Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, November 24, 2010

65. Bangga Sementara atau Bahagia Selamanya

Banyak sekali orang mengorbankan kebaikan masa depan dan kebahagiaan jangka panjang, demi mendahulukan kebanggaan sementara.

Selalu akan kita temui orang yang mempertahankan biaya besar untuk pesta besar-besaran sekarang, lalu menyerahkan utang dan semua penderitaannya nanti setelah menikah. Apakah itu sesuatu yang boleh kita teruskan, sebagai sebuah keluarga yang ingin bahagia lama, atau itu indikasi dari kesalahan cara berpikir kita sebagai sebuah masyarakat?

Harta Bermula dari Saling Memiliki
Kemampuan keuangan meskipun bukan satu-satunya penentu kebahagiaan, tetapi penting. Ada orang bisa berbahagia tanpa uang dan harta, tetapi harus diterima dengan ikhlas, bahwa kedamaian, kebahagiaan dan kegembiraan itu lebih mudah dan tahan lama di keluarga yang sejahtera.

Kita bicara tentang masyarakat yang harus mengabdi kepada orang tua, membanggakan bagi keluarga besar untuk menyelenggarakan pesta yang meriah. Harus ingat bahwa tidak selalu gemerlap itu penting dan tidak semua yang penting itu harus gemerlap.

Wanita yang dimuliakan sebagai wanita, kapanpun dan di manapun tidak harus merasa perlu dimuliakan dalam pernikahan yang mahal, karena sudah setiap harinya dimuliakan. Jika bisa berpikir bahwa kebahagiaan yang panjang itu lebih penting dari pada kebanggaan sementara, yang dibutuhkan adalah seseorang yang kaya hati. Jika kita ingin berlomba-lomba dalam kebanggaan, maka jangan berlomba dalam kemewahan pesta pernikahan, tapi berlomba dalam panjangnya pernikahan setelah itu.

Keindahan dan kebahagiaan pernikahan itu tidak ditentukan oleh berapa banyaknya yang kita miliki, tapi ditentukan oleh besarnya perasaan saling memiliki. Suami istri yang merasa saling memiliki itu lebih mudah bahagia, kemudian rejekinya diperbaiki dari pada orang yang memulai dengan harta yang banyak. tetapi tidak saling memiliki.

Wanita Perhiasan Terindah Pria
Berapa banyak suami yang tidak memamerkan istrinya? Percantiklah istri, beri dia anggaran untuk tampil cantik, anggun dan wangi, karena wanita adalah perhiasan terindah bagi seorang pria. Kalau dia merasa memiliki wanita itu dan wanita itu merasa memiliki suaminya maka akan menjadi pasangan yang saling meninggikan. Seperti apapun pernikahan kita, mari kita bangun menjadi pernikahan yang saling meninggikan.

Dalam pernikahan sering sekali mengecilkan hal-hal yang sebenarnya penting. Apakah ada hal kecil yang bisa disebut kecil kalau dampak dari penyepeleannya besar? Tidak.

Seringnya kita menyepelekan hal-hal kecl yang dampaknya besar. Contoh, memandangi wajah istri. Betapa senang hati seorang istri yang wajahnya dipegang dan dipandangi lalu dikatakan bahwa betapa beruntungnya sang suami bisa menikahinya. Istri pun akan dengan sangat bersemangat untuk mempercantik diri. Begitu juga istri. Lihatlah suami dengan rasa kagum.

Maka, lihatlah kembali keluarga kita. Kadang kita mengejar sesuatu yang tidak penting, yakni memiliki banyak harta berarti jaminan kebahagiaan. Padahal, hal-hal kecil seperti memandangi wajah suami atau istri saja sudah bisa menemukan kedamaian.

Cinta Saja Tidak Cukup
Dalam masyarakat kita cenderung menganggap, bahwa pernikahan yang megah adalah salah satu cara penting untuk membahagiakan orang tua. Perhatikan ini. Pertama, yakinkan orang tua bahwa Anda damai dengan pesta sederhana saja. Karena mungkin sebetulnya orang tua menganggap Anda lah yang ingin pesta megah itu.

Kedua, sering-seringlah bicara mengenai indahnya pernikahan dalam kesederhanaan. Orang tua itu paling senang diajak bicara. Orang tua yang dekat dengan anak sebagai teman bicara, akan mengerti bahwa anaknya tidak keberatan kalau pestanya tidak mahal. Gunakan segala cara untuk membuat orang tua damai. Karena dalam sebuah pernikahan itu yang paling penting adalah restu dari orang tua.

Coba pikirkan, betapa tidak masuk akalnya orang membuang banyak uang untuk pesta pernikahan mewah. Bayangkan kelengkapan rumah tangga yang dikorbankan untuk menyenangkan orang hanya beberapa jam saja. Kita tidak sadar bahwa orang tua itu lebih senang melihat anaknya hidup baik dan cukup setelah menikah, dari pada harus menanggung banyak utang demi menggelar pernikahan mewah.

Untuk menjadikan sebuah pernikahan itu damai, sejahtera, dan bernilai, cinta saja tidak cukup. Jangan terlalu membanggakan cinta. Hampir semua pernikahan yang rusak itu dimulai dari jatuh cinta, tapi cinta itu tidak diteruskan dengan kasih sayang. Cinta itu otomatis, mendadak dan kadang tidak masuk akal.

Tetapi kasih sayang itu ada karena keputusan untuk peduli bagi kebaikan satu sama lain. Di dalam keputusan logis itu, ekonomi keluarga itu seperti ekonomi perusahaan. Hanya ada satu yang pasti dalam keluarga yaitu biaya, biaya itu pasti naik. Kemampuan itu belum tentu.

Jadi kalau begitu, dalam pernikahan itu bangunlah kemampuan. Lalu keberanian. Menikah itu perlu berani. Lalu ketepatan keputusan. Siapapun yang mau hidupnya baik, bangunlah kemampuan, keberanian, dan memutuskan dengan tepat. Cinta saja tidak cukup.

Berjanji Muluk dan Penuhi !
Hampir semua pernikahan terjadi karena ada laki-laki yang berjanji. Pria-pria Indonesia muda yang bermasa depan hebat, berjanjilah semuluk mungkin untuk menarik perhatian wanita terbaik untuk menjadi istri Anda. Lalu bekerja keraslah untuk memenuhi janji itu. Masalahnya banyak orang yang hanya ahli berjanji, sehingga putra-putri kita hidup dalam sebuah pernikahan yang lemah, karena kepala keluarganya hanya bisa berjanji padahal aslinya pemalas dan penunda.

Sebaik-baik sebuah tindakan adalah tindakan yang dimulai dari keputusan yang baik. Tetapi memang tidak ada jaminan kalau keputusan kita tepat, termasuk memilih pasangan hidup. Tetapi kalau sampai kita kemudian diijinkan untuk memutuskan perpisahan, mulailah kehidupan setelah berpisah itu dengan kesungguhan yang sama seperti kehidupan waktu bersama, yaitu memuliakan kehidupan. Dan memuliakan kehidupan itu dimulai dari diri sendiri.

Jadi orang yang sudah berpisah dalam pernikahan, jadilah orang yang merasa terheran-heran kenapa harus sampai berpisah, dua jiwa yang baik itu kenapa bisa berpisah. Dan semoga setelah itu mereka bisa melihat bahwa mereka sebetulnya memang diharapkan Tuhan utnuk bersama-sama.

Kecenderungan orang adalah merasa minder kalau tidak memiliki. Padahal salah satu cara untuk damai dengan kuat dan kemudian berbahagia adalah ikhlas menerima yang tidak kita miliki. Yang menyiksa kita sekarang adalah pengejaran kepada hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi tidak menyukuri yang sudah kita miliki.

Mari kita sadari sekarang bahwa orang yang tidak memiliki tidak otomatis kekurangan. Seperti orang yang memiliki tidak otomatis kelebihan. Sederhana, tapi itulah tuntunan kehidupan untuk kita merasa damai apa adanya diri kita, lalu tumbuh dengan potensi yang telah dirahmatkan pada kita.

Jadi bahasan mengenai ‘bukan pestanya tapi pernikahannya’ bukan perbaikan mengenai pernikahan, tapi perbaikan pada ketegasan kita untuk memutuskan yang baik bagi kehidupan di masa yang lebih panjang. Tidak mendahulukan kesenangan sementara, dengan mengorbankan kebahagiaan jangka panjang.

Wanita yang dimuliakan sebagai wanita kapanpun dan di manapun tidak harus merasa perlu dimuliakan dalam pernikahan yang mahal karena sudah setiap harinya dimuliakan

Keindahan dan kebahagiaan pernikahan itu tidak ditentukan oleh berapa banyaknya yang kita miliki, tapi ditentukan oleh besarnya perasaan saling memiliki

Dalam sebuah pernikahan itu yang paling penting adalah restu dari orang tua

Kita tidak sadar bahwa orang tua itu lebih senang melihat anaknya hidup baik dan cukup setelah menikah dari pada harus menanggung banyak hutang demi menggelar pernikahan mewah

Sebaik-baik sebuah tindakan adalah tindakan yang dimulai dari keputusan yang baik


Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1090 (2010)

1 comment:

Pelangi said...

Thank you for the note Mba.. ;) so inspired.. jadi pengingat.. :)

-Pelangi-
www.jendela-bunda.com