Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Thursday, January 21, 2010

20. Hari Perhitungan


Tidak ada seorang pun di antara kita yang tidak menginginkan masa depan yang cemerlang. Siapa yang ingin melihat masa depannya? Yang saya mau tanyakan, Anda mau melihat masa depan yang Anda bangun dengan pribadi yang baik, bekerja keras dan rajin, atau masa depan yang dibangun dengan apa adanya, dengan pribadi yang malas, suka menunda dan meragukan kesempatan untuk berhasil? Berarti, ada beberapa masa depan. Kalau Anda mau melihat masa depan, pastikan itu masa depan yang Anda bentuk karena Anda berpikiran baik, bersikap baik dan berlaku baik.

***

Ada yang galau sekali tentang 2012. Hari kiamat, tidak ada yang tahu. Jadi, tidak salah kalau Anda meyakini tahun 2012 kiamat, asal Anda juga meyakini 2011 bisa kiamat, 2010 bisa kiamat, atau besok bisa kiamat. Kalau Anda hanya meyakini 2012 saja, Anda membatalkan keberserahan Anda kepada Tuhan. Dan, itu ada perhitungannya lho. Kok, percaya kepada selain Tuhan?

***

Kita berada di waktu sekarang. Kemarin-kemarin kita melakukan sesuatu, memikirkan sesuatu yang menguntungkan orang, atau membuat orang marah, semua yang kita lakukan itu telah diperhitungkan dengan kualitas kita sebagai hari ini. Jadi, yang disebut hari perhitungan itu sudah terjadi. Orang yang kaya karena dia bekerja, memperkaya orang lain, dalam proses itu dia menjadi kaya. Jangan merasa bebas berbuat apa saja karena hari perhitungan nanti, masa lalu sudah diperhitungkan.

***

Agar perhitungannya baik, formulanya: saya + Tuhan = cukup. Kualitas apapun + kebiasaan buruk = nasib buruk. Tingginya pendidikan, modal orang tua yang kaya, dukungan kekuasaan yang hebat, tidak bisa membantu orang yang kebiasaannya buruk. Kualitas apapun + kebiasaan baik = nasib baik. Kuncinya terletak pada kebiasaan. Jadikanlah pribadi yang membiasakan diri berpikir baik, bersikap baik dan melakukan yang baik.

***

Kualitas hidup kita adalah indikasi bahwa yang kita lakukan di masa lalu sudah diperhitungkan.

***

Yang namanya kena masalah itu bukan hanya orang yang kekurangan. Saya mengenal orang yang sangat kaya raya tidak pernah selesai dengan masalah, ada saja yang genting, ada saja yang terjadi. Untungnya ada melodi, orang yang hidupnya genting biasanya mengabaikan hal-hal yang penting, bicara sedikit-sedikit sama istri, kadang tidak mau bicara karena tidak ada yang dibicarakan. Itu penting, karena kesalahpahaman itu terkumpul, dan nanti bicaranya bisa yang dibebani emosi. Kalau bicaranya yang penting-penting biasanya menyelamatkan kita dari yang genting.

***

Hidup ini untuk apa? Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan itu ada dimana? Ayo kita ikuti cerita kecil berikut ini; ada Pak Tani jalan dengan istrinya di pematang sawah, hujan turun rintik-rintik, lalu melihat orang yang naik motor, ‘Bu, bahagianya orang yang naik motor itu, hujan-hujan begini bisa cepat sampai,’ kata sang suami pada istrinya. Kebahagiaan sekarang milik yang punya motor. Lalu motor itu disalip mobil bak terbuka, ‘Bu, bahagianya orang yang naik mobil bak terbuka itu, dia tidak kehujanan,’ kata sang suami pada istrinya. Lalu melintas mobil mewah yang dikendarai eksekutif muda memakai jas sutra, eksekutif muda itu melihat Pak Tani dan istrinya, ‘Bahagianya bapak itu, jalan bergandengan tangan dengan istrinya di tengah hujan, mesra sekali. Sedangkan aku, mau mengunjungi ayahku yang sakit di Bandung, sementara istriku lagi main golf di Bali’. Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan ada di luar diri. Orang yang mensyukuri kehidupannya, kebahagiaannya ada di dalam diri.

***

Ragu itu tidak penting, yakin itu tidak penting, yang penting kerja keras untuk mengejar impian itu.

***

Tidak mungkin hidup seseorang baik kalau ia tidak melakukan yang baik. Ikhlaslah meniru yang baik, tidak masalah apapun masalah Anda, asalkan Anda ikhlas mengikuti kebiasaan baiknya.

***

Kita harus jujur supaya nasibnya baik. Hormat orang tua, menyayangi yang lebih muda, supaya nasibnya baik. Berarti orang yang berlaku baik, apapun masalahnya sekarang, akan masuk ke nasib baik.

***

Siapapun yang menasehatkan apapun ke Anda memiliki kemungkinan gagal karena Anda membantahnya. Ikhlas, tidak mungkin orang semuanya berniat buruk kepada Anda.

***

Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagiaan itu ada di luar dirinya. Orang yang mensyukuri hidupnya, kebahagiaan itu ada dalam dirinya.

***

Kalau tidak nanti, pasti segera kita akan ditanya mengenai penggunaan dari usia kita. Pasti. Lihat, ibu akan bilang, ‘Ini anak sudah besar, kok, nggak bisa makan sendiri. Kok, nggak bisa membersihkan kamar sendiri’. Atau, ‘Kapan menikah?’ Setelah menikah, ‘Kapan punya anak?’ Setelah punya anak, ‘Kapan adiknya?’ Kita tidak bisa bebas dari keharusan bertanggung jawab mengenai waktu. Kalau kita serius, kita bilang ‘demi Tuhan’, kalau Tuhan serius bilang ‘demi masa’. Yuk absen, dalam sehari, apa Anda membatasi waktu untuk marah? Mulai hari ini sediakan hanya 30 menit untuk marah. Buat batasan waktu untuk mengeluh, karena orang yang mengeluh menggunakan waktu bekerjanya untuk tidak mensyukuri pekerjaannya, tidak menyukuri usianya. Jadi kalau begitu, hati-hatilah karena Anda akan diminta pertanggungjawaban mengenai penggunaan usia.

***

Waktu saya kuliah di Amerika, karena uang kuliah harus saya bayar dengan bekerja di restoran sebagai tukang cuci piring, tukang potong rumput dan juga melukis. Saya bawa lukisan abstrak saya itu ke lapangan parkir mal, saya pameran di sana. Di sana itu kalau anginnya lagi kencang, lukisan kotak itu bisa menggelinding, saya lari mengejarnya, lalu saya atur lagi. Yang membuat saya stres, orang yang lewat berkomentar, ‘Ah, kurang merah’, ‘Kurang biru’, ‘Kurang hijau’. Kalau semua saya turuti, bisa-bisa lukisan saya jadi abu-abu, karena merah dicampur biru dan hijau. Perasaan menderita, tidak dihargai, membuat saya bersungguh-sungguh. Saya tidak akan berkarier yang disenangi orang. Karena kalau seperti itu, saya harus menunggu disenangi agar berrezeki baik. Saya putuskan, kalau saya kerja, harus kerja yang dibutuhkan orang. Mungkin saya akan bernasib baik kalau yang saya kerjakan yang dibutuhkan orang.

***

Cara Tuhan memuliakan kita dengan kesadaran itu selalu memasukkan kita di dalam keadaan kurang, keadaan lemah. Sebagian dari kita bukan mengembangkan diri, malah menikmati, mengeluh, menyalahkan Tuhan.

***

Setiap masalah adalah perintah untuk memperbaiki diri. Apabila kita masuk ke dalam kesulitan, marahlah sebentar, sedihlah sebentar. Sebetulnya orang yang sedang diberikan masalah sedang dekat dengan Tuhan.

***

Tidak ada orang mengatakan dirinya beriman yang tidak diuji. Di televisi, kita sering mendengar orang berkata, ‘Saya bersumpah’. Lihat apa yang terjadi? Ujian atas sumpah itu. Orang yang visinya besar, apakah itu akan diuji? Iya, diujinya dikasih rasa malas, dikasih ragu-ragu, dikasih komentar tidak enak, supaya Anda mengenali Anda terbuat dari apa. Kalau Anda merencanakan kehidupan sebagai pedang yang hebat, harus menyiapkan diri sebagai baja. ‘Tuhan, aku terbuat dari sesuatu yang mulia, gunakanlah aku.’

***

Hati-hatilah karena Anda akan selalu diminta pertanggungjawaban mengenai usia Anda.

***

Kalau Anda dijamin Tuhan tidak akan gagal, apa yang akan Anda kerjakan? Santai-santai saja. Kalau Anda dijamin Tuhan apapun yang Anda upayakan tidak akan gagal, apa yang akan Anda lakukan? Berleha-leha. Itu yang membuat Tuhan membatalkan jaminannya. Intinya, waktu Tuhan menjamin Anda tidak gagal, Anda tidak tahu apa yang akan dikerjakan. Bahkan dengan jaminan tidak gagal, Anda tidak tahu akan melakukan apa. Seharusnya, kita minta yang sebesar-besarnya, kalau tahu dijamin Tuhan tidak gagal. ‘Saya akan menjadi pemurni air sungai seluruh Indonesia’, kenapa tidak minta itu? Berarti, banyak sekali orang yang hidupnya tidak dibesarkan karena tidak ada jaminan hidupnya akan berhasil. Kalau kita tahu Tuhan Maha Penyayang dan pemelihara seluruh alam, ambillah peran membaikkan alam, perhatikan apa yang terjadi.

***

Doa yang paling tepat itu sulit sekali. Setiap orang berbeda. Yang saya lakukan, jangan ambil ini sebagai yang benar untuk semua orang. Yang saya lakukan, menuruti seluruh tuntunan dalam agama saya dalam berdoa. Lalu saya besarkan pengertian saya dalam keseluruhan kehidupan saya. Saya menjadikan pekerjaan saya sebagai doa. Hubungan baik saya dengan orang lain sebagai doa. Kalau saya melihat orang bersikap kasar kepada orang, saya berdoa, dan ini saya mohon Anda lakukan, ini manjur sekali, ‘Tuhan, teteskan sedikit kasih sayang di hati orang itu supaya dia lebih ramah dan penyayang’. Jadi, doa itu bukan kalau lagi butuh saja. Doa yang paling baik adalah doa yang dijadikan kehidupan kita, sehingga kehidupan kita menjadi alasan bagi Tuhan untuk memuliakan kita.

***

Doa itu selalu membaikkan diri kita dan orang lain. Ingat, kata-kata baik kita, apakah akan kembali pada kebaikan kita? Iya. Berarti, kata-kata buruk kita kepada orang lain juga akan kembali kepada kita. Seburuk-buruknya pendapat kita kepada orang lain, jangan katakan yang buruk, karena itu akan kembali kepada kita. Orang buruk itu sudah buruk, tidak boleh Anda menggunakan orang buruk untuk memburukkan diri kita.

***

Setiap orang sedang menanti masa depan yang baik, sedang menjadikan dirinya orang-orang hebat. Kalau ada satu orang di sini yang tumbuh menjadi orang yang besar, apakah masa depan orang ini berubah? Iya. Panggung ini akan menjadi lebih besar. Masa depan orang ini berubah? Iya. Jadi, masa depan itu tidak pernah satu skenarionya. Masa depan menjadi indah kalau di antara kita mengindahkan dirinya. Jadi apapun perhitungannya, yang baik dihitung baik. Berpihaklah pada yang membaikkan orang lain, karena yang membaikkan orang lain itu membaikkan kita. Buat segala sesuatu dalam kehidupan ini menjadi baik lalu perhatikan apa yang terjadi.



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 20 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1044)

No comments: