Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Tuesday, November 17, 2009

5. Jangan Takut Digigit Gajah


Berapa banyak orang yang kita dengarkan meninggal karena digigit gajah? Tidak pernah kita dengar. Tetapi yang besar tadi tidak berdampak seperti nyamuk yang kecil itu, berapa banyak orang meninggal karena digigit nyamuk? Jutaan. Kita memiliki kebiasaan menyepelekan yang kecil, mengkhawatirkan yang besar yang tidak mungkin terjadi. Jadi mungkin, cara kita mengkhawatirkan sesuatu itu harus kita sikapi dengan baik, karena cara kita mengkhawatirkan sesuatu lebih melukai daripada sesuatu yang kita khawatirkan. Semua orang punya mimpi yang tinggi, sebagian orang mimpinya masih ada dan segar, tetapi ada yang mimpinya dimatikan karena kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidup. Kita semua punya kemampuan yang hebat untuk memimpikan sesuatu, untuk mengkhayalkan kebesaran, menyusun rencana, tetapi semua kekuatan kita tadi tidak lebih hebat dari kemampuan kita untuk menunda. Berapa banyak orang sebetulnya sekarang ini yang sedang marah pada diri sendiri karena tidak segera memulai, tetapi sedang menunda dan sudah lama.

***

Banyak orang yang mimpinya mati muda, padahal dia berencana hidup panjang. Padahal impian adalah satu bentuk perencanaan. Apabila Anda memimpikan sesuatu yang besar di depan, tetapi membatalkannya karena perasaan tidak berhak, perasaan tidak boleh, segera teliti, apa yang menjadikan pribadi super yang dilahirkan sangat menuntut, bayi itu sangat menuntut, terlambat dikasih minum, marah, terlambat diganti popok, marah. Apa yang menjadikan bayi yang demikian merdeka itu menjadi pribadi dewasa yang penakut, periksa.

***

Kita semua punya masalah dan saya tidak boleh menggampangkan masalah Anda. Orang tidak boleh menganggap masalah orang lain itu kecil, karena terbukti sekecil apapun masalahnya telah mencegah pribadi yang hebat itu menjadi orang besar. Sehingga masalah-masalah yang kecil bentuknya itu menjadi kuat karena kita mengizinkan berperan kuat bagi kelemahan hidup kita. Sehingga banyak orang mengeluh dan bertanya, mengapa dia tidak menjadi pribadi yang berani, tanyakan, ‘Are you happy?’ Biasanya jawabnya, ‘No’. Pertanyaannya, berapa lama Anda akan berada di keadaan seperti itu? Banyak orang yang sedih tahu sudah lama bersedih tapi tidak pernah punya rencana berapa lama lagi dia akan bersedih. Tidak ada orang yang mengeluhkan kekuatan. Hanya orang kuat yang bisa mengeluhkan kelemahan. Maka apabila Anda merasa tersiksa, itu karena Anda berhak sesuatu yang lebih besar.

***

Kalau kita tidak punya teman yang bisa memberi uang, padahal kita sedang butuh uang, tidak ada bank mau memberikan pinjaman, tidak ada orang tua bisa membantu, tidak ada siapapun yang bisa bantu, lalu Anda minta siapa? Minta pada Tuhan, itu biasanya permintaan terakhir. Padahal harusnya itu permintaan pertama, karena apabila Beliau Yang Maha Cemerlang menyetujui, maka Beliau akan membuat satu orang mudah hatinya membayar kita. Bisa dibayangkan kalau Tuhan memberi tahu banyak orang. Kalau mau meminta, meminta dulu pada Tuhan, setelah itu minta saluran, salurannya lewat silaturahmi. Rezeki tetap dari Tuhan. Maka baik lah pada orang. Perhatikan, orang yang baik pada orang lain, hidupnya baik. Silaturahmi itu tempat Tuhan menyalurkan rezeki. Maka, orang menjadi jalan kebaikan.

***

Kita semua memiliki kemampuan yang hebat untuk mengkhayalkan kebesaran yang ingin kita capai di masa depan, tetapi semua kekuatan perencanaan kita tidak pernah lebih baik dari kemampuan kita untuk menunda.

***

Menunda pelaksanaan sesuatu yang baik adalah memperpanjang keadaan yang tidak baik. Berapa banyak orang mengeluh kehidupannya tidak baik, lemah, tapi tidak melakukan sesuatu yang baru. Salah satu sikap yang salah dalam kehidupan ini adalah melakukan hal yang sama dengan cara-cara yang sama tapi menginginkan hasil beda. Mengetahui apa yang harus kita lakukan dan kemudian melakukannya bukan sifat orang biasa. Orang biasa itu tahu apa yang dilakukan tapi tidak melakukan apa yang diketahui harus dilakukannya.

***

Orang tanya bagaimana cara menghilangkan pikiran jelek, jangan berpikiran jelek, jangan berperasaan jelak. Kalau kita tahu itu hadiah dari Tuhan, harus disikapi dengan indah, kesedihan kita pun indah, terima kasih Tuhan, agar aku lebih tabah, lebih kuat, syukur.

***

Waktu berdoa kepada Tuhan, pertama, saya minta dimaafkan. Karena kalau saya dimaafkan, saya langsung naik kelas. Saya banyak melakukan kesalahan, saya tahu atau tidak. Kenapa sebelum mendoakan orang tua, kita minta maaf dulu, karena waktu kita minta maaf, kita naik kelas lagi. Kemudian saya minta jadi pribadi yang mudah dituruti. Jadi kalau ada orang bilang, 'Baca doa Rasul, mujarab', itu bukan doanya, itu Rasul yang berdoa. Sehingga, kita harus tahu, orang yang berdoa lebih penting daripada doanya. Di dalam berdoa, pastikan kita minta jadi pribadi yang didengar Tuhan. Setelah itu saya ingin jadi berguna bagi keluarga, penyampai kebaikan bagi orang tua, sahabat, kemudian saya ingin tetap dijaga dalam hidup keimanan yang indah itu.

***

Cara menghilangkan ketakutan mengenai hal baru, jangan takut. Kita tidak mungkin dihadapkan pada sesuatu yang menyiksa tanpa tujuan. Siapa ingin jadi orang kaya? Siapa ingin jadi pejabat tinggi yang berpengaruh? Siapa yang ingin nama besar? Tuhan Maha Berkasih Sayang, tidak mungkin menaruh keinginan di dada tanpa kewenangan untuk mencapai. Pikirkan itu. Kita yang mematikan pandangan dari kewenangan itu karena takut Tuhan tidak berperan. Maka katakan, Tuhan kekasihku, perankanlah aku.

***

Di bahasa kita, 'rasa' itu penting sekali. Dalam bahasa Inggris, 'think' itu penting sekali. Kalau Anda khawatir, ingat jangan pikirkan itu. Anda itu menyiram bensin ke api, yang namanya gelisah, cemburu, iri. Kalau dimarahi atasan, sekali dimarahi, berapa kali dibayangkan? Berkali-kali. Tidak ada orang yang kuat hatinya, orang berbadan besar tetap bisa marah, tersinggung, sedih. Hati itu lemah, jangan dilemah-lemahkan.

***

Cara keluar dari keraguan adalah jangan ragu. Anda harus menjebak diri sendiri. Selama ini, ibarat ada sebuah panggung, di tengahnya ada sinar, Anda sangat menghindari berdiri di situ. Berapa banyak orang takut berdiri di sana, sehingga bicara di depan publik lebih menakutkan daripada kematian. Dipersilahkan berdiri, malah bilang, 'Mati aku'. Di tengah panggung itu tempat orang hebat, di pinggirnya adalah tempat orang yang ragu. Anda akan lihat betapa hebat upaya penyelamatan diri Anda. Tidak bisa terpaksa bisa. Dan semua orang yang menjebak dirinya dalam tugas yang terlalu besar, yang tadinya dipikir tidak bisa, ternyata bisa.

***

Kita itu isinya kemampuan. Ada kemampuan yang diturunkan, ada kemampuan yang hebat sekali. Contohnya, untuk loncat tinggi tidak begitu bisa, merenda tak begitu pandai, tapi menyelam hebat sekali. Ada jutaan kemampuan pada diri kita, tapi ibu kita lebih tertarik pada tetangga, memaksa kita juara metematika. Anak dileskan piano padahal hebatnya lari. Jangan paksakan yang menurut kita, Tuhan terlalu hebat. Bakat, bukan kita yang memutuskan, bakat itu ditemukan dalam pekerjaan.

***

Sebagian besar pandangan kita datang karena pertimbangan berlebihan mengenai bayangan tentang masalah-masalah besar yang akan menghadang perjalanan kita.

***

Pribadi hebat ditentukan dua hal, pertama, kecepatan, bagaimana Anda bisa cepat kalau dihentikan oleh keraguan, takut digigit gajah. Kedua, ketepatan. Maka, penembak lebih penting daripada senjatanya. Itu sebabnya pribadi Anda, betapa tinggi sekolah, yang menentukan adalah Anda-nya. Berapa banyak orang yang berkarier bukan karena pendidikan, karena ternyata pribadinya lebih penting daripada yang diajarkan kepadanya. Jangan sepelekan diri, lihat Tuhan punya rencana besar. Tuhan Maha Besar, tidak mungkin punya rencana kecil bagi yang diciptakan.

***

Ada pergaulan orang banyak sekali, ada orang yang menjadi bagian dari biaya. Ada lho orang di perusahaan kita, kalau ada pekerjaan penting, namanya tidak mungkin diingat, ada pekerjaan yang sulit, namanya tidak mungkin diingat, tapi kalau gajian selalu ada. Jadi, minimal janganlah jadi pengurang, karena biaya ini pengurang. Ada orang yang kehadirannya adalah penambah. Jadi manfaat itu menguntungkan. Berapa banyak orang marah karena dimanfaatkan, padahal orang yang berhasil adalah orang yang dimanfaatkan. Jadi, tampilkan diri Anda sebaik mungkin agar Anda digunakan oleh orang-orang terbaik di lingkungan kita.

***

(Melipat kedua tangan di depan, seperti sedang berdoa) itu adalah tanda sedang berpikir. Tapi, jangan pernah mengusap-usapnya, karena itu menunjukkan kekhawatiran. Orang akan melihat itu sebagai keadaan tertekan. Tipe orang yang menunda kepercayaan. Banyak orang yang dipercaya tapi yang dilakukan hanya membuat orang menunda kepercayaan itu.

***

Kita membayangkan batu-batu sebesar gajah di atas perjalanan yang akan kita capai. Kita melupakan batu-batu kecil yang harus disingkirkan demi tercapainya hasil yang bernilai.

***

Masalah besar hanya bisa diselesaikan dengan kemauan besar, bukan kemampuan besar. Banyak orang berkemampuan besar yang tidak mau. Ada orang tua yang kaya, anaknya malas, padahal orang tua bisa menyekolahkan anak di sekolah terbaik di dunia, dari situ kelihatan bukan kemampuan, tapi kemauan. Seorang operator telepon yang bekerja di sebuah perusahaan dengan dibandingkan direktur utama, berat mana bebannya? Sama. Kalau ditukar, baru salah jabatan. Kalau pertanyaan saya, orangnya kan sama? Sama-sama anak orang, dan kalau bisa kejatuhan sampur, kena wibawa, dapat wibawa dari langit, tahu-tahu berwenang. Seperti kita lihat banyak orang besar dipenjara, tidur di lantai, kalau sampur diambil Tuhan. Jadi kalau begitu, hormatilah ciptaan Tuhan. Tuhan itu Maha Ajaib, keajaiban dalam diri kita yang sedang kita sepelekan dengan rasa ragu dan takut. Kita harus punya kemauan besar.

***

(Bagaimana kita menempatkan logika dalam membangun mimpi kita?) Kalau Anda ingin sesuatu, ingin yang kecil supaya mudah dicapai? Ingin yang pas supaya lebih besar daripada yang kecil? Atau ingin yang besar sekali yang tidak mungkin dicapai? Yang dipilih (biasanya) yang pas. Tapi ternyata Anda salah, yang pas menurut Anda ternyata kecil. Anda pernah takut sekali, ternyata bisa. Jadi kenapa Anda batasi? Padahal telah sering salah. Mengapa tidak berpihak pada yang menguntungkan. Jadi kalau begitu, kalau orang lain bilang, ‘Oh itu tidak logis’, jawabnya, ‘Ya bagimu, tapi aku yang hidup bagi hidupku akan menjadikannya logis.’

***

Seandainya kita diberikan kemampuan mengerti harapan orang, kita itu hanya akan mengatakan yang baik baginya, melakukan yang baik baginya, memberikan yang paling diharapkannya. Bukan melakukan sesuatu yang melukainya, bukan memberikan sesuatu yang menghinanya. Seandainya kita diberikan kepekaan melihat hati. Perhatikan semua orang besar, tidak pernah memerintah, ia menyampaikan harapannya. Semua anak buah yang kariernya baik, tidak harus diminta, karena mengerti harapan atasannya. Jadi anak buah, ‘Harapan Bapak adalah perintah bagi saya’. Maka anjurannya, jadilah pribadi yang lebih mengerti harapan orang lain, bekerja keraslah atas pengertian itu, lalu perhatikan apa yang terjadi. Jadilah pribadi yang mengerti harapan orang, bekerja keraslah atas pengertian itu, lalu perhatikan apa yang terjadi.

(Mario Teguh Golden Ways by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1029)

No comments: