Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, November 24, 2010

66. Cahaya dari Tanah Suci




Kita diundang untuk mengunjungi Tuhan agar kita dimuliakan menjadi pribadi yang berkualitas untuk dipuji, hidup dalam kenikmatan dan hidup dalam kekuasaan, untuk memastikan kebaikan dan mencegahnya keburukan bagi saudara-saudara kita. Undangan itu tidak hanya berlaku di Tanah suci, tapi berlaku untuk seluruh kehidupan kita.

Ibadah itu bukan hanya kehadiran tapi keseluruhan prosesnya. Begitu juga dengan kebahagiaan bukan akhir dari sebuah perjalanan, tapi kualitas dari sebuah perjalanan. Keberadaan kita di Tanah suci telah menjadi awal dari keajaiban dari hal-hal yang kita saksikan, bahwa Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Suci itu memperhatikan yang sangat kecil dari diri kita.

Pedang yang Memenangkan Perang
Dalam menyerahkan diri kepada Tuhan, kita kembali kepada perumpamaan diri kita sebagai pedang. Kalau kita mau menyerahkan diri kita kepada seorang juara yang akan menggunakannnya untuk memenangkan peperangan, kita tidak boleh menyerahkan pedang seadanya.

Banyak orang berserah diri pada Tuhan, menyerahkan diri apa adanya. Ia mengerti bahwa konsep berserah itu adalah apa adanya dirinya. Lalu mengharapkan Tuhan menggunakan dirinya untuk sehebat-hebatnya penggunaan. Mulai hari ini, mari kita mengerti bahwa seorang pendekar yang akan berperang tadi membutuhkan sebaik-baiknya pedang. Apabila diri kita sebuah pedang maka tajamkan diri, kilatkan diri, diminyaki dan disarungi dengan baik, diberikan gagang yang cantik sehingga penggunanya akan memilih pedang kita, dibandingkan pedang-pedang lain yang tersedia.

Sehingga dalam konteks pribadi, yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan untuk penggunaan yang sehebat-hebatnya, harus menghebatkan dirinya. Malu menyerahkan diri apa adanya, sehingga apabila kita berserah, mari berserah sebagai pribadi yang terbaik dari yang bisa kita upayakan dari diri kita sendiri. Marilah kita ingat bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat. Karena Tuhan-lah yang menjadikan kita bermanfaat, tetapi saat kita dimanfaatkan, kita dimuliakan. Jadi kalau begitu jangan pernah serahkan diri kita pada Tuhan untuk penggunaan terbaik, tanpa menjadi pribadi yang terbaik untuk diserahkan pada Tuhan.

Tiga Tugas Sebagai Kekasih Tuhan
Kalau kita berbicara sangat serius, kita bersumpah demi Tuhan. Kalau Tuhan bicara sangat serius, Beliau berkata demi masa, demi waktu. Tuhan memiliki waktu dan semua kekayaan dan kenikmatan di dalam waktu itu. Beliau minta waktu sedikit dari waktu yang disediakannya untuk kita sebagai masa untuk memuji-Nya, memuliakan-Nya.

Kita kadang-kadang meragukan kemampuan Tuhan untuk menjadikan kita apapun yang Beliau kehendaki. Tuhan mengatakan kalau Aku berkenan, maka Aku bisa jadikan apapun. Dan Tuhan menggariskan, bahwa kehidupan yang mulia adalah menjadi orang yang beriman. Lalu yang berlaku baik menasihatkan menuju kepada yang benar, dan yang menasihatkan menuju kepada yang sabar .Jadilah pribadi yang dimuliakan Tuhan karena kita tulus menggunakan waktu kita bagi pemuliaan Tuhan, pemuliaan kehidupan, dan pemuliaan diri kita sendiri.

Tiga tugas kita sebagai kekasih Tuhan adalah meminta pada Tuhan yang Maha Pengasih, memantaskan diri dari penerimaan dari permintaan kita, dan menerima dengan kesyukuran. Meminta itu sesuatu yang sederhana tapi tidak dilakukan oleh kebanyakan orang bahkan oleh orang yang taat di antara kita. Mereka lama beribadah, lama merasa meminta tetapi sebetulnya yang ada adalah tantangan.

Misal, ada seorang yang sedang ibadah di Masjid Nabawi karena khawatir sandalnya hilang ia menaruh sandalnya dengan mengatakan, “Kalau hilang, maka saya ikhlas”. Padahal kita tidak boleh ikhlas akan sesuatu yang belum pasti terjadi. Karena kita takut kehilangan, maka kita berdoa. Tetapi setelah ditetapkan terjadi baru kita ikhlas.

Ditempat yang mulia seperti itu semua harapan yang dikatakan atau yang tidak dikatakan didengar oleh Tuhan. Beliau Maha Mengerti, Beliau mengharapkan kita kalau meminta maka memintalah, jangan menantang. Memintalah sederhana saja, karena permintaan sederhana dan jujur adalah pengakuan keimanan.

Untuk Percaya Tak Harus Mengerti
Untuk percaya, kita tidak harus mengerti, karena keimanan itu adalah penyerahan yang belum tentu bisa dijelaskan. Tuhan menunjukkan hal-hal logis dalam kehidupan kita, bukti-bukti yang bisa kita amati dengan indera kita, bahwa keyakinan kepada yang baik akan membaikkan kehidupan. Tetapi dalam semua hal yang logis itu Tuhan selalu menyisipkan hal-hal yang tidak logis untuk menguji keutuhan keimanan kita. Seperti perjalanan Isra Mi’raj ke Sidratul Muntaha, ke langit yang berlapis-lapis itu hanya dalam waktu semalam, di abad di mana teknologi untuk mempercepat perjalanan belum sebaik sekarang.

Sehingga akan selalu ada komponen tidak logis dalam logika keimanan kita. Karena kalau semuanya logis kita tidak membutuhkan Tuhan. Orang yang menginginkan segala sesuatu terhitung pasti, sebelum dia memulai tidak membutuhkan ketidaklogisan yang menjadi peran Tuhan.

Ingatlah bahwa Tuhan akan campur tangan dalam pekerjaan orang yang tidak mungkin diselesaikannya apabila dia mengkekasihkan diri kepada Tuhan. Berserahlah sepenuhnya, maka akan banyak hal-hal yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin bagi orang yang beriman.

Kita menyeru labbaikallahumma labbaik, aku datang memenuhi panggilanmu, Ya Allah. Berarti datangnya karena dipanggil, itu sebabnya kita bisa lihat bahwa tidak berarti yang dipanggil dan mendengar itu dekat jaraknya, tetapi yang dekat kepada Tuhan.

Mudah-mudahan sepulangnya dari Tanah suci kita diberi kemampuan, kemampuan untuk menikmati yang sudah ada. Karena menikmati yang sudah ada merupakan syarat pelimpahan kenikmatan berikutnya. Dan mudah-mudahan ketika pulang kita menjadi pribadi yang lebih berwenang karena perintah amar ma’rf nahi mungkar tidak ditujukan bagi orang lemah, itu diturunkan bagi orang yang berwenang seperti kita.

Keindahan dari beribadah di Tanah suci tidak akan mungkin sampai pada orang-orang yang belum siap sampai di sini. Maka marilah kita berdoa agar Tuhan tidak akan memperlama kerinduan hati para sahabat yang sudah lama ingin sampai di sini. Tuhan tidak membedakan siapapun. Tidak ada kebaikan yang utuh yang tidak dirahmati Tuhan.

Jangan pernah serahkan diri kita pada Tuhan untuk penggunaan terbaik tanpa menjadi pribadi yang terbaik untuk diserahkan pada Tuhan

Tiga tugas kita sebagai kekasih Tuhan adalah meminta pada Tuhan yang Maha Pengasih, memantaskan diri dari penerimaan dari permintaan kita, dan menerima dengan kesyukuran

Untuk percaya, kita tidak harus mengerti, karena keimanan itu adalah penyerahan yang belum tentu bisa dijelaskan

Akan selalu ada komponen tidak logis dalam logika keimanan kita, karena kalau semuanya logis kita tidak lagi membutuhkan Tuhan

Kita tidak boleh ikhlas akan sesuatu yang belum pasti terjadi, karena kita takut kehilangan, maka kita berdoa, tetapi setelah ditetapkan terjadi barulah kita ikhlas


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1091 (2010)

65. Bangga Sementara atau Bahagia Selamanya

Banyak sekali orang mengorbankan kebaikan masa depan dan kebahagiaan jangka panjang, demi mendahulukan kebanggaan sementara.

Selalu akan kita temui orang yang mempertahankan biaya besar untuk pesta besar-besaran sekarang, lalu menyerahkan utang dan semua penderitaannya nanti setelah menikah. Apakah itu sesuatu yang boleh kita teruskan, sebagai sebuah keluarga yang ingin bahagia lama, atau itu indikasi dari kesalahan cara berpikir kita sebagai sebuah masyarakat?

Harta Bermula dari Saling Memiliki
Kemampuan keuangan meskipun bukan satu-satunya penentu kebahagiaan, tetapi penting. Ada orang bisa berbahagia tanpa uang dan harta, tetapi harus diterima dengan ikhlas, bahwa kedamaian, kebahagiaan dan kegembiraan itu lebih mudah dan tahan lama di keluarga yang sejahtera.

Kita bicara tentang masyarakat yang harus mengabdi kepada orang tua, membanggakan bagi keluarga besar untuk menyelenggarakan pesta yang meriah. Harus ingat bahwa tidak selalu gemerlap itu penting dan tidak semua yang penting itu harus gemerlap.

Wanita yang dimuliakan sebagai wanita, kapanpun dan di manapun tidak harus merasa perlu dimuliakan dalam pernikahan yang mahal, karena sudah setiap harinya dimuliakan. Jika bisa berpikir bahwa kebahagiaan yang panjang itu lebih penting dari pada kebanggaan sementara, yang dibutuhkan adalah seseorang yang kaya hati. Jika kita ingin berlomba-lomba dalam kebanggaan, maka jangan berlomba dalam kemewahan pesta pernikahan, tapi berlomba dalam panjangnya pernikahan setelah itu.

Keindahan dan kebahagiaan pernikahan itu tidak ditentukan oleh berapa banyaknya yang kita miliki, tapi ditentukan oleh besarnya perasaan saling memiliki. Suami istri yang merasa saling memiliki itu lebih mudah bahagia, kemudian rejekinya diperbaiki dari pada orang yang memulai dengan harta yang banyak. tetapi tidak saling memiliki.

Wanita Perhiasan Terindah Pria
Berapa banyak suami yang tidak memamerkan istrinya? Percantiklah istri, beri dia anggaran untuk tampil cantik, anggun dan wangi, karena wanita adalah perhiasan terindah bagi seorang pria. Kalau dia merasa memiliki wanita itu dan wanita itu merasa memiliki suaminya maka akan menjadi pasangan yang saling meninggikan. Seperti apapun pernikahan kita, mari kita bangun menjadi pernikahan yang saling meninggikan.

Dalam pernikahan sering sekali mengecilkan hal-hal yang sebenarnya penting. Apakah ada hal kecil yang bisa disebut kecil kalau dampak dari penyepeleannya besar? Tidak.

Seringnya kita menyepelekan hal-hal kecl yang dampaknya besar. Contoh, memandangi wajah istri. Betapa senang hati seorang istri yang wajahnya dipegang dan dipandangi lalu dikatakan bahwa betapa beruntungnya sang suami bisa menikahinya. Istri pun akan dengan sangat bersemangat untuk mempercantik diri. Begitu juga istri. Lihatlah suami dengan rasa kagum.

Maka, lihatlah kembali keluarga kita. Kadang kita mengejar sesuatu yang tidak penting, yakni memiliki banyak harta berarti jaminan kebahagiaan. Padahal, hal-hal kecil seperti memandangi wajah suami atau istri saja sudah bisa menemukan kedamaian.

Cinta Saja Tidak Cukup
Dalam masyarakat kita cenderung menganggap, bahwa pernikahan yang megah adalah salah satu cara penting untuk membahagiakan orang tua. Perhatikan ini. Pertama, yakinkan orang tua bahwa Anda damai dengan pesta sederhana saja. Karena mungkin sebetulnya orang tua menganggap Anda lah yang ingin pesta megah itu.

Kedua, sering-seringlah bicara mengenai indahnya pernikahan dalam kesederhanaan. Orang tua itu paling senang diajak bicara. Orang tua yang dekat dengan anak sebagai teman bicara, akan mengerti bahwa anaknya tidak keberatan kalau pestanya tidak mahal. Gunakan segala cara untuk membuat orang tua damai. Karena dalam sebuah pernikahan itu yang paling penting adalah restu dari orang tua.

Coba pikirkan, betapa tidak masuk akalnya orang membuang banyak uang untuk pesta pernikahan mewah. Bayangkan kelengkapan rumah tangga yang dikorbankan untuk menyenangkan orang hanya beberapa jam saja. Kita tidak sadar bahwa orang tua itu lebih senang melihat anaknya hidup baik dan cukup setelah menikah, dari pada harus menanggung banyak utang demi menggelar pernikahan mewah.

Untuk menjadikan sebuah pernikahan itu damai, sejahtera, dan bernilai, cinta saja tidak cukup. Jangan terlalu membanggakan cinta. Hampir semua pernikahan yang rusak itu dimulai dari jatuh cinta, tapi cinta itu tidak diteruskan dengan kasih sayang. Cinta itu otomatis, mendadak dan kadang tidak masuk akal.

Tetapi kasih sayang itu ada karena keputusan untuk peduli bagi kebaikan satu sama lain. Di dalam keputusan logis itu, ekonomi keluarga itu seperti ekonomi perusahaan. Hanya ada satu yang pasti dalam keluarga yaitu biaya, biaya itu pasti naik. Kemampuan itu belum tentu.

Jadi kalau begitu, dalam pernikahan itu bangunlah kemampuan. Lalu keberanian. Menikah itu perlu berani. Lalu ketepatan keputusan. Siapapun yang mau hidupnya baik, bangunlah kemampuan, keberanian, dan memutuskan dengan tepat. Cinta saja tidak cukup.

Berjanji Muluk dan Penuhi !
Hampir semua pernikahan terjadi karena ada laki-laki yang berjanji. Pria-pria Indonesia muda yang bermasa depan hebat, berjanjilah semuluk mungkin untuk menarik perhatian wanita terbaik untuk menjadi istri Anda. Lalu bekerja keraslah untuk memenuhi janji itu. Masalahnya banyak orang yang hanya ahli berjanji, sehingga putra-putri kita hidup dalam sebuah pernikahan yang lemah, karena kepala keluarganya hanya bisa berjanji padahal aslinya pemalas dan penunda.

Sebaik-baik sebuah tindakan adalah tindakan yang dimulai dari keputusan yang baik. Tetapi memang tidak ada jaminan kalau keputusan kita tepat, termasuk memilih pasangan hidup. Tetapi kalau sampai kita kemudian diijinkan untuk memutuskan perpisahan, mulailah kehidupan setelah berpisah itu dengan kesungguhan yang sama seperti kehidupan waktu bersama, yaitu memuliakan kehidupan. Dan memuliakan kehidupan itu dimulai dari diri sendiri.

Jadi orang yang sudah berpisah dalam pernikahan, jadilah orang yang merasa terheran-heran kenapa harus sampai berpisah, dua jiwa yang baik itu kenapa bisa berpisah. Dan semoga setelah itu mereka bisa melihat bahwa mereka sebetulnya memang diharapkan Tuhan utnuk bersama-sama.

Kecenderungan orang adalah merasa minder kalau tidak memiliki. Padahal salah satu cara untuk damai dengan kuat dan kemudian berbahagia adalah ikhlas menerima yang tidak kita miliki. Yang menyiksa kita sekarang adalah pengejaran kepada hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi tidak menyukuri yang sudah kita miliki.

Mari kita sadari sekarang bahwa orang yang tidak memiliki tidak otomatis kekurangan. Seperti orang yang memiliki tidak otomatis kelebihan. Sederhana, tapi itulah tuntunan kehidupan untuk kita merasa damai apa adanya diri kita, lalu tumbuh dengan potensi yang telah dirahmatkan pada kita.

Jadi bahasan mengenai ‘bukan pestanya tapi pernikahannya’ bukan perbaikan mengenai pernikahan, tapi perbaikan pada ketegasan kita untuk memutuskan yang baik bagi kehidupan di masa yang lebih panjang. Tidak mendahulukan kesenangan sementara, dengan mengorbankan kebahagiaan jangka panjang.

Wanita yang dimuliakan sebagai wanita kapanpun dan di manapun tidak harus merasa perlu dimuliakan dalam pernikahan yang mahal karena sudah setiap harinya dimuliakan

Keindahan dan kebahagiaan pernikahan itu tidak ditentukan oleh berapa banyaknya yang kita miliki, tapi ditentukan oleh besarnya perasaan saling memiliki

Dalam sebuah pernikahan itu yang paling penting adalah restu dari orang tua

Kita tidak sadar bahwa orang tua itu lebih senang melihat anaknya hidup baik dan cukup setelah menikah dari pada harus menanggung banyak hutang demi menggelar pernikahan mewah

Sebaik-baik sebuah tindakan adalah tindakan yang dimulai dari keputusan yang baik


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1090 (2010)

64. Wanitaku Pemuliaku




Semua keluhan hidup berasal dari dihargainya kita sebagai orang rata-rata. Kita tidak suka diperlakukan rata-rata, dikenali hanya sebagai angka, dibayar rata-rata, maka kita semua merasa menjadi jiwa yang khusus dalam kehidupan ini. Maka kenali dulu peran kita sebagai wanita pemulia pria dalam kehidupan kita.

Seorang wanita seharusnya menjadi pemandangan terindah bagi yang melihatnya. Sehingga jika tabiat dia sebagai wanita sendiri saja sudah indah, apalagi kalau bersanding di dekat pria yang membuat pria di sebelahnya berpendar karena kemuliaannya itu.

Wanita Memuliakan Pria
Ungkapan wanita sebagai pemulia pria jangan dianggap sebagai ungkapan gender atau memberikan beban pada wanita. Karena wanita yang memuliakan pria menjadi wanita yang mulia dalam kehidupan. Dan karena semua kelahiran itu dilakukan oleh wanita, maka wanita yang memuliakan pria dan memuliakan kehidupan itu sama sekali bukan peran sederhana.

Sehingga marilah kita tidak lagi melihat diri sendiri sebagai seorang yang harus tinggal di rumah saja, atau yang mencari uang di kantor saja, atau yang sekolah tinggi-tinggi lalu menyesal kalau tidak bekerja. Jadi di dalam tugas sebagai pemulia kehidupan, wanita harus tegas berpihak kepada yang baik baginya. Dan di dalam budaya kita wanita paling rentan terhadap kesan. Tuntunan budaya kita sudah banyak sekali tentang menjadi wanita untuk memuliakan kehidupan.

Alat hanya sebaik yang menggunakannya. Seringnya mungkin wanita dilihat sebagai alat untuk memuliakan. Tapi kita semua alat bagi Tuhan. Wanita yang tidak diberdayakan oleh pria untuk memuliakannya tidak akan memberdayakan apapun, dan yang rugi adalah prianya. Bagi pria, ambillah keuntungan dari dihadiahkannya seorang wanita yang bersedia menemani kita dalam kehidupan.

Menikah dengan yang Lebih Baik
Selalu ada kemungkinan dalam setiap keputusan. Jika seorang wanita memutuskan bersedia untuk menikah dengan seorang pria, berarti dia bersedia menua bersama pria tersebut. Maka pria akan menjadi sangat aniaya jika wanita yang bersedia menua bersamanya tidak memuliakan kehidupannya. Jika kita memang tidak bisa merawat wanita itu mungkin wanita itu akan dirawat oleh pria lain yang lebih baik.
Untuk semua wanita yang merasa bahwa dia berhak menikah dengan pria yang lebih baik dari pada prianya, sekarang harus bertanya apakah Anda sudah menjadi wanita yang terbaik baginya. Banyak dari kita hanya melihat satu arah, sebgai korban. Tanpa melihat bahwa pasangan hidup kita juga berharap kita menjadi wanita yang terbaik baginya. Jadi sebelum kita memvonis siapapun sebagai pasangan yang tidak baik, kita harus cek apakah kita sebagai wanita telah menjadi yang terbaik baginya.

Istri adalah cermin. Ia tidak menampilkan kecuali yang dilihatnya. Jadi kalau seseorang pria berdiri di depan sebuah cermin, maka yang dikatakan istri sebagai komentar adalah apa yang dilihatnya. Banyak pria marah karena dicurigai istrinya yang sebetulnya tanpa sadar ia memberi alasan untuk dicurigai. Jadi kalau tidak sengaja saja kita sebagai pria bisa terhukum, apalagi kalau kita punya kebiasaan tidak menjaga pandangan mata, tidak menjaga yang kita baca, yang tampil di internet, istri akan melihat itu sebagai alasan untuk mempercayai kita atau tidak. Kalau dalam sebuah hubungan membuat kita tidak nyaman, berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Masalah Agar Naik Kelas
Kita sebetulnya tahu apa yang seharusnya dan sebaiknya kita lakukan, tetapi kita sedang dalam proses belajar untuk menjadi pribadi yang berespon dengan cara terbaik. Orang yang menghindar dari menyelesaikan suatu masalah akan ditemukan dengan masalah yang sama. Itu bukan berarti Tuhan suka menyiksa orang, tapi karena Tuhan ingin kita naik kelas.

Satu masalah harus kita selesaikan supaya kita pantas bagi masalah yang lebih besar lagi. Di dalam keluarga pun ada tanda-tanda bahwa kita diangkat melalui masalah. Jadi kalau masalah itu adalah pembaik maka sambutlah masalah dengan ramah. Karena masalah adalah rahmat yang rasanya tidak kita sukai.

Orang yang tidak diberi masalah, tidak akan tumbuh. Jadi orang yang diberi masalah sedang disuruh untuk tumbuh meski tidak suka rasa dari masalah itu. Jadi sekarang kalau dihadapkan pada masalah, bersyukurlah karena kita diberi kesempatan untuk naik kelas. Ikhlaslah menerima masalah sebagai cara untuk meningkatkan kelas iman kita.

Jangan pernah Anda pisahkan antara karier dan keluarga. Keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah karier yang terbaik. Wanita juga tidak boleh melihat keluarga sebagai bukan karier. Tidak boleh ia melihat tambahan uang di luar sebagai cara untuk menjadikan dirinya mulia. Semakin dekat Anda dengan pasangan dan keluarga, semakin kehidupan menjadi baik. Pikirkan bahwa karier kita yang utama adalah keluarga. Karena tidak ada keberhasilan yang disebut berhasil tanpa keluarga yang damai dan sejahtera.

Pantas Dipilih Wanita Terbaik
Hati yang diisi dengan hal-hal yang baik, tidak punya tempat bagi hal-hal yang tidak baik. Utamakanlah yang baik sebagai pengisi hati termasuk menduga yang baik-baik. Karena kita lebih baik salah-benar dari pada salah-salah. Berapa banyak orang tidak maksimal hidupnya karena mencurigai yang baik baginya, nasihat baik dicurigai. Melakukan atau tidak melakukannya Anda butuh waktu. Jadi kalau mau berbahagia, gunakan hal-hal baik dalam hidup Anda sebagai pengisi hati Anda.

Jangan salahkan wanita jika ia memilih yang terbaik untuk dirinya. Karena dia ingin punya anak yang ayahnya mampu. Jadi ini bukan tentang siapa wanita yag Anda pilih tapi pantaskanlah diri Anda untuk dipilih oleh wanita-wanita terbaik.

Anda sebagai pria tidak mungkin membebaskan diri dari kehidupan yang tidak dimuliakan wanita. Karena kita harus dibesarkan oleh wanita, jadikanlah diri Anda pribadi yang pantas dimuliakan wanita. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi antara wanita dan pria. Ikhlaslah untuk menjadi pribadi yang baik. Pribadi yang baik tidak mungkin tidak dihadiahkan kehidupan yang baik.

Tuhan Maha Adil, dan kita lah yang bertanggung jawab bagi upaya pemuliaan kehidupan. Maka di manapun Anda menemui wanita, baik itu keluarga atau bukan, anggaplah ia sebagai wanita yang telah memuliakan keluarganya. Sehingga apabila Anda memperlakukan semua wanita sebagai pemulia, maka sebetulnya Anda telah memuliakan kehidupan.

Untuk semua wanita yang merasa bahwa dia berhak menikah dengan pria yang lebih baik dari pada prianya sekarang harus bertanya apakah Anda sudah menjadi wanita yang terbaik baginya

Kita sebetulnya tahu apa yang seharusnya dan sebaiknya kita lakukan, tetapi kita sedang dalam proses belajar untuk menjadi pribadi yang berespon dengan cara terbaik

Orang yang menghindar dari menyelesaikan suatu masalah akan ditemukan dengan masalah yang sama

Keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah karier yang terbaik

Kalau mau berbahagia, gunakan hal-hal baik dalam hidup sebagai pengisi hati



Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1089 (2010)

63. Siapa Bilang Berhasil Harus Tua




Berhasil tidak harus diukur dari usia, tapi diukur dari besarnya kemanfaatan kita bagi orang lain, apalagi pada saat usia kita benar-benar muda.

Tidak harus setua orang lain untuk menjadi seberhasil orang tua. Bayangkan kalau masih muda kita tidak lagi harus bekerja untuk mencari uang, tapi bekerja untuk kebaikan kehidupan kita dan sesama.

Kalau usia fisik seseorang 20 tahun tapi usia mentalnya 40 tahun, berarti ia bisa berbicara sama bijaknya dengan usia berapa saja sampai 40 tahun. Maka hadiah kehidupan bagi seseorang yang demikian adalah diberi kepercayaan, dipercayakan tugas untuk orang yang sama mapannya, apalagi pada saat usia 40 tahun akan memiliki usia mental 80 tahun. Itu yang menjadikan orang muda didengarkan semua orang.

Jangan Hanya Bersabar
Jangan lama-lama berusaha membuktikan cara-cara yang Anda pikir akan baik padahal sudah digunakan orang lain untuk menua dan lemah. Jadi, perhatikan orang-orang tua yang hidupnya lemah, perhatikan anak-anak muda yang gagah yang hidupnya baik. Jika ingin sama, samalah dengan yang hebat, kalau mau beda, bedalah dari yang lemah. Jadikan diri Anda diterima dan disukai dan buat orang lain menyukai dirinya sendiri. Jika sudah diterima dan disukai, maka Anda pun akan diberi kepercayaan.

Bagi orang yang sudah berusaha tapi belum sukses, teruskan usaha Anda.
Jangan hanya bersabar tapi teruskan berusaha, karena keberhasilan itu jarang sekali kita capai pada langkah-langkah pertama. Jangan hanya mencari keberhasilan besar, tapi rayakan juga keberhasilan-keberhasilan kecil. Target besar paling berdampak pada rasa malas, rasa takut, dan ragu-ragu.

Jadilah anak muda yang anggun, pandai, mudah disukai, dipercaya, dan diperebutkan oleh orang-orang besar untuk ditugaskan melakukan hal-hal besar. Jangan tersinggung kalau dimanfaatkan. Karena Tuhan bahkan mensyaratkan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Hadirkan diri Anda ada untuk dimanfaatkan.

Kaya karena Warisan?
Orang yang memang kebetulan sudah mempunyai pangkat tinggi dan kaya karena warisan, itu bukan keberhasilan, tapi tanggung jawab. Orang-orang yang dilahirkan di keluarga kaya yang pangkatnya tinggi tidak bisa dikatakan berhasil karena ia hanya meneruskan keberhasilan orang tuanya. Tetapi yang mulia dari kelahiran itu adalah tanggung jawabnya.

Anak orang kaya punya dua kemungkinan, bisa jadi lebih kaya atau jatuh miskin. Sedangkan anak orang miskin cuma punya satu kemungkinan, yaitu naik. Jadi ini adalah tentang tanggung jawab pribadi kita untuk berhasil. Marilah kita berhasil karena nama kita sendiri sebagai pribadi.

Orang yang belum berhasil melihat sukses itu sebagai sebuah kenikmatan, itu sebabnya mereka tidak dipercayakan sebuah keberhasilan besar karena belum tentu bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang sudah berhasil melihat sukses itu sebagai sebuah tanggung jawab, karena ia ikhlas menjadikan dirinya pemangku tanggung jawab bagi kebaikan hidup orang lain. Itu sebabnya ia dipercayakan keberhasilan, dan itu bisa semuda mungkin.

Tersenyum di Depan Cermin
Semua orang yang berhasil itu berhasil karena disiplin pribadinya baik. Kehebatan kita dalam memimpikan kebesaran dalam menyusun rencana hebat, itu semua tidak pernah lebih kuat daripada kemampuan kita menunda. Kita ini ahli menunda. Setiap kali kita menunda kita memberi alasan supaya penundaan kita tidak salah.

Ada orang yang hidupnya dibuat alasan mengapa ia tidak bertindak. Kira-kira seberapa jauh ia bisa pergi? Mari kita kenali janji kita untuk disiplin itu dengan cara-cara yang lebih sederhana. Contoh sederhana, orang yang melihat dirinya sendiri di cermin sambil tersenyum pasti lebih bersemangat. Jadi, biasakan juga berbicara dengan senyuman.

Disiplin lah mulai dari hal yang kecil, dari hal yang menyenangkan. Supaya Anda mencintai disiplin. Supaya kemudian disiplin menaruh Anda di tempat-tempat yang dicintai Tuhan.

Karier Sukses, Keluarga Berantakan
Karir kita adalah keluarga, sedangkan jabatan adalah alat untuk membangun keluarga yang baik. Seorang politisi yang baik tapi keluarganya berantakan berarti ia pemimpin dari posisi yang palsu. Kepemimpinan yang sebenarnya itu di keluarga. Tidak ada orang berhasil yang bisa disebut orang berhasil kalau keluarganya tidak bahagia.

Orang tua yang menstandarkan keberhasilan dengan menjadi pegawai, coba dibuat mengerti. Tidak mengertinya orang tua tidak boleh menjadikan Anda, anak yang tidak menghormati orang tua. Orang tua yang sulit itu menjadikan anaknya hebat. Karena yang dinilai dalam pengabdian kepada orang tua itu anaknya. Jadi, jika orang tuanya sulit tapi anaknya tetap mengabdi itu berarti yang hebat adalah anaknya.

Mendengarkan pendapat orang itu harus. Tapi jangan meragukan hak Anda untuk berhasil hanya karena orang lain meragukan Anda. Orang yang berkomentar tentang Anda, jika Anda gagal tidak akan membantu Anda. Tetaplah belajar dari orang-orang yang lebih baik dari kita, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Keberhasilan di Usia Muda
Lebih banyak mana yang kita lakukan dalam kedekatan kita pada Tuhan, bersyukur atau mengeluh? Banyak dari kita mendahulukan mengeluh dan kurang bersyukur. Orang-orang yang kekurangan, memikirkan dirinya sendiri kurang, sedang dibuat tahu oleh Tuhan bahwa dia tidak mungkin berhasil jika memikirkan dirinya sendiri.

Fokus dari kehidupan kita seyogianya bukan kekurangan, bukan pula mencari kelebihan, tetapi orang yang mau memperbaiki kehidupannya, dan dia harus menjadi penyebab kebaikan. Mari kita ambil disiplin kecil untuk menjadi penyebab bagi sesuatu yang baik. Jadilah penyebab kegembiraan orang.

Fokus kita adalah menentukan yang kita rasakan, kita berfokus pada yang baik. Ketegasan itu disebut pembeda antara yang mengerdilkan kehidupan, dengan yang menghebatkan kehidupan. Seorang pemimpin itu disebut pemimpin ketika memihak pada yang memajukan kebaikan, lalu tegas mencegah keburukan terjadi pada saudara-saudaranya.

Seorang pemimpin itu juga seorang pemimpin alam, tidak boleh ia berhasil memajukan ekonomi dengan mengorbankan alam. Jangan lagi Anda menjadi penyebab kesedihan dalam keluarga, jadikan diri Anda menjadi penyebab kesyukuran istri dan anak-anak karena memiliki pemimpin keluarga seperti Anda. That is leadership.

Apakah ada orang yang menolak perubahan? Sebetulnya tidak. Semua orang setuju pada perubahan, asal yang diubah bukan dia. Berubah itu harus, tapi apakah cepat berubah itu belum tentu. Orang-orang yang cepat berubah akan mencapai kualitas yang dicapai orang puluhan tahun.

Itu sebabnya orang yang segera mengambil kualitas-kualitas baik dari orang lain, ikhlas meniru dari yang sudah dicapai orang lain, lalu menyegerakan dirinya sebagai penyebab kegembiraan bagi orang lain, mudah-mudahan Tuhan menyegerakan keberhasilan di usia mudanya.


Jangan lama-lama berusaha membuktikan cara-cara yang Anda pikir akan baik padahal sudah digunakan orang lain untuk menua dan lemah

Orang-orang yang dilahirkan di keluarga kaya yang pangkatnya tinggi tidak bisa dikatakan berhasil karena ia hanya meneruskan keberhasilan orang tuanya

Marilah kita berhasil karena nama kita sendiri sebagai pribadi

Orang yang belum berhasil melihat sukses itu sebagai sebuah kenikmatan, orang yang sudah berhasil melihat sukses itu sebagai sebuah tanggung jawab


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1088 (2010)

62. Fall In and Out of Love




Semua pernikahan dimulai dari proses falling in love, setelah menikah lalu kok ada masalah keluarga dan sampai berpisah? Apa yang membuat orang mabuk kepayang namun kemudian menjadi saling tidak mencintai satu sama lain? Dimana pernikahan hanya menjadi kewajiban, menjadi jebakan dan menjadi tontonan yang tidak mendamaikan bagi anak-anaknya.

Tidak ada logika yang mendukung penjelasan mengapa orang jatuh cinta. Tidak ada alasan, tapi ada satu letupan yang lalu membuat kita yakin ‘this is the woman/this is my man’.

Berjanji Saling Membahagiakan
Orang yang sedang jatuh cinta, meskipun sudah berbicara banyak satu sama lain, terkadang merasa belum saling mengenal. Sebab mereka sebetulnya cenderung berbicara tentang dirinya sendiri. Berarti orang yang jatuh cinta sedang menempelkan konsep baik tentang wanita atau pria terbaik pada lawan bicaranya itu, tanpa menguji kesesuaiannya.

Nah, setelah mereka menikah, mereka cenderung tidak bicara lagi. Berapa banyak orang yang sampai sekarang masih berkomunikasi seperti waktu pacaran dulu? Tidak banyak. Dan disitulah mereka baru menyadari kalau pasangannya tidak sebaik yang ia kira. Itu sebabnya letupan yang tadi ada itu, mati. Suami istri harusnya bertanya tentang apa yang dibutuhkannya untuk diketahui tentang pasangannya.

Rata-rata wanita mengatakan membutuhkan pria yang pengertian. Jadi cara terbaik untuk membahagiakan wanita Anda adalah menjadi pelayan bagi kegembiraannya. Maka mulai hari ini, pegang tangan istri Anda dan katakan padanya, ‘Apapun yang bisa aku berikan tidak lebih penting dari janjiku hari ini padamu, bahwa aku berjanji akan menggunakan sisa umurku untuk membahagiakanmu’.

Beda Cinta dan Kasih Sayang
Apa bedanya cinta dan kasih sayang? Yang disebut cinta itu adalah reaksi mental yang bisa sangat mendadak, tidak masuk akal dan terkadang tidak logis, tetapi membuat kita sangat tertarik pada seseorang. Cinta adalah sebuah ketertarikan yang amat sangat tidak logis yang kalau kita sabar menunggu akan mati dalam 6 bulan.
Tetapi ada yang bisa menahan keberadaan pasangan, yaitu apabila mereka memiliki kasih sayang. Karena kasih sayang adalah keputusan logis untuk mendekatkan diri menjadi pelayan, penggembira bagi seseorang. Kasih sayang inilah yang melanjutkan cinta yang tadinya tidak logis itu menjadi sebuah kebersamaan yang indah yang bernama keluarga. Dan kasih sayang ini menjadi perekat yang kuat sekali kalau dipelihara dengan persahabatan.

Temukan kegembiraan bersama dengan pasangan Anda, kalau mau melestarikannya cari sesuatu yang Anda sukai bersama. Aneh sekali rasanya jika setelah menikah pasangan memiliki kesukaan masing-masing yang tidak disukai oleh satu sama lain.

Tidak akan mungkin terjadi keadaan di mana kita merasa terjebak menua bersama orang yang tidak menghormati kita, kalau seandainya dalam kebutaan cinta itu kita mau sedikit berpikir. Dan problem dari orang tua yang menasihati anaknya yang sedang jatuh cinta adalah tidak bisa membantu mereka berpikir. Tetapi sebagian besar orang yang sedang jatuh cinta itu, tidak berpikir dan mengutamakan perasaan mabuk yang paling lama 6 bulan itu, untuk menua dalam ketidakbahagiaan. Maka bagi Anda yang sedang jatuh cinta berpikirlah, dan waspadalah.

Alasan Memilih Pasangan Hidup
Cara paling gampang untuk tidak salah dalam mengasihi atau memiliki sesuatu adalah dengan menggunakan kata ‘karena’. Misal, “Saya mencintai pekerjaan saya ini karena kecintaan saya pada Tuhan,”, atau “Saya mencintai wanita ini karena kecintaan saya pada Tuhan,”.

Mengapa banyak orang mengatakan sulit melupakan cinta pertama? Karena ada kata pertama. First love jika dibandingkan dengan semua yang pertama sebetulnya not that special. Jangan terlalu terikat secara emosi. Hati-hati dalam menggunakan perasaan, jangan terlalu terikat. Itu sebabnya orang beriman tidak terlalu khawatir karena dia tidak terikat pada keadaan buruk. Dia mengacu pada bahwa tidak ada kejadian yang tidak diijinkan Tuhan, dan semua yang terjadi adalah untuk kebaikannya.

Falling in love tidak boleh dijadikan satu-satunya pertimbangan dalam memilih pasangan hidup. Tapi pertimbangkan juga apa saja yang memudahkan orang itu dan Anda untuk falling out of love.

Memelihara Cinta Kasih
Untuk mentargetkan kasih sayang, bukan target Anda yang akan dicintai. Tapi kualitas Anda sebagai yang mencintai itu jauh lebih penting, karena semakin Anda tahu semakin Anda banyak menuntut. Kalau Anda tahu kualitas hidup yang akan Anda bangun sebagai perwira dalam kehidupan ini, Anda tidak mungkin puas dengan kualitas-kualitas yang tidak sesuai bagi kehebatan Anda. Bukan mencari wanita yang hebat, tapi hebatkanlah diri agar pantas dicari oleh wanita hebat. Target Anda adalah Anda pantas menjadi pria yang didekati oleh wanita berkelas, karena Anda calon pemimpin kehidupan.

Kasih sayang itu lebih cenderung tidak menggunakan cinta lagi, karena cinta itu sebentar. Kalaupun mau disebut cinta, sebutlah dengan lengkap, cinta kasih. Cinta kasih ini kalau dipelihara dengan baik akan sampai kepada bentuk terakhirnya, yakni kemampuan memaafkan.

Banyak orang mensyaratkan orang-orang yang dikasihinya adalah orang-orang yang mudah dikasihi. Seorang Ibu akan menjadi lebih mulia dari Ibu lain kalau anaknya sulit, sakit, tidak lengkap, tapi dipeliharanya seperti dia memelihara anak dengan kesehatan sempurna atau kecerdasan tinggi.

Berarti kasih sayang itu dinilai bukan dari kemudahan yang disayangi, tapi dari sulitnya menyayangi orang itu. Sehingga dalam mencintai sebetulnya bukan yang dicintai tapi yang mencintai. Jadi jika ingin hidup baik, belajar memaafkan. Apakah masih ada hukuman bagi orang yang menyesal dan telah memperbaiki diri. Berkasihsayanglah.

Berhati-hati Saat Jatuh Cinta
Marilah kita sadari, bahwa falling in love is beautiful, karena saat itu Anda menemukan kemampuan-kemampuan baru. Bisa tahan lama bicara di telepon, tahan lama tidak tidur, tahan lapar, atau bisa melihat segala sesuatunya indah. Kebutaan sementara, ketulian sementara, mati rasa sementara karena jatuh cinta itu tujuannya untuk membuat Anda segera memutuskan bersama-sama, bukan membangun kualitas hidup yang tinggi, tapi bersama-sama dulu.

Sehingga kalau kita tidak berpikir hati-hati, kebersamaannya menjadi asal kebersamaan. Apakah mungkin dari sekian milyar orang hanya ada satu yang cocok untuk kita? Tidak. Bagaimana mungkin orang yang patah hati karena orang yang belum tentu pantas untuk masa depannya, membuat dirinya tidak menarik lagi bagi pria atau wanita yang lebih baik lagi nanti?

Demikian tidak logisnya falling in love atau falling out of love. Jadi berhati-hatilah ketika kita sedang berada dalam perasaan jatuh cinta atau sedang jatuh keluar dari cinta. Kehidupan ini kehidupan Anda, jadikan Anda pemimpin yang sebenarnya dan gunakan perasaan sebagai kulitas yang mengindahkan kebersamaan, dan pikiran Anda untuk membangun dasar bagi kualitas kebersamaan itu.


Tidak ada logika yang mendukung penjelasan mengapa orang jatuh cinta

Cinta adalah reaksi mental yang bisa sangat mendadak, tidak masuk akal dan terkadang tidak logis, tetapi membuat kita sangat tertarik pada seseorang

Cinta kasih kalau dipelihara dengan baik akan sampai kepada bentuk terakhirnya, yakni kemampuan memaafkan

Kasih sayang itu dinilai bukan dari kemudahan yang disayangi, tapi dari sulitnya menyayangi orang itu


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1087 (2010)

61. Johnny Satu Nada





Kita semua sedang memainkan musik dalam kehidupan. Tinggal bagaimana kita menyanyikan lagu yang pas dengan nada yang pas bagi kehidupan, sehingga kita bisa hidup dengan indah.

Kita mulai dengan konsep pengulangan. Hidup adalah pengulangan, berarti nada juga ada yang diulangi. Kehidupan dapat menjadi baik apabila yang diulangi adalah yang baik. Dan kehidupan dengan kualias apapun akan rusak jika yang diulangi adalah kesalahan. Sehingga Johnny satu nada sudah mulai kelihatan nadanya. Ada orang yang sulit diajak bicara, sulit menerima pendapat orang lain karena dia nadanya hanya satu.

Johnny yang Enggan Dinasihati
Ada seorang pemuda bernama Johnny, yang wataknya sulit diberi tahu, ngeyel, suka membantah, keras kepala. Orang sebaik apapun yang menasihati, dia hanya menganggapnya sebagai teori. Padahal teori itu lah yang membuat orang baik itu sebaik sekarang, dan praktik menurut Johnny adalah yang membuatnya susah.

Banyak orang merasa sudah menemukan jalan hidupnya. Kalau orang itu sudah merasa demikian, mengapa hidpnya belum baik? Kalau dia menolak nasihat, kenapa hidupnya masih lemah? Kalau dia menolak anjuran baik, kenapa hatinya tidak damai? Jadi mengapa kita tidak ikhlas saja menerima bahwa hidup itu tidak bisa baik, dengan hanya mempertahankan satu pendapat kita sendiri saja.

Sebenarnya, ada garis tipis antara keyakinan benar dengan keyakinan yang salah. Jika kita tidak mau mengulangi masalah orang lain, sebaiknya belajar. Itu sebabnya ada guru dan orang tua. Dengarkan mereka karena belajar itu adalah proses menghindari kesalahan yang dilakukan orang lain.

Nilai keberhasilan kehidupan harus dibandingkan dengan kerugian kalau malas. Banyak orang bersedia mengorbankan nilai besar, untuk memanjakan perasaan senang sementara karena malas. Orang-orang yang logikanya salah, memilih malas dari pada sukses. Untuk orang-orang yang yakin bahwa malas itu lebih enak dari pada sukses itu, tidak bisa dinasihati. Apapun namanya panggil saja dia Johnny.

Mensyukuri yang Dimiliki
Bagaimana mencari guru yang baik? Kita bisa belajar dari buku. Buku yang walaupun kalimatnya sederhana namun tidak pernah berhenti memberikan pengertian. Mengapa banyak orang yang melakukan kesalahan? Kita cenderung mempertahankan cara yang sudah nyaman bagi kita, walaupun mengerdilkan kehidupan.

Pribadi yang masuk ke dalam kesulitan, tidak bisa menggunakan pribadi yang sama untuk keluar dari kesulitan. Logikanya, perusahaan yang dipimpin oleh direksi tertentu, lalu turun peringkat atau keuntungannya, tidak bisa menjadi direksi yang sama untuk mengangkat perusahaannya kembali. Karena perilaku, keputusan, kebijakannya, menurunkan kinerja perusahaan. Bagaimana kita bisa menggunakan orang-orang yang sama untuk mengangkat kinerja perusahaan yang mereka turunkan? Jadi apa anjurannya? Membaikkan diri karena hanya orang baik yang rezekinya baik.

Mengapa kta sering meminta sesuatu yang bagi orang lain tidak ada gunanya? Mengapa kita tidak meminta sesuatu yang menjadikan kita lebih? Kita lebih sering berdoa untuk menutupi kekurangan, bukan untuk dilebihkan. Jadi kalau begitu, orang yang ikhlas itu menerima dirinya. Tuhan berkata, jika Ia membuat kekurangan pada diri kita, maka Ia akan membuat kelebihan pada diri kita di sisi yang lain.

Kadang-kadang kita mengejar sesuatu, yang setelah kita dapat tidak pernah kita syukuri. Bagaimana jika kita berhenti mengejar, lalu melihat ke belakang dan menyukuri yang sudah kita miliki. Karena kalau Tuhan berkenan, dari yang sudah Anda miliki itu, bisa dijadikan modal bagi sebesar-besarnya kualitas hidup.

Apakah orang kaya tapi tidak jujur bisa membuat kita stres? Uang yang banyak tapi didapat dengan cara yang tidak jujur adalah ukuran hukuman. Jadi tidak perlu membuat kita iri. Karena itu tanda ukuran hukuman yang sedang ditangguhkan. Jadi anggap saja mereka itu adalah orang miskin yang uangnya banyak.

Sedangkan orang-orang yang berpendapatan sedikit tapi diperoleh dari cara yang halal dan baik, merekalah orang-orang kaya yang uangnya masih sedikit. Jadi ikhlaslah dengan kebaikan dan tidak iri melihat orang yang tidak baik tapi kaya.

Mengukur yang Kita Inginkan
Banyak istri yang hanya mengkritik kekurangan suami, yang dipilihnya untuk menua bersamanya. Apapun kekurangan suami Anda, Anda tidak boleh membatalkan kemungkinannya untuk menjadi suami yang memuliakan istri, Ayah yang menghebatkan anak-anak, dan pribadi yang membesarkan kehidupan bersama.

Wanita adalah pemulia kehidupan, jika untuk kebaikan maka bersabarlah. Banyak suami menguji kesabaran istri, padahal suami harusnya ikhlas dimuliakan oleh istrinya.

Sangat wajar apabila saat kita memiliki inisiatif, orang mengatakan ‘yes’ atau ‘no’. Jangan kecil hati saat orang mengatakan ‘no’ karena pertama belum tentu dia salah, sebab sebetulnya mungkin dia mau setuju tapi tidak percaya pada orangnya. Banyak sekali ide baik disampaikan oleh orang yang mulanya tidak dipercaya bisa melaksanakan.

Banyak orang mau berbisnis besar tapi mengeluh tidak punya modal. Tidak ada modal itu adalah tanda bahwa dia selama ini belum mampu mengumpulkan modal, apa jaminannya dia bisa membayar kembali? Terkadang kita mengukur yang kita inginkan, tapi jauh dengan kemampuan kita.

Jadi anjurannya adalah, kalau kita mau tunggu, yang kita minta adalah yang terdekat bisa kita lakukan dulu. Lalu menggunakan hasilnya untuk membangun kemampuan berikutnya, karena hasil adalah kemampuan berikutnya. Orang yang bergaji Rp 2 juta harusnya punya modal untuk menghasilkan Rp 3 juta, dan seterusnya.

Kegagalan Orang Lain Menjadi Pelajaran
Jangan pernah merasa ragu hanya karena orang lain merasa ragu. Paling indah jika kita berhasil membuktikan keraguan orang lain itu salah. Alasan untuk mengakui bahwa orang lain benar, dan berterimakasih bahwa orang lain menasihatkan sesuatu dan ikhlas, mengakui bahwa kita salah dan minta maaf karena kita dulu tidak mendengarkan. Maka jangan ulangi menolak nasihat baik dan jangan ulangi menuruti nasihat buruk.

Kehidupan ini dilatih seperti kita belajar berenang, seperti loncat tinggi, seperti menangkap bola. Semakin sering kita terlibat dalam kehidupan, semakin kita ahli. Itu sebabnya bergaullah dengan orang-orang baik, orang-orang alim, orang-orang ahli, supaya kita cepat menyerap kemampuan mereka. Jadi terlibatlah dalam kehidupan sepenuhnya supaya kita tahu kapan menjadi ‘ya’ dan kapan ‘tidak’.

Orang yang menemukan kepuasan dengan merasa lebih dari pada orang lain tidak perlu dilebihkan, karena sudah merasa lebih. Itu sebabnya orang-orang yang sombong, jarang berhasil dibandingkan orang yang rendah hati. Jadi bagaimana kalau kita ikhlas kepada sistem kehidupan, bahwa kehidupan ini yang dipimpin sistemnya oleh Tuhan, menghargai orang yang ikhlas berserah bahwa bukan kita yang meninggikan diri tapi Tuhan. Kita ditinggikan karena kita membantu orang lain mencapai ketinggian yang baik.

Satu atau dua kali dalam kehidupan kita, kita berlaku seperti Johnny Satu Nada, yang menganggap kita sudah menemukan nada dalam kehidupan. Mari kita logiskan pendekatan kita untuk menjadi ahli dalam membangun kehidupan yang damai dan sejahtera. Jangan ulangi kesalahan yang pernah dibuat orang lain. Ambil pelajaran dari kegagalan orang lain, jangan menikmatinya. Karena itu yang membuat kita tidak melihat pelajaran tapi kenikmatan atas kegagalan orang lain.

Ikhlaslah melihat orang yang berhasil sebagai guru berjalan. Ia sedang dipertontonkan oleh Tuhan sebagai pribadi yang meneladankan perilaku yang telah menjadikannya kuat, berwenang, sejahtera.

Ikhlaslah untuk menerima yang baru. Ijinkan yang baru masuk. Kita tidak punya sinar sendiri sehingga kita harus mengijinkan kebaikan masuk untuk menjadi sinar pribadi kita.

Ikhlaslah menerima bahwa hidup itu tidak bisa baik dengan hanya mempertahankan satu pendapat kita sendiri saja.

Tuhan berkata, jika Ia membuat kekurangan pada diri kita, maka Ia juga akan membuat kelebihan pada diri kita di sisi yang lain

Ambil pelajaran dari kegagalan orang lain, bukan malah menikmatinya.

Kita tidak punya sinar sendiri, sehingga kita harus mengijinkan kebaikan masuk untuk menjadi sinar pribadi kita



Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1086 (2010)

60. Rezeki ‘Njepret’




Banyak sekali orang yang rejekinya sedang tertunda, dan berdoa kapan segera beroleh rejeki itu.

Kebanyakan dari kita terus menua, tetapi rejekinya tidak sama dan sejalan dengan usia kita. Karena kita menua tetapi sering berbuat salah, tidak mau mendengarkan nasihat, sering ngeyel, dan sebagainya.

Kaya Sesuai Usia
Rejeki itu harusnya sama dengan dimana kita berada. Kalau ia usia 40 tahun harusnya kaya-nya sesuai dengan usia 40 tahun, pangkatnya juga setinggi yang direncanakan Tuhan. Tetapi semua ini tidak akan tercapai jika sejak kecil tidak dilatih disiplin, misalnya sekolah saja masih suka bolos, ujian sibuk cari contekan. Ia memang sibuk, tetapi ia sibuk dengan jalan yang tidak jujur. Sehingga banyak orang dengan rejekinya yang tidak besar, karena belum berlaku baginya, rejeki yang pantas sesuai usianya.

Jika ingin berejeki baik, kita harus ikhlas melepaskan perilaku yang selama ini memperlambat pertumbuhannya. Kalau kita ta’at kepada yang benar, kita akan berjalan dengan rejeki yang sesuai dengan menuanya diri kita. Yang menjadikan seseorang itu hebat atau kecil adalah pendapat. Perhatikan orang yang hidupnya lemah, lambat dan marah kepada lingkungannya adalah orang yang sulit mengubah pendapatnya.

Menyuapi bayi tikus dengan susu gajah, tidak akan membuatnya menjadi gajah. Sehingga kita bisa memilih menjadi bayi gajah. Siapapun Anda jika ingin berhasil, putuskan sekarang bahwa “Aku bayi gajah”; lalu perhatikan para gajah, dan tiru perilaku gajah. Terkadang kita tidak “njepret” rejekinya karena kita itu bayi gajah yang berperilaku kecil. Kita berperilaku kecil karena yang dikhawatirkannya yang kecil-kecil, yang dipikirkannya yang kecil-kecil dan yang dipertengkarkannya dengan orang yang kecil-kecil.

Kalau kita ingin rejeki kita menyusul, bagaimana kalau kita abaikan dulu yang kecil-kecil yang terbukti tidak memuliakan kita? Boleh kita ambil pikiran orang-orang yang besar, perasaan mereka, lalu perilaku mereka, meniru. Kalau meniru yang baik, mengapa ditolak? Terutama bagi yang muda, kalau mau sama, samalah dengan yang hebat, kalau mau beda, bedalah dengan yang lemah.

Ikhlas Melakukan yang Sulit
Sebenarnya semua jawaban permasalahan dalam kehidupan kita itu harusnya sederhana. Tetapi kita sering tidak percaya kalau jawabannya tidak kompleks. Contoh; dukun yang rumahnya dekat dengan kita itu tidak manjur. Dukun harus jauh sehingga harus menempuh perjalanan yang berat sampai itu manjur.

Sama dengan nasihat, kalau nasihat datang dari orang dekat tidak didengarkan, kalau dari orang lain didengarkan. Sehingga kita sulit menemukan jawaban yang baik, karena yang dekat baik tidak didengarkan dan yang jauh salah dituruti.

Jadi mulai sekarang coba disederhanakan. Kalau memang harus bersemangat, ya bersemangatlah. Nah, masalahnya, bagaimana kalau kita malas? Ada orang yang memang dilahirkan asli pemalas. Dan semua orang sebetulnya berbakat menjadi pemalas, karena malas itu tenaga yang hebat.

Lihat saja, kita mau jadi kaya agar bisa menugaskan orang lain untuk mengerjakan hal yang tidak kita sukai, kita ingin membangun rumah yang besar maka kita tugaskan orang lain. Kita setiap hari bekerja keras supaya bisa malas-malasan nantinya. Jadi lakukanlah sesuatu yang sederhana, yang Anda sudah tahu jawabannya. Lalu pastikan Anda setia dalam jalan yang sederhana itu.

Ada anggapan bahwa kita tidak mungkin ikhlas melakukan sesuatu yang kita anggap sulit dan tidak ada gunanya. Berapa banyak orang yang mengatakan ‘malas ah’? Itu anggapannya berarti pekerjaannya tidak berguna, meletihkan, tidak menguntungkan.

Berapa banyak juga orang yang mengatakan ‘habis bagaimana dong’? Itu berarti orang seperti ini melakukan sesuatu yang sudah pasti disalahkan orang, dan jawaban yang dia tahu cuma itu. Orang-orang yang menganggap ‘hanya itu yang bisa saya lakukan’ sering menggunakan kata itu.

Bandingkan dengan seseorang yang apabila diajak melakukan sesuatu dia menjawab ‘boleh’, atau ‘kemana? apa yang mau kita kerjakan?’, atau ‘kita bisa belajar apa dari situ?’. Atau seseorang yang ketika melakukan sesuatu bertanya pada dirinya sendiri ‘ada tidak cara yang lebih baik dari ini?’. Coba Anda kembali pada bisnis Anda masing-masing, dan tanya ‘adakah cara yang lebih baik lagi?’.

Setia Kepada yang Benar
Penderitaan tidak harus datang dari penderitaan. Kebahagiaan yang ditelantarkan pun bisa jadi sumber penderitaan. Banyak orang yang pada waktu punya uang sedikit, lebih hati-hati dan berhemat. Lebih mau meminta tolong ke istri, ke anak atau ke tetangga untuk bekerja sama. Setelah kaya, dia menjadi sombong karena dia merasa segala sesuatu bisa dibeli.

Lalu kepada istri dia berkata ‘kalau bukan karena aku yang mencari uang, kalian mau makan apa?’. Padahal dia hanya melewatkan rejeki keluarga. Tidak ada orang yang rejekinya untuk dia sendiri. Rejeki itu compounded, berarti orang tidak boleh sombong. Karena kesombongannya itu nantinya akan diberi masalah, seperti rejekinya hanya untuk sendirian, jadi hanya sedikit.

Lakukan yang benar, soal nanti orang lain berbuat tidak benar, itu bukan urusan kita. Jangan sampai kekhawatiran kita bahwa orang lain akan tidak berlaku jujur membuat kita tidak berlaku jujur. Setialah kepada yang benar.

Dalam upaya kita mencari rejeki, kita sering sekali lupa mensyukuri apa yang sudah menjadi rejeki kita. Jadi mungkin yang kita cari ini menjadi lebih baik karena kita tahu mana yang sudah kita miliki. Sehingga kita tidak bekerja dengan mengeluhkan yang sudah kita miliki. Sehingga kita hanya berfokus pada apa yang belum kita miliki.

Contohnya, jika seseorang gajinya Rp 10 juta/bulan, berapa rejekinya? Ya Rp 10 juta. Tapi bulan ini dia tidak kehilangan handphone yang harganya Rp 8 juta, lalu tidak menyenggol 8 mobil mewah yang totalnya mungkin bisa Rp 64 juta, tidak kena fitnah sehingga tidak harus buat konferensi pers seharga Rp 30 juta, lalu anak bisa sembuh dari sakitnya tanpa diobati, coba ditotal itu semua. Kita itu sering menyepelekan rejeki. Kita menganggap rejeki itu hanya uang, kita mengeluh kalau uang kita sedikit.

Rejeki itu sebetulnya besar dan sudah kita miliki. Tugas kita sekarang adalah menggunakan rejaki yang sudah ada pada kita sebagai pemulia kehidupan orang lain. Supaya dengannya kita dimuliakan dengan rejeki yang lebih besar.

Rejeki Paling Bernilai
Kita tidak boleh membatasi bahwa yang dinamakan rejeki itu hanya yang sudah dinikmati. Bahkan yang tidak kita sadari sudah ada pada kita, itu sudah termasuk rejeki. Tabungan yang belum digunakan itu rejeki, tapi rejekinya berupa kewenangan. Orang yang mempunyai tabungan lebih berwenang merencanakan sekolah yang baik untuk anak-anaknya, rumah yang sehat bagi keluarganya, kendaraan yang aman untuk istrinya.

Jadi, jangan batasi konsep yang disebut rejeki. Karena rejeki yang paling penting, paling indah, paling bernilai adalah iman. Itu sebabnya kita berdoa ‘Tuhan, ijinkan aku hidup dalam keimanan, bahkan ijinkan aku mati dalam keimananan’. Di dalam doa itu mudah-mudahan kita sehat, mudah-mudahan kita damai, mudah-mudahan kita sejahtera, mensejahterakan orang lain, dapat memimpin dengan amanah.

Itu sebabnya jangan batasi hak kita untuk menjadi berhasil semuda mungkin. Untuk mencapai tingkat setinggi mungkin dari kedudukan serendah apapun, janganlah pernah putus harapan, karena harapan adalah satu-satunya benang yang menghubungkan orang yang paling tersiksa dengan yang bisa menolongnya, yaitu Tuhan. Sederhananya, kalau kita belum cukup pandai, maka berimanlah. Setelah pandai karena sering salah dalam menggunakan kepandaian, berimanlah. Kalau ragu, maka berimanlah. Kalau yakin dan sering salah karena keyakinan, berimanlah. Iman itu solusi bagi kehidupan.

Pribadi yang Menyelesaikan Masalah
Jika ada yang bertanya ‘sampai kapan suatu keadaan akan bertahan?’ Itu tergantung dari apakah Anda meneruskan cara-cara Anda yang sama, itu saja. Karena hidup kita itu selalu ada masalah. Masalah dihadirkan dalam hidup kita untuk diselesaikan. Banyak orang tidak menyelesaikan tapi hanya menyesuaikan diri dengan masalah.

Misalnya, setiap kali banjir naik 30 cm di ruang tamu, yang anda lakukan cuma naik ke kursi. Jika sedang kekurangan uang, yang Anda lakukan adalah berhemat tanpa mau melihat pentingnya mencari uang lebih.

Jadi bagi orang yang bertanya ‘sampai kapan penderitaanku akan berakhir?’, harusnya kembali bertanya ‘sampai kapan saya hanya akan menyesuaikan diri dengan masalah dan tidak menjadi pribadi yang kuat yang menyelesaikan masalah?’.

Mari ambil contoh dari sebuah ketapel yang powerful. Jika diibaratkan karet ketapel itu rejeki kita, dan kayunya sebagai umur kita, bagaimana jika mulai hari ini kita menempatkan pilihan untuk melepaskannya? Perhatikan, bahwa setiap orang yang menjadikan kehidupan yang besar selalu mencapai kebesarannya melalui pilihan-pilihan yang baik.

Pilihlah bahasa yang baik untuk keluar dari bibir Anda, atau dari tulisan Anda. Berdirilah dengan cara yang menjadikan Anda pemandangan yang baik bagi yang melihat. Jadikanlah suara Anda menjadi penghibur bagi duka nestapa orang. Kalau kita lakukan itu, kalau kita pilih, maka perhatikan orang-orang yang memilih dengan hati-hati untuk menjadi pribadi pilihan.

Contohnya, kalau Anda sudah menjadi pribadi pilihan, orang pasti akan berkata ‘Erna saja’, untuk mengerjakan ini ‘Eko saja’, untuk mengerjakan itu ‘Hari saja’, Anda selalu terpilih. Jadi kalau begitu sebetulnya kita sedang memilih pikiran, perasaan, dan tindakan yang baik untuk menjadikan kita pribadi pilihan supaya rejeki kita ‘njepret’, kembali ke seharusnya rejeki kita. Itulah kenapa dalam doa kita dianjurkan untuk banyak meminta maaf, supaya kalau dimaafkan kita kembali kepada kualitas seperti yang direncanakan dulu.

Jadi mari kita simpulkan, kalau ikhlas itu adalah kekuatan yang paling besar, itu betul. Karena keikhlasan menjadikan kita kembali kepada kualitas yang direncanakan Tuhan. Yang berejeki baik, yang sejahtera, yang berbahagia dan yang dirindukan kehadirannya oleh keluarga dan rekan-rekannya. Pilihlah pikiran yang baik, pilihlah perasaan yang baik, dan pilihlah tindakan yang baik, lalu perhatikan apa yang terjadi.

• ‘Kalau kita ta’at kepada yang benar, kita akan berjalan dengan rejeki yang sesuai dengan menuanya diri kita’

• ‘Ada orang yang memang dilahirkan asli pemalas. Dan semua orang sebetulnya berbakat menjadi pemalas, karena malas itu tenaga yang hebat’

• ‘Lakukan yang benar, soal nanti orang lain berbuat tidak benar, itu bukan urusan kita. Setialah kepada yang benar’

• ‘Rejeki yang paling penting, paling indah, paling bernilai adalah iman’

• ‘Setiap orang yang menjadikan kehidupan yang besar selalu mencapai kebesarannya melalui pilihan-pilihan yang baik’


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1085

59. Adakah Kehidupan Setelah Patah Hati?




Apakah ada kehidupan setelah patah hati? Harus ada. Kalau kita mnyikapinya seperti itu, berarti kita menjadi orang yang siap. Karena tidak ada petarung yang lebih siap bertarung, daripada dia yang selalu bersenjata.

Seseorang yang merasa siap bahwa patah hati itu bagian dari kehidupan, akan menjadi pribadi yang tumbuh dengan gagah, berdiri di atas bara api yang padam karena kesalahan-kesalahannya.

Sabar Hingga Tak Perlu Bersabar Lagi
Semua keberhasilan terbaik Anda datang, setelah kekecewaan besar yang Anda hadapi dengan sabar. Saat kecewa atau marah, sering kita tidak berlaku anggun. Orang yang mengulangi cara yang sama akan selalu mendapatkan kekecewaan yang sama.

Jika upaya Anda gagal, padahal sudah berdoa dan meminta tolong kepada Tuhan, sudah mencoba lagi tetapi tetap gagal, maka bersabarlah. Karena kesabaran adalah jarak antara Anda sekarang dengan hadiah yang besar karena kesabaran Anda.

Sabar sampai kapan? Sampai tidak perlu bersabar lagi, tapi kita tak pernah tahu, sebab hidup kita harus tetap sabar. Yang perlu kita lakukan adalah memperpendek jarak penantian.

Jika bersabar itu sulit bagi Anda, buat yang Anda tunggu itu segera terjadi. Lakukan yang harus dilakukan, jauhi yang tidak boleh, prioritaskan yang penting. Banyak orang yang menunggu, tapi yang berhasil itu adalah yang sibuk selama menunggu.

Hadiah Bagi yang Salah
Bagaimana cara melupakan orang yang membuat kita patah hati? Bergaullah. Nanti Anda akan melihat banyak orang yang pernah lebih ‘patah’ dari pada Anda namun kini sudah mampu berdiri dari kehancurannya dan tampil anggun.

Einstein mengatakan, insanity is doing the same thing but expecting different result, melakukan hal yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Orang yang patah hati itu tidak boleh terlalu lama memikirkan patah hatinya. Tetapi dia harus memperhatikan yang dilakukannya sampai bisa patah hati.

Kalau dia mengulangi cara-cara yang sama yang membuatnya patah hati, maka kehidupannya akan diisi dengan patah hati. Dan semua lagu-lagu yang berisi penderitaan menjadi menarik. Kalau begitu, salah itu tidak apa-apa asal kita tidak mengulanginya.

Hadiah bagi orang yang melakukan kesalahan adalah kesempatan untuk memperbaiki sikap yang menjadikannya salah. Mengapa disebut ‘hadiah’? karena jika ia memperbaiki sikap, maka ia tidak akan salah lagi. Sehingga ia naik ke kelas kehidupan yang lebih baik lagi.

Tumbuh Karena Kesalahan
Janganlah berlama-lama dalam penyesalan. Segeralah perbaiki sikap yang menyebabkan kesalahan itu. Tidak ada kesalahan atau kegagalan apapun yang bisa merendahkan Anda, jika Anda ikhlas memperbaiki diri. Itu yang menjadikan Anda bangkit dan gagah setelah semua bara api padam.

Jadi, orang yang menderita karena kesalahannya harus bersyukur, karena dibuat menderita, karena itu perintah untuk memperhatikan. Perhatian kita kepada cara-cara yang membuat kita salah akan lebih serius kalau sakitnya serius.
Orang yang menyepelekan kesalahan tidak mungkin serius memperbaiki yang menyebabkannya salah.

Izinkan diri Anda merasa sedih, asal Anda gunakan kesedihan itu untuk bersungguh-sungguh memperbaiki sikap yang menjadikan Anda salah.
Kita semua tumbuh karena kesalahan, bukan karena keberhasilan, jadi harus cepat memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil, agar kita punya waktu melakukan kesalahan yang dilakukan orang-orang besar, karena kesalahan itu menunjukkan kelas seseorang.

Sibuk untuk Orang Lain
Untuk orang yang kesepian tidak perlu menyepi. Kehidupan yang nyata itu sibuk, sehingga pribadi yang kuat itu bisa menyepi di dalam kesibukan. Niat itu menyampaikan kebaikan. Jika orang menghina kita, lalu berdoalah jangan sampai orang yang menghina itu menggagalkan kita dari niat baik. Bukankah itu sudah menyepi?

Kalau dihina lalu marah, ingatlah bahwa kemarahan tidak akan melukai kita, kecuali kita menggunakannya dengan tidak anggun. Bukankah itu semedi? Semedi yang paling mengangkat harkat orang adalah semedi dalam keterlibatan dengan seksama.

Keluarlah dari kekhawatiran tentang diri sendiri, karena semua orang yang hidup untuk dirinya sendiri lebih mudah sedih. Sedangkan orang yang sibuknya untuk orang lain, tidak. Ibu yang sedang membesarkan anaknya itu tidak sempat sedih karena dia terlalu sibuk mengurusi anaknya, tidak boleh basah popoknya, tidak boleh menangis terlalu keras, dan sebagainya.

Kita tidak mungkin mengijinkan diri kita dikhianati orang lain. Pribadi yang dikhianati bahkan sampai berkali-kali adalah pribadi yang memang mengijinkan itu untuk terjadi. Jadilah pribadi yang mengindikasikan ke orang lain bahwa itu tidak boleh terjadi pada kita. Itu yang menjadikan kita dihormati.

Jika kadang kita berpikir Tuhan itu kejam, terkadang memang itulah cara terbaik Tuhan kepada orang yang tidak mengerti, meski sudah diberitahu dengan cara halus. Kadang-kadang kita dimasukkan ke dalam perasaan tidak enak, karena pemberitahuan yang enak tidak menjadikan kita tegas.

Pasangan Penyiksa Paling Potensial
Sering kita dinasihati untuk berhati-hati dengan yang dekat. Karena bahaya itu sebagian besar ada di dekat rumah. Jika bahaya ada di dekat rumah, kita hanya mungkin dikecewakan oleh orang yang sangat kita kasihi. Karena kita tidak bisa kecewa kepada orang yang tidak kita peduli. Itu sebabnya suami dan istri harus sangat hati-hati, karena suami adalah penyiksa potensial bagi istri dan sebaliknya, begitu juga dengan anak.

Maka dari itu, dalam berbisnis dengan keluarga harus sangat hati-hati. Jika ada pilihan; sahabat, keluarga, atau uang, mana yang lebih penting? Tentu saja keluarga yang bersahabat, ini penting sekali jika dibandingkan dengan uang. Itu sebabnya dalam berdagang dengan sahabat dan keluarga, harus berani kehilangan uang tanpa kehilangan saudara. Harus ikhlas. Berarti Anda punya modal yang besar sekali untuk mendidik keluarga.

Ingatlah, bahwa ada kehidupan setelah patah hati. Dan bersiap-siaplah untuk patah hati lagi, meskipun kelihatannya lucu, tapi itu harus. Karena kita tidak mungkin selalu benar. Dan kalau kita ingat bahwa tidak ada yang terjadi kecuali atas ijin Tuhan berarti waktu kita salah itu diijinkan Tuhan. tidak ada niat Tuhan kecuali untuk memuliakan kita.

Kalau kita tahu bahwa yang terjadi diijinkan Tuhan, maka berbesar hati lah waktu salah, karena itu adalah masa dimana Anda sangat serius memperbaiki diri. Ramahlah melihat kesalahan, kegagalan, dan kekecewaan besar. Hadapilah dengan sabar, karena kekecewaan itu adalah rasa yang menjadikan keberhasilan nanti sangat indah.


Semua keberhasilan terbaik Anda datang setelah kekecewaan besar yang Anda hadapi dengan sabar

Kesabaran adalah jarak antara Anda sekarang dengan hadiah yang besar karena kesabaran Anda

Hadiah bagi orang yang melakukan kesalahan adalah kesempatan untuk memperbaiki sikap yang menjadikannya salah

Tidak ada kesalahan atau kegagalan apapun yang bisa merendahkan Anda, jika Anda ikhlas memperbaiki diri

Pribadi yang dikhianati bahkan sampai berkali kali adalah pribadi yang memang mengijinkan itu untuk terjadi


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1084 (3 Oktober 2010)

58. Hak untuk Sejahtera




Banyak orang mengartikan kata ‘hak untuk sejahtera’ hanya sebatas permintaan agar haknya dipenuhi. Padahal masih ada sebuah kewajiban di balik sebuah hak. Semua orang berhak untuk sejahtera, tetapi tidak setiap orang membangun kemampuan untuk mensejahterakan diri.

Banyak orang yang mengeluh mengenai hak untuk sejahtera adalah orang-orang yang menunggu untuk disejahterakan, seperti seorang eksekutif yang menunggu dibuat berhasil. Itu tidak mungkin, sebab semua orang sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri, khawatir dengan ketidakpastian masa depan mereka sendiri. Jadi, bagaimana mungkin kita menuntut mereka untuk mensejahterakan kita?

Jadi mari kita jadikan hari ini hari yang paling indah. Sebab hari yang paling indah adalah hari dimana kita bisa ikhlas dan penuh keberanian menerima bahwa hari ini, adalah hari dimana kita bertanggung jawab bagi penyejahteraan diri kita sendiri.

Ikhlas Itu Mudah
Tidak mudah bagi kita untuk menjadi orang baik. Bahkan lebih mudah bagi kita melakukan keburukan. Sebetulnya, melakukan kebaikan itu mudah, yang tidak mudah adalah mengikhlaskan diri melakukan yang baik.

Banyak orang hidup dalam fatamorgana bahwa ketidakbaikan itu enak. Padahal semua jenjang pendidikan itu mengajarkan tentang kebaikan, kejujuran dan kebenaran. Tetapi mengapa kita tidak ikhlas? Seringnya kita berpikir ikhlas itu begitu mudah diucapkan namun begitu sulit dilakukan. Sebetulnya ikhlas itu mudah jika orangnya ikhlas, dan sebaliknya.

Banyak orang berpendapat bahwa kebaikan itu bersifat relatif, padahal sebetulnya kebaikan itu adalah pasti, dan sama pada semua orang. Bahkan penjahat sekalipun akan marah bila dijahati. Penjahat adalah yang paling serius menuntut haknya untuk diperlakukan baik. Karena dia akan berlaku jahat pada orang yang tidak berlaku baik padanya.

Itu sebabnya seorang pemimpin bisa berlaku tidak amanah, tidak jujur, dan tidak adil, merasa tidak apa-apa kalau yang dipimpinnya itu orang baik. Kualitas kepemimpinan yang sesungguhnya itu ada di dunia hitam. Karena penjahat yang memimpin penjahat, kalau tidak adil akan langsung dihukum oleh anak buahnya. Orang baik seperti kita memaafkan, karena kita orang baik.

Rejeki tiap orang itu tidak dikotak-kotakkan oleh Tuhan. Tidak ada porsi rejeki untuk tiap orang. Porsi rezeki ditentukan oleh cara. Ada orang yang caranya pantas untuk dapat besar, ada pula yang pantas mendapat kecil. Rejeki itu tidak ada batasnya, dan kitalah yang diminta untuk memanfaatkan diri bagi sebesar-besarnya rejeki. Maka ikhlaslah, lakukan hal-hal yang memang diperuntukkan untuk mendapat rejeki.

Baik Dulu, Baru Kaya
Damai itu adalah kesejahteraan batiniah, lalu yang sejahtera itu yang berhubungan dengan kemampuan kita dalam membiayai kehidupan yang baik. Jadi pengertian sejahtera ini sudah kelihatan, jika kita punya ladang sayur. Apakah kita harus membeli sayur? Tentu tidak.

Sejahtera itu tidak harus dengan membeli. Berarti orang yang berladang juga bisa sejahtera dari yang dilakukannya. Hanya kita terlanjur sudah menempel dengan konsep uang. Tetapi jangan salahkan ini karena ada argo dalam kehidupan. Namun jangan pula menyepelekan uang atau harta, jangan membenci kekayaan, karena sedekah juga dihitung dengan persentase. Jadi kalau begitu, jadilah orang kaya yang baik.

Apa langkah pertama untuk menjadi orang kaya yang baik? Jangan jadi kaya dulu baru niat jadi baik. Contoh saja banyak orang kaya yang tidak jujur, begitu kaya, baru bersedekah atau menunaikan ibadah, namun uang yang digunakan tetap uang haram. Jadi, mari terlebih dahulu menjadi orang baik baru kemudian kaya. Yang menyantuni saudara-saudara yang lemah, yang mengangkatnya dari kekurangan dan ketidaksejahteraan.

Salah satu keindahan yang disebabkan oleh masalah adalah perasaan berdebar-debar. Misalnya ketika sang istri mengatakan pada suaminya bahwa mereka sedang mengalami kesulitan keuangan. Maka sebagai istri, bicaralah dengan santun pada suami dan mintalah pada Tuhan.

Mudah-mudahan Anda diberi pengertian mengenai apa yang harus Anda lakukan, untuk segera menjadikan Anda menjadi mudah dibayar dan dibantu Tuhan. Serahkanlah diri pada Tuhan.

Kadang kita sering menilai orang yang lebih hartanya, tanpa memberikan perasaan atau prasangka baik. Kita sering mendahulukan dugaan bahwa orang itu tidak melakukan hal-hal baik untuk hartanya, misalnya untuk sedekah.

Begitu kita bicara mengenai kesejahteraan, Anda tidak mungkin bisa menghindari keluhan. Sering kita selalu mempunyai daftar mengenai apa yang belum kita punyai. Misalnya saja kita mengeluhkan soal tidak punya modal, tidak diberinya kesempatan, atau tidak diberi cukup waktu.

Jangan mengharapkan menjadi orang kaya jika berpikir sudah harus kaya dulu. Mengapa harus menunggu modal besar? Padahal modal itu sudah ada pada yang bisa kita lakukan. Jangan sepelekan rahmat Tuhan.

Semua kesempatan besar dimulai dari kesempatan sederhana. Banyak orang menyepelekan yang sudah dilakukannya sekarang, karena mengharapkan sesuatu yang lebih besar. Padahal pada yang dilakukannya sekarang saja belum berhasil.

Ikhlas Melakukan yang Sulit
Semua orang berhasil menggunakan semua umur yang sama dengan kita. Sebagian bahkan meninggal di usia lebih muda dari kita. Jangan mengeluh, gunakan apapun yang ada untuk menghilangkan keluhan.

Adakah sebetulnya hal yang boleh untuk kita keluhkan? Misal saja jika kita bertanya, “Mengapa saya tidak bertambah bijak dari hari ke hari?”

Ini adalah keluhan yang baik, yang artinya harapan Anda kepada diri sendiri lebih tinggi dari yang sudah Anda lakukan.

Kesalahan sikap kita sebagai bangsa adalah memahami ikhlas sebagai sikap untuk menerima kelemahan. Sebagai bangsa kita harus menghentikan sikap ini. Jangan ikhlas menerima kelemahan.

Ikhlas yang sangat terhormat adalah ikhlas menyerahkan diri kepada penggunaan keluhan, untuk melakukan hal-hal yang sekarang sangat sulit dan mungkin bahkan tak bisa dilakukan oleh orang lain, agar kita menjadi pelayan bagi kebaikan banyak orang. Ikhlaslah melakukan sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin bisa dilakukan. Setiap jiwa Indonesia berhak bagi kesejahteraan, tolak yang tidak pantas bagi Anda, buktikan bahwa mereka salah. Bekerja keraslah lalu minta langsung kepada Tuhan.

Hak untuk sejahtera itu ada pada setiap orang, hanya saja cara berpikir dan bersikapnya tidak menjadikannya mampu membangun kemampuan untuk sejahtera. Cara paling baik untuk mendamaikan diri adalah bekerja untuk mendamaikan orang lain. Kalau begitu, cara yang paling baik untuk menyejahterakan diri adalah dengan menyejahterakan orang lain. Kalau kita pikir lagi, tidak ada orang yang bisa menjadi kaya dengan jujur kecuali berusaha memperkaya orang lain juga.

Melayani Membuat Orang Bahagia
Orang-orang yang kita benci, yang perilakunya kita kritik adalah orang yang memperkaya diri dengan memiskinkan orang lain. Itu perilaku tidak baik yang segera harus kita cegah. Mari kita bangun anak-anak yang jujur, karena kelak mereka akan menjadi pemimpin sehingga pada saat salah pilihpun tetap jadi pemimpin yang jujur.

Hari yang paling indah adalah hari dimana kita mengambil tanggung jawab pribadi, bahwa keberhasilan diri kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Gunakan diri Anda sebagai sesederhana-sederhananya manusia yang datang meminta kepada Tuhan, agar digunakan dalam tugas-tugas yang membantu kebaikan bagi orang lain. Ganti pekerjaan Anda menjadi pelayanan yang membuat orang lain bahagia.

Jika Anda demikian pedulinya tentang kebahagiaan perasaan orang lain, maka Anda bukan hanya akan disejahterakan Tuhan secara batiniah. Tapi juga sejahtera sebagai pribadi yang bertanggung jawab bagi keluarga dan masyarakat. Jadilah pribadi yang sangat sederhana dan sangat bersemangat, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Sebetulnya, melakukan kebaikan itu mudah, yang tidak mudah adalah mengikhlaskan diri melakukan yang baik

Banyak orang menyepelekan yang sudah dilakukannya sekarang karena mengharapkan sesuatu yang lebih besar, padahal pada yang dilakukannya sekarang saja belum berhasil.

Kesalahan sikap kita sebagai bangsa adalah memahami ikhlas sebagai sikap untuk menerima kelemahan

Hak untuk sejahtera itu ada pada setiap orang, hanya saja cara berpikir dan bersikapnya tidak menjadikannya mampu membangun kemampuan untuk sejahtera

Hari yang paling indah adalah hari di mana kita mengambil tanggung jawab pribadi, bahwa keberhasilan diri kita adalah tanggung jawab kita sendiri


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1083 (29 September 2010)

57. From Jogja with Love




Seindah-indahnya perilaku adalah perilaku yang menjadikan manusia sangat bermanfaat bagi sesama.

Jika kita berdoa, mintalah diberi kekuatan yang besar, bukan masalah yang kecil. Karena orang yang memiliki kekuatan besar tentu bisa mengatasi masalah kecil. Banyak orang yang hidupnya hanya mendustakan diri untuk yang baik, padahal yang baik itu masih mungkin.

Orang yang hidupnya mengupayakan yang lebih baik tidak akan pernah berhenti di paku kualitas. Jadi mengapa pergaulan yang baik itu penting? Karena dengan bergaul dengan orang lah Tuhan mendatangkan kebaikan. Rezeki itu datang melalui orang.

Tiga Tanda Pekerjaan Baik
Tidak ada kekayaan yang bisa membeli tidur, dan tidak ada kekuasaan yang bisa memagari hati. Gelisahlah jika hati nurani tidak bersih. Tidak ada bantal yang lebih empuk daripada nurani yang bersih. Dalam bekerja, justru nilai pengabdian itu semakin tinggi jika yang kita terima sebagai imbalan semakin kecil. Jika mau dihargai tinggi itu namanya berdagang.

Banyak orang mencari keberhasilan lewat pekerjaan. Padahal seseorang bisa berhasil bukan karena pekerjaannya, tapi karena dirinya lah yang menjadikan pekerjaan apapun sebagai pekerjaan bernilai.

Pekerjaaan apapun, sekecil apapun, kalau dilakukan dengan kesungguhan besar akan menjadi pekerjaan yang membesarkan orang yang mengerjakannya. Pekerjaan harus membesarkan Anda.

Ada tiga tanda bahwa pekerjaan itu baik. Yang pertama, pekerjaan itu fun, menyenangkan. Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan dapat membuat Anda senang. Yang kedua, Anda bisa menjadi pribadi yang prima. Anda bisa menjadi pintar karena pekerjaan Anda. Yang ketiga, Anda dibayar baik. Banyak orang dibayar rendah menjadikan dirinya pantas dibayar rendah. Orang yang dibayar rendah harus menjadikan dirinya menjadi pantas dibayar tinggi.

Berangkat dari Rumah yang Bahagia
Jika seorang istri menghebatkan suami, suami hendaknya menggunakan seluruh kesempatan untuk membahagiakan istrinya. Orang yang hebat dalam bekerja, tidak mungkin ia berangkat dari rumah yang tidak bahagia.

Kesulitan hidup bukan izin untuk menjadi gagal. Dengan atau tanpa pendukung, yakini bahwa diri Anda akan bisa menjadi orang yang berhasil. Karena keberhasilan yang cantik itu adalah karena kita berhasil mancapai sesuatu yang tadinya dilakukan oleh orang lain. Jadi jangan izinkan pendapat buruk orang lain menghalangi hak kita untuk menjadi pribadi yang berhasil, sejahtera dan bahagia.

Dalam setiap masalah selalu ada pro dan kontra, kalau ikut salah satu maka kita akan pusing. Jadi perhatikan saja, dan biarkan hukum negara berlangsung, dan biarkan hukum Tuhan berjalan. Akal-akal manusia tidak bisa mengalahkan hukumnya Tuhan. Sabar saja, jangan ikut menjelek-jelekkan. Orang-orang besar itu, meskipun salah, butuh orang baik sebagai sahabat. Jadi, mulai dari sekarang, mulailah jadi pemimpin yang sebenarnya, pemimpin bagi keluarga. Jadilah orang yang jujur, makan enak, tidur enak, ketawa enak.

Ikhlaskan Diri pada Kebaikan
From Jogja with Love, kita baru saja mengunduh kebijakan dari saudara-saudara kita yang bersahaja hidupnya. Yang mendaftarkan kekuatan kehidupannya dari keikhlasan untuk membangun keluarga yang mulia. Mereka bekerja dengan kesungguhan untuk berlaku jujur satu sama lain.

Mereka hidup dengan kesadaran bahwa pemilik langit dan bumi ini adalah pengawas yang paling lengkap. Sehingga alam yang bebas ini mereka tetap berlaku setia, jujur pada cara-cara yang baik. mereka tidak mungkin melukai yang penting bagi mereka termasuk persaudaraan.

Gunakanlah seluruh upaya Anda pada tujuan untuk menjadikan anak-anak Anda sebagai penerus nama baik Anda, yang akan membawa kebaikan yang telah Anda pimpinkan dalam kehidupan ini, kepada keturunan Anda selanjutnya.

Jika kita setia dan mendasarkan semua upaya kita pada yang membaikkan keluarga, kita tidak perlu menanti lama karena kebahagiaan itu akan segera datang pada kita. Lakukan saja, ikhlaskan diri Anda kepada kebaikan, lalu perhatikan apa yang terjadi. Ayu E Setyowati


Orang yang hidupnya mengupayakan yang lebih baik tidak akan pernah berhenti di paku kualitas

Seseorang bisa berhasil bukan karena pekerjaannya, tapi karena dirinya lah yang menjadikan pekerjaan apapun sebagai pekerjaan bernilai

Kesulitan hidup bukan izin untuk menjadi gagal

Jangan izinkan pendapat buruk orang lain menghalangi hak kita untuk menjadi pribadi yang berhasil, sejahtera dan bahagia

Keberhasilan yang cantik itu adalah karena kita berhasil mencapai sesuatu yang tadinya dilakukan oleh orang lain

Gelisahlah jika hati nurani tidak bersih



Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1082

Monday, September 6, 2010

56. Hati yang Rindu Damai




Dasar dari semua penderitaan hati adalah tidak ikhlas menerima semua yang terjadi.
Cek semua penderitaan hati Anda akibat tidak ikhlas menerima semua yang terjadi. Padahal tidak ada yang terjadi yang bukan karena izin dari Tuhan. Lantas kok bisa makhluk ciptaan Tuhan memprotes yang diijinkan terjadi oleh Tuhan. Pantaskah?

Agar Lebih Mudah Bahagia
Pasti ada yang Tuhan maksudkan dari sesuatu yang terjadi pada hidup kita. Pasti ada sesuatu yang diajarkan Tuhan pada kita dari setiap peristiwa, jika kita menyikapi segala sesuatunya dengan ikhlas. Bahwa apapun yang terjadi adalah pemberitahuan untuk memperbaiki diri.

Sebetulnya kita berbahagia kalau ada kejadian baik maupun buruk. Karena keburukan yang terjadi tapi menjadikan kita lebih baik adalah sebuah kebaikan. Sedangkan kebaikan yang menjadikan kita berlaku buruk pada orang lain itu berarti sebuah keburukan. Kalau begitu, keadaan itu terjadi untuk kita sikapi dengan baik agar kita menjadi pribadi yang lebih baik apapun yang terjadi.

Orang yang bahagia sudah tentu gembira, tapi tidak semua orang gembira itu bahagia, karena tidak damai. Alangkah indahnya jika kita gembira dan damai dengan penuh kesyukuran, yang berarti kebahagiaannya karena hadiah dari Tuhan. Damai karena adil, karena jujur, karena tidak melanggar hak orang lain.

Ada orang yang mensyaratkan kebahagiaannya nanti, setelah mendapatkan semua hal. Kebahagiaan adalah masalah keputusan. Segera setelah Anda memutuskan untuk bahagia, semua pikiran, perasaaan dan tindakan Anda akan berfokus pada yang membahagiakan.

Tegaslah untuk memutuskan, bahwa waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang. Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini. Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.

Orang yang sering membahagiakan orang lain akan lebih mudah bahagia. Jangan tunggu lagi kapan Anda akan berbahagia, sekarang. I said now, and I am happy. You are the control, You are the boss of your life. Andalah penguasa dari kehidupan Anda. I am happy here, and I am happy now.

Tiga Konsep Solid
Konsep diri kita harus sangat solid. Ada beberapa konsep diri, katakan pada diri bahwa ‘saya pribadi yang jujur, saya pribadi yang bekerja keras, dan saya pribadi yang bermanfaat bagi sesama’.

Jika ingin hidup berubah, ambil dan terapkan tiga konsep tersebut. Nanti apa hasilnya? Anda akan disebut sebagai sebaik-baiknya manusia.

Mengasihani diri sendiri adalah candu. Bangkitlah lalu putuskan dan sikapi hal-hal yang membuat Anda sedih itu kecil. Bayangkan diri Anda di masa depan sudah punya jabatan, kaya raya, memiliki nama baik dan berwenang. Lihatlah diri sebagai sesuatu yang besar, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang menyikapi se
suatu yang kecil sebagai yang kecil dan menyikapi yang besar sebagai yang besar. Sikap istri yang menyayangi suami di depan anak-anaknya bisa menjadi teladan, sehingga anak-anak menstandarkan bagi diri mereka seorang istri seperti ibu mereka, nanti.

Tersiksa di Masa Lalu
Banyak sekali di antara kita yang sedang tersiksa dengan kesalahan di masa lalu. Namun memang hanya orang baik yang bisa merasa bersalah. Karena merasa bersalah itulah kita tersemangati untuk menjadi lebih baik.

Jangan siksa diri dengan perasaan bersalah, tapi syukuri saja karena Tuhan masih memberi kita hati yang peka terhadap kesalahan, sehingga tidak akan mau mengulanginya lagi, sehingga kita menjadi orang lebih baik hari ini. Jadi nikmati saja rasa bersalah itu karena itu pertanda Anda itu orang baik.

Siapa yang mengajarkan bahwa kebahagiaan itu permanen? Seolah-olah ada sebuah buku petunjuk yang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah permanen. Lalu siapa pula yang mengajarkan pada kita bahwa masalah itu permanen? Sesungguhnya tidak ada jaminan soal itu.

Perhatikan ini, orang yang sering mengeluh menganggap masalahnya permanen. Padahal, semua berubah dan semua menjadi baik kalau kita baik. Ambil keuntungan dari perubahan karena semua akan berubah. Maka jadilah pribadi yang baik sehingga yang terjadi dalam hidup kita juga membaik.

Ikhlas untuk Lebih Mendengarkan
Kedamaian itu bukan keadaan yang menempel pada kita, tapi kedamaian itu adalah target yang bergerak yang harus kita sesuaikan bidikan kita. Cara kita untuk bergembira kemarin tidak bisa kita gunakan untuk bergembira hari ini.

Jadi, setiap hari sebenarnya kita harus menyesuaikan pikiran kita dengan yang terjadi hari ini, menyesuaikan hati kita dengan yang terjadi sekarang, dan juga yang kita lakukan. Jadi jika kita seseorang ingin mencapai kedamaian, dia harus menyesuaikan cara-caranya dan dilakukan setiap saat.

Ikhlaslah untuk lebih mendengarkan. Kesalahan yang menyiksa kita dalam hidup ini ada dua, yakni kesalahan makan dan kesalahan bicara. Yang sekarang asam uratnya bermasalah, jantung atau tekanan darah tingginya sering kambuh, itu semua karena salah makan. Begitu juga kalau hidup kita belum baik, berarti bicara kita selama ini tidak membantu.

Keuntungan dari Hati yang Damai
Bagaimana kalau puasa yang kita lakukan tanpa kesadaran bahwa bicara juga harus puasa dari yang tidak baik, jadi mari kita memulai untuk lebih mendengarkan. Orang juga akan lebih banyak dan lebih senang bicara pada Anda kalau Anda lebih mendengarkan. Selanjutnya, banyaklah berterimakasih.

Mari kita ganti paradigma yang selama ini ada, bahwa kedamaian itu bukan kerinduan hati yang lemah, melainkan kerinduan dari para pemimpin. Karena tugas kita dalam kehidupan ini adalah memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan, dan itu tidak diperintahkan pada orang lemah.

Kenalkan pada anak-anak kedamaian yang kuat, kedamaian yang membuat kita mengerti dengan kecerdasan yang super, yang jelas sekali baginya mana yang hak dan mana yang bathil, itulah orang damai. Temukanlah keuntungan dari hati yang damai, yang menjadikan kita lebih cerdas, lebih melihat jalan keluar yang baik, yang mudah-mudahan dengan itu kita juga bisa menjadi pribadi yang mendamaikan orang lain.
Kalau sulit bagi kita untuk merasa damai, ambillah tugas mendamaikan hati orang lain. Lalu perhatikan apa yang terjadi.


Keburukan yang terjadi tapi menjadikan kita lebih baik adalah sebuah kebaikan

Orang yang bahagia sudah tentu gembira, tapi tidak semua orang gembira itu bahagia

Segera setelah Anda memutuskan untuk bahagia, semua pikiran, perasaaan dan tindakan Anda akan berfokus pada yang membahagiakan

Cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain

Kedamaian itu bukan keadaan yang menempel pada kita, tapi kedamaian itu adalah target yang bergerak yang harus kita sesuaikan dengan bidikan kita


*Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1081 (September 2010)

Sunday, September 5, 2010

55. Yang Menjadikan Doa Terjawab




Mungkin masih ada yang bertanya mengapa ada orang baik, namun hidupnya belum baik? Mengapa sudah banyak berdoa tetapi belum dikabulkan juga?

Banyak dari kita tidak mengerti logika, bahwa yang kita minta itu seringnya adalah akibat. Jika kita mengerti bahwa yang seharusnya kita minta itu adalah sebab, kita tidak akan banyak marah, karena yang kita minta belum juga datang. Mintalah diberikan izin untuk aktif dan produktif, dalam hal-hal yang menyebabkan doa kita terjawab.

Meminta yang Besar
Perhatikan kalimat ini; orang baik, rezekinya baik. Orang baik adalah sebab, dan rezeki baik adalah akibat. Ingatlah bahwa rezeki adalah tanggung jawab pribadi. Jika kita belum sejahtera, berari kita harus membangunnya. Jika kita ingin membahagiakan keluarga tercinta, berarti bekerjalah untuk keluarga.

Bagi yang menjadikan kehidupannya rahmat bagi semua jiwa yang berhubungan dengannya, maka logis jika rezekinya baik. Maka itu, diri dan pekerjaan kita harus menjadi manfaat dan menguntungkan orang lain.

Dalam berdoa dan meminta, kita harus serius. Jika Anda meminta pada Tuhan, langkah pertama tentu sebut nama-Nya, agar Anda diperhatikan. Kedua, berilah pujian. Ketiga, mintalah dengan sungguh-sungguh.

Dikabulkannya doa bukan karena besar atau kecilnya permintaan. Allah itu Maha Kaya, sebesar apapun yang diminta manusia pada-Nya, kekayaan-Nya tak akan habis. Lalu mengapa tidak berani meminta yang besar?

Pada dasarnya setiap manusia memang harus tahu diri. Jika memang merasa belum pantas menerima sesuatu yang besar, maka pantaskanlah diri terlebih dahulu. Namun, karena Tuhan itu Maha Kuasa, yang tak pantaspun akan diberi jika disayangi. Orang-orang yang disayangi Tuhan diberi kewenangan oleh-Nya untuk memperbaiki kehidupan.

Ikhlas dalam Ber-Tuhan
Dalam berdoa, yang berdoa itu lebih penting daripada isi doanya. Seseorang yang pikirannya tidak bersih, hatinya penuh dugaan buruk, perilkunya tidak mengindahkan kehidupannya sendiri, doanya belum tentu dijawab.

Orang yang berdoa ingin menjadi orang pandai, pikirannya diisi dengan ilmu, hatinya diisi dengan penghormatan kepada guru. Orang yang ingin menjadi pribadi yang dihormati, harus menjadikan perilakunya ikhlas menghormati orang lain. Orang yang menjadikan kehidupannya sebagai doanya seperti tidak perlu berdoa lagi, karena pikirannya diisi dengan hal-hal positif yang mengharapkan kebaikan bagi orang lain.

Rezeki adalah tanggung jawab pribadi. Sebagai orang tua, Anda bertanggung jawab terhadap rezeki anak-anak dan istri Anda. Istri bertanggung jawab membantu suami sehingga berezeki baik. Namun tidak ada rezeki kecuali dari Tuhan.

Jadi, salah satu yang menjadikan doa terjawab itu adalah betul-betul ikhlas ber-Tuhan. Karena dalam meminta kepada yang Maha Kuasa, kita bisa membatalkan kekuasaan Tuhan jika mempercayai sesuatu yang tidak ada ilmunya.

Setia pada yang Baik
Kehidupan kita sekarang sudah kompleks dengan logika yang menghalalkan yang salah dan mengorbankan yang benar. Tuhan menaruh orang baik dan mendukung orang jahat itu supaya menjadi sahabat yang mengeluarkannya dari kejahatan.

Banyaknya perilaku tidak jujur untuk memperkaya diri dengan mengorbankan lingkungan, perilaku ini meskipun dilakukan banyak orang tapi tetap saja tidak menjadikannya benar.

Sebagai orang baik yang sekarang sedang menatap supaya kehidupannya diisi dengan keindahan oleh Tuhan, yakinlah bahwa kebaikan itu adalah kebaikan yang memang membaikkan. Setialah pada yang baik, maka solusi dari kebaikan itu akan datang dari sudut-sudut yang tidak kita duga.

Orang lebih cepat berdoa waktu dia dalam keadaan sedih. Doa orang sedih biasanya hanya berupa keluhan, bukan permintaan. Jadi kadang-kadang kita tidak menyederhanakan permintaan. Tuhan tidak memberikan sesuatu secara langsung, tetapi kita diberi-Nya kesempatan untuk mendapat yang kita minta tersebut.

Jadi, waktu kita berdoa sebetulnya Tuhan mendengarkan, hanya saja jawabannya belum kelihatan. Orang yang mengatakan rezeki hanya datang dari satu pintu itu berarti menyepelekan kemampuan Tuhan memperkaya kita.

Impian yang Bertenaga
Jangan batasi kemampuan Tuhan memperkaya kita. Jika ada yang takut berhenti bekerja meskipun dihina atasannya, digaji kecil dan diberi pangkat kecil, jangan takut. Jangan takut tidak ada rezeki lain di tempat lain. Salah satu ujian dari keikhlasan ber-Tuhan adalah mempertanyakan ke-Maha-an Tuhan. Maka jangan ragukan itu, sebab itu berarti kita utuh imannya.

Apakah Anda punya anak yang cita-citanya besar? Baiknya, mimpi anak-anak kita itu dibiarkan besar karena impian itu bertenaga. Kalau kita ingin anak-anak kita menjadi pemimpin yang besar biarkan dia bermimpi besar.

Contoh, anak kita mengagumi dan bercita-cita memiliki sebuah mobil Porsche. Tugas kita adalah menumbuhkan anak yang mau bekerja keras sampai mampu membeli dan mendapatkan mobil itu. Penuhi keinginannya melihat mobilnya, jangan belikan dulu.

Bawa ia ke showroom mobil yang menjual mobil tersebut, katakan padanya ‘Ini mobilmu nanti jika kamu berprestasi di sekolah, lalu kamu menjadi orang yang pantas dibayar mahal, lalu kamu jadi orang yang berpengaruh. Bukan hanya itu, mobil ini butuh diparkir di rumah yang bagus’.

Jika orang tua bisa seikhlas itu pada anaknya, membantunya menginginkan yang besar, mengupayakan supaya impian besar itu tetap hidup dalam diri anaknya, anak itu akan tumbuh menjadi orang tua yang sangat mensyukuri kakek dari anak-anaknya kelak.

3 Unsur Utama Doa
Dalam doa kita untuk orang tua, ada 3 unsur utama yang harus ada. Pertama, anak memohon ampun agar dimaafkan oleh orang tuanya supaya dirinya naik level. Sebab setiap kita sudah tertekan oleh kesalahan-kesalahan, sehingga tiap kali minta maaf maka kelas kita akan naik.

Kedua, meminta supaya orang tua disayangi Tuhan sebagaimana orang tua menyayangi anaknya, sebagai unsur ketiga yakni syarat. Jadi, orang tua yang kejam pada anak-anaknya harus segera memperbaiki kasih sayangnya pada anak, karena itulah yang akan memperbaiki kemanjuran doa anaknya.

Sebab waktu kita meninggal semua pintu kebaikan kita tertutup kecuali 3 hal, ilmu yang masih digunakan orang yang menyebabkan kebaikan, harta yang kita gunakan untuk membangun sarana yang bermanfaat bagi banyak orang dan mendatangkan kebaikan, serta doa anak-anak sholeh. Itu investasi masa depan yang penting.

Jika kita mendidik anak-anak kita, marilah kita tanamkan pada mereka bahwa kesederhanaan yang jujur adalah lebih mulia daripada kebangsawanan yang tidak amanah. Maksudnya, jangan sampai anak menginginkan menjadi orang kaya tetapi memulainya sebagai anak muda yang tidak jujur. Anjurkanlah kejujuran pada anak kita, teladankanlah kejujuran itu.

Marilah kita ikhlaskan diri kita untuk menajamkan pikiran kita hanya dengan yang baik-baik. Kalau Anda memikirkan sesuatu, maka harus yang baik. Mari kita muliakan hati kita hanya dengan yang baik-baik. Berpikirlah yang baik-baik, lalu indahkan perilaku. Itu yang nantinya menjadikan Anda disahabati banyak orang. Karena kecintaan Tuhan kepada kita dicerminkan melalui kecintaan orang kepada kita.

Kesimpulannya, mudah-mudahan dengan itu semua, kita menjadi jiwa yang tidak harus meminta untuk diberi karena keseluruhan kehidupan kita sudah doa. Lalu kita tutup dengan keikhlasan yang sangat dalam dengan satu kata yang penting sekali yaitu ,Amien..

Orang yang menjadikan kehidupannya sebagai doanya seperti tidak perlu berdoa lagi, karena pikirannya diisi dengan hal-hal positif yang mengharapkan kebaikan bagi orang lain

Salah satu yang menjadikan doa terjawab itu adalah betul-betul ikhlas ber-Tuhan

Setialah pada yang baik, maka solusi dari kebaikan itu akan datang dari sudut-sudut yang tidak kita duga

Tuhan tidak memberikan sesuatu secara langsung, tetapi kita diberi-Nya kesempatan untuk mendapat yang kita minta tersebut

Kesederhanaan yang jujur adalah lebih mulia daripada kebangsawanan yang tidak amanah

Tiap kali berdoa, tutuplah dengan keikhlasan yang dalam dan akhiri dengan Amien.



*Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1080 (September 2010)