Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 9, 2010

43. “Rezeki Njepret”




Banyak sekali orang yang rezekinya sedang tertunda, dan berdoa kapan segera beroleh rezeki itu.

Kebanyakan dari kita terus menua, tetapi rezekinya tidak sama dan sejalan dengan usia kita. Karena kita menua tetapi sering berbuat salah, tidak mau mendengarkan nasihat, sering ngeyel, dan sebagainya.

Perilaku yang Memperlambat Rezeki
Rezeki itu harusnya sama dengan dimana kita berada. Kalau ia usia 40 tahun harusnya kaya-nya sesuai dengan usia 40 tahun, pangkatnya juga setinggi yang direncanakan Tuhan. Tetapi semua ini tidak akan tercapai jika sejak kecil tidak dilatih disiplin, misalnya sekolah saja masih suka bolos, ujian sibuk cari contekan. Ia memang sibuk, tetapi ia sibuk dengan jalan yang tidak jujur. Sehingga banyak orang dengan rezekinya yang tidak besar, karena belum berlaku baginya, rezeki yang pantas sesuai usianya.

Jika ingin berezeki baik, kita harus ikhlas melepaskan perilaku yang selama ini memperlambat pertumbuhannya. Kalau kita ta’at kepada yang benar, kita akan berjalan dengan rezeki yang sesuai dengan menuanya diri kita. Yang menjadikan seseorang itu hebat atau kecil adalah pendapat. Perhatikan orang yang hidupnya lemah, lambat dan marah kepada lingkungannya adalah orang yang sulit mengubah pendapatnya.

Menyuapi bayi tikus dengan susu gajah, tidak akan membuatnya menjadi gajah. Sehingga kita bisa memilih menjadi bayi gajah. Siapapun Anda jika ingin berhasil, putuskan sekarang bahwa “Aku bayi gajah”; lalu perhatikan para gajah, dan tiru perilaku gajah. Terkadang kita tidak “njepret” rezekinya karena kita itu bayi gajah yang berperilaku kecil. Kita berperilaku kecil karena yang dikhawatirkannya yang kecil-kecil, yang dipikirkannya yang kecil-kecil dan yang dipertengkarkannya dengan orang yang kecil-kecil.

Kalau kita ingin rezeki kita menyusul, bagaimana kalau kita abaikan dulu yang kecil-kecil yang terbukti tidak memuliakan kita? Boleh kita ambil pikiran orang-orang yang besar, perasaan mereka, lalu perilaku mereka, meniru. Kalau meniru yang baik, mengapa ditolak? Terutama bagi yang muda, kalau mau sama, samalah dengan yang hebat, kalau mau beda, bedalah dengan yang lemah.

Setia dalam Jalan Sederhana
Sebenarnya semua jawaban permasalahan dalam kehidupan kita itu harusnya sederhana. Tetapi kita sering tidak percaya kalau jawabannya tidak kompleks. Contoh; dukun yang rumahnya dekat dengan kita itu tidak manjur. Dukun harus jauh sehingga harus menempuh perjalanan yang berat sampai itu manjur.

Sama dengan nasehat, kalau nasehat datang dari orang dekat tidak didengarkan, kalau dari orang lain didengarkan. Sehingga kita sulit menemukan jawaban yang baik, karena yang dekat baik tidak didengarkan dan yang jauh salah dituruti.

Jadi mulai sekarang coba disederhanakan. Kalau memang harus bersemangat, ya bersemangatlah. Nah, masalahnya, bagaimana kalau kita malas? Ada orang yang memang dilahirkan asli pemalas. Dan semua orang sebetulnya berbakat menjadi pemalas, karena malas itu tenaga yang hebat.

Lihat saja, kita mau jadi kaya agar bisa menugaskan orang lain untuk mengerjakan hal yang tidak kita sukai, kita ingin membangun rumah yang besar maka kita tugaskan orang lain. Kita setiap hari bekerja keras supaya bisa malas-malasan nantinya. Jadi lakukanlah sesuatu yang sederhana, yang Anda sudah tahu jawabannya. Lalu pastikan Anda setia dalam jalan yang sederhana itu.

Ada anggapan bahwa kita tidak mungkin ikhlas melakukan sesuatu yang kita anggap sulit dan tidak ada gunanya. Berapa banyak orang yang mengatakan ‘malas ah’? Itu anggapannya berarti pekerjaannya tidak berguna, meletihkan, tidak menguntungkan.
Berapa banyak juga orang yang mengatakan ‘habis bagaimana dong’? Itu berarti orang seperti ini melakukan sesuatu yang sudah pasti disalahkan orang, dan jawaban yang dia tahu cuma itu. Orang-orang yang menganggap ‘hanya itu yang bisa saya lakukan’ sering menggunakan kata itu.

Bandingkan dengan seseorang yang apabila diajak melakukan sesuatu dia menjawab ‘boleh’, atau ‘kemana? apa yang mau kita kerjakan?’, atau ‘kita bisa belajar apa dari situ?’. Atau seseorang yang ketika melakukan sesuatu bertanya pada dirinya sendiri ‘ada tidak cara yang lebih baik dari ini?’. Coba Anda kembali pada bisnis Anda masing-masing, dan tanya ‘adakah cara yang lebih baik lagi?’.

Kebahagiaan yang Diterlantarkan
Penderitaan tidak harus datang dari penderitaan. Kebahagiaan yang ditelantarkan pun bisa jadi sumber penderitaan. Banyak orang yang pada waktu punya uang sedikit, lebih hati-hati dan berhemat. Lebih mau meminta tolong ke istri, ke anak atau ke tetangga untuk bekerja sama. Setelah kaya, dia menjadi sombong karena dia merasa segala sesuatu bisa dibeli.

Lalu kepada istri dia berkata ‘kalau bukan karena aku yang mencari uang, kalian mau makan apa?’. Padahal dia hanya melewatkan rezeki keluarga. Tidak ada orang yang rezekinya untuk dia sendiri. Rezeki itu compounded, berarti orang tidak boleh sombong. Karena kesombongannya itu nantinya akan diberi masalah, seperti rezekinya hanya untuk sendirian, jadi hanya sedikit.

Lakukan yang benar, soal nanti orang lain berbuat tidak benar, itu bukan urusan kita. Jangan sampai kekhawatiran kita bahwa orang lain akan tidak berlaku jujur membuat kita tidak berlaku jujur. Setialah kepada yang benar.

Dalam upaya kita mencari rezeki, kita sering sekali lupa mensyukuri apa yang sudah menjadi rezeki kita. Jadi mungkin yang kita cari ini menjadi lebih baik karena kita tahu mana yang sudah kita miliki. Sehingga kita tidak bekerja dengan mengeluhkan yang sudah kita miliki. Sehingga kita hanya berfokus pada apa yang belum kita miliki. Contohnya, jika seseorang gajinya Rp 10 juta/bulan, berapa rezekinya? Ya Rp 10 juta. Tapi bulan ini dia tidak kehilangan handphone yang harganya Rp 8 juta, lalu tidak menyenggol 8 mobil mewah yang totalnya mungkin bisa Rp 64 juta, tidak kena fitnah sehingga tidak harus buat konferensi pers seharga Rp 30 juta, lalu anak bisa sembuh dari sakitnya tanpa diobati, coba ditotal itu semua. Kita itu sering menyepelekan rezeki. Kita menganggap rezeki itu hanya uang, kita mengeluh kalau uang kita sedikit.

Rezeki itu sebetulnya besar dan sudah kita miliki. Tugas kita sekarang adalah menggunakan rejaki yang sudah ada pada kita sebagai pemulia kehidupan orang lain. Supaya dengannya kita dimuliakan dengan rezeki yang lebih besar.

Harapan Adalah Benang Penghubung
Kita tidak boleh membatasi bahwa yang dinamakan rezeki itu hanya yang sudah dinikmati. Bahkan yang tidak kita sadari sudah ada pada kita, itu sudah termasuk rezeki. Tabungan yang belum digunakan itu rezeki, tapi rezekinya berupa kewenangan. Orang yang mempunyai tabungan lebih berwenang merencanakan sekolah yang baik untuk anak-anaknya, rumah yang sehat bagi keluarganya, kendaraan yang aman untuk istrinya.
Jadi, jangan batasi konsep yang disebut rezeki. Karena rezeki yang paling penting, paling indah, paling bernilai adalah iman. Itu sebabnya kita berdoa ‘Tuhan, ijinkan aku hidup dalam keimanan, bahkan ijinkan aku mati dalam keimananan’. Di dalam doa itu mudah-mudahan kita sehat, mudah-mudahan kita damai, mudah-mudahan kita sejahtera, mensejahterakan orang lain, dapat memimpin dengan amanah.

Itu sebabnya jangan batasi hak kita untuk menjadi berhasil semuda mungkin. Untuk mencapai tingkat setinggi mungkin dari kedudukan serendah apapun, janganlah pernah putus harapan, karena harapan adalah satu-satunya benang yang menghubungkan orang yang paling tersiksa dengan yang bisa menolongnya, yaitu Tuhan. Sederhananya, kalau kita belum cukup pandai, maka berimanlah. Setelah pandai karena sering salah dalam menggunakan kepandaian, berimanlah. Kalau ragu, maka berimanlah. Kalau yakin dan sering salah karena keyakinan, berimanlah. Iman itu solusi bagi kehidupan.

Banyak Meminta Maaf
Jika ada yang bertanya ‘sampai kapan suatu keadaan akan bertahan?’ Itu tergantung dari apakah Anda meneruskan cara-cara Anda yang sama, itu saja. Karena hidup kita itu selalu ada masalah. Masalah dihadirkan dalam hidup kita untuk diselesaikan. Banyak orang tidak menyelesaikan tapi hanya menyesuaikan diri dengan masalah. Misalnya, setiap kali banjir naik 30 cm di ruang tamu, yang anda lakukan cuma naik ke kursi. Jika sedang kekurangan uang, yang Anda lakukan adalah berhemat tanpa mau melihat pentingnya mencari uang lebih.

Jadi bagi orang yang bertanya ‘sampai kapan penderitaanku akan berakhir?’, harusnya kembali bertanya ‘sampai kapan saya hanya akan menyesuaikan diri dengan masalah dan tidak menjadi pribadi yang kuat yang menyelesaikan masalah?’.

Mari ambil contoh dari sebuah ketapel yang powerful. Jika diibaratkan karet ketapel itu rezeki kita, dan kayunya sebagai umur kita, bagaimana jika mulai hari ini kita menempatkan pilihan untuk melepaskannya? Perhatikan, bahwa setiap orang yang menjadikan kehidupan yang besar selalu mencapai kebesarannya melalui pilihan-pilihan yang baik.

Pilihlah bahasa yang baik untuk keluar dari bibir Anda, atau dari tulisan Anda. Berdirilah dengan cara yang menjadikan Anda pemandangan yang baik bagi yang melihat. Jadikanlah suara Anda menjadi penghibur bagi duka nestapa orang. Kalau kita lakukan itu, kalau kita pilih, maka perhatikan orang-orang yang memilih dengan hati-hati untuk menjadi pribadi pilihan.

Contohnya, kalau Anda sudah menjadi pribadi pilihan, orang pasti akan berkata ‘Erna saja’, untuk mengerjakan ini ‘Eko saja’, untuk mengerjakan itu ‘Hari saja’, Anda selalu terpilih. Jadi kalau begitu sebetulnya kita sedang memilih pikiran, perasaan, dan tindakan yang baik untuk menjadikan kita pribadi pilihan supaya rezeki kita ‘njepret’, kembali ke seharusnya rezeki kita. Itulah kenapa dalam doa kita dianjurkan untuk banyak meminta maaf, supaya kalau dimaafkan kita kembali kepada kualitas seperti yang direncanakan dulu.

Jadi mari kita simpulkan, kalau ikhlas itu adalah kekuatan yang paling besar, itu betul. Karena keikhlasan menjadikan kita kembali kepada kualitas yang direncanakan Tuhan. Yang berezeki baik, yang sejahtera, yang berbahagia dan yang dirindukan kehadirannya oleh keluarga dan rekan-rekannya. Pilihlah pikiran yang baik, pilihlah perasaan yang baik, dan pilihlah tindakan yang baik, lalu perhatikan apa yang terjadi.


“Kalau mau sama, samalah dengan yang hebat, kalau mau beda, bedalah dengan yang lemah”

“Terimalah apapun yang kita miliki sebagai yang terbaik untuk mencapai yang lebih baik, karena percaya yang paling baik itu belum datang”

“Iman adalah pelengkap dan penyempurna dari logika kita yang sangat terbatas”

“Keikhlasan menjadikan kita kembali kepada kualitas yang direncanakan Tuhan”

“Setiap orang yang menjadikan kehidupan yang besar selalu mencapai kebesarannya melalui pilihan-pilihan yang baik”

“Kita tidak boleh membatasi bahwa yang dinamakan rezeki itu hanya yang sudah dinikmati. Bahkan yang tidak kita sadari sudah ada pada kita, itu sudah termasuk rezeki”

“Sebenarnya semua jawaban permasalahan dalam kehidupan kita harusnya sederhana. Tetapi kita sering tidak percaya kalau jawabannya tidak kompleks”



*Mario Teguh Golden Ways disusun oleh Ayu E Setyowati dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1068 (14 Juni – 20 Juni 2010)

Wednesday, June 2, 2010

42. Membarukan Hidup



Tak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang baru dan lebih kuat. Mudah-mudahan kita bisa mencapai pengertian untuk mengikhlaskan diri mengambil sikap menjadi pribadi baru yang pantas bagi kehidupan baru pula.

Di dunia ini, memang tidak ada manusia yang diberikan kehidupan yang selalu mudah, kita sudah diperingatkan untuk berhati-hati. Sejak lahir, setiap manusia memang telah diilhamkan sebuah kebaikan, namun juga diilhamkan hal-hal yang bisa menjadikan keburukan apabila kita menjadi pribadi yang buruk. Kalau kita ikhlas memilih yang baik, kita tidak perlu memperbaiki kerusakan.

Jangan Hidup Mengeluh!

Manusia tak luput dari keluhan. Mengeluh ada dua macam.
Ada keluhan yang dinamakan case by case atau kasus per kasus yaitu beban sekarang mengeluhnya sekarang, masalah sekarang mengeluhnya sekarang. Tapi juga ada keluhan yang bersifat sebagai lifestyle atau gaya hidup, yaitu di dalam dirinya memang selalu untuk mengeluh setiap saat, jadi memang hidupnya penuh dengan keluhan. Lantas, Anda masuk dikategori yang mana?

Melihat kegagalan yang dilakukan orang-orang terdahulu seperti korupsi, pembohong, dan kuno, lantas Anda mengeluh. Anda tidak boleh gagal karena pengaruh lingkungan yang tidak baik tersebut. Ingat! generasi yang meneruskan lingkungan ini siapa? Kalau yang muda-mudanya kecil hati.

Yang mengecilkan kehidupan bukanlah kurangnya kemampuan, tapi kurangnya kesungguhan untuk bertindak dan kurangnya penghormatan kepada diri sendiri sebagai modal pertama bagi pembaruan kehidupan.

Jangan ketidakpercayaan kita kepada seseorang, mengurangi hak kita untuk menjadi pribadi yang besar. Jangan gunakan kesalahan orang untuk menghukum kehidupan kita sendiri.

Banyak orang yang mengeluh bahwa masalah yang besar sangat tidak mungkin untuk ditaklukkan. Namun hidup akan menjadi benar-benar baru, sampai ada satu anak muda yang dengan sungguh-sungguh membuktikan bahwa itu mungkin.

Sabar Akan Perbedaan
Bersabarlah kalau Anda tidak mengerti maksud orang. Karena bisa saja sebetulnya menakutkan sesuatu yang sama, hanya karena kita tidak mengerti perbedaan. Hormati perbedaan, kalau Anda tidak mengerti.

Caranya : Menjadikan sesuatu sebagai pengubah keadaan, yang membuat sesuatu yang Anda khawatirkan tidak berperan lagi. Anjurannya, setiap kali Anda bertanya, Anda harus berpikir dahulu untuk memberikan pertanyaan yang berkualitas tinggi. Jadikan diri Anda sebagai pendengar yang baik, lalu setelah itu Anda mengatakan “Oh, sebetulnya kita sependapat”.

Jiwa Kuat + Hati Kuat = Hidup Baru
Sehebat atau Se-Maha Besarnya Tuhan, Beliau masih sangat rendah hati, sehingga Beliau itu menuruti apa keinginan kita. Dianugerahi kepandaian oleh Tuhan, harusnya menggunakan kepandaian itu demi sesama, tetapi malas, penunda, peragu, dan mengecilkan keinginannya sendiri. Maka, bila itu maumu, Tuhan akan mengabulkannya.
Tanamkan dalam hati! Bagaimana caranya tidak malas, jangan malas! Bagaimana caranya bisa berkomitmen, ya harus komitmen!

Ini berarti, kita sebagai hamba Tuhan, kalau ingin membangun kehidupan yang baru, harus periksa kesadaran yang akan Anda lakukan. Penting atau tidak?
Anda tidak akan bisa membangun kehidupan dengan baik di atas jiwa yang lemah. Jadi, kalau kehidupan kita ingin baik, ingin kuat, ingin hebat, jiwanya harus yang kuat.
Lantas apa perbedaan antara hati dan jiwa? Hati adalah wajah dari jiwa kita, lalu siapakah jiwa? Jiwa itu yang mendengarkan (bukan telinga), yang berpikir (bukan otak), yang melihat (bukan mata). Jiwa sebuah jendela melalui perantara mata, itulah jiwa!

Maju dengan Kecepatan Tinggi
Membarukan hidup itu membebaskan Anda dari keharusan-keharusan yang selalu berat bagi kemampuan kita. Maju dengan kecepatan yang tinggi dan yang naik, sehingga tidak harus berusia 50 tahun, untuk mampu seperti orang yang 50 tahun.

Indah sekali jika Anda baru berusia 20 tahu, namun kemampuan finansialnya sejajar dengan kemampuan finansial orang yang sudah mencapai usia 50 tahun. Dan, itu sudah banyak terbukti dengan lahirnya para muda-mudi yang sukses.

Bagaimana cara membuktikannya?
Dengan cara maju dengan kecepatan tinggi. Kalau Anda melihat hak untuk keberhasilan bukan untuk Anda, bahwa yang berhasil itu orang yang dilahirkan dari keluarga jenderal, anak orang kaya atau ningrat, atau yang berpendidikan tinggi, terangkan dulu pandangan Anda mengenai kehidupan. Jadilah jiwa yang kuat karena Anda ingin membangun kehidupan. Abaikan semua alasan orang-orang mengenai penderitaan hidup.

Jadilah pribadi yang baru. Merayakan kehidupan dengan gembira. Sentuhlah semua orang seperti sahabat yang sudah lama tidak pernah bertemu. Gunakan suara termerdu Anda. Jadikan kehadiran Anda pengindah waktu mereka. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.


Jangan gunakan ketidakpercayaan kita kepada orang lain mengurangi hak kita untuk menjadi pribadi yang besar. Semakin buruk lingkungan, semakin besar tanggung jawab kita untuk menjadi pribadi yang benar.

Yang mengecilkan kehidupan bukanlah kurangnya kemampuan, tapi kurangnya kesungguhan untuk bertindak dan kurangnya penghormatan kepada diri sendiri,sebagai modal pertama bagi pembaruan kehidupan.

Tanamkan dalam hati! Bagaimana caranya tidak malas, jangan malas! Bagaimana caranya bisa berkomitmen, ya harus komitmen!

Kunci sukses memperbaharui hidup yaitu : Jadilah jiwa yang kuat. Abaikan semua alasan orang-orang mengenai penderitaan hidup. Rayakan kehidupan dengan gembira. Sentuhlah semua orang seperti sahabat yang sudah lama tidak pernah bertemu. Gunakan suara termerdu Anda. Jadikan kehadiran Anda pengindah waktu mereka.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1067 (7 Juni – 13 Juni 2010)

41. “Thank You For Your Hearts”



Episode kali ini khusus dipersembahkan bagi pemirsa Mario Teguh Golden Ways, yang telah bersama-sama dan berbagi hati, sehingga per tanggal 6 Mei 2010 jumlah fans facebook Mario Teguh telah mencapai 1.085.000 orang.

Banyak cara-cara sederhana yang menjadikan orang ingin menjadi bagian dari pekerjaan kita. Bukan karena kita membantu orang berhasil. Banyak sekali orang berkepentingan, bagi keberhasilan pekerjaan yang memuliakan kehidupan orang banyak, karena itu diperintahkan Tuhan. Tuhan berkepentingan bagi keberhasilan orang yang hidupnya, pekerjaannya, untuk kebaikan sesama.

Mencapai Keindahan dengan Cara Indah
Apakah mungkin kehidupan yang baik dicapai melalui jalan-jalan kemarahan, kekasaran, dan memaksakan pendapat? Kita hanya bisa mencapai keindahan dengan menjadikan diri dan cara-cara kita indah. Seperti yg dikatakan oleh Kahlil Gibran; “How shall you achieve beauty if your ways are not beautiful?” Bagaimana mungkin kita mencapai keindahan apabila cara-cara kita tidak indah?

Jangan kecil hati bahwa berita mengenai ketidakjujuran pejabat dan anarkisnya masyarakat itu, lebih banyak dari program-program kebaikan di televisi. Karena kebaikan itu berada di sisi Tuhan, dan siapapun yang berjalan di jalan kebaikan. Karena jalan kebaikan adalah jalan Tuhan, sesungguhnya yang berjalan di jalan kebaikan berarti jalan bersama Tuhan.

Kebaikan dan Keburukan Akan Diperhitungkan
Jadi jangan rusak sarana kehidupan kita seperti merusak pabrik dimana kita bekerja, jangan rusak kampus. Bagaimana mungkin Anda menyebut diri Anda MAHAsiswa, yang mengambil sedikit nama Tuhan yang MAHA Esa, lalu merusak tempat dimana kita harus menuntut ilmu.

Tidak mungkin keburukan yang kita lakukan tidak dihitung kembali. Seperti juga, tidak mungkin kebaikan yang kita setiai tidak diperhitungkan. Jadi kalau kebaikan yang kita inginkan di kehidupan ini, isilah hati ini dengan kebaikan.

Datangkan Kebaikan Bagi Orang Lain
Pekerjaan yang paling mulia adalah pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan itu tidak harus dilakukan dengan meninggalkan pekerjaan Anda sekarang.
Anda berangkat dari rumah yang sama, menuju kantor yang sama, menggunakan kendaraan yang sama, tetapi dengan sikap yang baru. Yaitu menggunakan pekerjaan Anda untuk membuat orang tersenyum, membuat orang jadi lebih berterima kasih. Dia datang menemui Anda, lebih senang bahwa Anda orang baik.

Karena kita pasti senang di kala kita menemukan ada orang jujur, dan orang baik. Pesannya adalah, pastikan mulai hari ini, orang yang bertemu Anda, meninggalkan Anda dengan perasaan lebih gembira daripada waktu dia datang menemui kita.

Adakah istri yang gembira di rumah, lalu bersedih karena suaminya pulang? Adakah anak-anak yang ceria, lalu diam waktu Bapaknya pulang? Jadi coba bayangkan, ada orang yang kehadirannya dirindukan untuk menjadi pengindah waktu, tapi ada orang yang kehadirannya ditakuti. Jadi kalau mau menjadi berkah bagi alam, rahmatan lil alamin, jadilah pribadi yg dirindukan kehadirannya karena menjadi pengindah suasana.

Bersahabat dengan Musuh

Sahabat. Sahabat itu, tidak bisa Anda tunggu datangnya. Karena jiwa-jiwa orang lain itu punya kecenderungan curiga, khawatir, takut ditipu, takut dicurangi, sehingga konsep sahabat yang paling mudah adalah mensahabatkan diri kepada orang lain. Itu sebabnya saya, kenal atau tidak kenal saya sebut seseorang itu sahabat.

Mungkin beliau kejam bagi orang lain, tetapi sahabat saya. Mungkin dia culas ke orang lain, tapi dia sahabat saya. Dan mungkin dari persahabatan ini menemukan keindahan dalam berlaku baik. Karena Anda sudah tahu, cara terbaik untuk menghancurkan musuh adalah menjadikannya sahabat. Apabila ada orang yang hatinya memusuhimu, badannya tidak akan memerangimu. Maka sahabatkanlah diri kita pada orang lain.

Sesuatu yang berat untuk kita lakukan, selalu menjadi pemisah antara kita dengan keadaan yang lebih baik. Hanya keburukan yang dindingnya mudah kita tembus, karena kita pasti masuk ke wilayah yang sulit. Jadi ikhlaslah kaauo anda merasa berat untuk melakukan sesuatu yang baik. Karena memang itu tanda menuju ke sesuatu yang baik.

“Jadilah pribadi yang dirindukan kehadirannya, karena menjadi pengindah suasana”

“Cara terbaik untuk menghancurkan musuh, adalah menjadikannya sahabat”

“Sesuatu yang berat untuk kita lakukan, selalu menjadi pemisah antara kita dengan keadaan yang lebih baik”

“Karena kita terlalu lama hidup dalam kompleksitas, sehingga kita tidak lagi sederhana dalam cara-cara kita”

“Bukan manusia yang memuliakan kita, tapi Tuhan menggunakan orang lain untuk memuliakan kita”

“Orang-orang hebat itu mengabaikan apapun perasaannya, karena dia ingin menggembirakan sesama, melalui perilaku terindah dalam perasaan apapun”



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Ayu E. Setyowati dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1065 (24 Mei – 30 Mei 2010)

40. “Nanti”



Banyak dari kita yang melihat kehidupan ini dengan kata “nanti”, “nanti” tetapi tanpa tenaga. Padahal keadaan yang lebih baik nanti itu, hanya bisa dicapai dengan kesungguhan untuk menjadikan diri kita pantas bagi yang nanti.

Waktu kita kecil, untuk menjadi kita yang sekarang, ada yang kita lakukan. Pertanyaannya, apakah cara-cara yang menjadikan Anda sekarang ini akan menjadi sesuatu yang menghebatkan Anda nanti? Jika sekarang saja Anda tidak bahagia, bagaimana mungkin Anda bisa mengulangi cara-cara itu untuk menjadikan Anda pribadi yang hebat?

Apabila ada keraguan mengenai cara-cara yang selama ini kita gunakan untuk menjadikan kita seperti sekarang, kita harus memperbaiki cara itu. Karena tidak ada orang yang menjadi hebat, menggunakan cara yang sama untuk menjadi diri yang sekarang dikeluhkannya.

Lakukan Walau Tidak Ada Jaminan

Adakah jaminan bahwa yang kita lakukan sekarang akan memberikan hasil yang pasti? “Melakukan” itu tidak ada jaminannya, tetapi “tidak melakukan”, jaminannya pasti tidak menjadi apa-apa. Jadi, mau pilih yang tidak ada jaminannya tapi ada kemungkinan berhasil, atau memilih tidak melakukan apapun tapi jadi orang yang menua tanpa menjadi mampu? Pikirkanlah itu.

Pilihan kita banyak sekali. Tetapi yang harus kita lakukan adalah memilih yang terdekat diantara kita. Dan yang terdekat ini bedanya tidak banyak dari orang lain, perbedaan itu adalah “sikap”. Tapi inilah yang menjadikan perbedaan yang sangat besar.

Mungkin sikapnya beda sedikit, tapi dampaknya bagi kehidupan sangat besar. Contohnya saja, ada orang yang jika diminta tampil ke depan untuk presentasi langsung siap dan tidak takut salah, bahkan rela untuk dipermalukan atau ditertawakan. Orang seperti ini berkeyakinan bahwa dia berhak untuk berhasil, dan untuk berhasil terkadang harus bersedia untuk gagal.

Namun ada pula orang yang jika diminta tampil, harus didorong-dorong dulu. Dia hanya mau berhasil, tetapi tanpa upaya. Ini sangat tidak logis. Pantas, jika keberhasilan itu berpihak pada yang berani, yang berani mengijinkan dirinya kadang-kadang salah atau dipermalukan orang. Jadi, pilihannya adalah dengan melakukan. Izinkan diri anda untuk sampai pada keadaan “nanti” itu dalam keadaan yang lebih dihargai.

Keajaiban Berpihak pada yang Berani

Bagaimana melangkahi batas ketakutan itu sehingga menjadi berani? Justru lakukanlah yang Anda takuti. Kalau Anda melakukan sesuatu yang Anda memang berani melakukannya. Itu bukanlah hal besar. It’s small and usual.

Kalu Anda melakukan sesuatu yang Anda ragu-ragu melakukannya, itu lumayan. Tapi kalau Anda melakukan sesuatu yang Anda takut untuk melakukannya, itu baru hal besar. Inilah logikanya mengapa keajaiban berpihak pada yang berani. Karena yang berani terpaksa memasukkan dirinya ke dalam sebuah masalah besar. Dan Tuhan menjamin Anda tidak mungkin dimasukkan ke dalam masalah yang Anda tidak bisa selesaikan.

Jadi seberani-beraninya kita, kalau belum “kelas”nya, Tuhan tidak akan izinkan Anda masuk ke dalam masalah besar. Hanya setelah Anda pantas menyelesaikan masalah besar, Anda diizinkan masuk ke dalam masalah itu, dan pasti selamat. Itu jaminan Tuhan.

Berapa banyak di antara kita yang memboroskan kehidupannya yang besar dengan hanya mengerjakan hal-hal yang kecil saja? Tandanya bahwa Anda memboroskan kehidupan adalah Anda melakukan sesuatu yang juga bisa dilakukan orang lain yang tidak sama tinggi pendidikannya dengan Anda, dan melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang yang belum berpengalaman. Lalu mengapa Anda melakukan sesuatu yag bisa dilakukan orang lain, lalu minta dibayar sama dengan orang yang bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain? Jadi, kalau begitu, beranilah. Be brave.

Agama untuk Melanggengkan Kebaikan

Jika ada kalimat “Tuhan lah yang menjadikan segala sesuatunya, sedangkan kita manusia hanya berupaya”. Kalimat ini benar dan salah. Benar karena memang Tuhanlah yang berkuasa. Salah karena kita menyepelekan upaya dengan kata “hanya”.

Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika dia tidak berupaya. Berarti siapa yang bisa mengubahnya? Mengapa marah pada pemerintah, presiden, menteri, gubernur atau bupati jika nasib tidak berubah? Karena Tuhan pun tidak mengubahnya kalau kita tidak berupaya.

Kebanyakan orang yang marah karena kehidupannya tidak berubah justru adalah orang-orang yang tidak berupaya. Maka jadikan upaya itu sebagai the only way out, satu-satunya jalan keluar. Upaya adalah doa plus tindakan.

Orang yang hanya berdoa tapi tidak bertindak, itu upayanya belum utuh. Tapi apakah ada orang yang tidak berdoa dan hanya bertindak? Ada, dia berhasil, tapi tidak lama. Agama itu ada untuk melanggengkan kebaikan.

Pribadi Bagi Kebahagiaan Sesama

Apakah ada cara yang baik untuk berdoa dan berupaya agar tidak keluar jalur?
Tiap agama pasti menuntun umatnya untuk menjadi pribadi yang baik dalam agamanya. Itu sebabnya agama adalah pembaik. Apapun agamanya, agama itu harus menjadikan orang yang menganutnya baik. Sehingga lucu sekali jika agama digunakan orang untuk menistai sesamanya.

Jadi mengaculah kembali pada tuntunan di setiap agama. Tujuan kita adalah tidak untuk menjadikan orang beragama seperti kita, tujuan kita adalah untuk menjadikan orang menjadi sebaik-baiknya dalam agamanya. Hanya apabila Tuhan menyentuh kalbunya untuk memeluk agama tertentu, dia akan terserahkan tanpa paksaan, tanpa undangan. Jadi tugas kita adalah menyerahkan diri kepada kepemimpinan Tuhan lalu menjadi pribadi yang sebaik-baiknya bagi kebahagiaan sesama.

Jangan menunggu segala sesuatu baik dulu sebelum berupaya. Banyak orang mensyaratkan modal sebelum berbisnis. Padahal untuk berbisnis, modal itu pada hari memulai tidak dibutuhkan.

Jangan menyaratkan orang lain baik dulu, baru kita baik terhadap orang lain. Jika semua orang menunggu keadaan baik dulu baru berupaya, lalu siapa yang membaikkan keadaan?

Bukankah kita manusia diturunkan sebagai khalifah untuk mendatangkan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan? Maka jangan tunggu apapun sampai menjadi baik, tapi andalah yang membaikkan keadaan.

Membatalkan Hak untuk Membalas
Jika Anda ingin membalas seseorang atas sesuatu yang tidak baik dilakukannya, Anda hanya bisa membalas dengan mengenalkan rasa sakit kepadanya. Kalau Anda membalas, pasti Anda menyakiti karena Anda disakiti.

Kalu Anda memaafkan, yang Anda minta untuk membalas adalah Tuhan. Kalau Tuhan yang membalas, akan menjadikan orang tersebut lebih baik. Jadi, orang yang memaafkan itu sebetulnya memberikan izin kepada Tuhan untuk memperbaiki orang yang tadinya menyakiti kita.

Memaafkan adalah membatalkan hak kita untuk membalas, dan itu hanya orang-orang besar yang bisa melakukannya. Memang sulit menjadi orang baik yang hidupnya nanti baik, tapi mudah menjadi orang jahat yang hidupnya nanti jadi sulit. Itu logikanya.

Teknik untuk menjadi mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan adalah tidak lain kecuali dengan mengalami. Rasakanlah penghinaan, rasakanlah perendahan. Rasakan saja, rasakan cubitan dari penghinaan itu lalu gunakan kemarahan Anda sebagai tenaga untuk menghebatkan diri.

Banyak orang yang menyerahkan sesuatu kepada Tuhan tapi lalu diambilnya kembali, untuk diurusnya lagi padahal dia tidak mampu. Jadi kalau kita mau menjadi ahli dalam kehidupan, alami segala sesuatunya. Itu sebabnya ada istilah pengalaman, dan pengalaman tidak sama dengan usia. Anak muda yang sibuk, pengalamannya bisa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang berusia 60 tahun yang malas dan penunda.

Bagaimana caranya agar bisa ikhlas menerima segala sesuatunya? Jawabannya, diterima saja. Jika ada orang yang mengatakan bahwa bicara lebih mudah dari pada melaksanakan, itu disebabkan karena kerusakan yang dibuatnya sebelum ini sudah besar.

Cara dia menunda, malas, atau mungkin bertengkar dengan banyak orang, itu sudah lama. Jadi sekalipun dinasihati segala sesuatu yang powerful, pasti akan tetap merasa susah. Itu karena kerusakannya sudah besar. Jadi bagi orang yang mengatakan bicara itu mudah dan melaksanakan itu sulit, harus memeriksa cara-cara dia membangun hubungan dengan orang lain.

Keberhasilan Ada di Alam Tindakan

Persiapan yang terbaik untuk memulai sesuatu yang besar adalah dengan cara memulainya. Orang-orang sering lupa bahwa dia telah hidup cukup lama sebagai persiapan. Persiapan yang sebetulnya untuk berhasil itu bukan pendidikan, bukan training, keberhasilan itu bergantung pada kualitas Anda sebagai pribadi, dan itu dibangun dalam kehidupan, bukan dari sekolah tapi dari pergaulan, interaksi dengan orang tua, penghormatan Anda kepada yang lebih tua, itulah persiapan.

Mengapa kita menunda sesuatu yang sebetulnya bisa kita mulai karena jaminan dari langit? Bagi orang yang tidak tahu tetapi rindu mendatangkan keuntungan bagi orang lain, ia akan dibuat tahu waktu melakukan. Karena sebagian dari ilmu kita untuk berhasil ada di dalam pekerjaan. Keberhasilan tidak berada di alam rencana, keberhasilan ada di alam tindakan.

Dengan mengamati orang-orang yang berhasil dan juga yang jatuh, itulah persiapan kita untuk menjadi pemimpin. Sejak itu berarti kita sudah mulai menabung, mulai memikirkan menjadikan diri kita dibayar mahal. Karena banyak murid-murid sekolah dan mahasiswa sedang tidak sadar bahwa dia harus menjadi pribadi yang dibayar mahal nanti. Sekarang kalau ada kesempatan bolos pasti membolos. Lalu kapan rencananya menjadi mahal?

Ingat, melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kita akan menjadi sesuatu. Kita ini menjadi kita yang sekarang karena yang kita lakukan, dan yang kita hindari. Banyak sekali orang dalam membangun kehidupannya menghindari hal-hal yang harus dilakukannya.

Intinya, melakukan atau tidak melakukan sesuatu kita pasti jadi sesuatu. Hanya saja, menjadi sesuatu yang berharga atau tidak, itu tergantung dari yang dilakukan atau yang dihindari tersebut. Pesannya, lakukanlah yang harus nda lakukan, dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.

Kita menjadi sekarang dari keadaaan kita kecil dulu, karena yang kita lakukan. Tidak ada jaminan jika kita berkualitas kita akan berhasil. Karena banyak sekali jumlah sarjana yang menganggur, besar sekali jumlahnya. Itu orang-orang berkualitas yang tidak diberdayakan. Karena mungkin cara-cara ini kekurangan satu hal yang namanya kesungguhan. Jadi apapun pilihan cara kita nanti untuk menghebatkan diri kita di masa depan, tambahkanlah kesungguhan.

Pesannya, kalau kita ingin kehidupan ini bersungguh-sungguh mendengarkan keluhan kita, lalu jika kita ingin Tuhan bersungguh-sungguh menuruti permintaan kita, bersungguh-sungguhlah. Semakin kita bersungguh-sungguh, setia melakukan sesuatu yang baik, bagi orang lain maupun bagi diri sendiri, semakin kehidupan bersungguh-sungguh memuliakan kita.

Jadi jika Anda menaruh kesungguhan dalam setiap yang Anda lakukan, Anda akan lihat bagaimana kehidupan bersungguh-sungguh memperhatikan Anda. Bersungguh-sungguhlah, lalu perhatikan apa yang terjadi.


“Keberhasilan berpihak pada yang berani. Karena yang berani terpaksa memasukkan dirinya ke dalam sebuah masalah besar. Dan Tuhan menjamin Anda tidak mungkin dimasukkan ke dalam masalah yang Anda tidak bisa selesaikan”

“Jangan menunggu apapun sampai menjadi baik dulu, tapi Andalah yang membaikkan keadaan”

“Bagi orang yang mengatakan bicara itu mudah dan melaksanakan itu sulit, berarti orang itu harus memeriksa cara-cara dia membangun hubungan dengan orang lain”

“Keberhasilan tidak berada di alam rencana, keberhasilan ada di alam tindakan”

“Melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kita pasti menjadi sesuatu. Hanya saja, menjadi sesuatu yang berharga atau tidak, itu tergantung dari yang dilakukan atau yang dihindari tersebut”

“Semakin kita bersungguh-sungguh dan setia melakukan sesuatu yang baik, semakin kehidupan akan bersungguh-sungguh memuliakan kita”



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1064 (17 Mei – 23 Mei 2010)

39. Sampai Suatu Masa


Sebetulnya, setiap orang diantara kita sedang menunggu. Yang melakukan kebaikan sedang menunggu hadiah dari kebaikannya, dan yang sedang jauh dari kebaikan juga sedang menunggu akibat dari yang dilakukannya.

Kesalahan tidak mungkin bisa dilakukan tanpa sebuah perhitungan. Berarti kita harus berbahagia, bahwa setiap kebaikan juga pasti akan dihitung.

Menerima atau tidak, kita akan sampai pada usia dimana kita tidak segesit dulu, tidak sekuat atau sesehat dulu, sehingga banyak hal yang tidak bisa lagi ditantang dengan kekuatan fisik. Saat dimana kita sudah mulai mengharuskan, memimpikan dan mengupayakan kebaikan bagi anak-anak dan keluarga.

Kita sudah mulai mengerti bahwa mungkin banyak dari masa muda kita yang kita terbengkalai. Dan sebagian dari kita menjadi penguji bagi yang lain, termasuk juga diantara kita sebagai pembukti bahwa konsep-konsep yang kita yakini atau yang tidak kita yakini, kini berdampak pasti.

Kesungguhan Menggunakan Kehidupan
Dalam kehidupan ini, kebenaran telah diajarkan kepada kita beribu-ribu tahu, baik secara formal atau tidak, dengan diamati atau diturunkan dari langit. Dan prinsip kebenaran itu telah ada bersama kita dan kebenaran itu benar. Apakah kita menerapkannya atau tidak, prinsip itu tetap berlaku benar. Sehingga sampai suatu masa, kita akan mudah-mudahan hadir dalam keikhlasan untuk hidup dalam sebaik-baiknya kehidupan.

Kalau Tuhan berkenan memberi rezeki pada kita, dengan cara yang sekecil-kecilnya, yang kita upayakan bisa menjadi sumber bagi sebesar-besarnya rejeki, bagi keluarga kita. Jadi, ini bukan tentang hebat atau canggihnya cara, tapi besarnya kesungguhan untuk menggunakan kehidupan ini, sebagai waktu untuk memuliakan kehidupan.

Kekayaan yang tepat, belum tentu bisa diraih dengan cepat. Namun kekayaannya berkah, kekayaan yang tidak harus dibayar dengan sakit atau kehilangan. Sebaliknya jika kekayaan yang cepat diraih, namun harus dibayar dengan sakit dan kehilangan akan banyak hal, buat apa? Ini artinya, hidup itu yang penting tepat dulu, baru kemudian belajar menjadi cepat. Cepat sampai dalam hidup itu bukan cepat kaya, tapi cepat damai, nama tetap terjaga baik, tidak jadi bahan omongan yang jelek sehingga akhirnya jadi korban fitnah.

Dalam sebuah rezeki terkadang Tuhan menguji kita. Misalnya apakah kita akan mengambil rezeki yang tidak halal dikala ada kesempatan. Ternyata banyak dari kita yang sering khilaf. Ingatlah, bahwa Rp 1000 yang didapat dengan jalan halal, lebih mulia dari pada Rp 1 M, tapi tidak halal. Orang yang tidak jujur, Rp 1 bisa saja tidak jujur Rp 1 T. Ketidakjujuran itu merah, merah muda atau merah tua itu tetap merah.

“Seorang pemimpin bukan meminta keadilan, tapi memastikan keadilan”

Sayang Pada yang Dipimpin
Syarat untuk menjadi adil itu adalah sayang. Artinya, jika ingin menjadi pemimpin harus sayang pada yang dipimpin. Kalau sayang otomatis pasti akan adil. Kasih sayang itu bisa dimulai dari sapaan yang baik. Artinya, dalam sapaan tersebut hendaknya mengandung doa.

Misalnya, “Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya, …”, berarti mendoakan supaya senantiasa baik hatinya. Dan alangkah baiknya, jika sebuah persoalan atau perselisihan diselesaikan dengan kasih sayang. Bukan dengan kemarahan lewat demonstrasi atau tindakan anarkis. Jadi kalau Anda mau memimpin, jadilah pemimpin yang bisa mendatangan kebaikan. Terhadap orang lain bicaralah dengan hatinya, bukan kepalanya.

“Modal utama dalam berusaha adalah diri sendiri”


Mulailah Pagi dengan Bersyukur
Sesungguhnya akan lebih mudah bagi kita untuk mensyukuri. Sebab jika ingin mengeluh, banyak yang bisa dikeluhkan, tapi kalau bersyukur apapun bisa saja disyukuri. Dalam bekerja, cobalah jangan berpikir untuk mencari uang. Seseorang yang pada saat bekerja tidak berpikir untuk mencari uang tapi justru ingin melayani, justru akan lebih banyak rezeki yang didapatkannya. Sebab jika seseorang berpikir mencari uang, ia pasti akan cepat lelah, lebih cepat emosi, marah-marah, atau hitung-hitungan.

Banyak orang mengeluh tidak punya modal bila ingin membangun sebuah kehidupan yang lebih baik. Padalah, Tuhan akan kecewa jika kita tidak menganggap diri sendiri sebagai modal. Masa depan kita adalah apa yang bisa kita lakukan dengan usaha yang kita upayakan sendiri. Modal itu tidak untuk ditunggu tapi untuk dicari.

Jika merencanakan suatu hal dan menjalani hidup tanpa ikut harus, kita tentu punya kesempatan untuk berhasil. Jika kita sudah memiliki keinginan atau cita-cita dalam kepala, maka itu berarti doa.

Terkadang, ada masalah yang bisa kita selesaikan namun ada juga yang tidak. Untuk apa memikirkan masalah yang bisa diselesaikan oleh orang lain? Hidup itu tidak hanya tentang susah. Tuhan itu melihat ke bawah. Manusia bila diberi sedikit lalu bersyukur, maka akan ditambah lagi nikmatnya. Mulai sekarang gantilah kebiasaan mengeluh dengan kebiasaan bersyukur. Jangan memulai pagi dengan mengeluh tapi justru bersyukur. Meskipun rezeki tetap sama, tapi kalau diterima dengan rasa syukur rasanya pasti akan lebih bahagia.

Kita harus selalu belajar untuk ikhlas,meski rasanya tidak enak. Jangan menunda yang terbaik yang bisa kita lakukan hanya karena yang seharusnya membantu kita belum membantu, yang seharusnya peduli belum peduli. Kita tidak boleh menunggu.

“Yang menjadikan rezeki kita baik adalah berkahnya waktu, bukan banyaknya waktu”

Hak untuk Berhasil

Setiap pribadi yang mengeluh, sebetulnya mengeluhkan setiap kenyataan yang tidak sesuai dengan pengharapannya. Bahwa setiap jiwa di antara kita sebenarnya masih memiliki hak untuk berhasil. Perlu diingat, bahwa setiap keluhan tidak membutuhkan penyelesaian, tidak semua masalah membutuhkan nasihat, tidak semua keluhan membutuhkan solusi. Sebab ternyata, jika kita berpikir positif akan datang suatu masa dimana kita akn mengerti.

Lalu jika kita tahu akan datang suatu masa dimana kita akan mengerti, mengapa kita tidak memutuskan untuk mengerti sekarang? Mengapa kita harus menua dulu, merasakan kegagalan, lalu kemudian menerima sesuatu yang sudah dilakukan jauh-jauh hari oleh orang-orang muda yang lebih ikhlas? Cobalah menyikapi keluhan-keluhan kita, permasalahan-permasalahan dalam hidup kita dengan mendahulukan rasa syukur. Karena untuk setiap komponen kehidupan yang kita keluhkan, harus ada satu komponen di sebelahnya yang bisa kita syukuri. Pasti selalu ada saja hal-hal indah yang bisa disyukuri.

Mari mendahulukan syukur di kala kita bangun pagi, mensyukuri orang-orang pertama yang kita temui dalam sehari, mendalamkan rasa syukur pada saat pertama kali mendapat rezeki setiap harinya. Sehingga sampai suatu masa, dimana nanti kita akan disambut karena kebaikan-kebaikan kita. Marilah kita tetap bersaudara dalam kebenaran dan kesabaran, utamakan keikhlasan untuk bersyukur, utamakan keikhlasan untuk berterimakasih kepada kehidupan, kepada yang menciptakan kehidupan. Dahulukan untuk menjadi pribadi yang ramah, lalu perhatikan apa yang terjadi.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Ayu E. Setyowati dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1063 (17 Mei – 23 Mei 2010)

38. Masa Depan Tak Pasti



Kalau Anda mencari uang, Anda diharuskan untuk melayani. Kalau Anda melayani, Anda harus dibayar. Lantas, pilih yang mana? Cari uang untuk diharuskan melayani atau melayani yang diharuskan dibayar oleh Tuhan?

Napas Berorama Pelayanan
Tidak ada orang bekerja untuk orang lain yang betul-betul bebas, berapapun besar gajinya. Padahal keindahan dalam kehidupan ini hanya bisa utuh, kalau kita bekerja dengan bebas.

Siapapun yang sedang bekerja sebagai karyawan, harus mengubah paradigma kerjanya bukan mencari uang tapi melayani. Maka dia akan menjadi pribadi yang lebih pantas dibayar tinggi.

Jadi, Anda tidak harus berhenti bekerja untuk menjadi pribadi yang fokusnya untuk melayani. Sekarang jadikan karier Anda sebagai kesempatan menggembirakan orang lain, datanglah pagi-pagi di kantor, sambut semua tamu. Kalau Anda bisa sebaik itu terhadap pelanggan, Anda akan dipelihara oleh atasan Anda.

Maka, jadilah pribadi yang nafasnya beraroma pelayanan, yang detak jantungnya bergetar dengan pelayanan, senyumnya untuk menggembirakan orang. Jadi, kalau kita ingin masa depan kita pasti, maka pastikan dengan kebaikan di diri Anda.
Semakin tidak pasti masa depan, semakin pastilah dengan nilai kebaikan di diri Anda.

Ikhlas Itu Powerfull
Kalau kita menerima bahwa kita bertuhan, kita harus terima bahwa tidak ada yang dilakukan oleh Tuhan yang tujuannya selain memuliakan kita. Sehingga apapun yang terjadi pada kehidupan kita, baik atau buruk, tetapi kalau menjadikan kita lebih baik, maka yang terjadi itu adalah kebaikan. Sehingga keburukan yang terjadi dan menjadikan kita baik adalah sebetulnya kebaikan.

Ikhlaslah pada perilaku Tuhan, karena tidak ada perilaku Beliau kecuali yang tujuannya memuliakan kita. Karena tidak ada ilmu lebih powerfull, lebih hebat , daripada ilmu ikhlas atau menerima.

Kita Semua Sedang Menunggu
Kita semua, setiap jiwa, sebetulnya menunggu sesuatu yaitu menjadi pribadi yang berpendar dengan kebaikan. Kita sedang menunggu saat itu, hanya yang betul-betul sampai pada keadaan itu yang sibuk selama menunggu.

Kita semua sedang menunggu. Hanya yang kita tunggu ditentukan sekali oleh kesibukan kita selama menunggu.

Jangan menunggu kehidupan yang baik yang kesibukannya merusak kesehatan. Jangan mengharapkan menjadi pribadi yang mulia dengan kesibukan yang nantinya menjadi berita di televisi, yang rata-rata umurnya renta dan terbukti tidak jujur.

Mau tahu yang pasti dalam kehidupan? Yang pasti adalah yang kita pilih, kalau kita pilih karena masa depan , itu tidak ada yang pasti kecuali pilihannya. Maka orang –orang yang memilih jujur, bekerja keras waktu muda, dia mudah dibantu orang-orang.
Tidak usah khawatir menjadi bahan berita. Tetapi, siapapun yang cedera pada kejujurannya, hari ini menjadi isinya berita yang memalukan negara.

Keberhasilan Ada di Alam Tindakan
Menjadi pribadi yang baik sekarang sehingga pilihan masa depan yang ditata oleh Tuhan untuk kita adalah sesuatu yang baik, dan arti kecil kita ini tadi sangat diberkati dengan pengertian seawal itu, karena dia harus menjadi pribadi yang baik. Apapun yang terjadi kebaikan adalah kekayaan paling mulia.

Cara terbaik untuk mewujudkan mimpi adalah segera bangun dan bekerja, karena keberhasilan tidak berada di alam impian atau rencana-rencana namun berada pada alam tindakan. Nah sekarang bagaimana caranya tahu?

Jadi, bagi kita yang belum mencapai apa yang kita inginkan harus bertanya. Mengapa Tuhan belum menyegerakan masa depan Anda?

Jadi, malam ini Anda berdiri di hadapan Tuhan lalu berkata “Tuhan, aku janji kalau aku kaya, aku tidak sombong”. Kalau Anda-Anda dipercaya, akan ada tanda-tanda rejeki itu datang.

Jangan Khawatirkan Masa Depan Anda!
Sahabat-sahabat yang sama berhaknya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan dengan siapapun.

Semakin tidak pasti masa depan, semakin kita harus pasti dengan kualitas pribadi kita, kualitas dari pekerjaan kita.

Maka, mulai dari sekarang, hilangkan Kerisauan Anda mengenai masa depan, yang semua kualitasnya hanya ditentukan oleh kualitas hari ini.

Karena semakin kita khawatir dengan masa depan, kita itu khawatirnya sekarang, sehingga Anda pun menjadi rusak dengan perilaku tegang kita hari ini.

Damailah di dalam keikhlasan, di dalam pribadi dan hati yang baik. Kalau yang Anda katakan dan pikirkan baik, maka Anda tidak akan mungkin salah.

Jadi sekarang, bukan lagi mengisi keseharian dengan kekhawatiran mengenai masa depan, khawatirlah mengenai hal-hal yang seharusnya kita lakukan namun tidak kita lakukan.

Dahulukan dengan yang harus Anda dahulukan, singkirkan dengan yang harus Anda singkirkan. Utamakan yang memperkuat diri. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.

Siapapun yang sedang bekerja sebagai karyawan, harus mengubah paradigma, kerja bukan mencari uang tapi melayani. Maka, dia akan menjadi pribadi yang lebih pantas dibayar tinggi.

Ikhlaslah pada perilaku Tuhan, karena tidak ada perilaku beliau kecuali yang tujuannya memuliakan kita.

Hilangkan! Kerisauan Anda mengenai masa depan, yang semua kualitasnya hanya ditentukan oleh kualitas hari ini.

Cara terbaik untuk mewujudkan mimpi adalah segera bangun dan bekerja. karena keberhasilan tidak berada di alam impian atau rencana-rencana namun berada pada alam tindakan.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1062 (3 Mei – 9 Mei 2010)

37. Wanitaku Pemuliaku



Wanita tidak suka dikenali hanya sebagai angka, dibayar dengan rata-rata, padahal kita semua merasa menjadi jiwa yang khusus dalam kehidupan ini. Maka kita ambil dulu satu peran kita, sebagai seorang wanita pemulia pria dalam kehidupan.

Sang Pemulia Kehidupan
Seorang wanita seharusnya menjadi pemandangan terindah bagi yang melihatnya. Sehingga apabila ia sebagai seorang wanita saja sudah menganggap dirinya indah, apalagi kalau ia bersanding atau berada di dekat pria yang menjadikan hasratnya berpendam karena kemuliaan wanita tersebut. Jadi, tugas utama wanita sebagai pemulia pria itu jangan hanya digunakan sebagai ungkapan seks, gender, atau hanya memberikan beban kepada wanita.

Ingat! Semua kelahiran itu dilakukan oleh wanita, sehingga seorang wanita yang memuliakan pria akan menjadi wanita yang bisa memuliakan kehidupan.

Menjadi seorang wanita bukanlah suatu peran yang sederhana. Wanita itu pemulia kehidupan, sehingga marilah kita tidak lagi melihat diri sendiri sebagai seorang yang harus tinggal di rumah saja atau seseorang yang mencari uang di kantor saja, bahkan ada yang menyesal sekolah tinggi-tinggi lalu tidak bekerja. Di sisi lain ada wanita yang tidak sekolah tetapi sangat confidence untuk membesarkan suami dan anak-anaknya. Jadi, di dalam tugas kita sebagai pemulia kehidupan, wanita harus tegas berpihak kepada yang baik baginya.

‘Alat’ yang Bersedia Menua Bersama

Mungkin wanita dilihat hanya sebagai alat untuk memuliakan, tapi pada kenyataannya kita semua, baik pria maupun wanita merupakan alat bagi Tuhan. Alat hanya sebaiknya yang menggunakannya.

Wanita yang tidak diberdayakan oleh pria untuk memuliakannya, tidak akan memberdayakan dan yang rugi adalah pria. Maka, para pria Indonesia, ambilah keuntungan dari hadiah seorang wanita yang bersedia menemani Anda dalam kehidupan.

Wanita yang bersedia menikah berarti telah siap untuk menua bersama dengan pasangannya. Maka pria itu sangat aniaya kalau menjadikan wanita yang telah bersedia menua bersamanya tidak memuliakan kehidupannya. Kalau pria tidak bisa merawat wanita itu, mungkin wanita itu akan dirawat oleh pria lain.

Namun, jangan pula melihat ke satu arah saja. Kita juga harus melihat bahwa pasangan hidup juga berharap kita menjadi wanita yang terbaik baginya. Jadi , sebelum kita memvonis siapapun sebagai pasangan yang tidak baik, kita harus cek, apakah kita sebagai wanita telah menjadi wanita yang terbaik baginya? atau sebelum pria ngomel tentang kualitas wanita, dia harus cek apakah dia pria yang terbaik bagi istrinya?
Maka setelah menikah, tugas yang harus diemban secara bersama-sama adalah saling memuliakan kehidupan.

Masalah + Naik Kelas = Rahmat
Sudah pernah melihat orang mendapati masalah yang sama dalam hidupnya secara berulang-ulang? Pastinya pernah, karena orang yang menghindar dari suatu masalah akan dipertemukan dengan masalah yang sama.

Bukan karena Tuhan suka menyiksa orang, tetapi karena Tuhan memerlukan kita untuk naik kelas. Satu masalah harus kita selesaikan supaya kita pantas bagi masalah yang lebih besar. Kesalahan seperti ketidakjujuran atau ketidaktulusan itu membuat sebenarnya orang diturunkan dulu untuk sadar akan kenaikan.

Jadi, kalau masalah itu adalah pembaik yang menjadikan diri kita baik, maka sambutlah masalah dengan ramah karena masalah adalah rahmat yang rasanya tidak kita sukai.

Seseorang yang tidak diberi masalah tidak akan pernah tumbuh. Orang yang diberi masalah sedang tumbuh hanya tidak suka rasa dari rahmat itu. Jadi, mulai sekarang kalau Anda mempunyai masalah katakan,
“Terima kasih Tuhan, Engkau telah muliakan aku dengan kesempatan untuk naik kelas. Kalau aku ada salah-salah bereaksi, mohon maaf karena aku tidak suka dengan rasanya, tapi aku ikhlas untuk menerimanya sebagai cara meningkatkan kelasku”.

Keluarga yang Utama
Hai wanita! Jangan pernah Anda pisahkan karier dan keluarga. Ingat! keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah karier yang terbaik.

Wanita itu pemulia kehidupan, tidak boleh ia melihat tambahan uang di luar itu sebagai cara untuk menjadikannya mulia. Jika sudah menikah, upayakan jagalah pandangan mata Anda agar tidak terpisah satu sama lain.

Semakin Anda dekat dengan keluarga, semakin lebih baik hidup Anda. Karier wanita yang pertama adalah keluarga, karena tidak ada keberhasilan yang disebut berhasil tanpa keluarga yang damai dan sejahtera.

Isi Hati dengan Hal Baik
Bagaimana caranya agar kita bisa bahagia?
Jangan memasukkan hal-hal yang tidak membahagiakan, seperti marah, cemburu, curiga, bohong, ingkar, pelit, cemberut, malas, egois, dll. Hal tersebut adalah sikap dan cara yang membuat kebahagiaan itu terdesak keluar.

Satu tempat (rumah) hanya bisa diisi oleh satu hal, maka hati yang diisi dengan hal-hal yang baik, tidak punya tempat bagi hal-hal yang tidak baik. Jadi, kalau Anda ingin bahagia, utamakan yang baik sebagai pengisi hati termasuk menduga yang baik.

Lebih baik salah benar daripada salah salah. Berapa banyak orang tidak maksimal hidupnya karena mencurigai yang baik baginya seperti nasihat. Jadi, kalau Anda mau berbahagia gunakan hal-hal baik dalam kehidupan Anda sebagai pengisi hati.

Wanita Lebih Tinggi dari Pria

Jangan salahkan seorang wanita apabila memilih yang terbaik diantara dua pria, karena dia ingin mempunyai anak yang ayahnya mampu. Maka, pantaskan diri Anda para pria untuk dipilih oleh wanita terbaik.

Anda sebagai pria tidak mungkin membesarkan diri dari kehidupan yang tidak dimuliakan wanita karena kita harus dibesarkan oleh peran wanita, baik itu oleh Ibunda, Nenek, atau adik perempuan terutama istri. Maka, jadikan diri Anda menjadi pribadi yang pantas dimuliakan wanita.

Wanitaku pemuliaku bukan berfokus pada sang wanita, namun berfokus pada pria yang pantas dimuliakan dan pria yang memuliakan istri untuk memuliakan kehidupannya. Ingat! Wanita selalu lebih tinggi dari pria.

Jadilah pribadi yang ikhlas, sebagai pribadi baik. Jangan syaratkan orang baik dulu sebelum kita mau menjadi orang baik, karena tidak mungkin pribadi yang baik tidak dihadiahkan kehidupan yang baik.

Tuhan Maha Adil, dan kitalah yang bertanggung jawab bagi upaya pemulia kehidupan, maka dimana pun anda menemui wanita, baik itu keluarga atau bukan. Anggaplah ia sebagai wanita yang juga memuliakan keluarganya. Sehingga apabila Anda memperlakukan semua wanita dalam kehidupan ini sebagai pemulia, sebetulnya Anda telah memuliakan kehidupan.

Di dalam tugas Anda sebagai pemulia kehidupan, wanita harus tegas berpihak kepada yang baik baginya
Jika kita memuliakan pernikahan, rezeki itu akan datang lebih baik bahkan tanpa harus berupaya keras

Karier kita yang pertama adalah keluarga, karena tidak ada keberhasilan yang disebut berhasil tanpa keluarga yang damai dan sejahtera.
Apabila pria memperlakukan semua wanita dalam kehidupan ini sebagai pemulia, sebetulnya Ia telah memuliakan kehidupan



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1061 (26 April – 2 Mei 2010)

36. Happiness First



Kebahagiaan selalu milik orang lain, jika Anda tidak berhenti dan memperhatikan kebahagiaan itu berada di hati. Jadi, jangan memberikan syarat apapun untuk berbahagia. Syaratkan bahwa Anda telah mensyukuri yang telah ada pada diri Anda.

Cita-cita Adalah Alamat dari Perjalanan Hidup
Sebuah tujuan hidup tidak akan pernah tercapai dengan tuntas, karena selalu ada kesempatan, apalagi jika lebih berguna bagi orang banyak. Sehingga tujuan hidup adalah sebuah jalan.

Tujuan hidup menjadi lebih baik jika berguna bagi banyak orang. Sebuah tujuan hidup yang hampir mendekati ujung jalan, akan terus diperpanjang oleh Tuhan. Karena Tuhan berkepentingan menjadikan kita berguna bagi sesama.

Ingatlah! Bahwa semulia-mulianya pribadi adalah yang berguna bagi orang banyak. Nah, sedangkan yang namanya cita-cita adalah alamat dalam perjalanan hidup itu sendiri.

Cita-cita Anda tidak akan pernah ada yang paling tinggi, karena Anda selalu tumbuh dari satu alamat ke alamat yang lain. Sesuatu yang tidak mungkin bagi Anda, menjadi mungkin kalau Anda mencapai alamat yang dekat dengannya (tujuan hidup).

Besarkan hati dengan tujuan hidup yang besar. Kalau tidak pernah tercapai, mengapa pilih yang kecil? Pilih yang besar! Lalu tuliskan alamat atau cita-cita yang merupakan perjalanan hidup, yang masuk akal, yang bisa dicapai dengan kemampuan kita sekarang dan bisa dicapai dengan kekuatan hati sekarang.

Mintalah do’a kepada orang tua dan mintalah do’a kepada suami atau istri Anda, lalu jadikan Anda seorang pribadi yang jujur, pekerja keras, tampil untuk mudah dibantu atau jadikan wajah Anda mudah dikasihani. Maka, tujuan hidup yang baik ada di depan mata.

Upaya Mengubah Nasib

Yang disebut oleh Tuhan sebagai upaya adalah pengubah nasib. Orang yang mau mengubah nasibnya harus berupaya. Apa sih yang membatasi kewenangan Tuhan kalau Anda dicintai-Nya?

Dengan upaya yang bersungguh-sungguh walaupun salah, upaya membuat kita dikasihi oleh Tuhan. Jadi, jangan khawatir apakah upaya Anda tepat atau tidak tepat, kalau itu yang bisa Anda lakukan, maka lakukanlah, dan perhatikan apa yang terjadi.

Kualitas Reaksi
Kalau Anda ingin bahagia, utamakan yang baik. Banyak orang yang respon pertamanya mengutamakan hal-hal yang tidak baik, padahal banyak orang mengatakan bahwa hidup ini 90 persen ‘what happens to you’, dan 10 persen ‘what you do because is what happens to you’.

Jadi, 90 persen kejadian dalam hidup itu terjadi kepada kita. 90 persen adalah apa yang kita lakukan karena yang terjadi dan yang menjadikan kita hebat adalah kualitas reaksi.

Ketahuilah! Jangan pernah menggunakan dugaan, Anda itu melihat dunia melalui persepsi. Namun, persepsi yang paling banyak digunakan orang yang dapat mengkerdilkan hidupnya adalah persepsi bahwa segala sesuatunya itu terlihat sulit.

Tugas Anda itu adalah mencoba. Dalam kehidupan, tidak ada kewajiban kita untuk prihatin tetapi jangan lupa kewajiban untuk mencoba, karena di dalam mencoba itu ada kemungkinan keberhasilan.

Berprasangkalah dengan baik, bukankah agama mengajarkan itu? Dan bagi Anda yang paling sering berprasangka tidak baik kepada Tuhan, disarankan mulai dari sekarang apapun yang terjadi dalam hidup, bereaksilah dengan baik, berprasangkalah dengan baik. Ingat! tidak ada niat lain dari Tuhan selain memuliakan kita.

Setuju Dulu Sebelum Tidak Setuju

Jangan pernah membicarakan apapun yang tidak disukai orang. Meskipun itu sesuatu yang tidak akan disukai, cobalah Anda melakukan dengan cara yang membuat Anda nanti disukai. Setuju dulu sebelum tidak setuju

Kalau orang berbicara kepada kita, utamakan setuju dulu karena bagaimana mungkin orang setuju dengan Anda, kalau Anda selalu dilihat sebagai pribadi yang selalu menolaknya. Maka, untuk mendapatkan persetujuan, lebih baik Anda setuju dulu.

Jangan Tolak Penderitaan

Hukum dari kebahagiaan adalah bahwa orang yang mencari kebahagiaan di luar dirinya akan selalu melihat kebahagiaan itu milik orang lain. Anda itu tidak bisa lebih bahagia dari kemampuan Anda untuk menampung kebahagiaan.

Itu sebabnya, Tuhan menguji kita supaya walaupun hati tersiksa tetap bisa lebih mensyukuri, hati yang kehilangan anak, untuk lebih menghargai anak yang tersisa dan anak orang lain. Jadi, jangan tolak penderitaan hanya karena tidak enak rasanya.

Tuhan memperdalam, memperbesar, memperluas kemampuan hati kita, menampung kebahagiaan melalui penyedihan. Karena kita tidak akan pernah lebih dekat kepada Tuhan kecuali dalam kesedihan. Jadi siapapun yang ingin hatinya lebih mampu berbahagia harus siap hatinya, lunakkan melihat penderitaan orang lain, peka terhadap ketidakadilan yang dikenakan oleh orang lain atau ketidakadilan yang dikenakan oleh diri sendiri.

Satu-satunya cara untuk menjadi lebih mampu berbahagia adalah memperbesar kemampuan hati untuk mengasihi.

Trust in God, So You Can be Happy
Upaya adalah keajaiban yang mengubah keinginan menjadi kenyataan yang membahagiakan. Sedangkan keinginan adalah sukses yang masih berada di alam gaib. Dan, satu-satunya cara untuk menjadikannya nyata, yang bisa Anda lakukan adalah upaya.

Jadi, siapapun yang mau melihat keajaiban terjadi dalam hidupnya, berupayalah! Seperti kata pepatah, ‘Trust in God’.

Jadi, kalau kita ingin mengubah nasib kita, happiness first! Maka kita harus menciptakan diri dalam dua arah. Ketika berangkat bekerja, ikhlas menjadikan diri Anda sebagai pelayan bagi kebaikan atau keuntungan orang lain. Dan saat pulang, waktunya menanti hasil atau hadiah dari keikhlasan itu dengan berserah dan pasang wajah yang mudah disayangi oleh Tuhan. Karena Tuhan adalah sebaik-baiknya penghitung dan Beliau akan memberikan rejeki dari sudut-sudut yang kita tidak tahu arahnya.
Lalu, perhatikan apa yang terjadi.


Sebuah tujuan hidup yang berguna bagi orang banyak jika hampir mendekati ujung jalan, akan terus diperpanjang oleh Tuhan. Karena Tuhan berkepentingan menjadikan kita berguna bagi sesama.

Masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai rasanya

Upaya adalah keajaiban yang mengubah keinginan menjadi kenyataan yang membahagiakan

Tuhan adalah sebaik-baiknya penghitung. Dan, beliau akan memberikan rejeki bagi umat-Nya dari sudut-sudut yang kita tidak tahu arahnya.

Satu-satunya cara untuk menjadi lebih mampu berbahagia adalah memperbesar kemampuan hati untuk mengasihi.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1060 (19 April – 25 April 2010)

35. Guru Penumbuh Bangsa



Guru yang sesungguhnya adalah guru yang berlomba bukan untuk menjadi yang paling kaya, bukan untuk menjadi seseorang yang memiliki tanah yang paling luas, dan bukan pula untuk menjadi yang paling terkenal. Mereka berlomba untuk menjadi pribadi yang membuat murid-muridnya mencintai kehidupan mereka.

Menjadi Guru Super
Kita bisa disebut sebagai seorang guru yang super kalau para murid sudah tidak membutuhkan peran kita sebagai guru.

Kita adalah guru yang bertugas membangun ketepatan, kebesaran, dan keindahan harapan para murid, orang tua mereka dan semua yang bergantung pada peran kita. Maka kita sendiri harus meneladankan diri sebagai pribadi yang berharapan besar dan indah.

Ingat! Kita semakin belajar saat kita mengajar.

Harapan kita menentukan pilihan perhatian kita. Jika kita berharap untuk menjadi seorang guru yang berpengaruh dan menjadi pembesar dalam dunia pendidikan atau bisnis yang kemudian melahirkan seorang pemimpin yang adil, tegas dan penuh dengan kasih sayang. Kita harus memilihkan bagi diri kita hal-hal yang penting untuk kita perhatikan, kita akan mempelajari hal-hal yang membesarkan kita sebagai seorang guru. Itulah yang bisa disebut sebagai guru penumbuh bangsa.

Guru Masa Depan = Rindu Belajar
Murid-murid kita suatu saat akan menjadi guru-guru masa depan yang hebat apabila mereka rindu belajar.

Rindu belajar itu penting sekali! Jangan pernah ada waktu dimana Anda tidak menjadi lebih tahu dan tidak menjadi lebih mengerti.

Seorang murid yang hebat jika mereka rindu sekolah, bahkan saat sedang bermimpi, mereka bisa memimpikan sekolah. Harus Anda ketahui bahwa, yang membuat mereka rindu akan belajar dan rindu akan sekolah adalah kalau mereka rindu kepada gurunya.

Oleh karena itu, kalau Anda bertemu dengan hari-hari berikutnya, bertemulah seperti Anda sekian lama tidak bertemu dengan murid-murid Anda. Dengan berkata, apa kabar? Kemana saja? Begitu pula saat Anda ingin pulang dan berpisah dengan murid-murid Anda, berpisahlah seperti Anda tidak akan bertemu mereka lagi. Dengan berkata, hati-hati ya dan salam dengan orang tua.

Hadiahkan Ekspresi Anda

Menjadi seorang guru harus selalu menghadiahi sebuah keceriaan pada anak-anak muridnya.

Maka, hadiahkanlah keceriaan ke dalam diri mereka, mudahkanlah Anda untuk bertepuk tangan, dan jika anak murid Anda ada yang berhasil, puji mereka dengan ketulusan sambil menepukkan tangan tanda Anda, tanda bahwa Anda bangga terhadapnya. Dengan begitu, Anda akan terlihat menjadi seorang guru yang menarik.

Biasanya banyak orang yang menyepelekan dirinya sendiri, menjadikan dirinya tidak menarik. Padahal ketertarikan orang lain kepada dirinya itu bisa mengabaikan apakah dia mempunyai jasa atau tidak, mempunyai pengalaman atau tidak, mempunyai kemampuan atau tidak. Seketika hal itu akan diabaikan oleh orang lain atau murid, dan kita akan menjadi pribadi menarik yang disegani.

Ingat! Tidak ada orang yang berhasil di pekerjaan apapun kalau tidak menjadikan pekerjaan sebagai ekspresi dari dirinya. Kalau dalam dunia bisnis, pekerjaan Anda adalah untuk menggembirakan bagi para pelanggannya, ekspresi Anda adalah menjadi pribadi yang peduli tentang kepuasan pelanggan.

Anda harus mencintai profesi Anda sendiri, Anda tidak boleh masuk ke dalam profesi guru jika Anda tidak menyukai profesi ini. Anda tidak boleh masuk ke profesi ini jika hanya sekadar sebagai pelarian dari profesi lain yang sebetulnya Anda inginkan.
Ketahuilah! Anda hanya bisa menjadi guru yang baik dan guru yang berhasil apabila Anda mencintai profesi ini. Ukurlah itu pada kepuasan Anda melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.

Guru Pengubah Nasib
Kita adalah guru penumbuh bangsa. Kita adalah teladan bagi keseluruhan untuk menjadikan pekerjaan dan hubungan baik kita dengan orang lain sebagai upaya mengubah nasib.

Kita harus mengedepankan keyakinan bahwa nasib seseorang tidak akan berubah sampai orang itu sendiri berupaya untuk memperbaiki hidupnya. Kita meneladankan keikhlasan bahwa semua dan sekecil-kecilnya upaya akan dikenali.

Maka, kita harus berfokus pada melakukan hal-hal yang baik bagi diri sendiri, dan bagi sebanyak mungkin orang-orang lain.

Sungguh, bagaimana indahnya peran seorang guru sebagai jiwa-jiwa yang ikhlas untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain.


Fokus Pada Kelebihan
Para guru super Indonesia,
Para guru penumbuh bangsa ini mengambil peran seutuh-utuhnya peran dalam membantu orang lain mencapai pemikiran yang baik dan penyikapan yang baik mengenai kehidupan dan membangun perilaku-perilaku yang membesarkan kehidupan.
Namun, terkadang tidak sedikit diantara kita dibatasi oleh yang dilihat orang lain sebagai suatu cacat atau kekurangan.

Tuna netra atau cacat lain yang disandang secara fisik itu tidak boleh disikapi sebagai kekurangan tetapi disikapi sebagai sifat lain yang tidak begitu diharapkan, seperti terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Apabila kita tidak memboroskan tenaga untuk meratapi, menyesali atau memprotes kehidupan karena kekurangan-kekurangan tersebut, kita akan lebih bertenaga.
Contoh nyata yang dialami oleh Didi, seorang guru yang memiliki kekurangan fisik, namun dengan berfokus dalam menggunakan kekuatan yang diijinkan oleh Tuhan yang ada pada dirinya. Ia mampu membagi kebahagiaan kehidupan sesama. Begitu juga dengan beberapa pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki ketidaksempurnaan lainnya.

Para guru penumbuh bangsa ini berlomba bukan untuk menjadi yang paling kaya, bukan untuk menjadi seseorang yang memiliki tanah yang paling luas, dan bukan pula untuk menjadi yang paling terkenal. Mereka berlomba untuk menjadi pribadi yang membuat murid-muridnya mencintai kehidupan mereka.

Maka, marilah kita meneruskan peran guru-guru ini yang telah menjadikan kita berdiri gagah hari ini dengan sikap pribadi yang memajukan kebaikan bagi orang lain.

Hilangkan fokus kita pada hal yang kurang dari yang kita harapkan mengenai diri dan kehidupan kita. Lalu berfokus pada apa yang bisa kita lebihkan bagi kehidupan orang lain. Berfokuslah pada yang melebihkan kebaikan. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.


Kita semakin belajar saat kita mengajar

Rindu akan belajar dan Rindu akan sekolah adalah kalau mereka rindu kepada gurunya.

Ingat! Tidak ada orang yang berhasil di pekerjaan apapun kalau tidak menjadikan pekerjaannya sebagai ekspresi dari dirinya. Kalau pekerjaannya untuk menggembirakan bagi para pelanggannya, ekspresinya adalah dari pribadi yang peduli tentang kepuasaan pelanggan.

Sungguh, bagaimana indahnya peran seorang guru sebagai jiwa-jiwa yang ikhlas untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1059 (12 April – 18 April 2010)

34. Stop Playing Small!



Tidak ada satu orang pun yang dilahirkan dengan rencana kecil. Karena hidup setiap orang itu penting.
Jadi, jangan digunakan untuk melakukan hal-hal yang kecil. Kalau hidup kita digunakan untuk melakukan sesuatu yang kecil, itu berarti main-main. Jadi, berhentilah bermain kecil!

Bukan Anda, Tapi Izin Tuhan

Tidak ada orang yang terlalu percaya diri, kalau yang dilakukannya lebih besar daripada percaya dirinya. Namun, orang itu akan disebut sombong, apabila yang diyakininya lebih besar daripada yang dilakukannya.

Jadi, sebetulnya siapapun boleh mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahkan sombong, asal yang dilakukan memantaskannya untuk merasa sombong.

Terlalu percaya diri tidak apa-apa, asal segera sadar bahwa percaya dirinya harus dicocokkan dengan pekerjaan yang besar. Rasa percaya diri itu dihubungkan dengan sosial, dihubungkan dengan yang Anda kerjakan, dihubungkan dengan kesediaan untuk ikhlas menerima bahwa yang memuliakan Anda itu bukan Anda tapi Tuhan.

Orang itu bisa dikatakan sehebat mungkin melakukan sesuatu, apabila ikhlas menyatakan bahwa ini telah diijinkan oleh Tuhan. Karena hidup setiap orang itu penting, jangan gunakan untuk melakukan hal-hal yang kecil. Orang-orang yang bermain kecil, tidak mungkin damai dengan masa depan.

Jadi, penting bagi Anda untuk membangun rasa percaya diri yang baik. Yakin bahwa pekerjaan Anda berguna bagi orang lain, bukan Anda itu merasa hebat kecuali Anda dihebatkan.


Seorang pria harus melihat keluarga sebagai satu wadah tertampungnya semua rejeki. Keluarga itu suatu waduknya rejeki.

Peran dari suami dan istri itu harus saling memperlihatkan bahwa rumahnya menjadi istana. Suami menjadi raja, istri menjadi ratu, dan anak-anak menjadi pangeran dan putri. Itu sebabnya tidak ada keberhasilan yang bisa dibangun dari keluarga yang tidak berbahagia.

Banyak orang-orang menggunakan hidupnya yang penting ini untuk melakukan hal-hal kecil. Oleh karena banyak alasan mengapa orang bisa stres dengan masa depan, karena tidak bisa menghubungkan yang dikerjakannya sekarang dengan besarnya cita-citanya.

Lihat kedudukan Anda, lihat gaji Anda, lalu perhitungkan apakah yang Anda hasilkan bisa untuk membiayai pencapaian kehidupan keluarga yang Anda idam-idamkan. Apabila tidak, harus diperbaharui dengan keikhlasan hati untuk melakukan sesuatu yang lebih besar.

Tidak mungkin ada hasil besar di dalam pekerjaan yang kecil, kecuali semua hasil besar dicapai melalui pekerjaan kecil yang berurutan dan ditenagai oleh keseluruhan usaha. Karena tidak ada pekerjaan besar bisa membesarkan orang yang kesungguhannya kecil.

Muliakan Orang Banyak
Tidak ada satu orang pun yang merasa cukup bagi kehidupannya di masa depan. Maka, segeralah! Setelah Anda cukup untuk diri sendiri, cukupkanlah untuk membantu saudara-sudara Anda yang kurang.

Kalau hidup itu hanya untuk diri sendiri, Tuhan tidak akan buat banyak orang. Anda disebut mulia kalau anda memuliakan orang banyak. Jadikan diri kita menjadi pribadi yang diedari dua hal yaitu kemuliaan dan ilmu.

Terkadang kita terlalu dididik oleh sifat konsumerisme atau pentingnya uang, karena melihat bahwa hidup kita tidak mulia kalau tidak kaya uang. Itu anggapan yang salah! Yuk kita perbaharui negeri ini! Indonesia yang baru membutuhkan Anda yang merasa kaya kalau membantu saudara yang kesulitan. Banyak sekali saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan uluran tangan. Dan, bila Anda termasuk orang-orang yang kaya jika sudah menolong saudara yang kesulitan, mudah-mudahan diberkati oleh Tuhan.

Jangan Khawatir pada Hal Kecil
Kita memiliki kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada kemungkinan buruk walaupun kecil. Hal-hal buruk dan kecil diperhatikan sekali, namun hal yang besar dan penting diabaikan begitu saja.

Kalau ada sesuatu yang Anda khawatirkan dan sebenarnya bisa Anda kerjakan untuk menghilangkan kekhawatiran, kerjakanlah lalu jangan khawatir lagi.

Tuhan meminta kita untuk menjadi jiwa yang tentram dan damai.
Tuhan bersabda : “Kalau kamu percaya padaKu, cukup Aku yang menjadi penjagaMu. Urus urusan yang bisa kamu selesaikan, damailah bahwa Aku yang menguruskan segala sesuatu yang tidak bisa kamu urus”.

Semakin Anda bertanggung jawab untuk hal-hal yang bisa Anda kerjakan, hal-hal yang tidak bisa dikerjakan otomatis diambil alih oleh Tuhan.

Jadi Pribadi yang Damai
Kita itu banyak menginginkan sesuatu tanpa jelas tahu apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya. Cara yang paling sederhana adalah lakukan sesuatu yang hitungannya sesuai. Contoh, Anda ingin penting bagi orang banyak, jadikan Anda pelayan bagi banyak orang.

Jadikan pribadi kita menjadi pribadi yang damai hatinya, lebih banyak uangnya. Damai hatinya, lebih tinggi pangkatnya. Damai hatinya, lebih berpengaruh. Jadi, jangan tinggalkan kedamaian hati.

Rasakanlah hak Anda untuk berhasil, jangan ragukan hak kelahiran Anda. Tidak ada tujuan Tuhan selain memuliakan hamba-Nya.
Ber-Tuhanlah dengan ikhlas, jadikan diri Anda berguna bagi orang lain. Itu tugas kehidupan kita.

Bermain Kecil, Tenaga Besar
Indah sekali kalau kita tegas memihakkan diri kepada hal yang jelas-jelas penting bagi kita sehingga ini yang dianjurkan kepada kita. Kalau kita melihat hidup kita ini besar dan kita sedang tumbuh menjadi pemeran bagi kebaikan orang lain, Anda tidak akan sibuk memikirkan mengenai hak untuk berhasil, mengenai kemungkinan gagal atau berhasil, tidak akan sibuk mempertimbangkan ramalan orang lain. Namun, Anda akan sibuk meningkatkan kemampuan diri, hari per hari.

Kalau begitu, lakukanlah hal-hal kecil asal berurut dan teratur, kemudian ditenagai dengan kesungguhan yang besar. Lihat saja! tahu-tahu Tuhan akan memuliakan Anda dengan kemuliaan. Karena Anda tidak lagi bermain-main dengan kehidupan Anda.
Pilihkan yang dampaknya besar bagi kebaikan orang lain di dalam pekerjaan Anda. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.


Tidak ada orang yang dilahirkan dengan rencana kecil, karena hidup sangat penting. Jangan digunakan untuk melakukan hal-hal kecil. Orang-orang yang bermain kecil tidak mungkin damai dengan masa depan.

Tidak ada hasil besar, di dalam pekerjaan kecil kecuali semua hasil besar dicapai melalui pekerjaan kecil yang berurutan dan ditenagai oleh kesungguhan besar.

Kita harus menghargai hak orang lain dalam berpendapat bila kita saling menghargai perbedaan pendapat dengan orang lain maka kita akan mendapati kedamaian.

Wanita indonesia yang super harus sadar bahwa dia adalah perhiasan terindah bagi suaminya.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1058 (5 April – 12 April 2010)

33. Ibarat Merobek Amplop Uang



Kegundahan sebagian orang adalah kemarahan. Beberapa orang bisa dirugikan karena kemarahan, tetapi sebagian orang lainnya bisa diuntungkan karena kemarahan ini. Tergantung bagaimana kita mengaturnya.

Lima Emosi Ekstrim

Banyak orang diantaranya dalam keseharian selalu mengutamakan kemarahan. Sudah berapa banyak individu yang mengusir seseorang bahkan membuang orang tersebut dalam pergaulan dikarenakan kemarahan. Padahal dia tidak tahu bahwa ternyata betapa pentingnya orang tersebut bagi keberhasilannya kelak.

Bagaikan merobek sebuah amplop uang, dengan rasa penasaran yang begitu besar ia robek amplop tersebut hanya ingin tahu berapa banyak jumlah uang di dalamnya. Namun setelah tahu jumlahnya kecil, ia marah lalu membuang amplop tersebut. Padahal sekecil apapun jumlah uang tersebut namun berguna bagi kehidupannya.

Itu semua dilakukan karena orang tersebut telah diselimuti oleh salah satu dari ‘penyakit’ lima emosi ekstrim yang terdiri dari marah, sedih, jatuh cinta, gembira, dan cemburu.

Kalau begitu, Anda harus berhati-hati dengan lima emosi ektrim tersebut. Perlu diketahui dan Anda sadari bahwa kelima emosi ekstrim ini selalu membuat kita melakukan sesuatu lebih tergesa-gesa.

Karena tujuan dari kelima emosi ekstrim adalah membuat Anda melakukannya dengan mudah yang tadinya terasa sulit. Namun, sayangnya perasaan tersebut membuat seseorang membuang hal-hal kebaikan karena sudah terlalu diliputi oleh emosi ekstrim yang mendominasi di dalam tubuh kita.

Jika Anda sudah mengetahui ada lima emosi ekstrim, yang membuat Anda mudah untuk membuat sebuah keputusan. Hati-hati! karena sebagian besar dari kemudahan itu adalah justru membuat Anda melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri bahkan hubungan dengan orang lain.

Jadi, lebih baik lakukanlah hal-hal yang dapat membesarkan diri, yang selama ini mungkin tidak Anda lakukan, selain melakukan marah, sedih, jatuh cinta, cemburu atau gembira sekalipun.

Bisa Membagi Emosi
Kalau hati Anda sedang diliputi kemarahan atau kesedihan, jadikan ini hanyalah urusan pribadi Anda. Selalu sadar bahwa kita diharapkan untuk menjadi pribadi yang terbaik dalam keadaan apapun.

Caranya adalah Anda harus bisa membagi emosi menjadi dua bagian yaitu pertama, urusan pribadi untuk marah, sedih, cinta, cemburu, atau gembira yang Anda konsumsi sendiri. Sedangkan yang kedua adalah Anda harus mencoba agar selalu tampil sebagai sebaik-baiknya seorang teman, sebaik-baiknya seorang istri, atau sebaik-baiknya seorang suami.

Kemarahan itu digunakan untuk menghilangkan sesuatu yang tadinya sulit. Namun, mudah melakukan sesuatu yang tadinya sulit, bisa berlaku menjadi tidak hormat, tidak sayang, dan tidak hemat pada sesuatu yang bernilai.

Maka, Anda harus melatih kesabaran secara logis. Namun, bersabar itu bukan menghilangkan kemarahan, bersabar tetap marah, tetapi tidak menggunakannya untuk merusak diri sendiri dan merusak hubungan baik dengan orang lain.

Rezeki Itu Nett

Orang-orang yang mudah memberi, hidupnya akan menjadi baik. Namun, banyak diantara kita takut memberi karena takut pemberiannya itu kurang, padahal rejeki itu nett. Jadi, kalau Anda percaya bahwa rejeki itu nett, Anda harus berikan. Bahkan yang Anda tidak punya pun akan diberikan. Supaya Anda pantas untuk mendapat yang lebih banyak.
Yakinlah! Bahwa orang baik pasti akan langsung diberikan imbalan yang lebih oleh Tuhan.

Hal-hal yang bersifat baik itu pasti diijinkan oleh Tuhan. Setiap orang tidak bisa melakukan kebaikan yang tidak diijinkan oleh Tuhan.

Pemuji Memiliki Bibit Kebaikan
Orang yang melakukan kebaikan bahkan orang yang memuji orang baik, pasti telah memiliki bibit kebaikan di dalam hatinya.

Oleh karena itu, jika ada orang yang memuji kebaikan Anda, Anda harus bersyukur sekali bahwa Anda tidak sendiri di dalam melayangkan kebaikan. Justru orang itu lebih penting dari Anda, karena Anda hanya melewatkan kebaikan itu sedangkan dia telah memiliki kebaikan di dalam dirinya.

Jadi, jika Anda bertemu dengan orang yang mengucapkan terima kasih atau memuji diri Anda, Anda harus mengatakan,
“Beruntung sekali dirimu! karena kebaikan itu sudah tertanam di dalam dirimu. Sedangkan saya hanya melewatkannya”.

Bahaya Paling Besar di Rumah


Ingat! terutama bagi para ibu, bahwa bahaya-bahaya terbesar bagi anak-anak Anda adalah di rumah.

Anda sudah melarang mereka keluar rumah, mereka dipastikan tidak lari-larian di jalanan, namun apakah Anda sudah merasa nyaman? Belum tentu.

Anda tidak pernah sadari, banyak benda-benda yang lebih berbahaya yang tersimpan di dalam rumah seperti gas, pisau, lampu gantung, dan itu hal-hal yang kemungkinan membahayakan anak Anda.

Bahaya bagi keluarga itu paling banyak di rumah. Ujian kesabaran yang paling tinggi pun terletak di dalam rumah. Contohnya mengurus buah hati, berhadapan dengan suami yang bertingkah yang membuat Anda kesal, hingga keadaan rumah yang berantakan. Maka, bersabarlah dulu pada orang-orang terdekat dan lingkungan keluarga. Singkirkan lima emosi ekstrim. Jadilah sebaik-baiknya ibu di dalam rumah.

Percaya, bahwa Tuhan tidak akan mungkin menguji Anda dengan orang jauh yang tidak Anda kenal. Itu sebabnya yang paling melukai Anda malah justru orang-orang yang paling Anda sayangi.

Tugas Anda, Berlaku Baik
Marahlah! Sedihlah! Gembiralah! Cemburulah! Jatuh Cintalah! Tetapi pastikan bahwa Anda berlaku sebagaimana menjadi pribadi yang terbaik yang Anda ingin perlihatkan kepada orang-orang di sekeliling Anda.

Kalau Anda seorang wanita, visikan diri Anda menjadi pribadi yang anggun dan cantik, jika Anda seorang pria, visikan diri Anda menjadi pribadi yang gagah dan tegar.

Lalu setelah itu, pasrahkan kepada Tuhan, perbaikan kehidupan yang menjadi hak orang baik. Tugas kita adalah berlaku baik. Lakukan yang ada dalam kemampuan Anda untuk menjadi pribadi yang baik. Serahkan kepada Tuhan untuk mengurus haknya orang baik. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.

Percaya, bahwa Tuhan tidak akan mungkin menguji Anda dengan orang jauh yang tidak Anda kenal. Itu sebabnya yang paling melukai Anda malah justru orang-orang yang paling Anda sayangi.


Banyak orang hidup dalam kesalahan karena yakin yang salah itu benar.

Bersabar itu bukan menghilangkan kemarahan, bersabar tetap menjadi marah, tetapi tidak menggunakannya untuk merusak diri dan merusak hubungan baik dengan orang lain.

Orang-orang yang mudah memberi hidupnya akan menjadi baik, banyak diantara kita demikian takut memberi karena takut pemberiannya kurang, padahal rejeki itu nett.

Orang yang memuji orang baik memiliki bibit kebaikan di hatinya.

Berhati-hati dengan lima emosi ekstrim yaitu marah, sedih, jatuh cinta, gembira dan cemburu yang membuat kita menjadi tergesa-gesa melakukan sesuatu.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1057 (29 Maret – 04 April 2010)

32. Tenggelam dalam Segelas Air



Awas! Anda akan tenggelam dalam segelas air. Karena kalau kita ingin tenggelam, kita tidak harus masuk ke dalam air dalam jumlah yang banyak, bukan pula lautan yang menenggelamkan kita.

Hanya dengan segelas air, walau tanpa seijin kita, sebenarnya bisa menenggelamkan kita. Seperti yang dialami para murid dan siswi yang takut lulus atau tidak dalam Ujian Nasional (UN) yang sedang berlangsung. Hadapi ujian dengan gagah berani. Supaya kita bisa lebih berani dalam menembus kelulusan, belajar untuk tenang.

Murid yang Baik = Murid yang Lulus

Mungkin sebagian besar putra dan putri di seluruh Indonesia sedang dilanda kekhawatiran mengenai UN. Dan, banyak juga orang tua yang ternyata jauh lebih khawatir dibandingkan anak-anaknya.

Anda harus tahu, bahwa ujian adalah rangkuman dari pembelajaran kita selama tiga tahun belakangan ini. Maka, mengkhawatirkan sesuatu yang sebetulnya sudah kita tahu selama tiga tahun yang lalu, berarti yang dikhawatirkan bukan lulus atau tidaknya, melainkan khawatir bahwa kita tidak akan mendapatkan nilai baik dan ketenangan dalam ujian.

Apakah mungkin Anda lulus UN tanpa menjadi pribadi yang pantas lulus? Berarti yang dibutuhkan adalah proses. Apakah mungkin Anda tanpa belajar, tanpa ketenangan hati, tanpa ikhlas untuk menjadi murid baik, bisa lulus? Berarti Anda harus jadi murid yang baik dulu.

Sebetulnya, Anda belum perlu khawatir untuk jadi murid yang lulus, karena yang membuat kita stres selama ini adalah selama tiga tahun kita merasa bukan murid yang baik.


Jangan Nanti, Harus Sekarang!
Kita tidak setuju dengan cara orang menilai kita, tetapi kalau kita tidak menyetujui yang digunakan untuk mengukur kita, gunakanlah dengan apapun caranya untuk kebaikan Anda di masa depan.

Ini hanyalah ujian sementara, setelah itu hidup kita akan besar dan panjang. Maka, berfokuslah menjadi pribadi yang tenang. Tidak usah lebih siap, Anda lebih tenang itu menjadi lebih pantas untuk menjadi murid yang lulus. Semua masalah kita adalah masalah yang sekarang namun kita jadikan nanti.

Ingat! Putra-putri Anda yang khawatir tentang Ujian Nasional adalah anak-anak yang menunda untuk siap diuji. Kalau sekarang sudah terlambat bagaimana? Karena selama mengemban pendidikan sering menunda.

Sadarlah! Bahwa hal yang sama akan berulang kepada kebiasaan yang sama. Kalau sekarang kita tersiksa karena UN, kita akan tersiksa nanti waktu kuliah. Kalau masih diulangi kebiasaan untuk menunda waktu kuliah, akan tersiksa pada saat bekerja dan waktu sudah berkeluarga.

Kalau kita memang sangat kuat menunda, mulai dari sekarang tundalah kata NANTI.

Jangan Malas, Rajinlah!
Malas adalah beristirahat sebelum lelah. Rajin adalah tidak beristirahat meskipun lelah. Lantas, mana yang nanti hidupnya lebih baik? Pastinya rajin.

Karena yang kita sebut lelah, itu tumbuh menguat dan mengakar kepada yang malas, sedangkan lelah itu akan mengecil bagi yang rajin. Maka, latihlah diri Anda mengecilkan halangan. Jika ada yang mengatakan sulit, katakan dalam diri, “Kan belum aku coba”.

Jika ada yang mengatakan tidak mungkin, katakan dalam diri, “Kan menurut Anda”.
Ujian dalam arti sesuatu yang diujikan kepada kita, mungkin diluar kemampuan kita. Maka ijinkan diri Anda untuk mencoba dan kalau gagal, Anda akan tahu apa yang harus Anda perbaiki.

Berani Berdiri di Atas Pijakan
Misal, ada sebuah batu berdiri di depan seseorang, bisa batu pijakan atau halangan. Bagi orang yang berhenti di depan batu itu, batu itu akan menjadi halangan, tapi bagi orang yang memutuskan naik ke atas batu itu dan melintasinya, batu itu menjadi pijakan.

Sama halnya dengan ujian. Ujian kalau membuat Anda berhenti, otomatis Anda akan hidup dalam kemampuan yang tidak tumbuh.

Banyaklah berdoa, karena Anda tidak akan mungkin membangun kemampuan dan kualitas hidup yang baik dengan malas menghadapi ujian. Orang-orang yang sudah naif ini tetap saja selalu berhadapan dengan ujian yang sama.

Namun, apabila Anda memberanikan diri untuk naik, pasti ujian Anda bertingkat namun kemudian akan menunjukkan kapasitas Anda, hingga akhirnya Anda bisa melewati ujian tersebut.

Ingat! Setiap orang itu kapasitasnya ditentukan oleh masalah yang dilampauinya. Jadi, bersyukurlah kalau Anda diberikan masalah, karena itu tanda Tuhan menghormati Anda. Jadi, kalau dikasih masalah, bersyukurlah.

Tapi jangan pula minta-minta masalah kepada Tuhan, jangan. Itu namanya cari masalah. Karena masalah itu akan diberikan oleh Tuhan, kalau kita sudah siap. Jadi, siapkan diri untuk menjadi orang yang pantas diberikan masalah besar.

Take Your Good Time
Kita harus menghentikan upaya untuk mengerti jalan pikiran Tuhan, karena tidak akan kita mampu mengerti.

Apapun yang diminta oleh Tuhan, adalah ikhlaslah. Terancam tidak lulus, ikhlas. Tetaplah menjadi orang baik, lebih baik tidak lulus tetapi menjadi orang baik daripada lulus dengan cara yang tidak baik. Jangan sampai semua godaan, ujian, dan cobaan itu membuat kita lupa menjadi orang yang baik.

Jangan UN yang menegangkan bagi sebagian orang itu menjadikan kita untuk lupa menjadi orang yang baik. Take your good time! Gunakan waktu manis Anda untuk menjadikan diri Anda siap bagi sebuah ujian, lulus maupun tidak lulus.

Tugas Bagi Ibunda Super
Banyak orang tua meneruskan kekhawatirannya sebagai kekuatan yang mengurangi kemapanan pencapaian ketenangan anaknya. Tugas orang tua yang sebenarnya adalah menggunakan kekhawatiran untuk membesarkan semangat anak, bukan mengancamnya atau bukan pula membanding-bandingkan.

Ibunda-ibunda yang super, lulus maupun tidak lulus, anak Anda tetap menjadi orang yang super, selama Anda membantunya menjadi orang yang baik. Gunakanlah bahasa yang digunakan oleh Tuhan untuk membuat Anda dan anak Anda beriman. Bahasa itu penuh kasih, penuh penghormatan, dan menghormati kecepatan dalam mengerti, tidak bisa dipaksa.

Masa peka setiap orang berbeda-beda. Bersabarlah pada orang yang sulit mengerti, seperti Anda juga ingin orang bersabar pada Anda, saat Anda sulit mengerti.

Masalah Datang Bersama Kemudahan
Orang-orang dengan pengetahuan yang sederhana, tetapi dia menggunakannya dengan sungguh-sungguh akan memimpin kehidupan yang lebih baik.

Selalu ada cara untuk menyelesaikan setiap masalah, karena Tuhan menciptakan cara itu bersama dengan masalah. Dan, perhatikan bahwa masalah menjadikan sesuatu yang tadinya sulit menjadi mudah, karena masalah itu datang bersama kemudahan.

Segera Anda akan melihat bahwa masalah itu adalah berkah yang rasanya tidak kita sukai, namun begitu Anda ikhlas menerima rasa yang tidak enak itu, akan jelas sekali tangga-tangga naik dalam kehidupan ini.

Jadi, gunakan cara-cara yang penuh kasih, mengerti kesulitan orang untuk menyesuaikan diri, gunakan pendekatan yang menerima bahwa orang itu tidak tumbuh dengan kejahatan yang sama, jangan gunakan kekhawatiran untuk menyiksa orang.
Gunakan kekhawatiran Anda untuk memperkuat semangat orang untuk membangun hidup yang baik. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.

Take your time! Gunakan waktu manis Anda untuk menjadikan diri Anda siap bagi sebuah ujian, lulus maupun tidak lulus.

Kenalilah suasana hati Anda dahulu sebelum Anda memutuskan penilaian kepada apapun yang sedang Anda alami.

Kita disebut manusia yang bebas, karena kita memiliki kebebasan untuk memilih. Dari semua pilihan yang ada, yang paling besar dampaknya pada kualitas hidup kita adalah pilihan sikap.

Kita cenderung untuk berfokus pada rasa sakit, lebih daripada upaya kita untuk meredakan rasa sakit.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1056 (22 Maret – 29 Maret 2010)