Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 2, 2010

32. Tenggelam dalam Segelas Air



Awas! Anda akan tenggelam dalam segelas air. Karena kalau kita ingin tenggelam, kita tidak harus masuk ke dalam air dalam jumlah yang banyak, bukan pula lautan yang menenggelamkan kita.

Hanya dengan segelas air, walau tanpa seijin kita, sebenarnya bisa menenggelamkan kita. Seperti yang dialami para murid dan siswi yang takut lulus atau tidak dalam Ujian Nasional (UN) yang sedang berlangsung. Hadapi ujian dengan gagah berani. Supaya kita bisa lebih berani dalam menembus kelulusan, belajar untuk tenang.

Murid yang Baik = Murid yang Lulus

Mungkin sebagian besar putra dan putri di seluruh Indonesia sedang dilanda kekhawatiran mengenai UN. Dan, banyak juga orang tua yang ternyata jauh lebih khawatir dibandingkan anak-anaknya.

Anda harus tahu, bahwa ujian adalah rangkuman dari pembelajaran kita selama tiga tahun belakangan ini. Maka, mengkhawatirkan sesuatu yang sebetulnya sudah kita tahu selama tiga tahun yang lalu, berarti yang dikhawatirkan bukan lulus atau tidaknya, melainkan khawatir bahwa kita tidak akan mendapatkan nilai baik dan ketenangan dalam ujian.

Apakah mungkin Anda lulus UN tanpa menjadi pribadi yang pantas lulus? Berarti yang dibutuhkan adalah proses. Apakah mungkin Anda tanpa belajar, tanpa ketenangan hati, tanpa ikhlas untuk menjadi murid baik, bisa lulus? Berarti Anda harus jadi murid yang baik dulu.

Sebetulnya, Anda belum perlu khawatir untuk jadi murid yang lulus, karena yang membuat kita stres selama ini adalah selama tiga tahun kita merasa bukan murid yang baik.


Jangan Nanti, Harus Sekarang!
Kita tidak setuju dengan cara orang menilai kita, tetapi kalau kita tidak menyetujui yang digunakan untuk mengukur kita, gunakanlah dengan apapun caranya untuk kebaikan Anda di masa depan.

Ini hanyalah ujian sementara, setelah itu hidup kita akan besar dan panjang. Maka, berfokuslah menjadi pribadi yang tenang. Tidak usah lebih siap, Anda lebih tenang itu menjadi lebih pantas untuk menjadi murid yang lulus. Semua masalah kita adalah masalah yang sekarang namun kita jadikan nanti.

Ingat! Putra-putri Anda yang khawatir tentang Ujian Nasional adalah anak-anak yang menunda untuk siap diuji. Kalau sekarang sudah terlambat bagaimana? Karena selama mengemban pendidikan sering menunda.

Sadarlah! Bahwa hal yang sama akan berulang kepada kebiasaan yang sama. Kalau sekarang kita tersiksa karena UN, kita akan tersiksa nanti waktu kuliah. Kalau masih diulangi kebiasaan untuk menunda waktu kuliah, akan tersiksa pada saat bekerja dan waktu sudah berkeluarga.

Kalau kita memang sangat kuat menunda, mulai dari sekarang tundalah kata NANTI.

Jangan Malas, Rajinlah!
Malas adalah beristirahat sebelum lelah. Rajin adalah tidak beristirahat meskipun lelah. Lantas, mana yang nanti hidupnya lebih baik? Pastinya rajin.

Karena yang kita sebut lelah, itu tumbuh menguat dan mengakar kepada yang malas, sedangkan lelah itu akan mengecil bagi yang rajin. Maka, latihlah diri Anda mengecilkan halangan. Jika ada yang mengatakan sulit, katakan dalam diri, “Kan belum aku coba”.

Jika ada yang mengatakan tidak mungkin, katakan dalam diri, “Kan menurut Anda”.
Ujian dalam arti sesuatu yang diujikan kepada kita, mungkin diluar kemampuan kita. Maka ijinkan diri Anda untuk mencoba dan kalau gagal, Anda akan tahu apa yang harus Anda perbaiki.

Berani Berdiri di Atas Pijakan
Misal, ada sebuah batu berdiri di depan seseorang, bisa batu pijakan atau halangan. Bagi orang yang berhenti di depan batu itu, batu itu akan menjadi halangan, tapi bagi orang yang memutuskan naik ke atas batu itu dan melintasinya, batu itu menjadi pijakan.

Sama halnya dengan ujian. Ujian kalau membuat Anda berhenti, otomatis Anda akan hidup dalam kemampuan yang tidak tumbuh.

Banyaklah berdoa, karena Anda tidak akan mungkin membangun kemampuan dan kualitas hidup yang baik dengan malas menghadapi ujian. Orang-orang yang sudah naif ini tetap saja selalu berhadapan dengan ujian yang sama.

Namun, apabila Anda memberanikan diri untuk naik, pasti ujian Anda bertingkat namun kemudian akan menunjukkan kapasitas Anda, hingga akhirnya Anda bisa melewati ujian tersebut.

Ingat! Setiap orang itu kapasitasnya ditentukan oleh masalah yang dilampauinya. Jadi, bersyukurlah kalau Anda diberikan masalah, karena itu tanda Tuhan menghormati Anda. Jadi, kalau dikasih masalah, bersyukurlah.

Tapi jangan pula minta-minta masalah kepada Tuhan, jangan. Itu namanya cari masalah. Karena masalah itu akan diberikan oleh Tuhan, kalau kita sudah siap. Jadi, siapkan diri untuk menjadi orang yang pantas diberikan masalah besar.

Take Your Good Time
Kita harus menghentikan upaya untuk mengerti jalan pikiran Tuhan, karena tidak akan kita mampu mengerti.

Apapun yang diminta oleh Tuhan, adalah ikhlaslah. Terancam tidak lulus, ikhlas. Tetaplah menjadi orang baik, lebih baik tidak lulus tetapi menjadi orang baik daripada lulus dengan cara yang tidak baik. Jangan sampai semua godaan, ujian, dan cobaan itu membuat kita lupa menjadi orang yang baik.

Jangan UN yang menegangkan bagi sebagian orang itu menjadikan kita untuk lupa menjadi orang yang baik. Take your good time! Gunakan waktu manis Anda untuk menjadikan diri Anda siap bagi sebuah ujian, lulus maupun tidak lulus.

Tugas Bagi Ibunda Super
Banyak orang tua meneruskan kekhawatirannya sebagai kekuatan yang mengurangi kemapanan pencapaian ketenangan anaknya. Tugas orang tua yang sebenarnya adalah menggunakan kekhawatiran untuk membesarkan semangat anak, bukan mengancamnya atau bukan pula membanding-bandingkan.

Ibunda-ibunda yang super, lulus maupun tidak lulus, anak Anda tetap menjadi orang yang super, selama Anda membantunya menjadi orang yang baik. Gunakanlah bahasa yang digunakan oleh Tuhan untuk membuat Anda dan anak Anda beriman. Bahasa itu penuh kasih, penuh penghormatan, dan menghormati kecepatan dalam mengerti, tidak bisa dipaksa.

Masa peka setiap orang berbeda-beda. Bersabarlah pada orang yang sulit mengerti, seperti Anda juga ingin orang bersabar pada Anda, saat Anda sulit mengerti.

Masalah Datang Bersama Kemudahan
Orang-orang dengan pengetahuan yang sederhana, tetapi dia menggunakannya dengan sungguh-sungguh akan memimpin kehidupan yang lebih baik.

Selalu ada cara untuk menyelesaikan setiap masalah, karena Tuhan menciptakan cara itu bersama dengan masalah. Dan, perhatikan bahwa masalah menjadikan sesuatu yang tadinya sulit menjadi mudah, karena masalah itu datang bersama kemudahan.

Segera Anda akan melihat bahwa masalah itu adalah berkah yang rasanya tidak kita sukai, namun begitu Anda ikhlas menerima rasa yang tidak enak itu, akan jelas sekali tangga-tangga naik dalam kehidupan ini.

Jadi, gunakan cara-cara yang penuh kasih, mengerti kesulitan orang untuk menyesuaikan diri, gunakan pendekatan yang menerima bahwa orang itu tidak tumbuh dengan kejahatan yang sama, jangan gunakan kekhawatiran untuk menyiksa orang.
Gunakan kekhawatiran Anda untuk memperkuat semangat orang untuk membangun hidup yang baik. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.

Take your time! Gunakan waktu manis Anda untuk menjadikan diri Anda siap bagi sebuah ujian, lulus maupun tidak lulus.

Kenalilah suasana hati Anda dahulu sebelum Anda memutuskan penilaian kepada apapun yang sedang Anda alami.

Kita disebut manusia yang bebas, karena kita memiliki kebebasan untuk memilih. Dari semua pilihan yang ada, yang paling besar dampaknya pada kualitas hidup kita adalah pilihan sikap.

Kita cenderung untuk berfokus pada rasa sakit, lebih daripada upaya kita untuk meredakan rasa sakit.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1056 (22 Maret – 29 Maret 2010)

No comments: