Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Thursday, January 21, 2010

24. Penjara Bintang Lima


“Penjara dalam kehidupan kita yang sebetulnya, yaitu apapun yang menjadikan Anda menunda yang penting bagi Anda. Apapun yang membuat Anda tidak melakukan yang penting, yang menjadikan Anda dalam keadaan yang sama dengan masalah dan kesulitan yang sama.


Ada macam-macam jenis penjara dalam kehidupan manusia.
Ada perusahaan yang membayar karyawannya – yang tertentu saja atau yang penting - supaya karyawannya berutang budi. Sampai contoh kasus, ada seorang wanita tidak berani hamil karena takut kehilangan gaji, karena gajinya lebih tinggi dari suaminya. Dia bersedia menukar keturunan masa depannya untuk gajinya sekarang. Dia tidak sadar bahwa dia dipenjara oleh uang yang sebetulnya tidak seberapa, untuk ditukar dengan potensi anak-anak yang pintar-pintar, lucu-lucu itu, di masa depan.


Ada orang yang menikah – bahkan dalam pernikahan yang buruk sekali - tetapi tidak bisa membebaskan dari pernikahan yang buruk itu, karena suaminya atau istrinya kaya-raya.


Ada juga yang berada dalam persahabatan-persahabatan yang menyiksa sekali, tetapi ada perasaan tidak bisa hidup tanpa orang yang menyiksanya itu.


Ya, kadang-kadang, kita memilih lebih baik bersahabat dengan iblis yang kita sudah kenal daripada berkenalan dengan malaikat baru. Padahal, lebih baik kita berpihak kepada yang penting kepada kita dan menyadari bahwa sebagian besar dari kenyamanan yang kita pikir sebagai keuntungan, adalah penjara yang mencegah kita untuk masuk ke kehidupan yang lebih baik.


Kita diciptakan dengan semua potensi yang ada pada ... mahluk. Seorang bayi dilahirkan dengan potensi menjadi sebaik malaikat atau sekejam setan, iblis. Maka dari itu, berpihaklah pada yang baik. Jangan pula melabel diri kita sebagai malaikat atau iblis, tetapi periksalah kualitas dari pekerjaan kita bagi orang lain. Tidak mungkin Anda bisa membahagiakan orang lain kalau yang Anda lakukan tidak mendamaikan Anda, atau tidak mungkin Anda menjadi pribadi yang baik kalau yang Anda lakukan tidak menolong orang keluar dari kesulitannya.


Tujuan dari tema ini adalah lebih berpihak kepada saudara-saudara kita yang bebas, tapi terpenjara oleh konsep-konsep yang tidak baik. Seperti konsep ‘Kalau orang dilahirkan dari keluarga miskin tidak boleh kaya’, atau, ‘Kalau tidak punya koneksi tidak ada harapan’, atau, ‘Bekerjalah untuk mencari dana pensiun walaupun gajinya kecil.’


Lalu, ada juga konsep kalau melihat orang bekerja lantas bertanya, ‘Bekerja sama siapa?’, lalu setelah mendapatkan jawabannya terus bilang, ‘Oh, sama suku itu tidak baik’, atau ‘Sama ras itu tidak baik.’ Itu namanya kita masih terpenjara melihat kebaikan hanya dari satu agama, satu suku atau dari satu bangsa. Atau, konsep ‘Kita merasa kalau tidak sama kasarnya dengan teman-teman kita, maka kita tidak akan punya tempat.’ Banyak sekali orang yang sedang dipenjara oleh pengertian-pengetian salah, dan itu yang menuntun mereka untuk betul-betul masuk ke dalam penjara yang sebetulnya, dan kemudian harus menjadi bagian dari berita karena membayar lebih mahal untuk penjaranya.


Kita, bangsa ini, yang paling banyak terjadi pada orang-orangnya, adalah terpenjara pada perasaan menunggu dibuat berhasil. Kita sedang menunggu dibuat berhasil, sedang menunggu digaji lebih tinggi, sedang menunggu dinaikkan pangkat, sedang menunggu dikasihani, sedang menunggu dihitung benar. Bukan sedang menunggu hasil dari kerja keras, dari keberanian untuk memunculkan diri sebagai pelayan terbaik di bidangnya, sehingga kalau tidak berhasil, kita marah kepada orang lain. Padahal yang perlu disadari, semua ini dari Tuhan.


Maka dari itu duduklah malam ini, berbicaralah dengan ramah kepada yang menyejahterakan kita lalu bertanya, ‘Tuhan, apakah ada yang harus aku perbaiki agar mudah bagiku untuk berezeki baik? Jadikanlah tahun 2010 ini tahun yang membuatku cepat mendahulukan yang penting, cepat menunda yang tidak bagiku. Mendengarkan yang baik, melihat yang baik, membicarakan yang baik, agar diriku dipihakkan pada kebaikan.’ Kehebatan bicara dengan Tuhan ini yang sulit dimengerti bagi orang yang tidak pernah mencoba betul-betul mempasrahkan kehidupannya kepada Tuhan.


Kalau Anda pasrah betul-betul, Anda tahu bahwa penghinaan orang itu harusnya membuat Anda tegas mencari pergaulan yang baik. Kalau Anda digaji seperti Anda bisa dipuaskan dengan bayaran sebanyak kacang, Anda itu diberi tahu untuk mencari tempat yang lebih menghargai. Tetapi, sering kita tidak ikhlas mempercayai bahwa Tuhan itu akan membayar kita di tempat yang lebih baik, dan menukar Tuhan dengan bayaran kecil.


Ada di antara kita yang bekerja menjadi tukang suap, negosiator kepada pejabat-pejabat untuk menerima sekian supaya memaafkan kesalahan perusahaan kita. Itu artinya kita tidak betul-betul ikhlas ber-Tuhan dan menerima hanya yang halal.


Kita bersedia menerima pendapatan-pendapatan yang tidak baik seperti bekerja di perusahaan yang merusak kesehatan masyarakat, yang membuang limbah, dan kita menerima gaji dari situ. Kita tidak ikhlas untuk berpihak betul-betul kepada kebaikan. Kalau semua orang baik, maka tidak akan ada perusahaan yang merusak kesehatan, yang membuang limbah di masyarakat, yang menebang pohon itu yang bisa punya karyawan, karena kita semua menolak untuk digaji dari uang-uang yang tidak berkat.


Marilah kita mengambil keputusan yang paling penting dalam hidup ini, yaitu: keputusan untuk menjadi pribadi yang damai karena kebaikannya. Jangan lagi malam-malam kita diisi dengan negosiasi cara-cara menyembunyikan kesalahan-kesalahan, termasuk kesalahan yang lalu.


Tidak ada satupun yang bebas dari fitnah masa lalu. Maka, jangan buat fitnah baru. Lalu, jadilah pribadi yang Tuhan cegah fitnah-fitnah masa lalunya yang masih mau menggigit kita sekarang ini, supaya di tahun yang baru ini, kita lurus menjadi pribadi yang ikhlas, yang baik, tidur dengan damai dalam kebaikan, dan betul-betul melepaskan diri dari yang menunda kita masuk ke kehidupan kita yang baru. (*)



“Kalau ada orang yang berpendapat lebih baik dipenjara, direndahkan martabatnya dipenjara bintang lima daripada menjadi orang yang bangga karena kejujurannya yang dia terpaksa tinggal di kolong jembatan, maka itu adalah perintah bagi kita orang-orang baik yang sudah sejahtera, untuk menyisihkan sebagian uang kita untuk pendidikan saudara kita yang kurang mengerti.”


“Bagi orang yang tidak menghormati dirinya, dia akan menyediakan dirinya jadi serendah-rendahnya orang, karena banyaknya bayaran.”


“Keprihatinan kita adalah bahwa pengertian ‘Goodness pays’, belum sepenuhnya ada di masyarakat, bahwa kebaikan yang membayar kehidupan. Kita masih dididik oleh hal-hal yang salah bahwa kebahagiaan bisa dibeli.”


“Kesalahan-kesalahan terbesar dalam hidup adalah salah mempercayai orang. Karena kita salah menduga bahwa orang yang kita percayakan kehidupan kita sebagai pasangan hidup, partner, sebagai karyawan yang penting, meleset.” (*)





(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 17 Januari 2010, disusun oleh Boy Mahar Indarto dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1048)

23. Gajiku Bukan Aku


“Saya harus kreatif. Karena kalau saya lemah di pikiran, saya tidak akan selamat dari kelemahan ini.”


“Apakah kita selamanya dinilai dan dibandingkan berdasarkan jumlah uang yang kita hasilkan? Kenali betul-betul apa yang menjadi pengukur pribadi kita, dan dengannya kita bisa tahu jalan-jalan indah dalam membangun karier. Semua orang ingin menjadi kaya, tetapi banyak orang sering lupa bahwa kekayaan itu bukan hanya uang. Kekayaan itu juga kesehatan, nama baik, istri yang menyayangi kita, suami yang memuliakan keluarga, anak-anak yang menghormati kita. Itu kekayaan. Jangan tolak untuk menjadi orang kaya.”

“Banyak orang menginginkan bahagia, tetapi lupa membangun dasar kebahagiaan yang namanya kesejahteraan. Jangan abaikan ini, kerena ini dasar dari mudahnya merasa tenang, mudahnya rasa tidak kekhawatiran, kita tidak boleh khawatir mengenai apa yang kita makan besok, karena setela itu mudah bagi kita mencapai kebahagiaan. Semua orang ingin bahagia tetapi lupa untuk sejahtera terlebih dahulu.”

“Semua dimulai dari kesejahteraan. Orang malas yang tidak berguna bagi kehidupan itu malas memberi makan untuk diri sendiri. Bayangkan, untuk diri sendiri saja malas, bagaimana mencapai kebahagiaan. Setelah sejahtera, bahagia, kita bangun kecemerlangan; untuk apa kita dihadirkan dalam kehidupan ini, dijawab di sini. Dasar dari semua itu, menjadi manusia yang mampu membiayai diri sendiri.”

“Bangunlah kemampuan yang setidaknya sama dengan keharusan-keharusan kita, harus membayar ini, membiayai itu. Karena, sekarang banyak sekali yang mengupayakan maunya gratis. Ia tidak akan mampu membeli, karena semua tenaga mentalnya dipakai untuk mencari yang gratis-gratis, lupa membangun kepantasan dibayar. Orang yang pantas dibayar malah tidak mau dibayar gratis, tidak mau digratiskan.”

“Marilah menjadi pribadi yang bernilai yang kemampuannya di atas keharusan-keharusannya. Yang kedamaian hatinya membuat orang lain mensyukuri kehidupannya dan menjalankan tugasnya. Tidak ada orang yang tidak punya tugas hebat dalam kehidupan ini.”

Uang bukan segala sesuatu tetapi UANG ITU PENTING

“Semua orang yang mengatakan, ‘Oh, uang itu bagi saya tidak penting’, selalu orang yang tidak punya uang. Karena orang yang punya uang, tahu anaknya harus sekolah di sekolah yang baik, istrinya harus memakai mobil yang aman, tamunya harus dihormati dengan ruang tamu yang nyaman. Jangan menganggap uang, karena sulit dicapai, lalu berpikir tidak berhak mencapainya.”

“Kita harus membangun kehidupan yang sejahtera. Jangan menganggap uang, karena sulit dicapai, lalu merasa tidak berhak mencapainya. Kaya itu hak.”

“Saya pernah pergi ke supermarket, memegang keripik kentang, harganya Rp 3.250,-, dan saya sempat berpikir lama antara beli atau tidak membeli. Dan, itu sebuah kekalahan moral yang sangat besar, waktu saya menaruh kembali keripik kentang itu. Perasaan saya terhina, oh my God, baru keripik kentang saja, saya harus berpikir antara ya dan tidak, seperti saya mau berangkat perang. Jadi, bagi saudara kita yang merasa minder karena gajinya kecil, seperti yang saya alami dulu, sabarlah. Karena, gaji itu sementara. Setiap kali menghadapi situasi yang membuat kecil hati, katakan itu sementara. Saya pernah kos, mandi dengan ember berwarna hijau, di situ saya selalu bilang, ‘Ini hanya sementara’. Obatnya adalah katakan pada diri sendiri, ‘Aku orang besar yang masih berada dalam masa pembentukan.”

Semakin Miskin Harus SEMAKIN KREATIF

“Waktu saya kuliah program S2 di Amerika, di asrama saya di Dorm, mahasiswa mendapat makan pagi siang dan malam untuk Senin sampai Sabtu. Hari Minggu, tidak mendapat makan malam. Hari Minggu harus belanja sendiri. Sedangkan saya mahasiswa miskin. Yang saya lakukan, membeli cacing seharga 2,5 dollar. Di sana, cacing dijual dalam kulkas, supaya kedinginan terus tidak bisa keluar. Karena kalau hangat, dia jalan-jalan. Saya gunakan cacing itu untuk memancing. Saya dapat ikan, saya bagi dalam 4 bungkusan besar. Saya mampir ke empat keluarga Indonesia yang ada istrinya. Saya cepat pulang, mandi dan tunggu telepon. Telepon pertama berdering, ‘Dik Mario, datang ke sini, makan malam yuk’, ‘Oh boleh,’ kata saya. Telepon kedua berdering, juga ajakan makan malam. Saya katakan, ‘Oh sudah’, berarti untuk minggu depan saja. Begitu pula telepon ketiga dan keempat untuk minggu ketiga dan keempat. Dengan 2,5 dollar, saya dapat makan 4 minggu. Semakin kita miskin semakin harus berpikir. Banyak orang karena kemiskinannya lalu mematikan kreativitasnya. Waktu itu saya memang agak marah pada diri sendiri, karena saya miskin. Saya bilang, ‘Saya harus kreatif. Karena kalau saya lemah di pikiran, saya tidak akan selamat dari kelemahan ini’.”

“Perhatikan orang yang sombong karena harta, Anda akan tahu orang yang lebih kaya dari dia dan tidak sombong. Perhatikan suami yang sombong kepada istri dan anaknya, yang mengatakan, ‘Kalau bukan saya yang cari, kalian makan apa?’ selalu itu suami yang gajinya kecil.”

“Orang yang sombong tidak akan berhasil menemukan apa yang disombongkannya, karena semua itu diizinkan. Pangkat tinggi, bergaji tinggi, bernama baik, berderajat tinggi, semua itu atas seizin Tuhan. Bagaimana bisa sombong kalau itu diizinkan. Buktinya, orang-orang yang berpangkat tinggi, bergaji tinggi, banyak yang derajatnya diturunkan, karena derajat pun diizinkan.”

“Yang membuat kita bangga dengan diri itu bukan keadaan. Tidak boleh orang menilai diri sendiri dengan keadaan. Orang yang menilai diri sendiri dengan keadaannya yang baik akan sombong. Orang yang menilai diri sendiri dengan keadaannya yang sedang lemah akan minder. Orang itu harus menilai potensinya. Kalau orang menilai potensinya ke depan, tak akan minder. Perhatikan orang yang gajinya lebih tinggi dari kita. Gaji kita kecil, tapi kita tahu yang kita lakukan ini bernilai, kita tidak akan pernah minder. Karena dia bekerja, sebentar lagi jenjang kariernya mentok, posisinya sudah paling tinggi, di atas dia itu pemiliknya, habis itu dia mau kemana? Jadilah pribadi yang sungguh-sungguh menjadikan potensi menjadi kenyataan. Kalau mau punya harga diri, hargai potensi Anda.”

LEBIHKAN KONTRIBUSI Sebelum Anda Dikenali
“Pernah melihat orang melamar pekerjaan, sedang diwawancara, ia ditanya minta gaji berapa, lalu ia jawab, ‘Terserah’, atau ‘Sesuai standarnya saja’? Yang paling baik adalah melebihkan kontribusi. Kalau Anda menghasilkan besar, itu hanya masalah waktu sebelum Anda dikenali.”

“Alasan mengapa banyak orang menganggur, tidak dapat pekerjaan, karena mereka bukan mencari pekerjaan, mereka mencari uang. Buktinya, kalau pekerjaan baik, gaji tidak cocok, mereka tolak. Coba kalau mencari pekerjaan, ‘Bapak, apakah ada produk Anda yang tidak begitu laku? Izinkan saya menjualnya’. Lalu Bapak itu bertanya, ‘Bagaimana pembayarannya?’, Anda menjawab, ‘Setelah saya menghasilkan, Pak. Saya sudah menganggur 14 tahun, untuk apa saya khawatir tentang uang’. Kalau mencari pekerjaan, selalu ada pekerjaan yang kontribusinya ditunggu dari Anda.”

“Kalau orang-orang sedang bermain badminton, Anda mau main badminton, Anda membawa raket badminton juga. Kalau mereka main tenis, Anda membawa raket tenis juga. Dunia itu permainannya tenis, Anda jangan main yang lain. Dunia melihat orang dari kedudukannya, maka mereka berlomba-lomba menjadi camat, bupati, menteri bahkan presiden. Kalau pangkat dan kedudukan tinggi dihormati, mainlah di sana. Naiklah setinggi mungkin. Kalau mereka menghormati pangkat, jadilah pribadi yang pangkatnya setinggi mungkin agar masyarakat mengetahuinya. Derajat adalah tingkat tertinggi dari seseorang. Sekarang yang paling baik, mengajarkan ke semua orang, bahwa derajat itu paling penting, karena banyak orang berpangkat tinggi yang derajatnya turun. Karier terbaik adalah karier derajat.”


Kalau semuanya TIDAK PASTI maka APAPUN MUNGKIN

“Kalau semuanya tidak pasti maka apapun mungkin. Karena tidak pasti saya bisa berhasil menjadi jenderal, maka mungkin saya menjadi konglomerat. Kenapa kita menggunakan ketidakpastian untuk untuk menakut-nakuti diri, kenapa tidak justru membebaskan kita. Setiap batasan punya pembebasan.”

“Perubahan. Bagi Anda yang takut berubah, saya setuju, karena memang tidak ada jaminan perubahan akan membawa perbaikan. Itu betul, tetapi apakah ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan? Anda mempunyai pilihan, berubah! Hanya orang yang memperbarui diri yang berhak bagi kehidupan dengan kualitas baru.”

“Orang tua tidak boleh memilihkan hidup untuk anaknya. Orang tua, bantulah anak mencapai keberhasilan maksimal dalam pilihannya.”


“Tanpa kita sadari, sebetulnya ada tulisan harga di wajah kita. Perhatikan orang yang ketika berbicara terlalu sering mengangguk dan perhatikan orang yang berbicara dengan tenang, lebih tinggi mana bayarannya? Yang bicaranya tenang. Karena yang bicaranya sambil mengangguk itu takut ditolak, ia mengajak orang lain untuk setuju. Berarti dia tidak mempunyai keyakinan bahwa yang dikatakannya itu benar. Ia belajar untuk dinilai tidak mahal.”

“Berapa gajinya? Menjawab terserah, itu rendah. Bandingkan dengan ucapan, ‘Saya mengerti standar saya tinggi, tetapi Ibu belum mempunyai pengalaman mengenai saya, silahkan lihat kinerja saya’. Kalau seperti itu tidak akan berani kasih gaji rendah.”

“Orang yang maunya terima apa adanya akan mendapatkan yang apa adanya. Pantaskan diri bagi keberhasilan besar agar orang menghargai kita mahal.

ABAIKAN Komentar yang Tidak Berpihak pada Keberhasilan Kita

“Kita punya telinga untuk mendengarkan. Semua orang bicara; tidak mungkin, susah, itu salah. Dengarkan; semua orang yang berhasil adalah orang-orang yang pandai mengabaikan yang tidak berpihak kepada keberhasilannya. Dengarkan nasehat baik. Belajarlah untuk mengabaikan yang tidak berpihak kepada keberhasilan Anda. Dengarkan orang yang matanya lebar waktu bertemu Anda, itu bagus sekali, super. Dengarkan nasehat baik, karena itu membangun pikiran dan perasaan dan mempengaruhi kebaikan tindakan Anda.”

“Waktu dibayar kecil dan waktu dibayar besar, Anda lebih rajin yang mana? Waktu dibayar besar, rajin sekali. Waktu dibayar kurang, Anda bermalas-malasan, menunda pekerjaan. Orang yang menyesuaikan perilakunya dengan gaji kecil, menjadikannya pantas digaji kecil. Nah berarti, kalau Anda digaji kecil atau digaji besar, dimana Anda lebih keras bekerja? Orang yang digaji kecil harus bekerja paling keras karena dia paling butuh naik. Dan, semua orang yang digaji besar itu mulainya dari gaji kecil. Orang yang paling berhasil di antara itu, yang tidak perlu gajian lagi, karena ia yang memiliki usahanya.”

“Saya pernah salah dengan cara menyombongkan gaji, menyepelekan gaji, dan kesalahan-kesalahan yang paling mengganggu sampai sekarang adalah kurang menghormati orang karena saya anggap dia tidak kaya. Anak muda sering melakukan kesalahan itu, hanya karena tampilannya tidak kaya, tidak banyak uangnya, kita menyepelekannya. Sebagai anak muda, saya harus minta maaf karena saya menyepelekan hanya karena melihat tampilannya. Karena itu belajarlah menilai orangnya, bukan yang dikenakannya. Mengenali orang yang paling mudah adalah melalui bahasanya. Bahasa adalah pembeda kelas yang sesungguhnya. Anda jangan tertipu. Orang biasa yang bahasanya baik pasti menyimpan kekuatan besar. Orang yang kelihatan besar tapi bahasanya tidak konsisten, itu tanda ada kualitas yang disembunyikan. Hati-hati dalam menilai orang, lebih baik salah benar (menghormati lebih), daripada menilai kurang.”

“Kalau Anda mau tahu seberapa bernilai Anda, perhatikan apa yang Anda lakukan waktu orang memuji. Waktu roang bilang, ‘Wah, wow, teruskan’, apa yang Anda lakukan? Waktu orang bilang, ‘Terima kasih’, apa yang Anda lakukan? Itu semua potensi. Waktu orang mengatakan, ‘Untung ada Anda’, berarti orang ini penyelamat, berkualitas sekali, dan yang disampaikannya adalah keuntungan, bahasa korporatnya adalah kontribusi, orang dinilai berdasarkan hasil. Kalau sampai orang mengatakan, ‘Untung ada Anda’, itu kualitas yang harus Anda hormati yang ada pada diri Anda.”

CARA MENGAKALI SISTEM REZEKI (menggunakan akal untuk memperbaiki rezeki)

“Gaji itu kalau tidak disiasati dengan baik, mengkhawatirkan, karena naiknya dibatasi perusahaan, 10% per tahun. Inflasi lebih tinggi dari kenaikan gaji. Jadi, sebetulnya banyak orang melemah, kalau kita bicara gaji. Maka, bekerjalah setia untuk naik 10% per tahun. Pertanyaannya, sebetulnya apakah Tuhan merencanakan pembatasan untuk rezeki kita? Lalu kenapa kita memberikan batasan pada gaji? Berarti, ada yang kita lakukan yang membatasi diri.”

“Gaji dan reward itu lain. Reward bisa dari manapun karena apapun yang kita lakukan. Gaji itu sudah ada standarnya. Kenapa orang gajian gampang stres? Karena ia tahu, kenaikannya berapa setiap tahun. Itu yang membuat kecil hati, bahwa cita-cita besarnya itu tidak bisa dicapai dengan gajinya. Itu sebabnya ia minder. Kalau begitu, pikirkan segala sesuatu dalam karier Anda itu bersifat sementara, termasuk status Anda jadi orang gajian. Saya tidak menganjurkan Anda jadi wirausahawan, tetapi Indonesia akan kuat kalau sebagian besar masyarakatnya mendapat penghasilan dari wirausaha, bukan dari gajian.”

“Akan selalu ada orang yang dihargai lebih tinggi daripada kita. Berarti, standar apapun yang ditetapkan perusahaan akan diubah kalau penghormatan orang yang menetapkan gaji itu berubah kepada kita. Jadi, cara meningkatkan gaji yang paling baik adalah meningkatkan penghormatan orang yang menggaji kita, karena hasil yang kita bangun dengan pelanggan, berhasilnya kita membangun organisasi yang damai, meneladankan sikap setia pada perusahaan. Mempengaruhi hormatnya orang kepada kita; hormati diri Anda, tingkatkan penghargaan orang kepada yang kita lukukan. Buat orang lebih menghargai kehadiran Anda, mensyukuri datangnya Anda lalu perhatikan apa yang terjadi.”



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 10 Januari 2010, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1047)

22. Rindu untuk Diperhatikan


Berapa banyak wanita yang betul-betul berniat untuk suaminya. Banyak wanita berias kalau mau kondangan, berarti banyak wanita berias bukan untuk suaminya, tapi untuk orang lain. Kalau untuk suaminya, pakai daster yang karetnya sudah hilang. Jadi, kalau mau diperhatikan, tunjukkan bahwa Anda berkualitas untuk diperhatikan dari awal. Yang baru menikah, pastikan Anda berias sebelum suami pulang. Berias itu bukan hanya yang dipakai, karena fisik itu sifatnya sebentar, selanjutnya intelektual. Suami ingin istri yang bisa diajak bicara dengan cerdas. Suami lebih tertarik pada istri yang berada dalam gelombang yang sama, sehingga suami merasa ada pendamping yang mengangkatnya, karena banyak wanita jadi beban.

***

Kalau tidak berbicara, wanita itu paling tidak bertanya mengenai impian suaminya. Pertanyaan yang paling sulit dijawab, setinggi apapun pangkat orang, setelah ini apa. Kalau istri bertanya kepada suaminya, setelah ini apa, suami akan terpacu lebih maju, lebih kuat. Jangan ingatkan masa lalunya.

***

Banyak wanita salah mengerti mengenai apa yang disukai pria. Jadi, perhatikan yang memang menarik perhatian pria, yang wanita matanya lebar saat memperhatikan suaminya. Itu lebih menarik daripada kita memperhatikan harta. Harta itu beberapa saat membiasa. Wanita itu harus menjadikan dirinya yang menarik, bukan yang dipakainya.

***

Kita itu dilahirkan sebagai bayi yang sangat menarik, lalu tumbuh dewasa menjadi pribadi yang tidak menarik karena yang kita lakukan telah membunuh daya tarik itu. Kenalilah yang mematikan itu lalu dibalik.

***

Perhatian yang paling membaikkan kehidupan kita adalah perhatian dari Tuhan. Berapa banyak dari kita cukup memperhatikan Tuhan. Banyak orang waktu sedih, berbicara kepada Tuhan dengan kalimat-kalimat protes, ‘Mengapa aku?’, ‘Mengapa orang yang tidak sebaik aku, hidupnya lebih baik dari aku?’ Sebetulnya kalau Tuhan sampai hati, ‘Kalau kamu baik, kenapa kamu menderita?’ Jadi, kalau lagi merasa menderita, harus ada yang perlu diperbaiki. Belum tentu yang menjahati kita itu orang jahat, sehingga kita merasa sedih. Perhatikan Beliau waktu kita bahagia. Setiap orang yang sedih sekali, selamat, rata-rata lupa. Berlakulah baik kepada Tuhan.

***

Semakin baik perlakuan kita kepada Tuhan, semakin baik pula perhatian beliau. Karena kalau kita diperhatikan Tuhan, Tuhan akan perintahkan orang lain untuk memperhatikan kita.

***

Bagaimana kalau kita melihat baiknya. Jangan bebani istri dengan keharusan memperbaiki suaminya. Bebaskan istri. Kasihan, wanita punya pilihan lain. Contoh, istri kita kalau tidak menikah dengan kita, mungkinkah dia menikah dengan yang lebih tampan? Mungkin. Jadi, kalau istri kita sudah memutuskan menua bersama kita, seyogyanya kita bantu dia memperbaiki kita. Pada saat yang sama harus diingat, banyak suami menghindari konflik, karena wanita gemar sekali mempertengkarkan hal-hal kecil. Kadang suami lebih baik diam. Kalau istri mau suami lebih banyak bicara, dia harus bertanya lalu diam. ‘Bagaimana seharian di kantor? Cerita dong.’ Bukankah suami istri sudah jarang berbicara kecuali mereka bertengkar? Bagaimana kalau suami istri punya saat pacaran yang spontan. Anak itu hidupnya menarik karena spontan, ‘Main masak-masakan yuk’. Suami istri tidak begitu lagi, serius. Mengapa tidak kita spontankan, ‘Makan yuk’, ‘Masak apa’, ‘Yuk pergi hanya berdua’, sehingga keremajaan kasih sayang itu ada lagi.

***

Kalau kita menarik perhatian anak kecil, jangan pernah kelihatan marah. Waktu marah itu, anak kecil takut sekali. Ayah ibu bertengkar, anak takut. Kalau kakek-nenek menyayangi orang tuanya, anak akan melihat itu contoh untuk ditiru untuk menyayangi kakek-neneknya.

***

Segala sesuatu itu selama ada akan selalu ada. Itu sebabnya istri disepelekan sampai ia sakit. Sesuatu itu nilainya ada setelah kita kehilangan. Selama ada istri dan suami yang baik, sayangi. Besar bukan karena mensyukuri hal-hal baru, kita menjadi kaya setelah mensyukuri.


***

Ada istri yang suka membanding-bandingkan suaminya dengan pria lain yang lebih berhasil. Kalau bisa itu jangan diteruskan, karena suami yang dibanding-bandingkan ke orang lain akan membandingkan istrinya dengan wanita lain. Jangan kasih alasan suami melihat wanita lain lebih baik. Di luar sana banyak sekali yang berusaha menarik perhatian suami kita. Jadilah wanita yang tidak memberikan kesempatan suami ke arah lain atau merasa ke wanita lain.

***

Sesuatu itu akan terasa bernilai kalau kita sudah kehilangan, tetapi kita akan merasa kaya kalau kita sudah mensyukuri apa yang kita miliki.

***

Kadang-kadang kalau kita memang harus merindukan seseorang yang tidak ada, untuk melatih kita jadi orang baik, lakukan. Seperti saya berbicara dengan ibunda saya yang tidak ada, dengan santun, penuh kasih sayang. Ibu saya (posturnya) kecil, putih, orang Bugis, keturunan Arab, kidal, menjadikan saya lebih baik. Karena kalau saya bicara dengan itu ramah, santun, penuh hormat bahkan sampai sekarang. Saya berdiri di teras, ‘Ibu, ini rumah anakmu sekarang’, meskipun tidak ada, kalau itu menjadikan kita orang baik, lakukan. Hidup dalam ingatan baiknya. Orang yang sudah meninggal itu menginginkan kita hidup terus baik, sehingga setelah kita sedih, menangis sebentar, hidup baik buat dia, karena dia tidak mati, yang mati kan badannya, jiwanya ada dan menyaksikan kita. Hiduplah dengan baik dalam ingatan kebaikan dia.

***

Jangan sampai salah. Tetaplah benar. Itu sebabnya hati-hati semua penipu bicaranya kedengarannya enak. Orang-orang baik belum tentu bicaranya enak didengar. Kalau kita hanya mau dengar enaknya, kita sering terjebak dalam hubungan yang salah. Karena kita berpendidikan, jangan selalu menilai orang yang bicaranya kasar, dengarkan niat dari kata-katanya. Sesuatu yang tidak masuk akal, orang itu penipu. Wanita harus hormat pada dirinya, kalau wanita menjaga hormatnya pada dirinya, dia akan tetap dimuliakan pria.

***

Sambut anak Anda seperti tidak bertemu 4 tahun, ‘Hai, apa kabar?’ itu membuat anak merasa penting. Banyak suami merasa tidak penting karena istri melihatnya saja tidak kalau ia pulang. Jadi kalau begitu, kalau kita ingin diperhatikan, berikanlah orang itu kekuatan untuk memperhatikan kita, yaitu perhatian. Orang yang diperhatikan, akan tumbuh perhatiannya pada kita. Kalau dia tidak tumbuh, kagetkan dengan perhatian. Istri juga begitu. Lebihkanlah. Kalau kita ingin diperhatikan, lebihkanlah perhatian kita. Sebagian besar orang yang rindu diperhatikan, kurang memperhatikan orang lain, rata-rata orang ini mengasihani diri sendiri. Lebihkanlah perhatian Anda pada orang lain, semakain Anda perhatian, semakin Anda diperhatikan, jadikan orang sebagai pusat perhatian, jadikan kegembiraan Anda itu karena Anda bersama mereka, lalu perhatikan apa yang terjadi.



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 3 Januari 2010, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1046)

21. Logika Generasi Baru


Supaya kita nanti waktu memimpin tumbuh menjadi pribadi dewasa yang logikanya sesuai 20 tahun dari sekarang, 40 tahun dari sekarang, karena logika baru yang mengabaikan tatanan, tuntutan, keharusan yang lama dalam membangun karier. Pertama, generasi baru tidak bekerja mencari pensiun, sesuatu yang nanti, generasi baru membangun kemampuan untuk dibayar tinggi sekarang. Generasi lama liburnya akhir minggu, generasi baru berusaha membangun kemandirian finansial supaya bisa libur kapanpun, karena kebebasan paling indah adalah kebebasan melakukan yang kita cintai dan kita dihargai dengan tinggi. Jangan lagi merasa harus tua dulu baru berhasil. Jadilah yang muda dan berhasil. Jangan tunggu tua untuk didengarkan, jadilah yang muda dan dihormati. Generasi baru membongkar paradigma lama, termasuk tidak ada kesalahan yang bisa menjatuhkan orang. Sebesar apapun kesalahan orang adalah cara mencapai keberhasilan. Yang menjatuhkan orang itu dosa yang kecil. Kesalahan itu karena tidak tahu, belum berpengalaman. Tetapi mengambil hak orang lain, berutang keburukan dalam jabatannya, itu dosa, itu membatalkan derajat apapun. Salah lah, tapi jangan pernah berdosa.

***

Sebuah koin itu punya dua sisi, kalau tidak benar ya salah. Orang yang menghindari salah, menjauhi kemungkinan benar. Itu sebabnya penakut jarang berhasil. Pemberani karena berani menerima risiko salah, karena tertarik untuk menjadi benar. Apakah Anda generasi baru tertarik berhasil atau takut gagal? Logikanya, orang yang ingin berhasil akan tertarik kepada keberhasilan. Sedangkan orang yang tertarik kepada kegagalan, menjauhi kemungkinan berhasil, karena ia menghindari kesalahan.

***

Yakinilah setinggi-tingginya, kualitas manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Manfaat, kata lainnya berguna, orang berguna itu karena digunakan. Jadi, orang yang hidupnya hebat itu digunakan untuk melakukan sesuatu yang besar. Sebagai anak muda, apa yang Anda lakukan agar Anda berkualitas dan digunakan untuk melakukan yang besar? Apa yang Anda lakukan untuk lebih bisa, lebih kuat, lebih tahu? Jangan berharap digunakan untuk yang besar kalau kemampuan kecil. Orang hebat itu mencoba, gagal lagi, mencoba, gagal lagi, mencoba, gagal lagi, mencoba lagi tanpa kehilangan semangat.

***

Orang yang ingin berhasil dan akan berhasil adalah orang yang lebih tertarik kepada keberhasilan. Karena orang yang tertarik kepada kegagalan menghindari kemungkinan berhasil karena menjauhi kesalahan.

***

Nama itu tanda, nama panjang dan nama pendek, mana yang lebih mudah diingat? Yang pendek. Kalau Anda yang muda-muda ini beraspirasi menjadi orang besar, sederhanakanlah apapun yang berkenaan dengan diri Anda. Telepon yang Anda sukai yang sederhana tapi powerfull. Kamera yang Anda sukai yang simpel tapi ISO 101 ribu. Bisa dibayangkan itu. Ada orang yang tidak simpel, baru mau makan dimana saja bertengkar, baru mau nonton apa bertengkar, mau ditugaskan ‘aduh, nggak bisa, Pak’, ‘Nggak pernah, Pak’. Jadilah pribadi yang sesederhana mungkin agar digunakan. Digunakan malah tersinggung? Jangan, penting itu digunakan. Jadilah orang yang sangat sederhana. Apa jadinya Anda kalau Anda anak muda yang tahu, yang luas, punya data, kenal orang-orang penting di bidang tertentu, punya hasil riset, fasih berbicara, santun berhubungan dengan orang lain, jadi apa? Orang tidak menunggu Anda tua dulu, langsng Anda dituakan. Ketua itu tidak harus tua.

***

Ahli ilmu berenang yang tidak pernah berenang, kalau berenang gaya apa? Berarti “doing”, karena “the skill of doing”, keterampilan untuk melakukan datang dari melakukan. Kalau Anda puny anak banyak bicara, biarkan karena itu yang nanti tampil. Anda yang tidak tahu malu itu punya potensi untuk berhasil dari orang rata-rata dengan gaya kebanyakan. Jadi, orang yang terampil bicara, banyaklah berbicara, pastikan itu bernilai, jangan boroskan tenaga dengan menghadap ke satu arah.


***

Dalam perencanaan karier, yang muda-muda biasanya terjebak ke sikap mental orang tua. Orang yang tua mentalnya itu mementingkan keamanan. Orang yang muda mentalnya mementingkan opportunity, kesempatan. Organisasi apapun mulai bermasalah kalau anak buahnya security oriented, maunya aman. Organisasi sekecil apapun akan mengalahkan organsasi besar yang karyawannya security oriented. Biasanya, security oriented pada usia 40 tahun. Itu sebabnya kalau mau berwirausaha, lakukan sebelum 40 tahun. Karena 40 tahun, anak mau masuk SMA, perlu komputer, kamar harus lebih besar, sehingga tidak berani ambil risiko. Kalau yang muda generasi baru jangan security oriented, yang muda tidak mencari pensiun tetapi mencari penghasilan sebesar mungkin saat ini juga, tidak liburan nanti tapi bisa kapan saja. Opportunity.
***

Mau globalisasi, internasional, futuristik atau apapun, kalau Anda tinggal di Kota Tumpang, Malang Selatan, jadilah pribadi yang super di Tumpang. Mengerti global atau tidak, kalau Anda peternak ayam di Tumpang, jadilah peternak yang hebat, bahkan ayam jantan pun bisa bertelur.

***

Bedanya atasan dengan kita, apa? Yuk kita batalkan standar-standar lama itu. Generasi muda Indonesia, kita batalkan pendapat lama bahwa atasan lebih pintar dari kita, bahwa atasan lebih berpengalaman, bahwa atasan lebih mampu. Batalkan semua standar itu. Karena orang tidak berkualitas, banyak kita lihat di tempat tinggi, yang muda yang bekerja yang tertekan. Batalkan standar-standar itu. Bedanya Anda dengan atasan adalah Anda belum ditunjuk. Itu saja. Jadi anjurannya, beredarlah, tampillah, banyak anak muda takut kelihatan atau takut bergaul dengan atasan. Beredarlah supaya Anda ditunjuk. Pandailah. Bertanyalah. Segerakan buat laporan, sampaikan. Berdiri yang gagah. Jangan pernah bilang tidak bisa. ‘Saya coba, Pak. Tolong saya dibantu kalau tidak bisa’. Anak muda seperti itu akan cepat ditunjuk. Jadi, saingan Anda dengan atasan adalah cepat-cepatan ditunjuk. Kalau Anda lebih setia pada perusahaan, lebih setia pada pelanggan, Anda akan cepat ditunjuk.

***

Yang membengkokkan aturan itu yang tua. Yang muda itu yang membongkar. Lihat orang yang tua pikirannya lebih security oriented, lebih yang aman. Peraturan yang akan menggeser mereka dibengkokkan. Anak muda opportunity oriented, tidak sesuai, ganti, atau menyesuaikan diri. Anak muda tidak membengkokkan aturan. Anak muda berani salah tapi takut dosa.

***

Kalau Anda yang muda-muda beraspirasi menjadi orang besar, sederhanakanlah apapun yang berkenaan dengan diri Anda.

***

Cara anak muda menikmati hidupnya; have fun, yang happy, jangan kejam pada diri sendiri, jangan terlalu serius, yang ringan hati saja. Kalau orang membuat kesalahan, terima, maafkan. Seperti misalnya kita sedang menyetir mobil disalip kopaja, kasar begitu di jalanan, jangan marah, yang ringan hati saja, mungkin istrinya hamil mau melahirkan. Coba kalau kita berpikir positif seperti itu, kalau kita marah, ia juga tidak tahu kita marah, karena kemarahan lebih merusak yang marah daripada yang dimarahi. Yang ringan saja. Karena kalau Tuhan mau membuat kita kaya, tak ada yang bisa menahan. Kalau Tuhan mau buat kita berpangkat tinggi, tak ada yang bisa menahan. Serahkan diri Anda pada Tuhan sebagai pemimpin. Kesukaan kita pada hal-hal tertentu itu sistem rekruitmen, Anda dibuat tertarik, tapi kan setan tahu Anda akan berhasil, maka Anda juga dibuat tertarik pada hal-hal tak berguna. Berhati-hati, be happy.

***

Ambisius itu boleh tetapi pastikan orang melihat yang kita lakukan itu menambah nilai bagi mereka. Jangan ambisius tetapi rencana menjadi atasan untuk mengurangi orang lain. Orang yang ambisinya bagi kebaikan didukung banyak orang. Kalau Anda obsesif, tergila-gila, itu baik sekali, karena itu kekuatan yang membuat Anda belajar tanpa letih, berlatih tanpa istirahat, menjual secara agresif, menerima kegagalan dengan bersemangat. Obsesif itu penting sekali.

***

Banyak kita itu hanya ingin melihat jadinya, ingin meniru jadinya, tetapi sama sekali tidak mau menerima dan meniru prosesnya. Kalau jadi orang yang ingin kita tiru, bukan tiru jadinya, tapi prosesnya.

***

Kalau Anda ingin cepat jadi pengusaha, jadi karyawan itu kan digaji, per bulan sekian rupiah. Caranya, kalau mau cepat jadi pengusaha, buat kualitas Anda 50 kali gaji, ini yang membuat Anda cepat menjadi pengusaha. Orang yang lebih berkualitas dari gajinya, stres, tidak puas, membanding-bandingkan dengan orang lain, itu bagus sekali, dan biasanya Tuhan alamiah lakukan, Anda akan berkembang di luar, tampil satu jam dibayar sekian, tampil satu jam dibayar sekian. Dalam kewirausahaan, itu disebut window opportunity, jendela untuk melompat, selalu tersedia bagi orang yang kualitasnya berkali-kali lipat dari gajinya.

***

Tidak ada yang bisa menahan kalau Tuhan berkehendak menjadikan kita kaya dan berpangkat tinggi, maka serahkanlah diri kita kepada Tuhan sebagai pemimpin.

***

Sebagian besar orang bekerja di dalam rencana keberhasilan orang lain. Lalu, apakah orang lain itu merencanakan keberhasilan Anda? Belum tentu. Sehingga sebetulnya kita bekerja hanya melakukan yang tidak mungkin menajdi keseluruhan mesin, Anda hanya menambal knalpot, tetapi Anda tidak akan pernah membangun mobil. Semua pekerjaan apapun akan jadi sistem yang besar kalau membuat hidup orang lebih mudah. Contoh, membuat orang lebih mudah membaca, membuat orang lebih cepat menerima berita, membuat orang lebih mudah dan lebih baik bisa menjadi karier setua kapanpun, walau kecil itu cikal-bakal yang membesarkan kita.

***

Saya sebetulnya tidak begitu bergantung pada kualitas tim. Karena tim yang baik dibentuk oleh individu-individu yang baik. Kadang perhatian kita salah, karena satu tim, yang bekerja beberapa orang saja. Contoh Pokja, Kelompok Kerja, berarti ada kelompok lain yang tidak bekerja. Pimpinan harian, berarti ada pimpinan kadang-kadang. Berfokuslah pada kualitas pribadi Anda. Anda disebut hebat bukan karena Anda paling pandai, karena ada orang tidak mau menggunakan kepandaiannya untuk orang lain, ia menyimpan ilmunya, berapa banyak orang tidak mau bicara, tidak mau menulis kalau tidak dibayar. Jangan pernah takut miskin karena Tuhan tidak pernah miskin.

***

Mulai dari sekarang, kalau waktunya panjang, berarti Anda tidak boleh santai, karena Anda ingin berhenti kerja, pensiun, saat masih sehat. Untuk apa kaya-raya, naik ferari, tapi gemetaran karena sudah tua. Untuk apa kaya-raya, jalan-jalan sama istri sambil diinfus. Kalau mau pensiun, semuda mungkin, 34 tahun melanglang dunia, belanja tanpa kedip, ajak keluarga besar, om tante, pakde bide, keponakan, naik haji bersama. Jadi kita, tergesa-gesalah untuk berhasil karena Anda harus membuat kesalahan, buat kesalahan sesegera mungkin, jangan menanti tua. Jadi, sebuah target, cita-cita bukan untuk dicapai, agar Anda segera memulai. Bekerjalah segera mungkin untuk mendatangkan keuntungan bagi kebaikan orang lain lalu perhatikan apa yang terjadi.



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 27 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1045)

20. Hari Perhitungan


Tidak ada seorang pun di antara kita yang tidak menginginkan masa depan yang cemerlang. Siapa yang ingin melihat masa depannya? Yang saya mau tanyakan, Anda mau melihat masa depan yang Anda bangun dengan pribadi yang baik, bekerja keras dan rajin, atau masa depan yang dibangun dengan apa adanya, dengan pribadi yang malas, suka menunda dan meragukan kesempatan untuk berhasil? Berarti, ada beberapa masa depan. Kalau Anda mau melihat masa depan, pastikan itu masa depan yang Anda bentuk karena Anda berpikiran baik, bersikap baik dan berlaku baik.

***

Ada yang galau sekali tentang 2012. Hari kiamat, tidak ada yang tahu. Jadi, tidak salah kalau Anda meyakini tahun 2012 kiamat, asal Anda juga meyakini 2011 bisa kiamat, 2010 bisa kiamat, atau besok bisa kiamat. Kalau Anda hanya meyakini 2012 saja, Anda membatalkan keberserahan Anda kepada Tuhan. Dan, itu ada perhitungannya lho. Kok, percaya kepada selain Tuhan?

***

Kita berada di waktu sekarang. Kemarin-kemarin kita melakukan sesuatu, memikirkan sesuatu yang menguntungkan orang, atau membuat orang marah, semua yang kita lakukan itu telah diperhitungkan dengan kualitas kita sebagai hari ini. Jadi, yang disebut hari perhitungan itu sudah terjadi. Orang yang kaya karena dia bekerja, memperkaya orang lain, dalam proses itu dia menjadi kaya. Jangan merasa bebas berbuat apa saja karena hari perhitungan nanti, masa lalu sudah diperhitungkan.

***

Agar perhitungannya baik, formulanya: saya + Tuhan = cukup. Kualitas apapun + kebiasaan buruk = nasib buruk. Tingginya pendidikan, modal orang tua yang kaya, dukungan kekuasaan yang hebat, tidak bisa membantu orang yang kebiasaannya buruk. Kualitas apapun + kebiasaan baik = nasib baik. Kuncinya terletak pada kebiasaan. Jadikanlah pribadi yang membiasakan diri berpikir baik, bersikap baik dan melakukan yang baik.

***

Kualitas hidup kita adalah indikasi bahwa yang kita lakukan di masa lalu sudah diperhitungkan.

***

Yang namanya kena masalah itu bukan hanya orang yang kekurangan. Saya mengenal orang yang sangat kaya raya tidak pernah selesai dengan masalah, ada saja yang genting, ada saja yang terjadi. Untungnya ada melodi, orang yang hidupnya genting biasanya mengabaikan hal-hal yang penting, bicara sedikit-sedikit sama istri, kadang tidak mau bicara karena tidak ada yang dibicarakan. Itu penting, karena kesalahpahaman itu terkumpul, dan nanti bicaranya bisa yang dibebani emosi. Kalau bicaranya yang penting-penting biasanya menyelamatkan kita dari yang genting.

***

Hidup ini untuk apa? Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan itu ada dimana? Ayo kita ikuti cerita kecil berikut ini; ada Pak Tani jalan dengan istrinya di pematang sawah, hujan turun rintik-rintik, lalu melihat orang yang naik motor, ‘Bu, bahagianya orang yang naik motor itu, hujan-hujan begini bisa cepat sampai,’ kata sang suami pada istrinya. Kebahagiaan sekarang milik yang punya motor. Lalu motor itu disalip mobil bak terbuka, ‘Bu, bahagianya orang yang naik mobil bak terbuka itu, dia tidak kehujanan,’ kata sang suami pada istrinya. Lalu melintas mobil mewah yang dikendarai eksekutif muda memakai jas sutra, eksekutif muda itu melihat Pak Tani dan istrinya, ‘Bahagianya bapak itu, jalan bergandengan tangan dengan istrinya di tengah hujan, mesra sekali. Sedangkan aku, mau mengunjungi ayahku yang sakit di Bandung, sementara istriku lagi main golf di Bali’. Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan ada di luar diri. Orang yang mensyukuri kehidupannya, kebahagiaannya ada di dalam diri.

***

Ragu itu tidak penting, yakin itu tidak penting, yang penting kerja keras untuk mengejar impian itu.

***

Tidak mungkin hidup seseorang baik kalau ia tidak melakukan yang baik. Ikhlaslah meniru yang baik, tidak masalah apapun masalah Anda, asalkan Anda ikhlas mengikuti kebiasaan baiknya.

***

Kita harus jujur supaya nasibnya baik. Hormat orang tua, menyayangi yang lebih muda, supaya nasibnya baik. Berarti orang yang berlaku baik, apapun masalahnya sekarang, akan masuk ke nasib baik.

***

Siapapun yang menasehatkan apapun ke Anda memiliki kemungkinan gagal karena Anda membantahnya. Ikhlas, tidak mungkin orang semuanya berniat buruk kepada Anda.

***

Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan itu ada di luar dirinya. Orang yang mensyukuri hidupnya, kebahagiaan itu ada dalam dirinya.

***

Kalau tidak nanti, pasti segera kita akan ditanya mengenai penggunaan dari usia kita. Pasti. Lihat, ibu akan bilang, ‘Ini anak sudah besar, kok, nggak bisa makan sendiri. Kok, nggak bisa membersihkan kamar sendiri’. Atau, ‘Kapan menikah?’ Setelah menikah, ‘Kapan punya anak?’ Setelah punya anak, ‘Kapan adiknya?’ Kita tidak bisa bebas dari keharusan bertanggung jawab mengenai waktu. Kalau kita serius, kita bilang ‘demi Tuhan’, kalau Tuhan serius bilang ‘demi masa’. Yuk absen, dalam sehari, apa Anda membatasi waktu untuk marah? Mulai hari ini sediakan hanya 30 menit untuk marah. Buat batasan waktu untuk mengeluh, karena orang yang mengeluh menggunakan waktu bekerjanya untuk tidak mensyukuri pekerjaannya, tidak menyukuri usianya. Jadi kalau begitu, hati-hatilah karena Anda akan diminta pertanggungjawaban mengenai penggunaan usia.

***

Waktu saya kuliah di Amerika, karena uang kuliah harus saya bayar dengan bekerja di restoran sebagai tukang cuci piring, tukang potong rumput dan juga melukis. Saya bawa lukisan abstrak saya itu ke lapangan parkir mal, saya pameran di sana. Di sana itu kalau anginnya lagi kencang, lukisan kotak itu bisa menggelinding, saya lari mengejarnya, lalu saya atur lagi. Yang membuat saya stres, orang yang lewat berkomentar, ‘Ah, kurang merah’, ‘Kurang biru’, ‘Kurang hijau’. Kalau semua saya turuti, bisa-bisa lukisan saya jadi abu-abu, karena merah dicampur biru dan hijau. Perasaan menderita, tidak dihargai, membuat saya bersungguh-sungguh. Saya tidak akan berkarier yang disenangi orang. Karena kalau seperti itu, saya harus menunggu disenangi agar berrezeki baik. Saya putuskan, kalau saya kerja, harus kerja yang dibutuhkan orang. Mungkin saya akan bernasib baik kalau yang saya kerjakan yang dibutuhkan orang.

***

Cara Tuhan memuliakan kita dengan kesadaran itu selalu memasukkan kita di dalam keadaan kurang, keadaan lemah. Sebagian dari kita bukan mengembangkan diri, malah menikmati, mengeluh, menyalahkan Tuhan.

***

Setiap masalah adalah perintah untuk memperbaiki diri. Apabila kita masuk ke dalam kesulitan, marahlah sebentar, sedihlah sebentar. Sebetulnya orang yang sedang diberikan masalah sedang dekat dengan Tuhan.

***

Tidak ada orang mengatakan dirinya beriman yang tidak diuji. Di televisi, kita sering mendengar orang berkata, ‘Saya bersumpah’. Lihat apa yang terjadi? Ujian atas sumpah itu. Orang yang visinya besar, apakah itu akan diuji? Iya, diujinya dikasih rasa malas, dikasih ragu-ragu, dikasih komentar tidak enak, supaya Anda mengenali Anda terbuat dari apa. Kalau Anda merencanakan kehidupan sebagai pedang yang hebat, harus menyiapkan diri sebagai baja. ‘Tuhan, aku terbuat dari sesuatu yang mulia, gunakanlah aku.’

***

Hati-hatilah karena Anda akan selalu diminta pertanggungjawaban mengenai usia Anda.

***

Kalau Anda dijamin Tuhan tidak akan gagal, apa yang akan Anda kerjakan? Santai-santai saja. Kalau Anda dijamin Tuhan apapun yang Anda upayakan tidak akan gagal, apa yang akan Anda lakukan? Berleha-leha. Itu yang membuat Tuhan membatalkan jaminannya. Intinya, waktu Tuhan menjamin Anda tidak gagal, Anda tidak tahu apa yang akan dikerjakan. Bahkan dengan jaminan tidak gagal, Anda tidak tahu akan melakukan apa. Seharusnya, kita minta yang sebesar-besarnya, kalau tahu dijamin Tuhan tidak gagal. ‘Saya akan menjadi pemurni air sungai seluruh Indonesia’, kenapa tidak minta itu? Berarti, banyak sekali orang yang hidupnya tidak dibesarkan karena tidak ada jaminan hidupnya akan berhasil. Kalau kita tahu Tuhan Maha Penyayang dan pemelihara seluruh alam, ambillah peran membaikkan alam, perhatikan apa yang terjadi.

***

Doa yang paling tepat itu sulit sekali. Setiap orang berbeda. Yang saya lakukan, jangan ambil ini sebagai yang benar untuk semua orang. Yang saya lakukan, menuruti seluruh tuntunan dalam agama saya dalam berdoa. Lalu saya besarkan pengertian saya dalam keseluruhan kehidupan saya. Saya menjadikan pekerjaan saya sebagai doa. Hubungan baik saya dengan orang lain sebagai doa. Kalau saya melihat orang bersikap kasar kepada orang, saya berdoa, dan ini saya mohon Anda lakukan, ini manjur sekali, ‘Tuhan, teteskan sedikit kasih sayang di hati orang itu supaya dia lebih ramah dan penyayang’. Jadi, doa itu bukan kalau lagi butuh saja. Doa yang paling baik adalah doa yang dijadikan kehidupan kita, sehingga kehidupan kita menjadi alasan bagi Tuhan untuk memuliakan kita.

***

Doa itu selalu membaikkan diri kita dan orang lain. Ingat, kata-kata baik kita, apakah akan kembali pada kebaikan kita? Iya. Berarti, kata-kata buruk kita kepada orang lain juga akan kembali kepada kita. Seburuk-buruknya pendapat kita kepada orang lain, jangan katakan yang buruk, karena itu akan kembali kepada kita. Orang buruk itu sudah buruk, tidak boleh Anda menggunakan orang buruk untuk memburukkan diri kita.

***

Setiap orang sedang menanti masa depan yang baik, sedang menjadikan dirinya orang-orang hebat. Kalau ada satu orang di sini yang tumbuh menjadi orang yang besar, apakah masa depan orang ini berubah? Iya. Panggung ini akan menjadi lebih besar. Masa depan orang ini berubah? Iya. Jadi, masa depan itu tidak pernah satu skenarionya. Masa depan menjadi indah kalau di antara kita mengindahkan dirinya. Jadi apapun perhitungannya, yang baik dihitung baik. Berpihaklah pada yang membaikkan orang lain, karena yang membaikkan orang lain itu membaikkan kita. Buat segala sesuatu dalam kehidupan ini menjadi baik lalu perhatikan apa yang terjadi.



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 20 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1044)

19. Jadinya Aku, Terserah Aku


Jadinya aku terserah aku, karena aku adalah pembentuk bangsaku, maka jadinya bangsaku terserah kita. Mari menumbuhkan pribadi yang membanggakan bagi keluarga yang mengasihi kita dan bagi bangsa.

***

Banyak orang yang menganggap keberhasilan itu harus disebabkan orang lain. Banyak orang sekarang yang menunggu dibuat berhasil, padahal berhasil itu harus kita sebabkan. Berhasil bukan otomatis kita dilahirkan, sekolah, lalu melamar buat bekerja. Hukum sebab akibat dalam kehidupan ini sangat ketat dan tegas. Orang yang tidak menyebabkan dirinya baik tidak akan baik. Tindakan kebaikan adalah tindakan kebahagiaan. Adanya orang berlaku baik yang berhak bagi kebahagiaan.

***

Pertanyaan abadi; pemimpin itu dibentuk atau dilahirkan. Pertanyaan pertama adalah, apakah ada pemimpin yang tidak dilahirkan? Semua pemimpin dilahirkan, maka jangan lagi bertanya, bentuk diri jadi pribadi yang diamanatkan jadi pemimpin.

***

Anda berbakat untuk jadi pribadi yang damai, dengan menyikapi yang kecil sebagai yang kecil dan yang besar sebagai yang besar.

***

Sebelum Pemilihan Umum, saya sampaikan: siapa yang terpilih sebagai presiden tidak berpengaruh pada rezeki kita. Yang didukung menang tidak otomatis menguntungkan, yang didukung kalah tidak otomatis merugikan. Untuk apa kita berlaku buruk melukai semua sahabat (dengan tawuran, berkelahi dengan polisi). Pikirkan polisi yang kita lawan di jalanan, punya istri dan anak yang mungkin sependapat dengan kita. Hanya yang baik yang membaikkan. Bagaimana mencapai keindahan, kalau cara kita tidak indah. Jadilah pemimpin yang amanah, berlakulah baik agar mudah kebaikan itu dipihakkan kepada kita.

***

Mulailah dari wajah Anda menghadap Tuhan. ‘Tuhan, ini wajahku, kuhadapkan padaMu’, lihat di cermin, pasang wajah yang tersenyum, wajah yang mudah berezeki baik.

***

Ada yang mengatakan ‘dibutuhkan (orang) satu desa untuk membesarkan satu anak. Saya sering mendengarkan, kita sebagai manusia biasa, padahal sebiasa-biasanya manusia, ia bukan ciptaan biasa. Jangan pernah melihat kita makhluk biasa. Satu desa itu bisa satu orang. Karena orang yang benar bisa seukuran negara. Jadi, kalau bicara membesarkan satu anak, ada orang yang kemampuannya membesarkan negara, desa, tidak harus jumlah uangnya atau orangnya banyak. Kenapa tidak mengambil tanggung jawab pribadi untuk membesarkan orang? Karena orang yang mengambil tanggung jawab untuk membesarkan orang lain telah menjadi pemimpin.

***

Bagaimana kita bisa mendahului takdir kalau kita tidak tahu takdir. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka. Berarti upaya adalah pengubah takdir. Sehingga nasib kalau mau baik, upayanya harus baik. Hanya kebaikan yang membaikkan, itu tidak mendahului takdir, justru menjalankan perintah Tuhan.

***

Pamrih itu baik kalau pamrihnya baik. Misalnya membantu mendorong mobil mogok, itu baik. Pamrih ada dua arah, pamrih ke orang namanya pamrih. Pamrih ke Tuhan namanya ikhlas. Kalau yang pamrih ke orang tahu pamrihnya ke Tuhan, tidak ada pamrih lagi, itu kehidupan yang baik.

***

Anda bukan orang kecil jika Anda bereaksi anggun kepada setiap masalah dan kesulitan.

***

Kebodohan yang yakin akan mengalahkan kepandaian yang ragu-ragu. Siapapun yang berkualitas tapi ragu-ragu akan tampil seperti tidak berkualitas. Siapapun yang bodoh tapi tampil yakin akan dikira pandai. Di masyarakat kita isinya orang pandai yang dipimpin orang yang tidak begitu pandai, yang memimpin menjadi atasannya rata-rata yang diangkat selalu yang berani. Yang disebut pemimpin selalu orang yang di depan yang berani terima risiko yang diambilnya.

***

Orang biasa jadi luar biasa kalau dia melakukan hal-hal biasa dengan kesungguhan yang tidak biasa.

***

Kalau kita diberi, pertama, harus bilang terima kasih, tidak boleh mengeluh, sudah diberi harus ikhlas, tapi pastikan Anda berdiri di tempat yang pemberiannya besar. Kedua, orang yang membawa pulang uang Rp 2,4 juta pada bulan Desember 2009, rezekinya berapa? Orang ini pulang sebetulnya bulan ini rezekinya Rp 19,7 juta. Karena dia tidak jadi sakit, sehingga Rp 3 juta dihemat. Tidak ada handphone hilang, Rp 1,4 juta dihemat. Tidak ada fitnah yang harus dijelaskan bermacam-macam, berapa nilainya? Kita itu hanya melihat cek yang kita bisa bawa pulang. Bayangkan mereka yang sedang dihujat rakyat, berapa uang dibayar supaya namanya baik. Kita yang bisa jalan kemana-mana, masih disalami apa kabar, harus tahu nilai nama baik.

***

Tidak ada jumlah uang yang cukup untuk menjadikan saya orang jelek. Itu sebabnya, sebelum kampanye, saya mintakan harus bisa bicara dari mulutnya, ‘Saya pribadi yang jujur’, kalau syarat itu ditetapkan, akan banyak orang dari muda akan hati-hati karena tidak berutang keburukan. Yang tidak tegas itu berutang keburukan, sehingga membayarnya dengan buruk. Kalau berutang budi, membayarnya budi baik.

***

Apa yang akan dilakukan setan kepada orang yang akan menjadi orang besar? Mengganggunya. Orang yang tidak direncanakan jadi orang besar tidak akan diganggu. Kalau Anda minta peran besar, Tuhan maha mendengarkan, begitu Tuhan menyetujuinya, setan akan mengetahuinya, sehingga dia hanya memperhatikan orang-orang besar. Siapapun yang berperan besar dalam hidupnya, hati-hati kalau tidak berlaku tegas.

***

Anda tidak akan mencapai kebesaran yang Anda idamkan dengan mengkhawatirkan hal kecil.

***

Banyak orang tidak suka yang sederhana, maunya yang kompleks, bagaimana cara tidak minder? Bagaimana cara tidak grogi tampil di depan orang banyak? Padahal jawabannya sederhana, jangan malu, jangan minder, jangan grogi, tapi kita terbiasa meminta jawaban kompleks. Padahal jawaban yang sederhana itu tidak sederhana implementasinya dalam hidup.

***

Bisnis yang besar itu dari kalimat sederhana, beli lebih murah, jual lebih tinggi, lalu lihat kompleksnya kehidupan, padahal ilmunya sederhana seperti itu. Kalau kita tahu caranya, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan. Jadi, siapapun yang ada dalam kesulitan, cari cara dari orang yang tahu caranya. Jadi, bagaimanapun sulitnya tantangannya, kalau yang dipikirkan caranya, akan bertemu orang yang tahu, bergaullah yang baik, buka pandangan, ikhlaslah menerima orang yang lebih hebat dari kita. Ikhlas merayakan kehebatan orang lain, itu membuat kita menghebatkan kehidupan.

***

Sukses banyak dilihat dari ukuran material, karena itu didikan iklan. Iklan mobil memberi tahu mobil kita tidak baik, iklan rumah memberi tahu rumah kita tidak baik, yang saya tersinggung itu iklan rambut. Karena kita dididik untuk tidak mensyukuri yang kita miliki agar kita memperkaya orang lain, akhirnya menstandarkan kepemilikan sebagai keberhasilan. Padahal, setengah dari harapan hidup kita, biasanya orang sudah mulai ikhlas. Yang disebut berhasil itu menjadi orang baik. Coba temui teman-teman sekolah Anda di SMP, SMA, waktu bertemu apa yang ditanyakan, ‘Anak berapa?’ Oh sudah lucu, oh my God. Coba Anda praktikkan standar umum, ‘Tanahmu luasnya berapa?’ Coba, kalau tidak rusak kehidupan ini. Ada supir, tiga anaknya sekolah di luar negeri. Jadi kalau begitu, keberhasilan itu jadinya terserah kita. Kalau keberhasilan itu kebaikan, keberhasilan itu lebih mudah. Jadinya aku, terserah aku, tidak terserah kau. Karena aku sebetulnya plus Tuhan sama dengan cukup, orang yang memiliki standar kebaikan. Bagaimana kalau kita menjadikan pengisi pikiran kita adalah kebaikan bagi orang lain. Mengisi sikap kita, semua yang kita lakukan adalah kebaikan bagi orang lain lalu kita perhatikan apa yang terjadi.



(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 13 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1043)

18. Tidak Mungkin Tapi Bisa


Bukan hanya orang hebat yang mencapai hal-hal yang tidak mungkin. Marilah setiap dari kita melihat ke belakang kita, dan lihatlah kehidupan Anda sekarang yang diisi banyak hal yang tadinya kita anggap tidak mungkin, tapi kita ada dalam kualitas itu. Jadi, kalau sejarah kehidupan kita telah membuktikan kita sampai yang tadinya tidak mungkin, lalu apa yang membatasi kita sekarang untuk mencapai kualitas-kualitas besar yang baru.

***

Ada dua kata: ‘tidak mungkin’ dan ‘bisa’, mana yang menjadi fokus kita? Bisa. Waktu Anda mulai bekerja, mana yang jadi fokus? Waktu Anda berencana, bermimpi, berkhayal, mana yang jadi fokus? Pokoknya bisa? Tolong diingat, kehebatan perencanaan kita tidak pernah mengalahkan kehebatan penundaan kita. Semua itu ditunda karena kita fokus pada yang tidak mungkin. Maka, mentenagai diri sendirilah sebelum memulai yang besar yang Anda katakan tidak mungkin, itu tanda Anda berkasih sayang pada diri sendiri. Lihat anak kecil dengan mimpi-mimpinya yang besar, lalu lihat ada orang dewasa mengatakan pada anak itu, ‘Tidak mungkin’, sampai hati Anda katakan pada anak kecil, ‘Tidak mungkin, percuma, lihat aku tidak jadi apa-apa’, kasihan sekali. Training-training yang menjanjikan bisa bisa bisa itu gagal karena membayangkan yang bisa dicapainya itu menakutkan. Sekarang kita permudah, bisa melakukan yang bisa kita lakukan sekarang, itu bisa. Jadi, ukuran apapun yang kita inginkan, ambil yang terkecil yang bisa kita lakukan sekarang.

***

Sebetulnya kalau kita bicara dari sudut pandang keimanan, keberhasilan itu seratus persen pasti, karena yang menjamin Tuhan. Tetapi dalam taraf ukuran kemanusiaan kita, kita tidak boleh meyakini itu karena itu mendahului keputusan Tuhan, sehingga dalam kesederhanaan hubungan kita dengan manusia, kalau diizinkan Tuhan. Jadi yakinlah, lalu katakan ‘Kalau diizinkan Tuhan, aku akan…’, atau mendengar ‘insyaAllah’ seperti mengindikasikan keraguan, kepada orang seperti itu, senyumlah ramah. Katakan, ‘Saya akan upayakan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertinggi dari yang bisa saya upayakan’, itu bicaranya profesional.

***

Berfokuslah pada yang bisa kita lakukan sekarang. Jadi, apapun ukuran yang kita inginkan, ambil pekerjaan terkecil yang bisa kita lakukan sekarang, Anda bisa lakukan itu dan lakukanlah.

***

Pernah mendengar orang mengatakan, keinginan itu hanya keinginan. Bisa diuji coba. Coba inginkan sesuatu yang besar, Anda harus akui Anda membatasi yang Anda inginkan, ada kan yang mau rumah, ukuran rumahnya dibatasi, ada yang ingin pangkat, tinggi pangkatnya dibatasi, ada yang ingin kekayaan, kekayaannya dibatasi. Jangan katakan keinginan itu keinginan. Keinginan itu membutuhkan penghormatan. Hanya orang yang menghormati dirinya yang mengizinkan dirinya menginginkan yang besar. Orang yang pendapatnya rendah tentang dirinya, membatasi, karena dia orang pertama yang menertawakan keinginannya. Jangan pernah sepelekan keinginan karena itu tanda penghormatan pada diri sendiri.

***

Pertama kali, jangan berfokus pada yang tidak mungkin. Fokuslah pada yang bisa Anda kerjakan. Orang yang berfokus pada kapan sampai, tidak akan merasa damai. Kapan, kapan, paling tidak enak pergi sama orang yang, ‘Sudah sampai, belum? Sudah sampai, belum?’ Orang-orang yang berfokus pada kilometer-kilometernya tahu-tahu sampai, karena sampai itu bukan pada akhir, sampai itu di setiap penggalan perjalanan itu Anda sampai, karena keberhasilan bukan akhir tujuan, keberhasilan itu kualitas dari perjalanan.

***

Kuncinya, tetaplah bermimpi saat bangun. Orang yang mencapai keinginannya, harus tetap bermimpi saat bekerja. Berbahaya bekerja dengan orang yang mimpinya hilang begitu membuka mata. Yang menjadikan orang seperti kita ini hebat dan berpengaruh nantinya, pandangan matanya ditenagai impian besarnya. Bermimpilah dalam kesadaran Anda.

***

Jangan mengikhlaskan sesuatu yang belum terjadi, itu sebabnya kita berdoa. Tapi begitu terjadi, harus menerima. Sebagian dari kita memprotes yang sudah terjadi, kenapa begini, kenapa begitu. Ikhlaslah terhadap sesuatu yang sudah terjadi. Jangan berlama-lama menganalisa kenapa pohon jadi pintu, sudah, lewati saja pintu itu, masuk ke kehidupan yang lebih berani.

***

Sebagian dari urusan Tuhan diperintahkan bagi kita untuk mengambil alih.

***

Mau tahu mimpinya orang yang paling bingung? Orang yang melakukan hal-hal yang sama, dengan cara-cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil berbeda. Sebagian besar dari saudara kita yang sedang gundah, seperti itu, berangkat kantor, bekerja, pulangnya sama, bolosnya sama, malasnya sama, marah-marahnya sama, tapi ingin hasil beda. Ayah saya bilang “opo tumon”, mana mungkin. Jadi, kalau ada yang kita hasilkan beda, sederhana, lakukan sesuatu yang baru, kalau belum bisa menghasilkan yang baru, lakukan yang lama dengan cara baru. Cara baru termudah adalah menjadi pribadi yang lebih ramah. Pekerjaan sekuno apapun, besok pagi Anda sampai di kantor, mengucapkan selamat pagi dengan sikap yang sangat ramah, Anda akan menjadi pusat perhatian.

***

Sumber daya yang menghebatkan kita bukan banyaknya, tetapi penggunaannya. Berapa banyak orang kaya yang khawatir mengenai keturunannya, karena mereka akan memboroskan uang. Salah satu kekhawatiran terbesar orang kaya, anaknya tidak pantas bagi warisan besar. Ini membuktikan bahwa bukan besarnya modal yang menghebatkan kehidupan, tetapi penggunaan modal apapun yang ada pada diri.

***

Beranilah membuat kesalahan. Hidup ini seperti koin, satu sisi benar, satu sisi salah. Orang yang takut bertindak karena takut salah, menjauhi keberhasilan. Kalau Anda sekarang sudah berhasil mengupayakan yang benar, benar, benar, tetapi tidak benar, berarti belum mencoba salah. Masuklah dalam situasi salah. Orang yang ramah bagi kemungkinan kesalahan, berbakat bagi keberhasilan.

***

Kreativitas itu bukan pada Anda. Orang disebut kreatif itu kalau dia mendayagunakan apapun yang ada di lingkungannya. Syarat kreativitas itu bukan di orangnya, tetapi penggunaan apapun yang tersedia. Tidak mungkin orang kreatif itu malas, karena dia sibuk mencari apapun yang bisa dijual, sibuk mengambil keuntungan dari penggunaan lingkungannya.

***

Jangan pernah mengatakan keinginan hanya keinginan, karena keinginan itu membutuhkan penghormatan. Hanya orang yang menghormati dirinya yang menginginkan yang besar.

***

Siapa yang punya keinginan melompati pohon kelapa yang tinggi? Kalau Anda turuti, pertama kali membeli bibit pohon kelapa, tiap hari Anda lompati, setelah 15 tahun Anda akan mampu melompati pohon kelapa, asal setiap hari Anda lakukan selama 15 tahun. Banyak orang tidak bersedia membayar disiplin yang diperlukan bagi keberhasilan. Coba tidak latihan, sudah bisa loncat, berhenti seminggu lalu loncat, bisa jatuh. Kita tidak boleh menghindari disiplin yang diperlukan untuk berhasil. Kita mengamati orang-orang yang berhasil sebelum kita, karena kita ingin belajar disiplin yang diperlukan, bukan ingin melihat yang dicapai, bukan melihat penderitaannya, selalu itu ada keteraturan yang mengabaikan rasa malas, penggunaan, mengabaikan pendapat orang lain yang tidak percaya kalau kita berhasil. Pengabaian itu sama, yaitu keteraturan untuk berpihak kepada yang membesarkan.

***

Dalam mempengaruhkan pendapat, semua salesmen adalah orang yang berupaya menjual kualitas kehidupan yang lebih baik, pompa yang terbaik, mobil yang terbaik, pelayanan kesehatan terbaik. Mereka menyampaikan kebaikan, orang akan menolak, itu wajar sekali karena orang mengecilkannya, daripada cara baru yang membesarkan dirinya. Kuncinya, hidup ini keberhasilannya ditentukan oleh kita, kuat-kuatan mengatakan “ya” melawan orang yang kuat-kuatan mengatakan “tidak”. Orangnya tidak bisa sendirian, harus ada dua orang. Kita profesional yang menjual kebaikan, kalau orang menolak, harus dipaksa, kalau kita biarkan hidup dengan cara lama, tidak baik baginya, siapa lebih kuat, apa kita kalah melawan orang yang mempertahankan cara-cara yang terbukti melemahkan dirinya?


***

Kita pemarah, mudah tersinggung, tetapi kita tidak menggunakan kemarahan dan ketersinggungan untuk menghebatkan diri. Orang yang tepat dihina untuk menyala menjadi sesuatu. Ada orang yang menghina, marah sekali, kalau nanti dia sudah jauh, lihat saya sekarang. Ada orang yang marah malah merendahkan diri, diragukan orang tua, merendahkan diri. Makin direndahkan, makin dibuktikan. Tidak ada modal bantuan uang yang memuliakan kita, kalau kita tidak punya kepantasan diangkat, kalau begitu bagaimana kalau kita belajar mengabaikan yang tidak perlu, abaikan mereka, yang menghina kita sudah tidur pulas, kita masih memikirkannya, abaikan, berfokuslah pada yang membesarkan diri.

***

Setelah itu dibutuhkan ketegasan. Pendidikan telah menjadi bagian dari inflasi. Banyak sekali orang berpendidikan tinggi yang belum dihargai cukup di pasar, karena ilmu juga sudah inflasi dibandingkan dengan penggunaan ilmu. Sehingga orang berilmu terheran-heran kenapa hidupnya belum baik, karena dia belum mengerjakan yang diketahuinya. Perilaku adalah wajah dari ilmu. Orang yang berilmu, perilakunya baik. Jadi, pendidikan sebanyak apapun, yang ada pada pribadi yang tidak baik kelakuannya, itu bukan pendidikan, itu hanya masa belajar yang panjang, tetapi orangnya tidak terdidik. Nah, kita yang biasanya kurang, pengharusan diri. Tidak ada satupun pribadi hebat di sekitar kita yang tidak mengharuskan dirinya menjadi besar. Orang-orang yang membiarkan dirinya tidur lebih lama dari kawan-kawannya, datang lebih lambat, makan siang lebih lama, pulang lebih cepat, ditelepon hilang tidak ada, tapi kalau gajian jelas ada, orang-orang seperti ini memiliki pengharusan diri yang kecil. Besarnya seseorang hanya sebanding besarnya pengharusan yang ditetapkan dalam diri.

***

Kesabaran itu tidak boleh digunakan untuk menyesuaikan diri dengan penghidupan yang tidak baik. Janganlah bersabar dalam keburukan. Sudah jelas tahu perusahaan mengurangi hak pelanggan, menyuruh kita mengurangi timbangan, menyuruh kita menyuap pejabat, tidak boleh bersabar di lingkungan seperti itu. Kalau mau bersabar itu karena kita dalam proses naik. Dan, semua orang yang berencana besar, diganggu. Mengapa wanita cantik diganggu? Dia diganggu karena cantik. Orang yang berencana jadi orang besar, diganggu, karena ada yang mengerti rencana kebesaran orang itu, sehingga kita yang hidupnya sulit banyak gangguan, sadarlah Anda itu orang besar yang sedang digagalkan. Karena kalau direncanakan jadi orang kecil, setan pun tidak melihat perlunya mengganggu. Maka setelah kesedihan karena masalah, bersyukurlah, karena Anda ditunjukkan jalan menuju kebesaran.

***

Tidak mungkin tapi bisa, berarti kalau kita mau menginginkan, inginkan yang besar. Kalau Anda mengatakan tidak mungkin, Anda sedang memberi tahu Anda tidak menghormati diri sendiri. Pertama, inginkan yang besar. Kedua, inginkan yang tidak mungkin, karena kalau menginginkan yang mungkin, itu rencana, laksanakan saja. Sesuatu yang tidak mungkin adalah sesuatu yang dilihat lebih besar dari kemampuan kita sekarang. Kemampuan lebih besar itu yang menjadikan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Berlakulah penuh penghormatan kepada keinginan besar yang tidak mungkin yang Anda inginkan. Berfokuslah pada meningkatkan kemampuan Anda lalu perhatikan apa yang terjadi.


(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 6 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1042)

17. Kekasihku Penyiksaku


Memang mengherankan, mengapa ada orang yang kita kasihi menyiksa kita. Banyak orang yang hanya melihat di luar dirinya, yang disiksa, karena biasanya penyiksa tidak sadar ia menyiksa, sehingga ia tidak meihat dirinya sedang melakukan sesuatu yang mengurangi kedamaian orang lain. Semua yang membahayakan anak kita, ada di kuar rumah atau di dalam rumah, pisau, elpiji, pintu besar yang bisa tertutup sendiri karena kena angin yang bisa melukai jari bayi kita. Bahaya itu lebih banyak di dekat rumah atau di dalam rumah, sehingga kalau kita tersiksa, sebagian besar sebab kita tersiksa itu ada di dekat rumah atau di dalam rumah.

***

Yang kita izinkan menyiksa adalah sesuatu yang kita cintai. Kalau kita kehilangan sesuatu yang kita cintai, kita lebih terlukai, daripada kehilangan sesuatu yang tidak bernilai bagi kita. Kalau kita mencintai seseorang karena orang itu bernilai. Dan anehnya, kalau kita menyukai sesuatu, kita menetapkan harapan, kita ingin sesuatu itu tetap baik dan tidak rusak. Mencintai anak, menetapkan harapan, mencintai istri, menetapkan harapan, karena kita jarang bicara, harapan itu tidak dimengerti oleh pasangan kita. Jadi, bagaimana kalau kita bicara lebih terbuka lebih dekat.

***

Apabila memedihkan, itu bukan cinta, pasti bukan cinta. Karena cinta itu indah, kalau pedih itu pasti karena yang kita sayangi sebetulnya orang tidak baik, tetapi yang kita putuskan penting bagi kita. Kalau ada pria atau wanita mengkhianati pasangan hidupnya, itu orang tidak baik yang kemudian kita sayangi, salah memilih orang untuk disayangi. Ada orang yang tidak mampu berlaku lain kecuali berkhianat, kalau bergaul dengan orang seperti itu, memilih istri atau suami seperti itu, masalah waktu saja sebelum itu terjadi. Jadi kalau begitu, apakah kita langsung mengganti orang yang salah yang kita sayangi? Tidak, tetapi menjadikannya pantas disayangi. Kita bisa membantu orang yang menyiksa kita menjadi pantas kita sayangi, dengan upaya menerima bahwa pedihnya hati itu perintah bagi kita untuk menjadi pribadi yang kuat, karena harus sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat dari yang menguji kita.


***

Apa yang dilakukan bayi berumur sebelas bulan kalau diberikan anak ayam yang baru menetas? Memegangnya dengan erat karena gembira dapat mainan baru dan takut hilang, diremas sampai ayam itu hanya kelihatan kepalanya. Banyak di antara kita, ibu yang sangat menyayangi anaknya, yang khawatir, menggenggam anaknya sampai tersiksa, ada seorang ibu yang mengontrol anak wanitanya dengan ketat, sampai ia remaja, kalau ada pria yang datang ke rumah, yang mewawancarainya ibunya, 'Tinggal dimana, mana KTP nya, berapa nomor mobilnya', sampai surat kelakuan baik, anak itu bisa tidak menikah sampai tua, sampai menikah pun bisa diduga, ibunya ada di dapur, menentukan menu malam ini apa. Orang yang terlalu menyayangi hingga mengekang kebebasan yang disayangi, ia menjadi penyiksa dalam keluarga.

***

Banyak masalah dalam keluarga datang dari ketidakikhlasan menerima, bahwa mereka berdua sudah satu. Suami istri itu satu, karena kalau ada suami sangat berkuasa hingga menyiksa istrinya, berarti dia telah menjadi suami yang cacat, kaya, berhasil, tapi istrinya sedih. Atau, istri yang sulit sekali menghormati suaminya, kasar bicara dengan suaminya, di depan anak buah suaminya justru menunjukkan siapa bos dengan menyebut nama langsung tanpa panggilan ‘Mas’ atau ‘Pak’. Bayangkan itu bagaimana gagalnya seorang suami yang seberhasil itu memiliki istri yang tidak pantas menjadi istri orang besar. Ikhlaslah menerima, bahwa dalam pernikahan itu kita jadi satu, salah satu cacat perasaannya berarti dua-duanya cacat.

***

Banyak sekali istri menggunakan mantra yang begitu disebut membuat suaminya langsung stres, yaitu mantra ‘Ingat nggak dulu’. Istri ini menggunakan kesalahan masa lalu suaminya untuk memenangkan pendapatnya hari ini, padahal suaminya telah menjadi pribadi yang lebih baik hari ini karena kesalahan itu. Kalau suami didampingi wanita yang menyiksanya dengan masa lalunya, ia merasa wanita ini cocok untuk masa lalunya tapi tidak masa depannya, itu sebabnya wanita ini membuat suami itu tertarik pada wanita yang tertarik pada masa depannya. Tertariklah pada keberhasilan masa depan pasangan kita, puji, kalau suami datang membawa amplop gaji, bersemangatlah sambil mengucap terima kasih walaupun kurang. Waktu suami berangkat ke kantor, katakan ‘Tidak ada laki-laki segagah kamu’, semua anaknya berdiri tepuk tengan. Mengapa kita tidak menjadikan keluarga kita sebahagia itu, karena kebahagiaan itu betul-betul ada dalam kendali keputusan kita.

***

Kalau kita disiksa oleh suami atau istri, orang tua atau anak yang tidak tahu bahwa dia menyiksa kita, ambillah sikap pribadi yang lebih asertif, dan ini seyogyanya dilatih dalam waktu gembira, seperti ‘Ini suamiku yang akan memimpin negeri ini dengan gagah’ atau ‘Oh, anakku’. Orang yang biasa asertif dalam kebahagiaan akan biasa asertif ketika dilukai, ‘Suamiku, aku mencintaimu, yang kamu katakan tadi melukai perasaanku’, ‘Anakku, aku mencintaimu, yang kamu lakukan tadi membuat mama malu.’ Pelan-pelan, bicaralah santun dan terbuka

***

Keindahan kecantikan itu ada di mata yang melihat. Kadang kita tidak merasa menyiksa pasangan kita, itu sebabnya kita harus ikhlas, karena tidak ada orang yang seratus persen benar atau seratus persen salah. Kalau pasangan kita menderita, kita pasti berperan, atau anak-anak kita tiba-tiba jadi pendiam, kita pasti berperan.

***

Salah itu boleh, marah itu boleh, asal tidak salah dan marah tentang hal yang sama. Ingat definisinya, bahwa yang melukai kita itu bukan kekasih kita, karena kasih sayang tidak mungkin menyakitkan kita. Buat diri pribadi yang pantas kita sayangi, atau putuskan dengan tegas agar tidak ada kesalahan yang sama, supaya setelah kekerasan itu tidak ada dendam atau secara legal diselesaikan, jangan lagi tertipu oleh kasih sayang yang menyakiti.

***

Banyak masalah dalam keluarga datang dari ketidakikhlasan menerima bahwa mereka berdua sudah satu, jika salah satu pembentuk kesatuan keluarga itu cacat perasaanya, maka dua-duanya cacat.

***

Tidak ada kebaikan sekecil apapun yang tidak kembali. Berarti seseorang yang keluar dari pribadinya, sesuatu yang baik akan kembali sesuatu yang baik juga, yang lain-lain tidak usah khawatir, karena yang salah pasti juga salah, tapi kita kan mau baik, berfokus pada kebaikan, dalam mencintai yang penting kan mencintai, bukan yang dicintai. Kehidupan ini kita isi dengan kualitas perasaan hati kita, bagaimana kalau kita segera mengikhlaskan diri menjadi pribadi yang seperti tidak ada beban lagi. Ingat, kalau Anda belum bisa, pura-puralah bisa, tahu-tahu Anda sudah tidak perlu pura-pura lagi. Kalau Anda belum gagah, pura-puralah gagah, sehingga tanpa sadar Anda sudah menjadi gagah. Kalau kita bersungguh-sungguh menjadi pribadi yang mengendalikan cara kita membahagiakan orang lain, kita akan tampil dengan sebaik-baiknya pribadi. Para Profesional yang bekerja itu digaji bukan untuk ngomelnya, bukan untuk membandingkan gajinya dengan gaji perusahaan lain, tapi untuk ketegapan badannya dan sikapnya, mendahulukan kepentingan perusahaan dan pelanggan, menyimpan masalah dalam diri dan mengutarakan yang membaikkan orang. Bagaimana kalau kita mulai dari keluarga kita, yang duduk berdua dengan pasangan, mulai pegang tangannya lalu katakan sesuatu yang baik. Kalau jarang memuji pasangan, puji. Kapan Anda bilang terakhir kali istri Anda cantik? Kapan terakhir kali Anda mengucap terima kasih pada pasangan Anda? Banyak orang menganggap pasangan yang dicintai akan selalu ada dan selalu baik kalau tidak dirawat.

***

Memang itu sulit sekali dan sangat menyakitkan hati, bahwa kita kadang-kadang tertipu setelah sekian tahun, kita baru tahu setelah sekian tahun, memang menyakitkan sekali kalau tahunya nanti. Itu sebabnya kalau menikah, kita percaya, akan sedikit alasan untuk percaya kalau kita ingin percaya, itu sebabnya pilih betul pasangan hidup kita, biasakan berpikir logis, berbicara logis, kemudian betul-betul berbicara kalau ada yang mau disampaikan, seperti mau memuji atau menyampaikan keluhan. Katakan saja pada pasangan yang tidak bersahabat, ‘Nanti kalau begini terus, kita nggak bersahabat lho, karena kata Pak Mario, yang merusak kebersamaan bukan kurangnya kasih sayang, tetapi tidak cukupnya persahabatan.

****

Saya membaca beberapa pertanyaan di facebook yang mengeluhkan suaminya menganggur sepuluh tahun. Kalau menganggur itu tiga bulan, enam bulan, wajar. Kalau sepuluh tahun membiarkan istri yang seharusnya memuliakan keluarga untuk mencari uang, itu namanya bukan kasih sayang, itu namanya kemalasan, tidak bertanggung jawab. Bagaimana pria yang seharusnya berburu, kalau hidup di zaman dulu kan harus berburu, mana ada rusa disuruh datang ke sini. Jadi kalau begitu, pria jadilah pria karena Anda pemenang bagi keluarga, yang menaruh nasi di meja, membangun dinding untuk melindungi anak-anak waktu tidur, memastikan atap tidak bocor, kok bisa-bisanya meminta istri yang bekerja, dan dia masih merokok, masih berjudi. Maka sebenarnya yang seperti itu tidak dilahirkan laki-laki atau wanita, bertanggungjawablah, kehidupan ini indah kalau Anda mengindahkan kehidupan ini.

***

Wanita Indonesia yang super, ini tekniknya, dan ini telah digunakan untuk memperdaya saya. Wanita harus menaikkan standar suaminya. Puji dia bahwa dia bukan orang biasa. Ingatkan dia kalau jalannya tidak gagah. Ingatkan dia kalau bercandanya merendahkan orang lain. Ingatkan dia kalau matanya melihat ke tempat-tempat yang tidak mulia. Setelah itu, dia akan menuntut standar lebih tinggi bagi dirinya, gaji, pangkat, penghormatan. Semangati dia, puji hasil kecil yang telah dicapainya, tepuk tangan katakan ‘aku bersyukur menikah sama kamu’ meskipun yang dicapainya kecil, bersemangatlah untuk sesuatu yang baik, dengarkan dengan mata bulat saat ia bicara, seolah tidak ada yang lebih menarik dari suami. Kalau perlu, pura-puralah, lalu ajak dia melihat hal-hal indah di masa depan ‘nanti kita akan begini, nanti kita akan begitu’, itu keluarga terbalik, biasanya suami yang melakukan itu. Wanita Indonesia yang super membuat standar tinggi, melihat hal-hal besar di masa depan, setelah itu Anda akan bingung mengontrol kehebatan kerjanya.

***

Sesuatu yang tidak sesuai bukan karena salah pilih, utamanya adalah kita belum benar-benar menyesuaikan diri.

***

Orang-orang yang diperlakukan baik merasa seluruh dunia sebaik itu sehingga menyepelekan hubungan baik, perhatikan. Itu sebabnya kadang pemilik perusahaan bertanya kenapa karyawanku diperlakukan baik kok berhenti? Tetapi dia tidak boleh bertanya karena ada yang minta masuk kembali. Orang-orang yang disiksa di satu tempat, tidak melihat ada kemungkinan baik di tempat lain, sehingga mereka kehilangan kepercayaan diri. Sehingga istri yang tersiksa dalam pernikahan bertahan lama karena menganggap semua pernikahan seperti itu. Anak-anak yang tersiksa dalam pernikahan buruk, tidak tertarik menikah karena mengira semua pernikahan buruk. Jadi, dibutuhkan ketegasan bagi yang tersiksa di satu keadaan untuk berdiri, berkata dan bersikap tegas. Ada wanita dipacari sepuluh tahun belum dilamar, itu bulan ini harus tegas menanyakan maunya apa. Keberanian untuk berlaku tegas bahwa kita memiliki hak yang sama untuk bahagia. Karyawan yang gajinya kecil, disiksa, dihina, katakan ‘sekian saja’, jangan menukar Tuhan dengan harga murah, tidak percaya kehidupan keluarganya mendapat kesejahteraan dengan pindah ke tempat yang lebih baik. Berapa banyak orang yang pekerjaannya menyuap pejabat, dia takut meninggalkan pekerjaan itu, jangan tukan Tuhan dengan harga murah.

***

Lebih banyak perhatian kita seharusnya ke diri sendiri, karena tanpa kita sadari kita jadi penyiksa bagi yang kita kasihi, karena menganggap mereka selalu ada, karena menganggap mereka selalu memaafkan sehingga kita lebih bebas menyiksa. Berhati-hatilah, fokus pada yang menggembirakan, berjanjilah pada pasangan Anda untuk menggunakan sisa hidup Anda untuk memuliakan pasangan dan anak Anda. Berpihaklah kepada yang membahagiakan lalu perhatikan apa yang terjadi.



(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 29 November 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1041)