Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Thursday, January 21, 2010

18. Tidak Mungkin Tapi Bisa


Bukan hanya orang hebat yang mencapai hal-hal yang tidak mungkin. Marilah setiap dari kita melihat ke belakang kita, dan lihatlah kehidupan Anda sekarang yang diisi banyak hal yang tadinya kita anggap tidak mungkin, tapi kita ada dalam kualitas itu. Jadi, kalau sejarah kehidupan kita telah membuktikan kita sampai yang tadinya tidak mungkin, lalu apa yang membatasi kita sekarang untuk mencapai kualitas-kualitas besar yang baru.

***

Ada dua kata: ‘tidak mungkin’ dan ‘bisa’, mana yang menjadi fokus kita? Bisa. Waktu Anda mulai bekerja, mana yang jadi fokus? Waktu Anda berencana, bermimpi, berkhayal, mana yang jadi fokus? Pokoknya bisa? Tolong diingat, kehebatan perencanaan kita tidak pernah mengalahkan kehebatan penundaan kita. Semua itu ditunda karena kita fokus pada yang tidak mungkin. Maka, mentenagai diri sendirilah sebelum memulai yang besar yang Anda katakan tidak mungkin, itu tanda Anda berkasih sayang pada diri sendiri. Lihat anak kecil dengan mimpi-mimpinya yang besar, lalu lihat ada orang dewasa mengatakan pada anak itu, ‘Tidak mungkin’, sampai hati Anda katakan pada anak kecil, ‘Tidak mungkin, percuma, lihat aku tidak jadi apa-apa’, kasihan sekali. Training-training yang menjanjikan bisa bisa bisa itu gagal karena membayangkan yang bisa dicapainya itu menakutkan. Sekarang kita permudah, bisa melakukan yang bisa kita lakukan sekarang, itu bisa. Jadi, ukuran apapun yang kita inginkan, ambil yang terkecil yang bisa kita lakukan sekarang.

***

Sebetulnya kalau kita bicara dari sudut pandang keimanan, keberhasilan itu seratus persen pasti, karena yang menjamin Tuhan. Tetapi dalam taraf ukuran kemanusiaan kita, kita tidak boleh meyakini itu karena itu mendahului keputusan Tuhan, sehingga dalam kesederhanaan hubungan kita dengan manusia, kalau diizinkan Tuhan. Jadi yakinlah, lalu katakan ‘Kalau diizinkan Tuhan, aku akan…’, atau mendengar ‘insyaAllah’ seperti mengindikasikan keraguan, kepada orang seperti itu, senyumlah ramah. Katakan, ‘Saya akan upayakan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertinggi dari yang bisa saya upayakan’, itu bicaranya profesional.

***

Berfokuslah pada yang bisa kita lakukan sekarang. Jadi, apapun ukuran yang kita inginkan, ambil pekerjaan terkecil yang bisa kita lakukan sekarang, Anda bisa lakukan itu dan lakukanlah.

***

Pernah mendengar orang mengatakan, keinginan itu hanya keinginan. Bisa diuji coba. Coba inginkan sesuatu yang besar, Anda harus akui Anda membatasi yang Anda inginkan, ada kan yang mau rumah, ukuran rumahnya dibatasi, ada yang ingin pangkat, tinggi pangkatnya dibatasi, ada yang ingin kekayaan, kekayaannya dibatasi. Jangan katakan keinginan itu keinginan. Keinginan itu membutuhkan penghormatan. Hanya orang yang menghormati dirinya yang mengizinkan dirinya menginginkan yang besar. Orang yang pendapatnya rendah tentang dirinya, membatasi, karena dia orang pertama yang menertawakan keinginannya. Jangan pernah sepelekan keinginan karena itu tanda penghormatan pada diri sendiri.

***

Pertama kali, jangan berfokus pada yang tidak mungkin. Fokuslah pada yang bisa Anda kerjakan. Orang yang berfokus pada kapan sampai, tidak akan merasa damai. Kapan, kapan, paling tidak enak pergi sama orang yang, ‘Sudah sampai, belum? Sudah sampai, belum?’ Orang-orang yang berfokus pada kilometer-kilometernya tahu-tahu sampai, karena sampai itu bukan pada akhir, sampai itu di setiap penggalan perjalanan itu Anda sampai, karena keberhasilan bukan akhir tujuan, keberhasilan itu kualitas dari perjalanan.

***

Kuncinya, tetaplah bermimpi saat bangun. Orang yang mencapai keinginannya, harus tetap bermimpi saat bekerja. Berbahaya bekerja dengan orang yang mimpinya hilang begitu membuka mata. Yang menjadikan orang seperti kita ini hebat dan berpengaruh nantinya, pandangan matanya ditenagai impian besarnya. Bermimpilah dalam kesadaran Anda.

***

Jangan mengikhlaskan sesuatu yang belum terjadi, itu sebabnya kita berdoa. Tapi begitu terjadi, harus menerima. Sebagian dari kita memprotes yang sudah terjadi, kenapa begini, kenapa begitu. Ikhlaslah terhadap sesuatu yang sudah terjadi. Jangan berlama-lama menganalisa kenapa pohon jadi pintu, sudah, lewati saja pintu itu, masuk ke kehidupan yang lebih berani.

***

Sebagian dari urusan Tuhan diperintahkan bagi kita untuk mengambil alih.

***

Mau tahu mimpinya orang yang paling bingung? Orang yang melakukan hal-hal yang sama, dengan cara-cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil berbeda. Sebagian besar dari saudara kita yang sedang gundah, seperti itu, berangkat kantor, bekerja, pulangnya sama, bolosnya sama, malasnya sama, marah-marahnya sama, tapi ingin hasil beda. Ayah saya bilang “opo tumon”, mana mungkin. Jadi, kalau ada yang kita hasilkan beda, sederhana, lakukan sesuatu yang baru, kalau belum bisa menghasilkan yang baru, lakukan yang lama dengan cara baru. Cara baru termudah adalah menjadi pribadi yang lebih ramah. Pekerjaan sekuno apapun, besok pagi Anda sampai di kantor, mengucapkan selamat pagi dengan sikap yang sangat ramah, Anda akan menjadi pusat perhatian.

***

Sumber daya yang menghebatkan kita bukan banyaknya, tetapi penggunaannya. Berapa banyak orang kaya yang khawatir mengenai keturunannya, karena mereka akan memboroskan uang. Salah satu kekhawatiran terbesar orang kaya, anaknya tidak pantas bagi warisan besar. Ini membuktikan bahwa bukan besarnya modal yang menghebatkan kehidupan, tetapi penggunaan modal apapun yang ada pada diri.

***

Beranilah membuat kesalahan. Hidup ini seperti koin, satu sisi benar, satu sisi salah. Orang yang takut bertindak karena takut salah, menjauhi keberhasilan. Kalau Anda sekarang sudah berhasil mengupayakan yang benar, benar, benar, tetapi tidak benar, berarti belum mencoba salah. Masuklah dalam situasi salah. Orang yang ramah bagi kemungkinan kesalahan, berbakat bagi keberhasilan.

***

Kreativitas itu bukan pada Anda. Orang disebut kreatif itu kalau dia mendayagunakan apapun yang ada di lingkungannya. Syarat kreativitas itu bukan di orangnya, tetapi penggunaan apapun yang tersedia. Tidak mungkin orang kreatif itu malas, karena dia sibuk mencari apapun yang bisa dijual, sibuk mengambil keuntungan dari penggunaan lingkungannya.

***

Jangan pernah mengatakan keinginan hanya keinginan, karena keinginan itu membutuhkan penghormatan. Hanya orang yang menghormati dirinya yang menginginkan yang besar.

***

Siapa yang punya keinginan melompati pohon kelapa yang tinggi? Kalau Anda turuti, pertama kali membeli bibit pohon kelapa, tiap hari Anda lompati, setelah 15 tahun Anda akan mampu melompati pohon kelapa, asal setiap hari Anda lakukan selama 15 tahun. Banyak orang tidak bersedia membayar disiplin yang diperlukan bagi keberhasilan. Coba tidak latihan, sudah bisa loncat, berhenti seminggu lalu loncat, bisa jatuh. Kita tidak boleh menghindari disiplin yang diperlukan untuk berhasil. Kita mengamati orang-orang yang berhasil sebelum kita, karena kita ingin belajar disiplin yang diperlukan, bukan ingin melihat yang dicapai, bukan melihat penderitaannya, selalu itu ada keteraturan yang mengabaikan rasa malas, penggunaan, mengabaikan pendapat orang lain yang tidak percaya kalau kita berhasil. Pengabaian itu sama, yaitu keteraturan untuk berpihak kepada yang membesarkan.

***

Dalam mempengaruhkan pendapat, semua salesmen adalah orang yang berupaya menjual kualitas kehidupan yang lebih baik, pompa yang terbaik, mobil yang terbaik, pelayanan kesehatan terbaik. Mereka menyampaikan kebaikan, orang akan menolak, itu wajar sekali karena orang mengecilkannya, daripada cara baru yang membesarkan dirinya. Kuncinya, hidup ini keberhasilannya ditentukan oleh kita, kuat-kuatan mengatakan “ya” melawan orang yang kuat-kuatan mengatakan “tidak”. Orangnya tidak bisa sendirian, harus ada dua orang. Kita profesional yang menjual kebaikan, kalau orang menolak, harus dipaksa, kalau kita biarkan hidup dengan cara lama, tidak baik baginya, siapa lebih kuat, apa kita kalah melawan orang yang mempertahankan cara-cara yang terbukti melemahkan dirinya?


***

Kita pemarah, mudah tersinggung, tetapi kita tidak menggunakan kemarahan dan ketersinggungan untuk menghebatkan diri. Orang yang tepat dihina untuk menyala menjadi sesuatu. Ada orang yang menghina, marah sekali, kalau nanti dia sudah jauh, lihat saya sekarang. Ada orang yang marah malah merendahkan diri, diragukan orang tua, merendahkan diri. Makin direndahkan, makin dibuktikan. Tidak ada modal bantuan uang yang memuliakan kita, kalau kita tidak punya kepantasan diangkat, kalau begitu bagaimana kalau kita belajar mengabaikan yang tidak perlu, abaikan mereka, yang menghina kita sudah tidur pulas, kita masih memikirkannya, abaikan, berfokuslah pada yang membesarkan diri.

***

Setelah itu dibutuhkan ketegasan. Pendidikan telah menjadi bagian dari inflasi. Banyak sekali orang berpendidikan tinggi yang belum dihargai cukup di pasar, karena ilmu juga sudah inflasi dibandingkan dengan penggunaan ilmu. Sehingga orang berilmu terheran-heran kenapa hidupnya belum baik, karena dia belum mengerjakan yang diketahuinya. Perilaku adalah wajah dari ilmu. Orang yang berilmu, perilakunya baik. Jadi, pendidikan sebanyak apapun, yang ada pada pribadi yang tidak baik kelakuannya, itu bukan pendidikan, itu hanya masa belajar yang panjang, tetapi orangnya tidak terdidik. Nah, kita yang biasanya kurang, pengharusan diri. Tidak ada satupun pribadi hebat di sekitar kita yang tidak mengharuskan dirinya menjadi besar. Orang-orang yang membiarkan dirinya tidur lebih lama dari kawan-kawannya, datang lebih lambat, makan siang lebih lama, pulang lebih cepat, ditelepon hilang tidak ada, tapi kalau gajian jelas ada, orang-orang seperti ini memiliki pengharusan diri yang kecil. Besarnya seseorang hanya sebanding besarnya pengharusan yang ditetapkan dalam diri.

***

Kesabaran itu tidak boleh digunakan untuk menyesuaikan diri dengan penghidupan yang tidak baik. Janganlah bersabar dalam keburukan. Sudah jelas tahu perusahaan mengurangi hak pelanggan, menyuruh kita mengurangi timbangan, menyuruh kita menyuap pejabat, tidak boleh bersabar di lingkungan seperti itu. Kalau mau bersabar itu karena kita dalam proses naik. Dan, semua orang yang berencana besar, diganggu. Mengapa wanita cantik diganggu? Dia diganggu karena cantik. Orang yang berencana jadi orang besar, diganggu, karena ada yang mengerti rencana kebesaran orang itu, sehingga kita yang hidupnya sulit banyak gangguan, sadarlah Anda itu orang besar yang sedang digagalkan. Karena kalau direncanakan jadi orang kecil, setan pun tidak melihat perlunya mengganggu. Maka setelah kesedihan karena masalah, bersyukurlah, karena Anda ditunjukkan jalan menuju kebesaran.

***

Tidak mungkin tapi bisa, berarti kalau kita mau menginginkan, inginkan yang besar. Kalau Anda mengatakan tidak mungkin, Anda sedang memberi tahu Anda tidak menghormati diri sendiri. Pertama, inginkan yang besar. Kedua, inginkan yang tidak mungkin, karena kalau menginginkan yang mungkin, itu rencana, laksanakan saja. Sesuatu yang tidak mungkin adalah sesuatu yang dilihat lebih besar dari kemampuan kita sekarang. Kemampuan lebih besar itu yang menjadikan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Berlakulah penuh penghormatan kepada keinginan besar yang tidak mungkin yang Anda inginkan. Berfokuslah pada meningkatkan kemampuan Anda lalu perhatikan apa yang terjadi.


(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 6 Desember 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1042)

No comments: