Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Monday, July 18, 2011

96. Tali Rezeki

Keindahan hidup itu dibangun dengan hati yang bening dan pikiran yang jernih. Maka peliharalah keterhubungan hatimu dengan Tuhan. Jangan sampai putus.

Tuhan menetapkan rezeki kita bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya. Untuk itu, jagalah nama Tuhan di hati dan bertindak dalam kesadaran. Dengan demikian, keterhubungan itu tetap terjaga baik. Karena apa saja yang menarik perhatian Tuhan tidak boleh talinya terputus.

Begitupun sesungguhnya, harta utama dan kekayaan yang paling utama kita adalah Iman. Itulah nilai tertinggi selain kesehatan, hati yang bening, pikiran yang jernih dan perilaku yang indah atau baik..

Kunci Bahagia

Pantaskanlah diri kita untuk menerima yang besar. Karena rezeki kita besar jika kita bernilai besar bagi orang lain. Rezeki kita kecil jika kita bernilai kecil bagi orang lain. Jadi jangan kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain kepada kita. Mungkin itu adalah pemberitahuan untuk kita memeriksa, dan tidak melanjutkan sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan kecil dari orang lain.

Rezeki itu bukan hanya uang. Rezeki itu meliputi semua rahmat Tuhan bagi kita, yang bisa berupa kesehatan, kedamaian, ilmu, keluarga yang sejahtera dan berbahagia, nama baik, serta pengaruh yang besar untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan.

Jangan berprilaku yang berdampak tidak membaikkan rezeki. Karena prilaku yang tidak baik, maka rezeki yang diperoleh jauh dari perhatian Tuhan pada kita. Apalagi menyalahkan nasib. Padahal itu kualitas hidup yang dibuatnya sendiri. Tuhan Maha Adil. Yang bernilai bagi orang lain, akan dijadikan Tuhan bernilai.

Apakah kita sampai hati, meminta Tuhan menjadikan orang yang malas, tidak jujur, dan penggerutu, untuk hidup dalam keindahan yang semestinya disediakan untuk jiwa - jiwa baik yang bermanfaat bagi saudaranya ?

Oleh karena itu, hubungkan rezeki kita pada sumbernya, yaitu pada Tuhan. Kalaupun permintaan kita belum dipenuhiNya, maka berprasangka baiklah pada Tuhan. Karena Tuhan mengetahui apa yang akan diberikanNya, apakah bakal merusak pribadi yang disayanginya itu. Atau kualitasnya pribadinya bakal turun kalau diberi rezeki.

Jadilah menjadi pribadi yang pantas oleh Tuhan. Sehingga memberi jaminan pada kita diberi pangkat, tidak berubah, dikarunia rezeki, tidak mengurangi kualitas prilakunya. Dengan adanya keterhubungan tali itu, membuat Tuhan tahu apa yang menarik perhatianNya dari tiap gerakan dari tali tersebut. itu. Itulah keistimewaan keterhubungan tali yang menyatukan diri denganNya.

Ada 3 komponen agar tali rezeki selalu terkait dengan Tuhan. Yakni, memantaskan diri yang sudah diberi, menggunakan yang sudah ada, dan tahu caranya meminta. Karena meminta itu merupakan kunci menuju kebahagiaan yang ditelantarkan. Kemampuan cara meminta mengindentikasi cara kita berdoa.

Religius dan Spritual
Saya teringat pengalaman masa muda. Pengalaman ini telah saya buktikan saat mencari rezeki dengan berjualan lukisan yang saya buat sendiri. Banyak komentar dari mereka hanya melihat lukisan saya daripada membelinya. Sehingga waktu saya lebih banyak menunggu saja.

Saya berpikir untuk melakukan bisnis yang disukai dan menjual dengan cara yang dibutuhkan. Sehingga orang akan membayar dengan sangat baik. Hasilnya saya syukuri sebagai kemudahan jalan yang diberikan Tuhan.

Begitupun, saya beruntung dengan cara orangtua yang membaikkan rezekinya untuk orang lain. Walau hasilnya tidak dinikmati oleh orangtua saat itu, atau keberhasilannya itu tidak ada di musimnya, namun kebaikannya dinikmati anak-anaknya di kemudian hari.

Saya tidak anjurkan hati yang kebaikannya mengidentifikasi rezekinya, untuk melakukan sesuatu yang mengurangi kualitas hidupnya. Seperti menyuap atau korupsi. Karena jika itu dilakukan, maka dia tidak berharap pada Tuhan. Bukti dari Iman adalah tindakan dan itu sumber dari Rezeki. Ada dua hal yang perlu dilakukan, Doa dan Tindakan. Karena Iman itu sangat indah dan logis.

Jika sesuatu tindakan belum ada hasilnya padahal sudah cukup berdoa, mungkin masih ada tindakan yang perlu diperbaiki. Segeralah melihat tindakan apa yang dirasakan sebagai penghambat kebaikan rezekinya. Mungkin masih ada ketidakteraturan dalam hidup yang masih perlu perbaikan. Sehingga tidak sinkron dengan alam.

Dalam hal ini, perlu dibedakan antara religius dan spritual. Religius berkaitan dengan tuntunan dan spritual berkaitan dengan jiwa. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing. Berkaitan dengan religius ada rukun agama yang harus dipenuhi. Salah satunya, apakah imannya membebaskan orang ini menjadi orang yang lebih baik. Atau, apakah kebaikannya justru terbatasi.

Misalnya kasar hanya karena beda pendapat. Padahal gunanya beda pendapat itu, agar menjadi orang yang lebih baik. Orang yang tidak beriman jika tidak teratur dan tidak sinkron dengan alam. Kebaikan itu sangat baik dilakukan oleh orang yang membaikkan lingkungannya dan menghidupkan malamnya untuk keheningan hati.

Doa dan Gembiralah
Sempat ada komentar dari seorang teman, kalau dirinya perlu membina koneksi dengan seseorang yang nantinya berpeluang sebagai menteri atau pejabat. Sehingga koneksi dengan Tuhan terabaikan. Justru hal ini membuat rezekinya tidak adil pada orang lain. Mengingat dilakukan dengan tidak jujur. Sekaligus juga memperlakukan pejabat itu menjadi tidak jujur.

Padahal, koneksi dengan Tuhan jauh lebih baik dan tanpa pamrih. Dengan menjaga hubungan dengan Tuhan yang memiliki kemampuan di atas manusia, tidak ada masalah bagiNya memberi kekayaan pada siapa saja yang membutuhkan. Lebih baik 10 persen memiliki kekayaan tapi dihasilkan dengan kejujuran daripada benar-benar kaya namun menyiksa jiwa.

Kalau ingin rezeki yang diperoleh mendapat keberkahan maka baikkan hati. Jangan sampai membuat membuat hati terbakar karena prilaku yang tidak membaikkan hati itu. Datanglah pada Tuhan dengan doa. Bukan memintanya disaat sedang sedih. Karena Tuhan lebih mendengar permintaan dari doa kita, bukan dari kesedihan kita.

Apalagi kalau kalau kita sadar ada tali yang menghubungkan dengan Tuhan, maka peganglah erat-erat. Jangan sampai longgar karena tidak memenuhi ajaran dan tuntunan.

Jadilah pribadi yang pantas untuk diberi. Jadilah pribadi yang bergembira. Karena kegembiraan itu lebih mudah membawa keberhasilan. Dan keberhasilan itu kualitas perjalanan, untuk menjadi pribadi beriman yang bening hatinya dan indah prilakunya.

SYUKUR ITU SEBAIKNYA HARTA DAN SEBAIKNYA MODAL IMAN

ORANG YANG HIDUP NYA TIDAK TERATUR MAKA TIDAK SINKRON DENGAN ALAM.

BERLAKULAH PANTAS BAGI KEDEKATAN YANG DEMIKIAN INDAH DENGAN TUHAN


(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1121 – Juni 2011)

No comments: