Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Thursday, January 21, 2010

22. Rindu untuk Diperhatikan


Berapa banyak wanita yang betul-betul berniat untuk suaminya. Banyak wanita berias kalau mau kondangan, berarti banyak wanita berias bukan untuk suaminya, tapi untuk orang lain. Kalau untuk suaminya, pakai daster yang karetnya sudah hilang. Jadi, kalau mau diperhatikan, tunjukkan bahwa Anda berkualitas untuk diperhatikan dari awal. Yang baru menikah, pastikan Anda berias sebelum suami pulang. Berias itu bukan hanya yang dipakai, karena fisik itu sifatnya sebentar, selanjutnya intelektual. Suami ingin istri yang bisa diajak bicara dengan cerdas. Suami lebih tertarik pada istri yang berada dalam gelombang yang sama, sehingga suami merasa ada pendamping yang mengangkatnya, karena banyak wanita jadi beban.

***

Kalau tidak berbicara, wanita itu paling tidak bertanya mengenai impian suaminya. Pertanyaan yang paling sulit dijawab, setinggi apapun pangkat orang, setelah ini apa. Kalau istri bertanya kepada suaminya, setelah ini apa, suami akan terpacu lebih maju, lebih kuat. Jangan ingatkan masa lalunya.

***

Banyak wanita salah mengerti mengenai apa yang disukai pria. Jadi, perhatikan yang memang menarik perhatian pria, yang wanita matanya lebar saat memperhatikan suaminya. Itu lebih menarik daripada kita memperhatikan harta. Harta itu beberapa saat membiasa. Wanita itu harus menjadikan dirinya yang menarik, bukan yang dipakainya.

***

Kita itu dilahirkan sebagai bayi yang sangat menarik, lalu tumbuh dewasa menjadi pribadi yang tidak menarik karena yang kita lakukan telah membunuh daya tarik itu. Kenalilah yang mematikan itu lalu dibalik.

***

Perhatian yang paling membaikkan kehidupan kita adalah perhatian dari Tuhan. Berapa banyak dari kita cukup memperhatikan Tuhan. Banyak orang waktu sedih, berbicara kepada Tuhan dengan kalimat-kalimat protes, ‘Mengapa aku?’, ‘Mengapa orang yang tidak sebaik aku, hidupnya lebih baik dari aku?’ Sebetulnya kalau Tuhan sampai hati, ‘Kalau kamu baik, kenapa kamu menderita?’ Jadi, kalau lagi merasa menderita, harus ada yang perlu diperbaiki. Belum tentu yang menjahati kita itu orang jahat, sehingga kita merasa sedih. Perhatikan Beliau waktu kita bahagia. Setiap orang yang sedih sekali, selamat, rata-rata lupa. Berlakulah baik kepada Tuhan.

***

Semakin baik perlakuan kita kepada Tuhan, semakin baik pula perhatian beliau. Karena kalau kita diperhatikan Tuhan, Tuhan akan perintahkan orang lain untuk memperhatikan kita.

***

Bagaimana kalau kita melihat baiknya. Jangan bebani istri dengan keharusan memperbaiki suaminya. Bebaskan istri. Kasihan, wanita punya pilihan lain. Contoh, istri kita kalau tidak menikah dengan kita, mungkinkah dia menikah dengan yang lebih tampan? Mungkin. Jadi, kalau istri kita sudah memutuskan menua bersama kita, seyogyanya kita bantu dia memperbaiki kita. Pada saat yang sama harus diingat, banyak suami menghindari konflik, karena wanita gemar sekali mempertengkarkan hal-hal kecil. Kadang suami lebih baik diam. Kalau istri mau suami lebih banyak bicara, dia harus bertanya lalu diam. ‘Bagaimana seharian di kantor? Cerita dong.’ Bukankah suami istri sudah jarang berbicara kecuali mereka bertengkar? Bagaimana kalau suami istri punya saat pacaran yang spontan. Anak itu hidupnya menarik karena spontan, ‘Main masak-masakan yuk’. Suami istri tidak begitu lagi, serius. Mengapa tidak kita spontankan, ‘Makan yuk’, ‘Masak apa’, ‘Yuk pergi hanya berdua’, sehingga keremajaan kasih sayang itu ada lagi.

***

Kalau kita menarik perhatian anak kecil, jangan pernah kelihatan marah. Waktu marah itu, anak kecil takut sekali. Ayah ibu bertengkar, anak takut. Kalau kakek-nenek menyayangi orang tuanya, anak akan melihat itu contoh untuk ditiru untuk menyayangi kakek-neneknya.

***

Segala sesuatu itu selama ada akan selalu ada. Itu sebabnya istri disepelekan sampai ia sakit. Sesuatu itu nilainya ada setelah kita kehilangan. Selama ada istri dan suami yang baik, sayangi. Besar bukan karena mensyukuri hal-hal baru, kita menjadi kaya setelah mensyukuri.


***

Ada istri yang suka membanding-bandingkan suaminya dengan pria lain yang lebih berhasil. Kalau bisa itu jangan diteruskan, karena suami yang dibanding-bandingkan ke orang lain akan membandingkan istrinya dengan wanita lain. Jangan kasih alasan suami melihat wanita lain lebih baik. Di luar sana banyak sekali yang berusaha menarik perhatian suami kita. Jadilah wanita yang tidak memberikan kesempatan suami ke arah lain atau merasa ke wanita lain.

***

Sesuatu itu akan terasa bernilai kalau kita sudah kehilangan, tetapi kita akan merasa kaya kalau kita sudah mensyukuri apa yang kita miliki.

***

Kadang-kadang kalau kita memang harus merindukan seseorang yang tidak ada, untuk melatih kita jadi orang baik, lakukan. Seperti saya berbicara dengan ibunda saya yang tidak ada, dengan santun, penuh kasih sayang. Ibu saya (posturnya) kecil, putih, orang Bugis, keturunan Arab, kidal, menjadikan saya lebih baik. Karena kalau saya bicara dengan itu ramah, santun, penuh hormat bahkan sampai sekarang. Saya berdiri di teras, ‘Ibu, ini rumah anakmu sekarang’, meskipun tidak ada, kalau itu menjadikan kita orang baik, lakukan. Hidup dalam ingatan baiknya. Orang yang sudah meninggal itu menginginkan kita hidup terus baik, sehingga setelah kita sedih, menangis sebentar, hidup baik buat dia, karena dia tidak mati, yang mati kan badannya, jiwanya ada dan menyaksikan kita. Hiduplah dengan baik dalam ingatan kebaikan dia.

***

Jangan sampai salah. Tetaplah benar. Itu sebabnya hati-hati semua penipu bicaranya kedengarannya enak. Orang-orang baik belum tentu bicaranya enak didengar. Kalau kita hanya mau dengar enaknya, kita sering terjebak dalam hubungan yang salah. Karena kita berpendidikan, jangan selalu menilai orang yang bicaranya kasar, dengarkan niat dari kata-katanya. Sesuatu yang tidak masuk akal, orang itu penipu. Wanita harus hormat pada dirinya, kalau wanita menjaga hormatnya pada dirinya, dia akan tetap dimuliakan pria.

***

Sambut anak Anda seperti tidak bertemu 4 tahun, ‘Hai, apa kabar?’ itu membuat anak merasa penting. Banyak suami merasa tidak penting karena istri melihatnya saja tidak kalau ia pulang. Jadi kalau begitu, kalau kita ingin diperhatikan, berikanlah orang itu kekuatan untuk memperhatikan kita, yaitu perhatian. Orang yang diperhatikan, akan tumbuh perhatiannya pada kita. Kalau dia tidak tumbuh, kagetkan dengan perhatian. Istri juga begitu. Lebihkanlah. Kalau kita ingin diperhatikan, lebihkanlah perhatian kita. Sebagian besar orang yang rindu diperhatikan, kurang memperhatikan orang lain, rata-rata orang ini mengasihani diri sendiri. Lebihkanlah perhatian Anda pada orang lain, semakain Anda perhatian, semakin Anda diperhatikan, jadikan orang sebagai pusat perhatian, jadikan kegembiraan Anda itu karena Anda bersama mereka, lalu perhatikan apa yang terjadi.



Mario Teguh Golden Ways, Minggu 3 Januari 2010, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1046)

No comments: