Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, January 26, 2011

70. Berdamai dengan Masa Lalu

Banyak sekali orang yang sekarang hidupnya sedang tidak damai, yang memarahi diri sendiri, yang sering menyesal mengapa melakukan hal-hal yang diketahuinya tidak boleh dilakukan.

Kalau kita mudah marah kepada seseorang, berarti kita memperlakukannya sebagai seonggok ingatan tidak baik. Kalau ada suami mudah marah pada istrinya, padahal kesalahannya sederhana, berarti dia telah melihat itu sebagai sekumpulan ingatan buruk. Atau istri yang mudah marah pada suami, karena dia menyesali masa lalu suaminya, meskipun ia sekarang orang baik.
Dan banyak orang yang menggunakan ingatan sebagai cara menuntut dirinya dalam kehidupan sekarang. Waktu itu ditenagai oleh emosi. Coba ingat suatu waktu di masa lalu, tapi tidak mengingatnya dengan emosi.

Kejahatan untuk Melindungi Diri
Ada yang mengatakan bahwa kebaikan dan kebenaran itu relatif. Lihat bagaimana kadang-kadang pemimpin membiarkan terjadinya kejahatan untuk melindungi dirinya. Ini berarti yang benar bagi yang berkuasa, bukan yang benar bagi Tuhan.
Kalau Anda menonton film My Name is Khan, hanya ada dua macam orang di dunia ini, yaitu orang baik dan orang jahat. Orang baik melakukan hal-hal yang baik, orang jahat melakukan hal-hal jahat. Tetapi ada yang lebih jahat daripada orang jahat, yakni orang munafik. Karena dia adalah orang jahat yang menggunakan kebaikan untuk menipu orang lain.
Tidak ada orang yang sekarang tidak bahagia, yang ketidakbahagiaannya tidak bersumber dari tidak rukunnya keluarga. Baik sebagai anak maupun orang tua. Tidak ada ketidakbahagiaan yang tidak bersumber dari tidak baiknya kepemimpinan dan pengelolaan keluarga. Dan yang paling bertanggung jawab bagi kualitas keluarga adalah suami dan istri.
Jika ingin didengar, bicaralah pada pasangan tapi jangan terdengar seperti perintah, tapi bicaralah sehingga terdengar seperti permintaan. Keluarga yang dalam perkataannya banyak kata ‘tetapi’, adalah keluarga yang menyimpan potensi pertengkaran besar. Jadi mulai sekarang kalau pasangan mengatakan sesuatu, sambutlah dengan positif. Sebetulnya tidak ada masalah keluarga atau Negara sekalipun yang tidak dapat diselesaikan dengan berbicara.

Pembelajaran Masa lalu untuk Masa Kini
Tuhanpun memiliki sistem perekrutan. Tuhan merekrut kita salah satunya dengan kesukaan. Tidak mungkin seseorang bertahan lama dalam karirnya, kalau ia tidak menemukan kegembiraan dalam melakukannya. Ini baru suka, belum kecintaan. Hati-hati dalam mengabaikan perasaan baik. Karena itu cara Tuhan memberitahu kita, untuk berfokus pada sesuatu yang kita sukai dan cintai.
Jangan sepelekan kecintaan, karena itu dibangun oleh kewenangan Tuhan yang menyentuh hati Anda. Dan mampu membuat Anda secara tidak logis mengenali seseorang atau sesuatu untuk Anda cintai. Jadi utamakanlah gerakan badan, pikiran dan perasaan yang mengikuti kecintaan. Karena dengan begitu ada pemberitahuan mengenai tugas kita dalam kehidupan.
Yang muda sering sekali membiarkan bayangan-bayangan kepalanya yang kebetulan tidak disukai Tuhan. Berarti kalau kita mau berdamai dengan masa lalu, gunakan pelajaran masa lalu itu untuk memperbaiki masa kini. Jangan menggunakan cara-cara yang sama yang pernah membuat kita menyesal di masa lalu itu, untuk menjadi pribadi yang menyesalkan hari ini di masa depan. Maka taruhlah nilai-nilai baik dalam pilihan-pilihan Anda, karena sebetulnya kita sedang membangun ingatan-ingatan baik di masa depan.

Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Kita semua memiliki masa lalu yang kita bawa sampai ke masa kini. Sebagian dari kita membawa puing-puing kenangan di masa lalu sebagai penghalang langkahnya hari ini. Bagaimana kalau kita pikirkan logika yang sederhana ini, tidak ada yang bisa kita lakukan hari ini yang bisa mengubah apapun di masa lalu. Tetapi perasaan bersalah di masa lalu itu telah menjadikan kita pribadi yang lebih baik.
Jadi bagaimana kalau kita pilih dua tindakan sederhana, yang pertama, mengambil pelajaran dari kesalahan kita di masa lalu, tetapi meninggalkan sakit hati kita. Sehingga jangan ingat-ingat sakitnya tetapi jangan lupakan pelajarannya.
Yang kedua, karena setiap saat kita sedang membangun kenangan, pastikan orang yang Anda temui nanti mengingat Anda dengan baik. Pastikan yang Anda lakukan, yang Anda pikirkan dan yang Anda rasakan membuat Anda nanti menjadi pribadi yang bangga dengan diri Anda sendiri.
Orang yang bangga terhadap dirinya sendiri, maka di masa datang dia akan menjadi pribadi yang mensyukuri dirinya saat ini. Jadi karena kita tidak mungkin melupakan masa lalu, karena untuk melupakannya kita harus mengingat lagi, maka berfokuslah pada kualitas yang kita lakukan hari ini. Agar hari ini menjadi masa lalu yang baik bagi masa depan kita.

Tidak ada orang yang sekarang tidak bahagia, yang ketidakbahagiaannya tidak bersumber dari tidak rukunnya keluarga

Bicaralah pada pasangan tapi jangan terdengar seperti perintah, tapi bicaralah sehingga terdengar seperti permintaan

Gunakan pelajaran masa lalu itu untuk memperbaiki masa kini

Masa depan yang lebih baik itu lebih penting, daripada kesenangan sementara yang dapat menjadikan Anda tidak dihormati oleh orang lain.

Tidak ada yang bisa kita lakukan hari ini, yang bisa mengubah apapun di masa lalu



*Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1095 (19 Desember 2010)

No comments: