Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Tuesday, November 17, 2009

1. BECOMING A STAR


Semuanya menjadi bintang hanya jalannya beda. Seorang bintang adalah apabila kita berhasil melakukan hal-hal yang tadinya diragukan orang. Indah sekali apabila keberhasilan itu kita capai dengan cara kita. Jangan sampai kita menjadi 60 tahun lalu marah karena jalan yang kita gunakan untuk berhasil adalah jalannya orang yang dipaksakan kepada kita, dan yang tidak kita tolak waktu kita bisa menolak, lalu berusaha mengejar ketinggalan setelah terlalu terlambat kita mengejarnya.

***

Semua bintang, semua pribadi-priadi cemerlang, selalu memandaikan diri untuk yang mereka belum bisa lakukan. Memberanikan diri untuk semua yang selama ini mereka takuti. Banyak orang menua menggunakan cara yang salah, melakukan cara yang sama, tapi mengharapkan hasil beda.

***

Banyak orang hebat bekerja dan dibayar oleh orang-orang yang tidak begitu hebat. Kalau banyak karyawan hebat bekerja untuk pemilik perusahaan sederhana, karena yang sangat terdidik tidak memiliki keberanian. Yang tidak terdidik, mau apa lagi kalau tidak berani. Kalau ukuran keberhasilan bisa dilihat dari keberanian, maka sebetulnya orang-orang yang betul betul beriman dalam kehidupanna adalah berani. Orang yang mau semuanya pasti sebelum dia memulai, tidak membutuhkan Tuhan, karena banyak hal yang tidak pasti, terutama yang terlalu besar bagi kemampuan kita, maka kita membutuhkan doa. Doa telah digunakan berabad-abad dan masih manjur sampai sekarang. Beranilah, karena keberanian adalah kunci dari iman.

***

Keberhasilan bukan tiba tiba. Keberhasilan telah melalui proses yang panjang.

***

Baik saja tidak cukup kalau lebih baik masih mungkin. Jangan pernah puas dengan baik kalau kita berhak untuk sesuatu yang lebih baik.

***

Misi hidup; lebih berguna bagi lebih banyak orang.

***

Kalau kita melakukan kebaikan, maka kebaikanlah yang mencarikan jalan.

***

Tuhan adalah tempat kembalinya kita seselesainya kehidupan kita. Keluarga adalah tempat kebahagiaan kita seselesainya keseharian kita.

***

Jaim (jaga imej) itu bukan menyembunyikan yang jelek, jaim itu menjaga agar orang yang tidak begitu kenal kita tidak salah mengerti.

***

Jangan memantaskan diri bagi pangkat, kerena kita mempunyai kecenderungan untuk berpantas-pantas di satu tempat. Padahal orang yang naik pangkat adalah orang yang tidak pantas lagi bagi jabatannya. Anjurannya, secepat mungkin, satu detik pertama duduk di satu pangkat, upayakan tidak pantas lagi, karena pikirannya terlalu luas, kekhawatirannya terlalu besar, pikirannya terlalu rinci, untuk dikerjakan orang terlalu kecil. Bekerja seprofesional mungkin, semuda mungkin, lalu berhenti agar bisa melayani lebih banyak orang.

***

Kalau kita meyakini sesuatu, kita harus bersedia melewati jalan-jalan termasuk mengnjak kerikil-kerikil tajam di jalanan itu.

***

Menjadi bintang itu karena sinarnya, kecemerlangannya, menjadi tidak biasa.Tidak biasa tidak harus baru, tapi yang tidak biasa pasti menjadi baru bagi lingkungan kita.

***

Banyak orang merasa dan meyakini bahwa agamanya adalah rahmat bagi seluruh alam, tapi perilakunya tidak menjadi rahmat bagi pasangan hidupnya, bagi anaknya. Jadi, kalau kita meyakini bahwa agama kita itu rahmat, jadilah rahmat bagi siapapun. Jadilah orang baik supaya orang mengenal kita karena kebaikan kita. Kalau beragama, jadilah pribadi yang mewakili agama dengan menjadi orang baik, agar orang yang tidak mengerti agama kita, mengerti agama kita karena pribadi kita. Kita tidak perlu bergantung pada label yang sama. Secara logis, agama itu membaikkan.

***

Tuhan Maha Kaya, jangan minta yang kecil-kecil, mintalah yang besar-besar. Semua doa dan pengharapan yang baik, hasilnya akan baik. Kita tidak boleh minta akibat, kita itu minta sebab. Selama ini kita minta uang, itu akibat. Sebaiknya kita minta sebab, yaitu ada 3, diri Anda sendiri bisa dibayar, yang Anda lakukan, dan yang Anda buat.

***

Apakah betul Tuhan Maha Kaya? Apakah betul Tuhan Maha Pengasih? Apakah betul Tuhan mendengarkan semua permintaan? Terus, kenapa kita minta yang kecil? Banyak orang meminta yang kecil karena tahu diri. Berarti, penghalang atau penakar pemberian dari langit adalah kepantasan untuk diberi. Kalau orang Jawa katakan, ‘Nrimo ing pandum. Kalau sudah diberi, terimalah, ikhlas, itu betul sekali, jangan dilanggar. Tapi, pastikan kita berdiri di tempat yang pemberiannya besar, dan itu yang membuat banyak orang menjadi lebih tegas, supaya tidak membatasi kemampuan Tuhan menyejahterakan kita. Banyak orang diperlakukan tidak baik di perusahaannya, tidak keluar, karena menganggap Tuhan tidak akan menyejahterakannya di tempat lain.

***

Ada orang berpikir dan bertingkah laku untuk dipersepsi jadi bintang. Ada lagi orang menjadi besar, menjadi bintang, karena berbuat yang terbaik dan bertujuan melayani. Di antara dua ini, yang pertama akan kelelahan karena harus terus mengatur cara bicara, cara berpakaian, dan tingkah laku yang seakan bintang, tapi sesungguhnya bukan. Tapi, mereka yang jadi bintang karena bertujuan melayani, tidak akan lelah, karena inspirasi untuk melayani itu ada.

***

Mulailah jadi yang pertama untuk 3 hal. Pertama dan terakhir untuk 2 hal. Jadilah yang pertama mendukung pendapat dan ide orang lain. Jadilah yang pertama mendukung pendapat dan ide orang lain. Jadilah yang pertama mendukung pendapat dan ide orang lain.

***

Tiga tujuan kehidupan kita adalah membangun kesejahteraan, jadi pribadi yang berbahagia, dan cemerlang dalam pilihan-pilihan kita.

***

Tuhan pun bisa mengagumi kita, Tuhan pun bisa mensyukuri kita. Kalau kita tahu cara berpikir yang diharapkan dalam keimanan kita, seharusnya kita jadi pribadi yang bernilai bagi orang lain, kerena itu cara kita bernilai di hadapan Tuhan. Jadilah jiwa yang mewakili kebesaran bangsa ini, untuk mendahulukuan sikap, pikiran, dan cara-cara yang benar, lalu bersikap penuh hormat dan bersungguh-sungguh untuk mendatangkan nilai bagi orang lain. Setelah Anda meningkatkan nilai Anda bagi orang lain, perhatikan bagaimana Tuhan meningkatkan nilai Anda di hadapan Beliau. Perhatikan apa yang terjadi saat kita sungguh-sungguh melayani orang lain.

(Mario Teguh Golden Ways by Siti Afifiyah dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1025)

No comments: