Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, January 26, 2011

68. Cinta Monyet yang Fenomenal

Cinta monyet, sesuatu yang fenomenal tetapi hanya istilah. Namun mari kita pelajari kekuatan dari perasaan mengambang yang indah saat kita jatuh cinta, lalu menggunakan kekuatan yang sama dalam pengertian-pengertian baru, untuk menjadikan kita pribadi yang hidup dalam kecintaan, yang menghebatkan hubungan kita dengan orang lain.

Kita tidak bisa menemukan cinta, kecuali kita mengijinkan cinta menemukan kita. Itu sebabnya kita harus menyediakan diri bagi cinta, untuk menemukan kita dalam pergaulan-pergaulan yang baik, dalam impian dan perasaan yang baik, agar kita mudah ditemukan oleh cinta. Karena cinta bukanlah sesuatu yang bisa kita karang atau kita produksi, cinta adalah hadiah. Jadi, mari kita sediakan diri untuk dicintai oleh yang mencintai kita nanti.

Orang yang Tidak Siap Dicintai
Suara, ekspresi wajah, gerakan, pilihan warna pakaian, itu semua bisa mengindikasikan kesiapan untuk dicintai. Ada orang yang tidak siap untuk dicintai, sombong, melihat kejelekan orang lebih cepat, penuh kritik, meninggikan diri, mengecilkan pendapat orang lain, berarti dia tidak menyiapkan diri untuk dicintai.
Kalau ada pilihan, Anda menikah dengan orang yang harus hidup dengan Anda, atau Anda menikah karena tidak bisa hidup tanpa dia. Yang harus hidup dengan dia, itu yang penting adalah Anda. Kalau Anda tidak bisa hidup tanpanya, itu yang penting dia. Kalau begitu, orang yang melihat pasangannya sebagai kekuatan bagi kehidupannya, berarti betul-betul mencintainya.
Begitu juga dengan pekerjaan, jangan lihat dari berapa banyak yang Anda dapat dari pekerjaan Anda, tapi pekerjaan yang Anda pilih karena menjadikan diri Anda sesuatu. Pilihlah pekerjaan yang menjadikan Anda pribadi-pribadi yang mahal.
Cara menemukan cinta sejati itu bukan di objeknya. Cinta sejati bukan pada yang dicintai tapi pada yang mencintai. Kemampuan mencintai lebih penting dari kualitas yang kita cintai. Seseorang yang hatinya hinggap bukan karena dia mencintai sesuatu yang mudah dicintai. Seperti Bunda Theresa yang justru mencintai jiwa-jiwa yang biasanya dihindari karena penyakit-penyakit mereka. Jadi jangan melihat dan mensyaratkan keindahan dari yang akan Anda cintai, tapi lihatlah kepada diri apakah Anda demikian ikhlas dalam menjadikan hati Anda berbahagia bagi jiwa yang lain.

Wanita yang Menghormati Diri
Pada masa puber, anak-anak mudah sekali tersinggung. Hidupnya dalam impian yang besar, mereka lebih suka melamun daripada menghadapi kenyataan. Dalam proses mencintai di masa puber yang disebut cinta monyet itu, anak laki-laki menemukan bahwa dia ‘A man’, setelah dia menyadari ‘I am in love’. Dan gadis kecil atau wanita puber ini menyadari dirinya ‘A lady’ setelah dia menyadari ‘I am in love’. Keindahan dari masa puber itu adalah menemukan keindahan diri sebagai pribadi yang sekarang mendewasa dan mampu mencintai.
Wanita yang betul-betul pantas untuk dimiliki kadang tidak dapat dimiliki karena dia mandiri, sangat menghormati diri dan bangga dengan dirinya. Hati-hati, jangan permainkan wanita yang pantas menjadi Ibu dari anak-anak Anda dan mendampingi Anda dalam hidup.
Jangan tergesa-gesa, perhatikan bahwa banyak penyesalan yang dialami orang-orang tua, namun ada juga contoh keberhasilan yang dicapai oleh sebagian yang lain, pelajari dari mereka. Ikhlas meniru yang baik, ikhlas menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak menghebatkan kehidupan.
Keindahan mencintai adalah keindahan kehidupan. Kalau kita ikhlas menjadi pribadi yang bisa dibungkus oleh Tuhan dalam kertas kado yang paling baik, dipita dengan pita yang paling cantik, disemprotkan parfum yang wangi, kalau kita bisa dipajang di etalase dengan sinar yang indah. Lalu mengapa kita tidak ikhlaskan hati, pikiran dan perilaku kita untuk menjadi pribadi yang seindah itu, untuk Tuhan hadiahkan kepada sebaik-baiknya wanita atau pria, yang nantinya bisa menjadikan kita sebaik-baiknya orang tua bagi anak-anak kita.
Ikhlaslah menjadi pribadi yang hatinya baik, karakter adalah kualitas kekuatan penarik rejeki. Hati yang baik itu menjadi tempat bertumbuhkembangnya semua perasaan baik, sikap-sikap yang mulia, pikiran-pikiran yang kuat, dan terluncurkannya tindakan-tindakan yang bermanfaat bagi sesama. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Cinta sejati bukan pada yang dicintai tapi pada yang mencintai

Keindahan dari masa puber itu adalah menemukan keindahan diri sebagai pribadi yang sekarang mendewasa dan mampu mencintai

Jangan melihat dan mesnyaratkan keindahan dari yang akan Anda cintai, tapi lihatlah kepada diri apakah Anda demikian ikhlas dalam menjadikan hati Anda berbahagia bagi jiwa yang lain.


*Dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1093 (5 Desember 2010)

No comments: