Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 2, 2010

35. Guru Penumbuh Bangsa



Guru yang sesungguhnya adalah guru yang berlomba bukan untuk menjadi yang paling kaya, bukan untuk menjadi seseorang yang memiliki tanah yang paling luas, dan bukan pula untuk menjadi yang paling terkenal. Mereka berlomba untuk menjadi pribadi yang membuat murid-muridnya mencintai kehidupan mereka.

Menjadi Guru Super
Kita bisa disebut sebagai seorang guru yang super kalau para murid sudah tidak membutuhkan peran kita sebagai guru.

Kita adalah guru yang bertugas membangun ketepatan, kebesaran, dan keindahan harapan para murid, orang tua mereka dan semua yang bergantung pada peran kita. Maka kita sendiri harus meneladankan diri sebagai pribadi yang berharapan besar dan indah.

Ingat! Kita semakin belajar saat kita mengajar.

Harapan kita menentukan pilihan perhatian kita. Jika kita berharap untuk menjadi seorang guru yang berpengaruh dan menjadi pembesar dalam dunia pendidikan atau bisnis yang kemudian melahirkan seorang pemimpin yang adil, tegas dan penuh dengan kasih sayang. Kita harus memilihkan bagi diri kita hal-hal yang penting untuk kita perhatikan, kita akan mempelajari hal-hal yang membesarkan kita sebagai seorang guru. Itulah yang bisa disebut sebagai guru penumbuh bangsa.

Guru Masa Depan = Rindu Belajar
Murid-murid kita suatu saat akan menjadi guru-guru masa depan yang hebat apabila mereka rindu belajar.

Rindu belajar itu penting sekali! Jangan pernah ada waktu dimana Anda tidak menjadi lebih tahu dan tidak menjadi lebih mengerti.

Seorang murid yang hebat jika mereka rindu sekolah, bahkan saat sedang bermimpi, mereka bisa memimpikan sekolah. Harus Anda ketahui bahwa, yang membuat mereka rindu akan belajar dan rindu akan sekolah adalah kalau mereka rindu kepada gurunya.

Oleh karena itu, kalau Anda bertemu dengan hari-hari berikutnya, bertemulah seperti Anda sekian lama tidak bertemu dengan murid-murid Anda. Dengan berkata, apa kabar? Kemana saja? Begitu pula saat Anda ingin pulang dan berpisah dengan murid-murid Anda, berpisahlah seperti Anda tidak akan bertemu mereka lagi. Dengan berkata, hati-hati ya dan salam dengan orang tua.

Hadiahkan Ekspresi Anda

Menjadi seorang guru harus selalu menghadiahi sebuah keceriaan pada anak-anak muridnya.

Maka, hadiahkanlah keceriaan ke dalam diri mereka, mudahkanlah Anda untuk bertepuk tangan, dan jika anak murid Anda ada yang berhasil, puji mereka dengan ketulusan sambil menepukkan tangan tanda Anda, tanda bahwa Anda bangga terhadapnya. Dengan begitu, Anda akan terlihat menjadi seorang guru yang menarik.

Biasanya banyak orang yang menyepelekan dirinya sendiri, menjadikan dirinya tidak menarik. Padahal ketertarikan orang lain kepada dirinya itu bisa mengabaikan apakah dia mempunyai jasa atau tidak, mempunyai pengalaman atau tidak, mempunyai kemampuan atau tidak. Seketika hal itu akan diabaikan oleh orang lain atau murid, dan kita akan menjadi pribadi menarik yang disegani.

Ingat! Tidak ada orang yang berhasil di pekerjaan apapun kalau tidak menjadikan pekerjaan sebagai ekspresi dari dirinya. Kalau dalam dunia bisnis, pekerjaan Anda adalah untuk menggembirakan bagi para pelanggannya, ekspresi Anda adalah menjadi pribadi yang peduli tentang kepuasan pelanggan.

Anda harus mencintai profesi Anda sendiri, Anda tidak boleh masuk ke dalam profesi guru jika Anda tidak menyukai profesi ini. Anda tidak boleh masuk ke profesi ini jika hanya sekadar sebagai pelarian dari profesi lain yang sebetulnya Anda inginkan.
Ketahuilah! Anda hanya bisa menjadi guru yang baik dan guru yang berhasil apabila Anda mencintai profesi ini. Ukurlah itu pada kepuasan Anda melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.

Guru Pengubah Nasib
Kita adalah guru penumbuh bangsa. Kita adalah teladan bagi keseluruhan untuk menjadikan pekerjaan dan hubungan baik kita dengan orang lain sebagai upaya mengubah nasib.

Kita harus mengedepankan keyakinan bahwa nasib seseorang tidak akan berubah sampai orang itu sendiri berupaya untuk memperbaiki hidupnya. Kita meneladankan keikhlasan bahwa semua dan sekecil-kecilnya upaya akan dikenali.

Maka, kita harus berfokus pada melakukan hal-hal yang baik bagi diri sendiri, dan bagi sebanyak mungkin orang-orang lain.

Sungguh, bagaimana indahnya peran seorang guru sebagai jiwa-jiwa yang ikhlas untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain.


Fokus Pada Kelebihan
Para guru super Indonesia,
Para guru penumbuh bangsa ini mengambil peran seutuh-utuhnya peran dalam membantu orang lain mencapai pemikiran yang baik dan penyikapan yang baik mengenai kehidupan dan membangun perilaku-perilaku yang membesarkan kehidupan.
Namun, terkadang tidak sedikit diantara kita dibatasi oleh yang dilihat orang lain sebagai suatu cacat atau kekurangan.

Tuna netra atau cacat lain yang disandang secara fisik itu tidak boleh disikapi sebagai kekurangan tetapi disikapi sebagai sifat lain yang tidak begitu diharapkan, seperti terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Apabila kita tidak memboroskan tenaga untuk meratapi, menyesali atau memprotes kehidupan karena kekurangan-kekurangan tersebut, kita akan lebih bertenaga.
Contoh nyata yang dialami oleh Didi, seorang guru yang memiliki kekurangan fisik, namun dengan berfokus dalam menggunakan kekuatan yang diijinkan oleh Tuhan yang ada pada dirinya. Ia mampu membagi kebahagiaan kehidupan sesama. Begitu juga dengan beberapa pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki ketidaksempurnaan lainnya.

Para guru penumbuh bangsa ini berlomba bukan untuk menjadi yang paling kaya, bukan untuk menjadi seseorang yang memiliki tanah yang paling luas, dan bukan pula untuk menjadi yang paling terkenal. Mereka berlomba untuk menjadi pribadi yang membuat murid-muridnya mencintai kehidupan mereka.

Maka, marilah kita meneruskan peran guru-guru ini yang telah menjadikan kita berdiri gagah hari ini dengan sikap pribadi yang memajukan kebaikan bagi orang lain.

Hilangkan fokus kita pada hal yang kurang dari yang kita harapkan mengenai diri dan kehidupan kita. Lalu berfokus pada apa yang bisa kita lebihkan bagi kehidupan orang lain. Berfokuslah pada yang melebihkan kebaikan. Lalu, perhatikan apa yang terjadi.


Kita semakin belajar saat kita mengajar

Rindu akan belajar dan Rindu akan sekolah adalah kalau mereka rindu kepada gurunya.

Ingat! Tidak ada orang yang berhasil di pekerjaan apapun kalau tidak menjadikan pekerjaannya sebagai ekspresi dari dirinya. Kalau pekerjaannya untuk menggembirakan bagi para pelanggannya, ekspresinya adalah dari pribadi yang peduli tentang kepuasaan pelanggan.

Sungguh, bagaimana indahnya peran seorang guru sebagai jiwa-jiwa yang ikhlas untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain.



*Mario Teguh Golden Ways, disusun oleh Gita Puspa Annisa dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1059 (12 April – 18 April 2010)

No comments: