Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Thursday, January 21, 2010

17. Kekasihku Penyiksaku


Memang mengherankan, mengapa ada orang yang kita kasihi menyiksa kita. Banyak orang yang hanya melihat di luar dirinya, yang disiksa, karena biasanya penyiksa tidak sadar ia menyiksa, sehingga ia tidak meihat dirinya sedang melakukan sesuatu yang mengurangi kedamaian orang lain. Semua yang membahayakan anak kita, ada di kuar rumah atau di dalam rumah, pisau, elpiji, pintu besar yang bisa tertutup sendiri karena kena angin yang bisa melukai jari bayi kita. Bahaya itu lebih banyak di dekat rumah atau di dalam rumah, sehingga kalau kita tersiksa, sebagian besar sebab kita tersiksa itu ada di dekat rumah atau di dalam rumah.

***

Yang kita izinkan menyiksa adalah sesuatu yang kita cintai. Kalau kita kehilangan sesuatu yang kita cintai, kita lebih terlukai, daripada kehilangan sesuatu yang tidak bernilai bagi kita. Kalau kita mencintai seseorang karena orang itu bernilai. Dan anehnya, kalau kita menyukai sesuatu, kita menetapkan harapan, kita ingin sesuatu itu tetap baik dan tidak rusak. Mencintai anak, menetapkan harapan, mencintai istri, menetapkan harapan, karena kita jarang bicara, harapan itu tidak dimengerti oleh pasangan kita. Jadi, bagaimana kalau kita bicara lebih terbuka lebih dekat.

***

Apabila memedihkan, itu bukan cinta, pasti bukan cinta. Karena cinta itu indah, kalau pedih itu pasti karena yang kita sayangi sebetulnya orang tidak baik, tetapi yang kita putuskan penting bagi kita. Kalau ada pria atau wanita mengkhianati pasangan hidupnya, itu orang tidak baik yang kemudian kita sayangi, salah memilih orang untuk disayangi. Ada orang yang tidak mampu berlaku lain kecuali berkhianat, kalau bergaul dengan orang seperti itu, memilih istri atau suami seperti itu, masalah waktu saja sebelum itu terjadi. Jadi kalau begitu, apakah kita langsung mengganti orang yang salah yang kita sayangi? Tidak, tetapi menjadikannya pantas disayangi. Kita bisa membantu orang yang menyiksa kita menjadi pantas kita sayangi, dengan upaya menerima bahwa pedihnya hati itu perintah bagi kita untuk menjadi pribadi yang kuat, karena harus sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat dari yang menguji kita.


***

Apa yang dilakukan bayi berumur sebelas bulan kalau diberikan anak ayam yang baru menetas? Memegangnya dengan erat karena gembira dapat mainan baru dan takut hilang, diremas sampai ayam itu hanya kelihatan kepalanya. Banyak di antara kita, ibu yang sangat menyayangi anaknya, yang khawatir, menggenggam anaknya sampai tersiksa, ada seorang ibu yang mengontrol anak wanitanya dengan ketat, sampai ia remaja, kalau ada pria yang datang ke rumah, yang mewawancarainya ibunya, 'Tinggal dimana, mana KTP nya, berapa nomor mobilnya', sampai surat kelakuan baik, anak itu bisa tidak menikah sampai tua, sampai menikah pun bisa diduga, ibunya ada di dapur, menentukan menu malam ini apa. Orang yang terlalu menyayangi hingga mengekang kebebasan yang disayangi, ia menjadi penyiksa dalam keluarga.

***

Banyak masalah dalam keluarga datang dari ketidakikhlasan menerima, bahwa mereka berdua sudah satu. Suami istri itu satu, karena kalau ada suami sangat berkuasa hingga menyiksa istrinya, berarti dia telah menjadi suami yang cacat, kaya, berhasil, tapi istrinya sedih. Atau, istri yang sulit sekali menghormati suaminya, kasar bicara dengan suaminya, di depan anak buah suaminya justru menunjukkan siapa bos dengan menyebut nama langsung tanpa panggilan ‘Mas’ atau ‘Pak’. Bayangkan itu bagaimana gagalnya seorang suami yang seberhasil itu memiliki istri yang tidak pantas menjadi istri orang besar. Ikhlaslah menerima, bahwa dalam pernikahan itu kita jadi satu, salah satu cacat perasaannya berarti dua-duanya cacat.

***

Banyak sekali istri menggunakan mantra yang begitu disebut membuat suaminya langsung stres, yaitu mantra ‘Ingat nggak dulu’. Istri ini menggunakan kesalahan masa lalu suaminya untuk memenangkan pendapatnya hari ini, padahal suaminya telah menjadi pribadi yang lebih baik hari ini karena kesalahan itu. Kalau suami didampingi wanita yang menyiksanya dengan masa lalunya, ia merasa wanita ini cocok untuk masa lalunya tapi tidak masa depannya, itu sebabnya wanita ini membuat suami itu tertarik pada wanita yang tertarik pada masa depannya. Tertariklah pada keberhasilan masa depan pasangan kita, puji, kalau suami datang membawa amplop gaji, bersemangatlah sambil mengucap terima kasih walaupun kurang. Waktu suami berangkat ke kantor, katakan ‘Tidak ada laki-laki segagah kamu’, semua anaknya berdiri tepuk tengan. Mengapa kita tidak menjadikan keluarga kita sebahagia itu, karena kebahagiaan itu betul-betul ada dalam kendali keputusan kita.

***

Kalau kita disiksa oleh suami atau istri, orang tua atau anak yang tidak tahu bahwa dia menyiksa kita, ambillah sikap pribadi yang lebih asertif, dan ini seyogyanya dilatih dalam waktu gembira, seperti ‘Ini suamiku yang akan memimpin negeri ini dengan gagah’ atau ‘Oh, anakku’. Orang yang biasa asertif dalam kebahagiaan akan biasa asertif ketika dilukai, ‘Suamiku, aku mencintaimu, yang kamu katakan tadi melukai perasaanku’, ‘Anakku, aku mencintaimu, yang kamu lakukan tadi membuat mama malu.’ Pelan-pelan, bicaralah santun dan terbuka

***

Keindahan kecantikan itu ada di mata yang melihat. Kadang kita tidak merasa menyiksa pasangan kita, itu sebabnya kita harus ikhlas, karena tidak ada orang yang seratus persen benar atau seratus persen salah. Kalau pasangan kita menderita, kita pasti berperan, atau anak-anak kita tiba-tiba jadi pendiam, kita pasti berperan.

***

Salah itu boleh, marah itu boleh, asal tidak salah dan marah tentang hal yang sama. Ingat definisinya, bahwa yang melukai kita itu bukan kekasih kita, karena kasih sayang tidak mungkin menyakitkan kita. Buat diri pribadi yang pantas kita sayangi, atau putuskan dengan tegas agar tidak ada kesalahan yang sama, supaya setelah kekerasan itu tidak ada dendam atau secara legal diselesaikan, jangan lagi tertipu oleh kasih sayang yang menyakiti.

***

Banyak masalah dalam keluarga datang dari ketidakikhlasan menerima bahwa mereka berdua sudah satu, jika salah satu pembentuk kesatuan keluarga itu cacat perasaanya, maka dua-duanya cacat.

***

Tidak ada kebaikan sekecil apapun yang tidak kembali. Berarti seseorang yang keluar dari pribadinya, sesuatu yang baik akan kembali sesuatu yang baik juga, yang lain-lain tidak usah khawatir, karena yang salah pasti juga salah, tapi kita kan mau baik, berfokus pada kebaikan, dalam mencintai yang penting kan mencintai, bukan yang dicintai. Kehidupan ini kita isi dengan kualitas perasaan hati kita, bagaimana kalau kita segera mengikhlaskan diri menjadi pribadi yang seperti tidak ada beban lagi. Ingat, kalau Anda belum bisa, pura-puralah bisa, tahu-tahu Anda sudah tidak perlu pura-pura lagi. Kalau Anda belum gagah, pura-puralah gagah, sehingga tanpa sadar Anda sudah menjadi gagah. Kalau kita bersungguh-sungguh menjadi pribadi yang mengendalikan cara kita membahagiakan orang lain, kita akan tampil dengan sebaik-baiknya pribadi. Para Profesional yang bekerja itu digaji bukan untuk ngomelnya, bukan untuk membandingkan gajinya dengan gaji perusahaan lain, tapi untuk ketegapan badannya dan sikapnya, mendahulukan kepentingan perusahaan dan pelanggan, menyimpan masalah dalam diri dan mengutarakan yang membaikkan orang. Bagaimana kalau kita mulai dari keluarga kita, yang duduk berdua dengan pasangan, mulai pegang tangannya lalu katakan sesuatu yang baik. Kalau jarang memuji pasangan, puji. Kapan Anda bilang terakhir kali istri Anda cantik? Kapan terakhir kali Anda mengucap terima kasih pada pasangan Anda? Banyak orang menganggap pasangan yang dicintai akan selalu ada dan selalu baik kalau tidak dirawat.

***

Memang itu sulit sekali dan sangat menyakitkan hati, bahwa kita kadang-kadang tertipu setelah sekian tahun, kita baru tahu setelah sekian tahun, memang menyakitkan sekali kalau tahunya nanti. Itu sebabnya kalau menikah, kita percaya, akan sedikit alasan untuk percaya kalau kita ingin percaya, itu sebabnya pilih betul pasangan hidup kita, biasakan berpikir logis, berbicara logis, kemudian betul-betul berbicara kalau ada yang mau disampaikan, seperti mau memuji atau menyampaikan keluhan. Katakan saja pada pasangan yang tidak bersahabat, ‘Nanti kalau begini terus, kita nggak bersahabat lho, karena kata Pak Mario, yang merusak kebersamaan bukan kurangnya kasih sayang, tetapi tidak cukupnya persahabatan.

****

Saya membaca beberapa pertanyaan di facebook yang mengeluhkan suaminya menganggur sepuluh tahun. Kalau menganggur itu tiga bulan, enam bulan, wajar. Kalau sepuluh tahun membiarkan istri yang seharusnya memuliakan keluarga untuk mencari uang, itu namanya bukan kasih sayang, itu namanya kemalasan, tidak bertanggung jawab. Bagaimana pria yang seharusnya berburu, kalau hidup di zaman dulu kan harus berburu, mana ada rusa disuruh datang ke sini. Jadi kalau begitu, pria jadilah pria karena Anda pemenang bagi keluarga, yang menaruh nasi di meja, membangun dinding untuk melindungi anak-anak waktu tidur, memastikan atap tidak bocor, kok bisa-bisanya meminta istri yang bekerja, dan dia masih merokok, masih berjudi. Maka sebenarnya yang seperti itu tidak dilahirkan laki-laki atau wanita, bertanggungjawablah, kehidupan ini indah kalau Anda mengindahkan kehidupan ini.

***

Wanita Indonesia yang super, ini tekniknya, dan ini telah digunakan untuk memperdaya saya. Wanita harus menaikkan standar suaminya. Puji dia bahwa dia bukan orang biasa. Ingatkan dia kalau jalannya tidak gagah. Ingatkan dia kalau bercandanya merendahkan orang lain. Ingatkan dia kalau matanya melihat ke tempat-tempat yang tidak mulia. Setelah itu, dia akan menuntut standar lebih tinggi bagi dirinya, gaji, pangkat, penghormatan. Semangati dia, puji hasil kecil yang telah dicapainya, tepuk tangan katakan ‘aku bersyukur menikah sama kamu’ meskipun yang dicapainya kecil, bersemangatlah untuk sesuatu yang baik, dengarkan dengan mata bulat saat ia bicara, seolah tidak ada yang lebih menarik dari suami. Kalau perlu, pura-puralah, lalu ajak dia melihat hal-hal indah di masa depan ‘nanti kita akan begini, nanti kita akan begitu’, itu keluarga terbalik, biasanya suami yang melakukan itu. Wanita Indonesia yang super membuat standar tinggi, melihat hal-hal besar di masa depan, setelah itu Anda akan bingung mengontrol kehebatan kerjanya.

***

Sesuatu yang tidak sesuai bukan karena salah pilih, utamanya adalah kita belum benar-benar menyesuaikan diri.

***

Orang-orang yang diperlakukan baik merasa seluruh dunia sebaik itu sehingga menyepelekan hubungan baik, perhatikan. Itu sebabnya kadang pemilik perusahaan bertanya kenapa karyawanku diperlakukan baik kok berhenti? Tetapi dia tidak boleh bertanya karena ada yang minta masuk kembali. Orang-orang yang disiksa di satu tempat, tidak melihat ada kemungkinan baik di tempat lain, sehingga mereka kehilangan kepercayaan diri. Sehingga istri yang tersiksa dalam pernikahan bertahan lama karena menganggap semua pernikahan seperti itu. Anak-anak yang tersiksa dalam pernikahan buruk, tidak tertarik menikah karena mengira semua pernikahan buruk. Jadi, dibutuhkan ketegasan bagi yang tersiksa di satu keadaan untuk berdiri, berkata dan bersikap tegas. Ada wanita dipacari sepuluh tahun belum dilamar, itu bulan ini harus tegas menanyakan maunya apa. Keberanian untuk berlaku tegas bahwa kita memiliki hak yang sama untuk bahagia. Karyawan yang gajinya kecil, disiksa, dihina, katakan ‘sekian saja’, jangan menukar Tuhan dengan harga murah, tidak percaya kehidupan keluarganya mendapat kesejahteraan dengan pindah ke tempat yang lebih baik. Berapa banyak orang yang pekerjaannya menyuap pejabat, dia takut meninggalkan pekerjaan itu, jangan tukan Tuhan dengan harga murah.

***

Lebih banyak perhatian kita seharusnya ke diri sendiri, karena tanpa kita sadari kita jadi penyiksa bagi yang kita kasihi, karena menganggap mereka selalu ada, karena menganggap mereka selalu memaafkan sehingga kita lebih bebas menyiksa. Berhati-hatilah, fokus pada yang menggembirakan, berjanjilah pada pasangan Anda untuk menggunakan sisa hidup Anda untuk memuliakan pasangan dan anak Anda. Berpihaklah kepada yang membahagiakan lalu perhatikan apa yang terjadi.



(Mario Teguh Golden Ways, Minggu 29 November 2009, by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1041)

No comments: