Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 2, 2010

29. From Yogyakarta With Love



Mario Teguh mengajak kita menengok kehidupan kehidupan masyarakat Yogyakarta yang dikenal bersahaja dan santun. Ikhlas mengabdi pada kehidupan yang baik dan bersungguh-sungguh untuk bekerja, menjadi contoh dari kesantunan yang selama ini dikenal milik masyarakat Indonesia.

Harmonis dengan Hati Bersih
Masyarakat di Sleman, Yogyakarta, hidup sangat harmonis dengan alam, bangun pagi dan melihat matahari, lalu segera mengambil keuntungan dari sinar yang tersedia hari itu. Mereka tidak mungkin mengabaikan matahari karena sang surya itulah yang menjadi penopang hidup. Tidak ada kekuasaan yang bisa memagari hati mereka dari kegelisahan jika hati nurani tidak bersih. Mereka membuktikan bahwa tidak ada bantal yang lebih lembut dan lebih empuk daripada hati nurani yang bersih.

Rezeki Datang Melalui Tangan Orang
Manusia yang hidupnya mengupayakan sesuatu yang lebih, tidak akan pernah berhenti di satu kualitas. Mereka akan bergaul dengan banyak orang, karena Tuhan itu memberikan rejeki melalui tangan orang.

Kalau kita ingin kaya raya, uang itu hanya bisa lewat dan ditemukan dengan dua acara. Pertama, harus berhubungan dengan banyak orang, karena sekali lagi, rejeki datang melalui tangan orang. Kedua, harus pintar menemukan uang. Uang itu boleh sama bentuk dan kegunaannya, tapi rasanya akan berbeda kalau kita temukan dengan cara yang halal. Harta indah itu tidak harus dijelaskan dari mana.
Berhasil di Balik Keraguan Orang

Pekerjaan apapun, sekecil apapun, kalau dilakukan dengan kesungguhan yang besar, akan menjadi pekerjaan yang membesarkan orangnya. Jangan dilihat bahwa Anda membesarkan pekerjaannya, tapi pekerjaan yang harus membesarkan Anda.

Ada tiga tanda, bahwa pekerjaan itu baik atau tidak bagi kehidupan kita, antara lain :
Pertama, pekerjaan itu dibuat menyenangkan. Kedua, bisa menjadi pribadi yang prima dan pintar di dalam pekerjaan Anda. Ketiga, pekerjaan yang dibayar dengan baik.

Selalu tanamkan dalam hati dan berkata,”Tidak ada angin atau air di hidup ini yang bisa mengalahkan saya untuk berhasil, kesulitan hidup bukan sebuah ijin untuk saya gagal. Ada pendukung, tidak ada pendukung atau tidak ada persetujuan orang lain tidak masalah, karena saya sendiri yang akan berhasil. Agar kita mencapai sebuah keberhasilan yang tadinya diragukan oleh orang lain.”

Tidak ada yang bisa menghalangi hak kita untuk menjadi pribadi yang berhasil, sejahtera, dan bahagia. Orang lain mengatakan tidak mungkin, orang lain bilang ragu, tapi kalau kita bisa mencapai keberhasilan dengan cara yang cantik itu, akan terasa sangat manis sekali.

Bersegeralah!
Jadikanlah ini peganganmu, sesama adalah semua ciptaan Tuhan, maka, melayani sesama adalah satu-satunya cara melayani Tuhan. Maka bersegeralah untuk memperbarui perasaanmu dengan kegembiraan. Bersegeralah untuk mentenagai gerakanmu dengan kecepatan yang terukur. Bersegeralah untuk merupawankan wajahmu dengan senyum.

Bersegeralah untuk memperindah tutur katamu dengan keramahan. Bersegeralah untuk menganggunkan perilakumu dengan kesantunan. Dan, bersegeralah untuk mengukuhkan semua yang kau lakukan dengan do’a.

Jujur pada Cara-Cara yang Baik
From Yogyakarta with love,
“Kita baru saja belajar mengunduh kebijakan dari saudara-saudara kita yang bersahaja, antara lain petani, para pengurus dusun, dan tukang becak di Yogyakarta yang mendasarkan kekuatan kehidupan dari keikhlasan untuk membangun keluarga yang mulia, mereka bekerja dengan kesungguhan, untuk berlaku jujur ke satu sama lain.

Mereka hidup dengan kesadaran bahwa, pemilik langit dan bumi ini merupakan pengawas yang paling lekat. Sehingga di alam bebas di sudut kota Yogyakarta yang mana tidak ada polisi, tidak ada CCTV, tidak ada wartawan, mereka tetap berlaku setia, jujur pada cara-cara yang baik.

Mereka tidak mungkin melukai sungai karena mereka tahu sungai yang memberikan dasar bagi kesehatan kehidupan mereka. Mereka tidak mungkin melukai yang penting bagi mereka termasuk persaudaraan. Dasarkanlah, semua upaya pada tujuan untuk menjadikan anak-anak penerus nama baik Anda, yang akan membawa kebaikan pada keturunan Anda selanjutanya.

“Kalau kita setia pada semua upaya kita, pada yang membaikkan keluarga, tak usah kita menanti lama, karena kebahagiaan itu akan segera ada pada kita. Lakukan saja, ikhlaskan diri anda pada kebaikan. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.”


“Ketika berdoa, mintalah kekuatan yang besar, karena orang yang kekuatannya besar, membuat masalah menjadi kecil…”

“Harta yang indah itu yang tidak harus dijelaskan dari mana asalnya…”

“Wanita itu penghebat pria. Tapi kekuatannya tidak akan berperan, kalau kita tidak mencintainya. Karena ada kasih sayang pria, maka komentar dia (wanita) dilihat sebagai masukkan untuk memperbaiki diri. Ngomelnya dia, sedihnya dia, bahkan menangisnya dia itu bisa melukai pria”

“Mudah-mudahan Tuhan menjadikan kerja keras Anda, sebagai alasan untuk segera menurunkan jawaban bagi semua do’a dan harapan Anda. Agar Anda dan keluarga tercinta disejahterakan dan dibebaskan dari semua hal yang membatasi kemampuan Anda untuk membahagiakan keluarga.”

“Tulus dalam bekerja, berada pada jalur kejujuran, mengasihi keluarga, dan memuliakan Tuhan.”


*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1053 (1 Maret – 8 Maret 2010)

No comments: