Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 2, 2010

37. Wanitaku Pemuliaku



Wanita tidak suka dikenali hanya sebagai angka, dibayar dengan rata-rata, padahal kita semua merasa menjadi jiwa yang khusus dalam kehidupan ini. Maka kita ambil dulu satu peran kita, sebagai seorang wanita pemulia pria dalam kehidupan.

Sang Pemulia Kehidupan
Seorang wanita seharusnya menjadi pemandangan terindah bagi yang melihatnya. Sehingga apabila ia sebagai seorang wanita saja sudah menganggap dirinya indah, apalagi kalau ia bersanding atau berada di dekat pria yang menjadikan hasratnya berpendam karena kemuliaan wanita tersebut. Jadi, tugas utama wanita sebagai pemulia pria itu jangan hanya digunakan sebagai ungkapan seks, gender, atau hanya memberikan beban kepada wanita.

Ingat! Semua kelahiran itu dilakukan oleh wanita, sehingga seorang wanita yang memuliakan pria akan menjadi wanita yang bisa memuliakan kehidupan.

Menjadi seorang wanita bukanlah suatu peran yang sederhana. Wanita itu pemulia kehidupan, sehingga marilah kita tidak lagi melihat diri sendiri sebagai seorang yang harus tinggal di rumah saja atau seseorang yang mencari uang di kantor saja, bahkan ada yang menyesal sekolah tinggi-tinggi lalu tidak bekerja. Di sisi lain ada wanita yang tidak sekolah tetapi sangat confidence untuk membesarkan suami dan anak-anaknya. Jadi, di dalam tugas kita sebagai pemulia kehidupan, wanita harus tegas berpihak kepada yang baik baginya.

‘Alat’ yang Bersedia Menua Bersama

Mungkin wanita dilihat hanya sebagai alat untuk memuliakan, tapi pada kenyataannya kita semua, baik pria maupun wanita merupakan alat bagi Tuhan. Alat hanya sebaiknya yang menggunakannya.

Wanita yang tidak diberdayakan oleh pria untuk memuliakannya, tidak akan memberdayakan dan yang rugi adalah pria. Maka, para pria Indonesia, ambilah keuntungan dari hadiah seorang wanita yang bersedia menemani Anda dalam kehidupan.

Wanita yang bersedia menikah berarti telah siap untuk menua bersama dengan pasangannya. Maka pria itu sangat aniaya kalau menjadikan wanita yang telah bersedia menua bersamanya tidak memuliakan kehidupannya. Kalau pria tidak bisa merawat wanita itu, mungkin wanita itu akan dirawat oleh pria lain.

Namun, jangan pula melihat ke satu arah saja. Kita juga harus melihat bahwa pasangan hidup juga berharap kita menjadi wanita yang terbaik baginya. Jadi , sebelum kita memvonis siapapun sebagai pasangan yang tidak baik, kita harus cek, apakah kita sebagai wanita telah menjadi wanita yang terbaik baginya? atau sebelum pria ngomel tentang kualitas wanita, dia harus cek apakah dia pria yang terbaik bagi istrinya?
Maka setelah menikah, tugas yang harus diemban secara bersama-sama adalah saling memuliakan kehidupan.

Masalah + Naik Kelas = Rahmat
Sudah pernah melihat orang mendapati masalah yang sama dalam hidupnya secara berulang-ulang? Pastinya pernah, karena orang yang menghindar dari suatu masalah akan dipertemukan dengan masalah yang sama.

Bukan karena Tuhan suka menyiksa orang, tetapi karena Tuhan memerlukan kita untuk naik kelas. Satu masalah harus kita selesaikan supaya kita pantas bagi masalah yang lebih besar. Kesalahan seperti ketidakjujuran atau ketidaktulusan itu membuat sebenarnya orang diturunkan dulu untuk sadar akan kenaikan.

Jadi, kalau masalah itu adalah pembaik yang menjadikan diri kita baik, maka sambutlah masalah dengan ramah karena masalah adalah rahmat yang rasanya tidak kita sukai.

Seseorang yang tidak diberi masalah tidak akan pernah tumbuh. Orang yang diberi masalah sedang tumbuh hanya tidak suka rasa dari rahmat itu. Jadi, mulai sekarang kalau Anda mempunyai masalah katakan,
“Terima kasih Tuhan, Engkau telah muliakan aku dengan kesempatan untuk naik kelas. Kalau aku ada salah-salah bereaksi, mohon maaf karena aku tidak suka dengan rasanya, tapi aku ikhlas untuk menerimanya sebagai cara meningkatkan kelasku”.

Keluarga yang Utama
Hai wanita! Jangan pernah Anda pisahkan karier dan keluarga. Ingat! keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah karier yang terbaik.

Wanita itu pemulia kehidupan, tidak boleh ia melihat tambahan uang di luar itu sebagai cara untuk menjadikannya mulia. Jika sudah menikah, upayakan jagalah pandangan mata Anda agar tidak terpisah satu sama lain.

Semakin Anda dekat dengan keluarga, semakin lebih baik hidup Anda. Karier wanita yang pertama adalah keluarga, karena tidak ada keberhasilan yang disebut berhasil tanpa keluarga yang damai dan sejahtera.

Isi Hati dengan Hal Baik
Bagaimana caranya agar kita bisa bahagia?
Jangan memasukkan hal-hal yang tidak membahagiakan, seperti marah, cemburu, curiga, bohong, ingkar, pelit, cemberut, malas, egois, dll. Hal tersebut adalah sikap dan cara yang membuat kebahagiaan itu terdesak keluar.

Satu tempat (rumah) hanya bisa diisi oleh satu hal, maka hati yang diisi dengan hal-hal yang baik, tidak punya tempat bagi hal-hal yang tidak baik. Jadi, kalau Anda ingin bahagia, utamakan yang baik sebagai pengisi hati termasuk menduga yang baik.

Lebih baik salah benar daripada salah salah. Berapa banyak orang tidak maksimal hidupnya karena mencurigai yang baik baginya seperti nasihat. Jadi, kalau Anda mau berbahagia gunakan hal-hal baik dalam kehidupan Anda sebagai pengisi hati.

Wanita Lebih Tinggi dari Pria

Jangan salahkan seorang wanita apabila memilih yang terbaik diantara dua pria, karena dia ingin mempunyai anak yang ayahnya mampu. Maka, pantaskan diri Anda para pria untuk dipilih oleh wanita terbaik.

Anda sebagai pria tidak mungkin membesarkan diri dari kehidupan yang tidak dimuliakan wanita karena kita harus dibesarkan oleh peran wanita, baik itu oleh Ibunda, Nenek, atau adik perempuan terutama istri. Maka, jadikan diri Anda menjadi pribadi yang pantas dimuliakan wanita.

Wanitaku pemuliaku bukan berfokus pada sang wanita, namun berfokus pada pria yang pantas dimuliakan dan pria yang memuliakan istri untuk memuliakan kehidupannya. Ingat! Wanita selalu lebih tinggi dari pria.

Jadilah pribadi yang ikhlas, sebagai pribadi baik. Jangan syaratkan orang baik dulu sebelum kita mau menjadi orang baik, karena tidak mungkin pribadi yang baik tidak dihadiahkan kehidupan yang baik.

Tuhan Maha Adil, dan kitalah yang bertanggung jawab bagi upaya pemulia kehidupan, maka dimana pun anda menemui wanita, baik itu keluarga atau bukan. Anggaplah ia sebagai wanita yang juga memuliakan keluarganya. Sehingga apabila Anda memperlakukan semua wanita dalam kehidupan ini sebagai pemulia, sebetulnya Anda telah memuliakan kehidupan.

Di dalam tugas Anda sebagai pemulia kehidupan, wanita harus tegas berpihak kepada yang baik baginya
Jika kita memuliakan pernikahan, rezeki itu akan datang lebih baik bahkan tanpa harus berupaya keras

Karier kita yang pertama adalah keluarga, karena tidak ada keberhasilan yang disebut berhasil tanpa keluarga yang damai dan sejahtera.
Apabila pria memperlakukan semua wanita dalam kehidupan ini sebagai pemulia, sebetulnya Ia telah memuliakan kehidupan



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1061 (26 April – 2 Mei 2010)

No comments: