Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, January 26, 2011

67. Indahnya Melayani Sesama

Bukan kepandaian, warisan harta, penampilan dan hal-hal lain yang sering membuat kita iri pada orang lain, yang bisa memperbaharui rezeki dari pekerjaan kita, tetapi izin Tuhan, karena izin Tuhan sama dengan keberhasilan.

Ada istilah rahasia perusahaan, kenapa dirahasiakan? Supaya tidak tersaingi. Dan ini yang menyebabkan orang pandai tidak mau berbagi. Orang ini sering kali khawatir jika orang lain tahu, ia tidak bisa kaya. Berarti orang ini tidak perlu Tuhan.

Bekerja + Izin Tuhan = Sukses
Orang yang bergantung pada rencana sebagai satu-satunya cara untuk berhasil, ia tidak perlu Tuhan. Karena keberhasilan itu sulit dan belum tentu maka kita butuh Tuhan, berarti waktu kita mau mengubah konsep bahwa bukan orang yang memberhasilkan kita, bukan kepandaian, bukan yang lain-lain tapi izin Tuhan. Berarti, apapun yang kita kerjakan ditambah dengan izin Tuhan sama dengan sukses.
Orang-orang yang ikhlas melayani bagi kebaikan orang lain akan menjadi orang yang mudah mendapat izn Tuhan, karena derajat paling tinggi manusia adalah kemanfaatan bagi sesama.
Bukan ilmu yang kita bagikan pada orang lain yang dapat memuliakan kita, tetapi Tuhan lah yang memuliakan kita karena kita mau berbagi. Jadi apabila kita punya sesuatu untuk bisa dibagi, maka berikanlah. Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda menerima. Hukumnya, Anda tidak mungkin bisa memberi tanpa menerima.
Lebih baik gagal sebagai orang yang memangku sebuah jabatan, tapi berhasil menjadi kepala keluarga. Lebih baik gagal sebagai permaisuri tetapi berhasil sebagai Ibu. Jadi ada pilihan untuk tidak memiliki atau mendapatkan sesuatu berbentuk harta tapi menjadi pembaik bagi kebaikan keluarga.
Keberhasilan belum tentu terjadi pada musim kehidupan kita, tetapi bisa terjadi di musim anak-anak mereka. Jadi tugas kita adalah memilih untuk menjadi seorang kepala keluarga atau Ibu rumah tangga yang baik, dan jabatan di luar hanya sebagai sarana untuk menjadi pahlawan dalam keluarga itu. Bukan mengorbankan kualitas kepemimpinan di keluarganya dengan jabatan yang sebetulnya bisa digantikan oleh siapapun.

Hidup Itu Tidak Adil Tapi Bisa Kita Negosiasi
Ambillah sesuatu yang indah, misalnya bunga. Apakah bunga ini bisa indah kalau tidak ditaruh di vas yang indah? Untuk menjadi indah, Tuhan melengkapi segala sesuatunya dengan yang lain yang indah juga. Berarti yang disebut indah itu dilengkapi oleh Tuhan dalam keseluruhan konsep keindahannya. Kekayaan yang indah sekali adalah kewenangan yaitu izin dari Tuhan untuk membantu orang memperbaiki kualitas hidupnya.
Keindahan dalam melayani sesama itu bukan hasil dari perubahannya, tetapi ikhlas melaksanakannya saja. Jadi orang yang mau memperbaiki hidup harus ikhlas mendorong dirinya terlibat dalam melaksanakan tugas-tugas yang mengindahkan kehidupan sesama.
Life is unfair, but negotiable. Hidup itu tidak adil tapi bisa kita negosiasi. Contoh si A tidak tampan tapi dia mampu melakukan ini, punya itu dan bisa ini. Jangan minta dilebihkan di sesuatu yang kita sudah kurang. Mintalah sesuatu yang memang penting. Lebih penting mana, berguna bagi orang lain yang membuat Anda dimuliakan dengan kehidupan yang baik atau dibuat lebih tampan? Perbaharui saja yang kita harapkan, perbaharui yang kita anggap sebagai kelebihan. Mari kita melebihkan kegunaan kita bagi orang lain karena setinggi-tingginya derajat adalah kemanfaatan.
Kita semua bekerja untuk mencari uang. Kalau sudah bekerja pasti dibayar. Pertanyaannya, kenapa cari yang pasti? Kalau Anda melayani, Anda dibayar. Kalau Anda dibayar maka harus melayani. Jangan mencari pekerjaan yang hanya karena dibayar, pastikan Anda sekarang berdoa pada Tuhan agar Anda digunakan Tuhan sebagai pelayan.
Tuhan melarang kita berharap selain pada-Nya. Pemrih dilarang pada orang lain kecuali pada Tuhan. Jadi yang disebut zero pamrih adalah pamrih kepada Tuhan. Anda akan menjadi sahabat yang sangat dicintai kalau kebaikan Anda kepada orang lain bukan karena ingin diberi apapun.

Jadilah Pribadi yang Anda Impikan
Hidup itu adalah balapan. Dalam balapan ini kita kadang-kadang mengejar sesuatu yang sudah terbukti susah dicapai oleh orang lain dan tidak memuliakan kehidupan kita. Banyak orang bekerja untuk mematikan kekhawatiran. Kalau khawatir kalah, kahawatir kalah dari siapa?
Apa yang Anda lakukan untuk membuat orang lain bahagia hari ini? Berapa orang yang bisa Anda buat bahagia hari ini? Berarti balapan kita adalah apa yang kita lakukan dan berapa banyak orang yang kita untungkan. Kemuliaan itu ada pada apa yang Anda lakukan dan berapa banyak orang yang Anda bahagiakan.
Banyak orang takut membuat cita-cita. Karena takut tidak tercapai dan menjadi kecewa. Lalu karena rencananya kecil lantas kecewa tentang kehidupan. Maunya apa? Kalau begitu, dream something big. Impikan seuatu yang besar. Apapun yang Anda impikan, buatlah jadi mungkin. Caranya, setialah melakukan kebaikan kecil yang ada dalam kemampuan kita. Jangan meragukan kemampuan Tuhan untuk membesarkan kita melalui sekecil-kecilnya kemampuan kita. Bukan kita yang memberhasilkan diri tapi Tuhan yang mengizinkan kita berhasil.
Banyak orang yag mengeluh saat dia masuk ke lingkungan baru padahal lingkungan baru bisa membebaskan Anda. Di tempat yang baru, jadilah pribadi yang seanggun-anggunnya. Nikmati kebaruan tempat Anda, jadilah pribadi yang Anda impikan. Kalau Anda hidup dalam cara-cara baru yang Anda impikan maka Anda akan hidup dalam kehidupan impian Anda.

Wajah Teduh dan Hati Penuh Kasih Sayang
Orang yang mau melayani bagi kehidupan sesama harus punya dua hal, wajah yang teduh dan hati yang penuh kasih sayang. Begitu Anda berjanji pada Tuhan, Anda akan diuji. Hati yang penuh kasih itu tidak pernah lama ada isinya, karena kasihnya diberikan. Orang yang mengasihi sesama, hatinya diisi kasih sayang Tuhan. Jadilah pribadi yang menjadikan orang disekitar Anda damai dan memberilah untuk kebaikan perasaan mereka.
Sesuatu yang diterima secara teratur walaupun bukan hak akan dianggap sebagai hak. Jadi dalam membantu orang jangan sampai kita merusak mental dia untuk mengenali yang bukan haknya yang nanti dituntutnya sebagai hak. Berhati-hatilah membantu agar kita tidak merusak orang-orang yang kita bantu.
Dalam melayani sesama, cara paling sederhana adalah memulai dengan cara yang teduh. Dengan cara itu Anda akan belajar menghilangkan kontradiksi kemarahan dan kegelisahan. Semua orang yang berhasil itu bukannya tanpa kontradiksi dalam dirinya, tapi mereka menggunakannya untuk belajar tabah bagi kebaikan banyak orang lalu berhati penuh kasih karena dia tahu kalau dia mengasihi maka dia akan dikasihi.
Orang yang berfokus pada kebaikan orang lain Tuhan akan berfokus pada kebaikannya. Jadi bagaimana kalau kita ikhlas, betul-betul menyerahkan diri, kebaikan kita kepada yang bisa membaikkan yaitu Tuhan, lalu mengambil tangung jawab untuk menyampaikan yang baik. Perbaharui sikap Anda.


Mari kita memulai dengan ikhlas, menjadi pribadi yang wajahnya teduh dan berhati penuh kasih, memulai sesuatu yang jelas bagi kita untuk membaikkan seseorang lalu memperbanyak jumlah orang yang kita bahagiakan.


Bukan ilmu yang kita bagikan pada orang lain yang dapat memuliakan kita, tetapi Tuhan lah yang memuliakan kita karena kita mau berbagi

Jangan meragukan kemampuan Tuhan untuk membesarkan kita melalui sekecil-kecilnya kemampuan kita

Kemuliaan itu ada pada apa yang Anda lakukan dan berapa banyak orang yang Anda bahagiakan

Orang yang mau memperbaiki hidup harus ikhlas mendorong dirinya terlibat dalam melaksanakan tugas-tugas yang mengindahkan kehidupan sesama


*Dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1092

No comments: