat norak sehingga tidak sesuai dengan gelar titel kesarjanaannya yang terlalu banyak di kartu namanya. Lalu yang kedua, tidak lagi memandang persahabatan setelah menghasilkan banyak uang. Serta yang ketiga, selalu rewel kalau ada masalah.

Dengan ketiga tipe itu, akan hilang nilai persaudaraan Anda nantinya. Jadi sebaiknya, berbisnis dengan orang yang dekat atau yang Anda cintai, diperlukan kekuatan persaudaraan. Mengingat seorang raja dibutuhkan keberanian. Dibutuhkan tindakan, bukan banyak-banyak alasan. Karena banyak membuat alasan menjauhkan dirinya dari tindakan. Sementara dalam tindakan itu, Tuhan membuka kemungkinan besar untuk lebih cepat berhasil.

Jadi jangan mendahulukan alasan daripada tindakan. Ikhlaslah. Karena dari keihklasan itu, sudut pandang kecil akan menjadi besar melalui celah-celah jendela kebaikan hatinya. Sehingga kita menjadi pribadi bernilai untuk kebaikan sesama.

JAGALAH CINTA DI HATI ANDA KARENA ANDA SAMA ANGGUNNYA DENGAN RAJA.

ANDA TIDAK MENEMUKAN CINTA DAN BIARKAN CINTA MENEMUKAN ANDA.

DUA HAL MENJADI RAJA KEHIDUPAN ADALAH PIKIRAN YANG KUAT DAN HATI YANG LEMBUT.

KEBERHASILAN DITENTUKAN OLEH UPAYA KARENA UPAYA ADALAH PENGUBAH NASIB.



(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1124 – Juli 2011)

98. Krisis Identitas

Penjara mempunyai konotasi negatif, baik secara langsung maupun secara kiasan. Untuk itu, jangan jadikan diri kita dipenjara karena krisis identitas, hanya karena adanya pembatas yang tidak membuat diri bahagia dengan keadaan sekarang. Putuskan dan lakukan segera perubahan dan menggantinya dengan identitas yang baru.

Perasaan atau takut terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui, akan menjadi pembatas yang merugikan diri sendiri. Padahal rasa aman yang dimiliki sekarang ini, belum tentu memberi kebahagiaan pada masa mendatang. Hal ini dikarenakan, banyak orang sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada sekarang ini. Sehingga mereka tidak ingin membuat perubahan menuju ke arah perbaikan yang lebih baik lag,i untuk kehidupannya di masa depan.

Memang kedamaian itu adalah apa adanya diri kita. Banyak dari mereka yang berpandangan comfort zone (wilayah aman), lebih memilih kondisi yang ada saat ini. Akibatnya, mereka menolak masuk menjadi pribadi baru. Nasihat saya, segera bongkar pelajaran salah yang membuat kita bisa keluar dari penjara yang salah. Karena banyak di antara kita sudah terdidik salah daripada terdidik benar.

Pengalaman saya, juga mengalami kegelisahan di masa muda.Tempat tinggal saya di Malang di lingkungan pemulung rokok. Menonton televisi hanya dapat saya bayangkan saja dalam pikiran. Saya marah dengan identitas diri. Lalu saya melakukan beberapa perubahan dengan meniru artis dan tokoh terkenal. Sampai akhirnya sebuah proses, saya memutuskan mengambil potongan-potongan terbaik dari setiap orang. Kemudian kain itu saya jahit sebagai pakaian utuh yang mengindahkan untuk membungkus tubuh saya. Itulah saya yang kemudian dikenal sebagai Mario Teguh.

Berpura Tidak Pernah Gagal
Di dalam proses mengganti identitas dibutuhkan ketegasan, lalu diikuti kesegeraan untuk menjadi pribadi yang baru. Ijinkanlah Tuhan memasuki diri Anda dengan sinar kebaikanNya. Sehingga menjadikan pikiran Anda memiliki sinar membawa kebaikan pada setiap orang.Dengan demikian, keindahan nama Anda akan menjadi taman-taman kebaikan di diri orang lain. Mereka merasa diuntungkan oleh kebaikan yang Anda lakukan. Itulah arti sebuah perubahan besar yang membedakan Anda dengan orang lain. Anda ditinggikan oleh kualitas yang Anda bangun sendiri.

Tetaplah bersungguh-sungguh dalam menjalani sebuah perubahan. Lakukan secara berulang-ulang. Kebaikan tidak akan menjadi penghambat, akan tetapi mempercepat untuk menjadi pribadi yang lebih bercahaya. Jangan membuat konsep diri Anda lemah, memberi impian kecil, atau menunda tindakan dalam pekerjaan serba sedikit. Karena itu semua yang membuat diri Anda dipenjara oleh krisis identitas, yang menjadikan diri kita tidak bisa menjadi pribadi baru yang menerima tugas dan tanggungjawab besar.

Caranya, berpura-pura tidak pernah gagal. Dengan begitu, akan membuat Anda memperbesar peluang keberhasilan. Karena Anda, tahu diri Anda sendiri. Hanya Anda sendiri yang tahu sejarah kegagalan Anda. Maka, jadikan diri Anda dengan berpura-pura tidak pernah gagal. Sehingga Anda mengolah diri Anda menjadi maksimal.

Cara ini justru membuat orang lain kawatir menolak Anda dan kemudian mempercayai Anda. Misalnya, ketika Anda mengajukan proposal, kesan yang ditangkap oleh orang lain melihat Anda tidak pernah gagal sebelumnya. Kalaupun ditolak, lakukan teknik bergembira. Karena dalam catatan sejarah kegagalan, bergembira membuat Anda masuk dalam proses tidak gagal. Kebiasaan berpura-pura tidak pernah ditolak, itu akan melatih diri Anda tampil maksimal. Sebab mereka terpengaruh dengan cara Anda membuat orang menjadi yakin.

Perbanyak Pekerjaan Kebaikan
Dalam diri ada yang disebut Less atau Over. Less itu berhubungan dengan minder, andai diri kita merasa kurang percaya diri. Sementara Over berhubungan bila berlebihan sehingga menjadi sombong.

Di antara dua pilihan itu, saya anjurkan Anda lebih memilih sebagai pribadi sombong. Karena orang minder itu, hanya akan mengambil tugas kecil dan diperlakukan kecil, diam saja. Beda dengan orang sombong. Karena orang sombong akan meminta tugas dan tanggungjawab besar. Kalaupun dalam melakukannya mendapat masalah justru itu adalah rahmat, yang memberi kemampuan kita menuju kesuksesan.

Setelah itu, perlahan-lahan kesombongan atau over itu dikurangi menjadi pribadi yang anggun. Kadarnya dibuat mellow, untuk menjadikan Anda sebagai pribadi matang setelah mendapatkan kesuksesan.

Konsep budaya Jawa dikenal Niteni (mengamati), Niroke (ditiru persis) dan setelah itu lakukan Nambahin. Konsep ini, baik anda lakukan dalam menuju perubahan dari krisis identitas. Dan kesemua itu harus dilandasi dengan keikhlasan.

Niteni itu merupakan langkah awal untuk kita mengamati hal-hal kebaikan yang ada. Dan kita ambil menjadi yang membaikkan kehidupan kita di masa depan. Lalu Niroke, sebagai langkah kebaikan selanjutnya. Karena hidup ini tumbuh karena meniru. Kalaupun ada anggapan meniru itu tidak baik, justru bagaimana kita mau menyalip kalau tidak dari belakang ?

Barulah ditambah dengan sesuatu yang bernilai positif. Mengingat setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing. Dengan cara Anda memberi nilai tambah yang membedakan, mudah - mudahan kita menjadi pribadi yang bisa kita tiru untuk menjadi yang lebih baik.

Perbedaan itu kalau tidak besar nilainya tidak bisa disebut perbedaan. Yang disebut dengan perbedaan besar apabila Anda melakukan perbedaan-perbedaan kecil yang dilakukan secara berulang. Kemudian perbedaan itu menguntungkan orang lain. Itulah yang dimaksud dan membuat Anda menjadi bernilai dan memiliki perbedaan besar.

Biarkan orang lain yang menilai Anda. Memang opini itu relatif. Namun jangan abaikan pendapat orang lain tentang diri kita, walau ada ketidaksesuaian pendapat tentang diri kita. Orang lain menilai kita dari yang sudah kita lakukan, bukan dari rencana yang kita pikir. Keberhasilan dinilai dari hasil kerja, bukan dari hasil rencana.

Maka perbanyaklah melakukan pekerjaaan yang membawa kebaikan. Kalaupun kemudian Anda pamer dengan keberhasilan, tidak masalah. Karena mempromosikan diri atas keberhasilan, adalah cara terbaik menjadi orang yang bermanfaat.

Kesalahan Mempercayai Orang
Menyenangkan orang lain bukan hanya sekadar memuji saja Tapi jadikan diri kita menjadi pengikat orang itu. Membantu orang lain dengan identitas yang kita miliki. Akhirnya orang lain akan menempelkan kata Untung dibelakang nama Anda. Untung saya bertemu dia dan sebagainya. Inilah yang diperoleh pada mereka yang memiliki identitas baik dan menguntungkan orang lain.

Hidup ini sudah berlangsung lama. Jangan menunggu siap. Bangun identias Anda untuk menjadi sesuatu. Karena keberhasilan itu bukan dari rencana tapi tindakan.

Seorang suami atau istri akan rusak krisis identitasnya jika sering dikritisi oleh pasangannya. Sebaikinya, bangun keindahan yang memperkokoh ke arah yang baik. Karena Ibu itu penentu keindahan. Sedangkan Ayah memasang patokan tingginya impian dan besarnya ambisi. Dengan kasih sayang seorang ibu, akan tumbuh anak yang baik untuk masa depannya. Ibulah yang semestinya paling akhir marah pada anaknya. Bukan ibu yang lebih sering marah.

Kesalahan dalam hidup ini adalah kesalahan mempercayai orang. Untuk mengenal apakah seorang itu baik tidaknya, bisa dikenali dari tiga komponen. Yakni, bagaimana pengetahuannya, hatinya dan perilakunya. Di sinilah tugas orangtua yang hebat menjauhkan anak-anaknya untuk tidak salah mempercayai orang lain. Mengingat anak muda itu potensi dirinya masih labil.

Maka ijinkan diri kita menjadi pribadi yg baru. Jangan penjarakan diri kita menjadi pribadi yang bebas, dengan tidak memungkinkan diri keluar menjadi pribadi yang bebas. Padahal adalah sebuah kewenangan untuk kita miliki.

Keberhasilan adalah Tindakan Bukan dalam Rencana

Lebih Baik Salah tapi Kuat dari pada Benar tapi Lemah

Banyak orang menikmati comfort zone, lebih memilih kondisi yang ada saat ini dan menolak masuk menjadi pribadi baru.


(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1123 – Juli 2011)

97. Mission Possible

Berlakulah sebagai pribadi yang pantas untuk dibesarkan. Karena harapan adalah awal dari masa depan. Jadi berharaplah pada sesuatu yang baik. Yakni dengan segera melakukannya sekarang mungkin, untuk mencapai dan memperbaiki hari ini, demi menyongsong hari esok yang lebih baik.

Ubahlah pandangan dan sikap Anda melihat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Mengingat besarnya kemungkinan meningkatkan kelas Anda mencapai sesuatu yang mungkin. Sesuatu yang tidak mungkin bisa jadi mungkin, asal ada keikhlasan dan tahu cara mencapainya. Karena sikap yang tadinya melemahkan diri beranggapan tidak mungkin, itu hanya menambah beban pikiran dan tidak membahagiakan kehidupan Anda di masa depan.

Lebih baik lakukan cara menghindari kata “seandainya” di masa lalu untuk melihat ke belakang. Namun kata seandainya digunakan untuk melihat ke masa depan. Dengan melakukan apa yang Anda inginkan sekarang dan sesuai kemampuan, agar di masa depan nanti kita tidak akan mengatakan kata seandainya di masa lalu.

Jadi sekarang jangan mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin kita bisa lakukan. Segeralah melakukan yang sekarang mungkin, agar besarnya kemungkinan yang dilakukan dapat meningkatkan kelasnya untuk menjadi yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Abaikan Pendapat Buruk
Banyak orang takut memimpikan sesuatu yang setinggi mungkin dapat dilakukannya. Beralasan karena takut jatuh atau gagal. Akibatnya tidak berani memimpikan pada tujuan yang tinggi. Dampaknya orang itu terpaksa memimpikan sesuatu yang tidak terlalu tinggi, membuatnya lebih melihat pada tingkat risiko dan kecewanya yang rendah.

Padahal jika impian Anda tinggi, pasti hasilnya tinggi. Tapi jika impian Anda pas-pasan, hasilnya juga pas-pasan. Orang yang meninggikan atap dan impiannya akan meningkatkan standarnya. Dan anehnya orang yang menuntut yang terbaik akan memperoleh terbaik. Begitu juga yang menerima apa adanya, akan memperoleh hasil apa adanya.

Contohnya jika kita melihat diri di cermin. Kalau kita melihat kondisi diri dengan apa adanya, tentunya akan stres. Sehingga tidak bisa berbuat banyak mengoptimalkan potensi diri yang mampu dimunculkan. Ubahlah sudut pandang memandang diri dengan melihat ‘saya bisa jadi apa.’ Sehingga Anda tidak menyepelekan keadaan yang ada sekarang ini.

Untuk itu, tinggikanlah impian Anda sesuai keinginan Anda dan wujudkankah impian itu dengan sungguh-sungguh. Karena pencapaian hidup berkehidupan lebih baik, tergantung dari apa yang dikerjakan sekarang. Hidup ini harus fokus. Maka hiduplah untuk satu pilihan. Hanya hidup dari pilihan pertama menjadikan orang tidak menyepelekan apa yang dikerjakan sekarang.

Sukses tidaknya seseorang telah diperhitungkan di masa lalunya. Jangan mengeluhkan sesuatu yang telah terjadi. Namun perbaiki diri dan mulai berhitung bahwa hari ini untuk mencapai hari esok yang lebih baik. Jangan pikirkan kekecewaan dan gagal. Biarlah semua berjalan. Semakin banyak gagal maka semakin besar peluang sukses.

Mari abaikan pendapat buruk mengenai penilaian dari diri kita. Dan abaikan pendapat orang lain tentang keburukan yang mengganggu diri kita. Dengan demikian diri kita tidak menyepelekan keadaan yang ada sekarang, untuk mencapai keberhasilan dan kebaikan di masa depan. Biarlah kebesaran hanya milik Tuhan. Biarlah yang impossible menjadi rahasia Tuhan. Tugas dan urusan manusia yang possible saja.

Untuk itu, berlakulah sepenuh hati untuk menjadi pribadi yang pantas untuk dibesarkan. Karena harapan adalah kekuatan yang meyakini sesuatu yang mungkin. Dan harapan itu adalah ketabahan untuk mencapai kebahagiaan.

Sebagai Pribadi Luar Biasa
Ketidaktahuan adalah salah satu kelemahan hidup. Namun ketidaktahuan yang paling baik, adalah tidak tahu bahwa segala sesuatu tidak mungkin dilakukan kita. Itulah keberhasilan hidup yang membuat dunia akan kaget jika mereka tahu bahwab Anda bisa melakukannya. Misalnya, ada yang bilang,” itu sangat sulit dilakukan, lebih baik jangan.’ Atau segala ucapan yang melemahkan kemampuan Anda..

Untuk itu, ambil sikap dan katakan,’itu kan pendapatmu dan saya belum mencoba.’ Sehingga Anda memberi kesempatan diri untuk melakukannya lebih dulu.

Dalam hal ini, sesuatu yang tidak mungkin (impossible) bisa menjadi mungkin (possible) tergantung bagaimana keikhlasan Anda menjalankan sesuatu yang impossible itu dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, harapan adalah awal dari masa depan. Harapan adalah mata yang bisa melihat hal yang tidak terlihat. Jadi berharaplah sesuatu yang baik. Serta jadikanlah menjadi yang mungkin.

Caranya dengan memperbanyak diri Anda dari ketidaktahuan menjadi banyak tahu. Sehingga kelemahan hidup yang Anda miliki bisa teratasi untuk menyambut kehidupan hari esok menjadi lebih baik. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Berserah diri dan ikhlas menjalankan hidup, merupakan upaya menguatkan hubungan Anda dengan Tuhan. Memang lingkungan yang tidak kondusif mengganggu optimalisasi diri untuk memperbaiki kehidupannya. Namun jangan menjadi pribadi mengeluh. Karena mengeluh adalah hanya untuk orang yang biasa.

Jadilah diri sebagai manusia luar biasa. Yakni, dengan mengubah atau memindahkan sudut pandang Anda. Apalagi jika Anda menjadi sosok pengubah lingkungan. Sehingga kekuatan orang yang menghalangi Anda dapat disingkirkan dengan mudah.

Menjadi pribadi yang memuliakan diri dituntut memiliki jiwa penyayang. Maka diperlukan mengolah emosi untuk tetap terjaga baik. Karena emosi yang baik untuk tujuan atau maksud yang baik cenderung dijauhkan oleh lingkungan. Dengan demikian, jangan sampai emosi baik Anda mengalahkan tindakan yang sepatutnya lebih dikedepankan. Tindakan bertujuan baik adalah cara terbaik menjaga kualitas diri Anda tetap disayang oleh lingkungan.

Bahasa Pengharapan
Orang damai itu mendamaikan dirinya. Kalau tidak mampu mendamaikan diri sendiri, bagaimana mampu mendamaikan banyak orang lain. Dalam hal ini, abaikan emosi baik Anda dan gunakan berupa tindakan baik. Dengan cara itu, Anda memenangkan pertandingan hidup.

Diumpamakan jika ada dua ekor anjing berkelahi. Bukan karena kuat-kuatnya, atau besar-besarnya badan yang dimiliki, tapi bagaimana strategi untuk menjadikannya menang. Seorang yang besar memiliki pribadi yang kuat. Dia hanya tersentuh oleh keramahan yang melunakkan pukulan atau sentuhan yang agak keras.

Untuk menghadapi orang yang memiliki kedamaian hati tinggi, lakukan dengan cara memberikannya harapan sebagai kekuatan yang meyakininya melihat ketulusan Anda mengkritisinya dengan cara baik.

Dengan demikian, kritik yang disampaikan tidak membuatnya sakit hati. Karena kritik akan melukai perasaan. Gunakan bahasa yang tadinya mentapikan dengan bahasa berupa harapan. Sehingga orang lain menerimanya dengan ikhlas.

Kritik tidak ada masalah dilakukan pada atasan. Asal kritik itu tidak bertujuan pribadi. Namun lebih pada kebaikannya melihat maksud yang disampaikan. Yakni, atasan akan melihat ketulusan Anda lebih besar buat kebaikannya daripada kepentingan pribadi Anda menyampaikan maksud tersebut.

SEMUA KEBERHASILAN BESAR DARI HIDUP INI DICAPAI DENGAN HAL YANG ALAMIAH

TINGGIKANLAH ATAP DARI IMPIAN ANDA

TIDAK ADA PILIHAN KEDUA YANG ADA HANYA PILIHAN PERTAMA DAN YANG LAIN HARUS ANDA LUPAKAN

KETIDAK-TAHUAN ADALAH SEBAB DARI KELEMAHAN HIDUP

KEBESARAN ITU MILIK TUHAN. MAKA BERLAKULAH SEBAGAI PRIBADI YANG PANTAS DIBESARKAN



(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1122 – Juli 2011)

96. Tali Rezeki

Keindahan hidup itu dibangun dengan hati yang bening dan pikiran yang jernih. Maka peliharalah keterhubungan hatimu dengan Tuhan. Jangan sampai putus.

Tuhan menetapkan rezeki kita bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya. Untuk itu, jagalah nama Tuhan di hati dan bertindak dalam kesadaran. Dengan demikian, keterhubungan itu tetap terjaga baik. Karena apa saja yang menarik perhatian Tuhan tidak boleh talinya terputus.

Begitupun sesungguhnya, harta utama dan kekayaan yang paling utama kita adalah Iman. Itulah nilai tertinggi selain kesehatan, hati yang bening, pikiran yang jernih dan perilaku yang indah atau baik..

Kunci Bahagia

Pantaskanlah diri kita untuk menerima yang besar. Karena rezeki kita besar jika kita bernilai besar bagi orang lain. Rezeki kita kecil jika kita bernilai kecil bagi orang lain. Jadi jangan kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain kepada kita. Mungkin itu adalah pemberitahuan untuk kita memeriksa, dan tidak melanjutkan sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan kecil dari orang lain.

Rezeki itu bukan hanya uang. Rezeki itu meliputi semua rahmat Tuhan bagi kita, yang bisa berupa kesehatan, kedamaian, ilmu, keluarga yang sejahtera dan berbahagia, nama baik, serta pengaruh yang besar untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan.

Jangan berprilaku yang berdampak tidak membaikkan rezeki. Karena prilaku yang tidak baik, maka rezeki yang diperoleh jauh dari perhatian Tuhan pada kita. Apalagi menyalahkan nasib. Padahal itu kualitas hidup yang dibuatnya sendiri. Tuhan Maha Adil. Yang bernilai bagi orang lain, akan dijadikan Tuhan bernilai.

Apakah kita sampai hati, meminta Tuhan menjadikan orang yang malas, tidak jujur, dan penggerutu, untuk hidup dalam keindahan yang semestinya disediakan untuk jiwa - jiwa baik yang bermanfaat bagi saudaranya ?

Oleh karena itu, hubungkan rezeki kita pada sumbernya, yaitu pada Tuhan. Kalaupun permintaan kita belum dipenuhiNya, maka berprasangka baiklah pada Tuhan. Karena Tuhan mengetahui apa yang akan diberikanNya, apakah bakal merusak pribadi yang disayanginya itu. Atau kualitasnya pribadinya bakal turun kalau diberi rezeki.

Jadilah menjadi pribadi yang pantas oleh Tuhan. Sehingga memberi jaminan pada kita diberi pangkat, tidak berubah, dikarunia rezeki, tidak mengurangi kualitas prilakunya. Dengan adanya keterhubungan tali itu, membuat Tuhan tahu apa yang menarik perhatianNya dari tiap gerakan dari tali tersebut. itu. Itulah keistimewaan keterhubungan tali yang menyatukan diri denganNya.

Ada 3 komponen agar tali rezeki selalu terkait dengan Tuhan. Yakni, memantaskan diri yang sudah diberi, menggunakan yang sudah ada, dan tahu caranya meminta. Karena meminta itu merupakan kunci menuju kebahagiaan yang ditelantarkan. Kemampuan cara meminta mengindentikasi cara kita berdoa.

Religius dan Spritual
Saya teringat pengalaman masa muda. Pengalaman ini telah saya buktikan saat mencari rezeki dengan berjualan lukisan yang saya buat sendiri. Banyak komentar dari mereka hanya melihat lukisan saya daripada membelinya. Sehingga waktu saya lebih banyak menunggu saja.

Saya berpikir untuk melakukan bisnis yang disukai dan menjual dengan cara yang dibutuhkan. Sehingga orang akan membayar dengan sangat baik. Hasilnya saya syukuri sebagai kemudahan jalan yang diberikan Tuhan.

Begitupun, saya beruntung dengan cara orangtua yang membaikkan rezekinya untuk orang lain. Walau hasilnya tidak dinikmati oleh orangtua saat itu, atau keberhasilannya itu tidak ada di musimnya, namun kebaikannya dinikmati anak-anaknya di kemudian hari.

Saya tidak anjurkan hati yang kebaikannya mengidentifikasi rezekinya, untuk melakukan sesuatu yang mengurangi kualitas hidupnya. Seperti menyuap atau korupsi. Karena jika itu dilakukan, maka dia tidak berharap pada Tuhan. Bukti dari Iman adalah tindakan dan itu sumber dari Rezeki. Ada dua hal yang perlu dilakukan, Doa dan Tindakan. Karena Iman itu sangat indah dan logis.

Jika sesuatu tindakan belum ada hasilnya padahal sudah cukup berdoa, mungkin masih ada tindakan yang perlu diperbaiki. Segeralah melihat tindakan apa yang dirasakan sebagai penghambat kebaikan rezekinya. Mungkin masih ada ketidakteraturan dalam hidup yang masih perlu perbaikan. Sehingga tidak sinkron dengan alam.

Dalam hal ini, perlu dibedakan antara religius dan spritual. Religius berkaitan dengan tuntunan dan spritual berkaitan dengan jiwa. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing. Berkaitan dengan religius ada rukun agama yang harus dipenuhi. Salah satunya, apakah imannya membebaskan orang ini menjadi orang yang lebih baik. Atau, apakah kebaikannya justru terbatasi.

Misalnya kasar hanya karena beda pendapat. Padahal gunanya beda pendapat itu, agar menjadi orang yang lebih baik. Orang yang tidak beriman jika tidak teratur dan tidak sinkron dengan alam. Kebaikan itu sangat baik dilakukan oleh orang yang membaikkan lingkungannya dan menghidupkan malamnya untuk keheningan hati.

Doa dan Gembiralah
Sempat ada komentar dari seorang teman, kalau dirinya perlu membina koneksi dengan seseorang yang nantinya berpeluang sebagai menteri atau pejabat. Sehingga koneksi dengan Tuhan terabaikan. Justru hal ini membuat rezekinya tidak adil pada orang lain. Mengingat dilakukan dengan tidak jujur. Sekaligus juga memperlakukan pejabat itu menjadi tidak jujur.

Padahal, koneksi dengan Tuhan jauh lebih baik dan tanpa pamrih. Dengan menjaga hubungan dengan Tuhan yang memiliki kemampuan di atas manusia, tidak ada masalah bagiNya memberi kekayaan pada siapa saja yang membutuhkan. Lebih baik 10 persen memiliki kekayaan tapi dihasilkan dengan kejujuran daripada benar-benar kaya namun menyiksa jiwa.

Kalau ingin rezeki yang diperoleh mendapat keberkahan maka baikkan hati. Jangan sampai membuat membuat hati terbakar karena prilaku yang tidak membaikkan hati itu. Datanglah pada Tuhan dengan doa. Bukan memintanya disaat sedang sedih. Karena Tuhan lebih mendengar permintaan dari doa kita, bukan dari kesedihan kita.

Apalagi kalau kalau kita sadar ada tali yang menghubungkan dengan Tuhan, maka peganglah erat-erat. Jangan sampai longgar karena tidak memenuhi ajaran dan tuntunan.

Jadilah pribadi yang pantas untuk diberi. Jadilah pribadi yang bergembira. Karena kegembiraan itu lebih mudah membawa keberhasilan. Dan keberhasilan itu kualitas perjalanan, untuk menjadi pribadi beriman yang bening hatinya dan indah prilakunya.

SYUKUR ITU SEBAIKNYA HARTA DAN SEBAIKNYA MODAL IMAN

ORANG YANG HIDUP NYA TIDAK TERATUR MAKA TIDAK SINKRON DENGAN ALAM.

BERLAKULAH PANTAS BAGI KEDEKATAN YANG DEMIKIAN INDAH DENGAN TUHAN


(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1121 – Juni 2011)

95. Di Kejar Anjing Gila

Berprinsiplah seperti dikejar anjing gila, agar kesuksesan hidup dan impian yang ingin diraih bisa cepat terealisasi. Dengan demikian, ada segenap kesungguhan yang mengoptimalkan potensi. Sehingga diri tidak sempat untuk bermalas-malasan. Sehingga tak ada yang sanggup mengurangi semangat berjuang. Yang ada hanya belajar dan bekerja.

Banyak orang hidup berpenampilan anggun. Dan keanggunannya itu, hanya merupakan bagian yang tampak dipermukaan. Karena dibalik keanggunannya itu, sebenarnya orang tersebut justru memiliki banyak hal yang dihasilkan.

Orang itu menjalankan filsafat bebek, anggun di atas air namun sibuk di bawah air. Tidak terlihat kesibukan yang dilakukan, membuatnya seperti tanpa upaya, tanpa bekerja, padahal dia bekerja dengan sangat keras.

Itulah ciri bekerja di kejar anjing gila. Tidak terlihat sibuk bekerja, namun ketika bekerja seluruh tenaga dipusatkan. Tidak tampak ada keluhan dan ketertekanan dalam situasi apapun darinya yang terlihat.

Kita akan menjadi hebat sekali kalau tertekan. Karena kegentingan itu adalah rahmat atau berkah. Sehingga ketertekanan itu membuat kita selalu tegas dan waspada.

Antara Beban dan Kemampuan
Hanya saja, keterkenan itu tidak sering datang. Tapi, bagaimana kita menciptakan ketertekanan itu agar membuat kita bekerja seperti anjing gila?

Caranya, ajukan diri dengan mengambil proyek besar dari kemampuan yang kita miliki. Tentunya hal itu membuat kita terdesak melakukan pekerjaan yang berada di atas kemampuan untuk kita kerjakan.

Mengapa mereka mau melakukannya? Dan ternyata banyak anak muda melakukan hal seperti itu. Walau sampai stres.

Kalau ingin memiliki grafik bagus dalam hidup, maka berhasillah semuda mungkin. Lalu berliburlah. Karena ukuran kesuksesan bisa dilihat dari sering tidaknya berlibur.

Kejarlah impian dan target setinggi mungkin. Jangan beranggapan uang itu penting buat keberhasilan. Keberhasilan itu bergantung bagaimana kesegeraan kita bekerja.

Mengapa tidak semua anak orang kaya berhasil, kalau ukuran keberhasilan adalah uang. Atau kalau kemiskinan itu membatasi, mengapa anak orang miskin bisa berhasil?

Untuk itu, semua bergantung kesegeraan kita bekerja. Dan mereka menerapkan prinsip di kejar anjing gila.

Lihat saja seorang pengemis yang berpura-pura cacat anggota tubuhnya ketika dikejar anjing, pasti akan lari menyelamatkan diri. Seluruh tenaganya dikeluarkan. Sampai tidak terlihat ada kepura-puraan.

Hidup itu kalau mau naik lakukan grafik yang langsung mencuat. Sehingga saat turun karena diakibatkan sakit atau gagal bisnis posisinya berada di tengah dan kemudian bangkit lagi dan turun. Dia bertahan di posisi tersebut dalam kondisi apapun.

Beda halnya kalau grafiknya lambat, maka pencapaian hasil pun tidak terlalu tinggi. Saat turun dan bertahan, posisi ketinggiannya sangat biasa.

Mereka yang mengkhawatirkan hal yang kecil maka orang itu kecil. Untuk itu, khawatir pada hal-hal yang menghebatkan, atau hal-hal yang membesarkan. Sehingga kita akan menjadi orang besar untuk kedamaian keluarga dan manfaat pada banyak orang.

Bagaimanapun antara beban dan kemampuan itu tidak sama. Jika beban lebih besar dari kemampuan itu yang menghasilkan kekhawatiran. Tapi jika kemampuan yang lebih besar dari beban, itulah yang disebut rasa takut.

Keberanian Lebih Penting dari Kualitas
Banyak orang menjadi hebat karena terpaksa. Kalau pun dalam upayanya tidak berhasil, tidak ada masalah. Minta maaflah pada hasil yang telah kita lakukan.

Dalam hal ini, permintaan maaf pada mereka yang telah sungguh-sungguh bekerja keras lebih diterima atasannya. Daripada permintaan maaf yang dilakukan oleh orang yang terlalu banyak alasan dan kredibilitas pekerjaan yang dilakukannya biasa saja.

Tidak ada istilah khawatir pada situasi yang tidak menguntungkan posisi Anda. Sekalipun Anda dalam posisi lemah, justru kekuatan itu sangat kuat.

Dibutuhkan keberanian untuk membuat kita berhasil dalam hidup ini. Keberanian itu merupakan modal utama, yang mengantarkan kita menjumpai kesuksesan.

Disini, keberanian lebih penting dari kualitas. Tunjukkan keberanian Anda menghadapi orang yang hebat. Ajukan diri Anda bahwa Anda mampu melakukan pekerjaan yang membuat orang yang hebat itu mempercayai kata-kata anda.

Banyak orang frustasi karena tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Padahal berbagai cara telah dilakukan. Semua ini karena mereka melakukan hal -hal yang sama dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil beda. Tentunya hal ini karena keterlambatan menyesuaikan diri pada hal-hal yang semestinya perlu ada pembaharuan, jika ingin memperoleh hasil yang lebih baik.

Sesungguhnya rahasia keberhasilan itu bukan sebuah rahasia. Karena keberhasilan itu bisa kita lakukan tanpa adanya sebuah rahasia.

Caranya, bekerja keraslah di setiap kesempatan. Bekerja keras itu tidak dapat disamakan dengan bekerja cerdas (smart). Karena setiap bekerja, baik itu hard atau smart adalah tetap bekerja keras. Jadi berikan semua hati dan semangat apapun dan dimanapun saat sedang bekerja keras.

Fokus Pada Keberhasilan
Kecepatan bertindak lebih baik dilakukan daripada lambat bertindak atau tidak bertindak sama sekali. Dalam situasi segenting apapun, kecepatan menembak lebih unggul daripada ketepatan bertindak.

Jadi jangan ada anggapan tidak kuat memikul beban. Padahal dalam diri kita semua ini ada otot mental yang kuat menampung seberat apapun beban.

Mintalah pada Tuhan agar kita diberikan pundak yang kuat. Bukan minta pada Tuhan agar mengurangi beban. Banyak sekali orang yang bisa memikul beban besar tapi masih bisa berjalan anggun.

Orang yang minta bebannya diringankan hanyalah orang kecil. Sedangkan orang besar dipercaya memikul beban yang berat.

Fokuslah pada proses menuju keberhasilan. Dan perlakukan segala sesuatu itu wajar Jangan pamer. Jangan pamer sedang stres. Jangan pamer betapa sulitnya pekerjaan. Anggun saja.

Orang yang ingin menjadi besar maka hadiahnya besar. Stress mendamaikan hasil yang besar. Lebih baik stres jika mengharuskan hasil besar.

UNTUK MENCAPAI KEBERHASILAN CUKUP 3 HAL, JAGA KESEHATAN (TERMASUK KESEHATAN MENTAL), BELAJAR DAN BELAJAR ITU JUGA BEKERJA, SERTA BERITAHU ORANG LAIN APA YANG ANDA BISA LAKUKAN.

KUNCI SEMUA INI ADALAH BEKERJA KERAS. UNTUK MENCAPAI YANG KITA INGINKAN, HIDUPLAH DENGAN SEPENUHNYA. KARENA HIDUP YANG DIBANGUN DENGAN SETENGAH-SETENGAH TIDAK AKAN MEMPEROLEH HASIL MAKSIMAL.

JUGA, BERSERAH DIRILAH, JANGAN SETENGAH-SETENGAH, SEHINGGA KITA MENJADI PRIBADI YANG HIDUP DENGAN SEPENUHNYA.


(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1120 – Juni 2011)