Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, January 26, 2011

71. Stres yang Indah

Tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya tanpa sederajat ketegangan (stress). Padahal keadaan tegang ini seharusnya melejitkan ke sisi – sisi yang baik. Namun dalam banyak kenyataan kehidupan, justru melejitkan ke sisi – sisi yang mengasihani diri sendiri dan melihat diri sebagai korban.

Seandainya kita tidak memiliki kecenderungan membandingkan diri kita dengan orang lain, kita tidak akan stress. Secara alamiah kita memiliki kecenderungan membandingkan diri kita dengan orang lain. Misalnya, Dia kok tidak pandai, tetapi pangkatnya tinggi, atau Dia tidak tampan, kok punya istri cantik, dan sebagainya.
Karena sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, membuat kita melihat diri sendiri tidak sesuai. Contohnya, mengapa ada orang yang demikian gembira dalam kesibukannya dan gampang berhasil, sedangkan kita lama dan sibuk bekerja tetapi sulit berhasil. Akibatnya kita sibuk membandingkan diri kita dengan orang tadi. Semakin kita berpendapat bahwa hidup ini tidak adil, semakin kita tidak melihat perlunya memperbaiki diri, dan semakin kita akan stres.
Padahal stress itu diperlukan untuk menyemangati hidup kita. Agar stres kita produktif, maka harus diperhatikan proses yang membuat kita stres. Yakni dengan memperhatikan hasil yang dianggap tidak adil itu. Maka perhatikanlah prosesnya, jangan bandingkan hasilnya. Tirulah proses – proses yang digunakan oleh orang lain dan terbukti berhasil.
Berfokuslah pada proses. Jangan bandingkan anda dengan orang lain dalam hasil. Hadiah terbaik dari orang yang melakukan kebaikan adalah kebaikan. Tidak ada diantara kita yang hidupnya baik, yang tidak sibuk dalam kegiatan yang produktif. Orang yang tidak menyediakan tempat dalam hidupnya untuk kebaikan, maka hidupnya akan diisi dengan keburukan.

Tegas pada Niatan
Ada dua langkah untuk membangun jiwa yang besar, yang bertujuan membesarkan hati. Langkah pertama yakni sikapi yang kecil sebagai yang kecil. Banyak orang yang membesar-besarkan hal-hal yang sebenarnya kecil. Bagaimana mungkin orang hidupnya baik, kalau menyikapi hal kecil seperti hal yang besar. Sedangkan langkah kedua, sikapi yang besar sebagai hal yang besar.
Karena hidup itu sederhana, tidak ada niatan Tuhan kecuali memuliakan kita. Ikhaslah untuk menjadi pribadi yang menggunakan sekecil-kecilnya tenaga untuk sekecil-kecilnya urusan. Dan menjadi pribadi yang menggunakan sebesar-besarnya tenaga kepada sebesar-besarnya urusan.
Gunakan tenaga dan waktu sekecil mungkin untuk urusan yang kecil, lalu curahkan tenaga dan waktu sebesar-besarnya untuk yang membesarkan kehidupan.
Maka hidup ini akan menjadi lebih indah apabila kita melihat satu sama lain sebagai pemulia kehidupan. Tidak boleh satu bagian mengharuskan bagian lainnya supaya mengalah, untuk dia menjadi lebih hebat. Atau tidak boleh seseorang itu mengalah, hanya supaya hidupnya damai.
Jadikan diri kita ikhlas. Karena orang ikhlas tanpa tahu akan jatuh di mana. Dengan ikhlasan itu, biarlah Tuhan yang menempatkan urusanNya. Kita harus tegas pada niatan yang baik bagi diri kita. Dan kita harus yakin bahwa keberanian paling hebat adalah keikhlasan.
Dalam hal ini, memanah yang tepat jangan dihitung dari kesalahannya menghitung. Seberapa banyak kita menghitung kehidupan, sementara Tuhan sendiri tidak menghitung jaminanNya. Untuk hidup yang lebih baik, jangan menghitung – hitung kehidupan. Kesalahan menghitung hanya datang kepada yang menghitung. Dan kehidupan itu yang disebut ikhlas adalah yang tidak memperhitungkan jaminan Tuhan.

Perlu Pemaksa
Ada pertanyaan di Facebook mari kita bahas. Pertanyaannya, kapan ada keajabain untukku, sementara kebahagiaan selalu jauh ?
Di sini, ada kesan menyerah. Padahal ada konsep dan keajaiban yang besar. Orang ini harus menemukan PEMAKSA, untuk hidupnya lebih baik
Kita membutuhkan pemaksa. Mulai kita bangun tidur sampai tidur lagi. mau bangun tidur, mau mandi, mau kerja, berhubungan ramah dengan orang lain dan sebagainya.
Seandainya kita bisa tegas memaksa diri kita tanpa harus ditemani ‘mahluk ghaib’ yang bisa memaksa, seperti apakah kita ? Setiap hari hidup kita rata-rata hidup di bawah potensinya.
Seperti diperoleh dari perolehan poling ini. Ada jawaban A B dan C. Pertanyaannya anda dan bos anda di undang ke rumah duta besar. Lalu boss anda menjatuhkan guci mahal. Lalu bagaimana sikap anda dari tiga pilihan yang disediakan.
Jawaban A, anda mengakui yang melakukan kesalahan namun tidak mau mengganti kerusakan. Jawaban B, anda berterus terang kalau bos anda yang melakukan kesalahan. Sedang jawaban C, anda beranggapan pihak lain yang melakukannya. Yang pilih jawaban A sebesar 13 persen, jawaban B 78 persen, dan 9 persen untuk jawaban C.
Ketiga jawaban memberi penilaian masing – masing. Tapi jawaban A dan C justru memberi risiko besar untuk anda maupun perusahaan. Sedang jawaban B lebih tepat untuk hidup anda. Memilih yang benar walau risikonya ada. Lebih baik, akui kesalahan meski pahit.

Pola Sikap, Pikiran, Tindakan
Ada tiga hal penting dalam hidup ini. Agar keluar dari kesulitan dalam hidup ini, maka terapkan pola: SIKAP, PIKIRAN dan TINDAKAN. Kenalin pola sederhananya agar keputusan bisa diambil dan memperoleh jalan keluar mengatasi kesulitan.
Seseorang itu hidupnya sulit karena pola-pola yang digunakannya. Ia tidak mungkin bisa keluar dari kesulitan kalau tidak memperbaharui pola sikap, pola pikir dan pola tindakannya.
Jadi orang yang stres dalam kehidupan yang tidak produktif itu, karena Ia menggunakan pola yang sama untuk melemahkan dirinya. Kemudian teriak-teriak untuk bisa keluar dengan pola yang sama itu. Maka sederhanakan polanya, lalu ikhlaslah mengamati pola yang ada ketika anda mengambil keputusan mengenai sikap, pikiran dan tindakan.
Mulai dari sekarang, hormati stres dalam hidup anda, gunakan dari kesedihan dan kegalauan anda, untuk menjadikan diri anda lebih disukai, lebih diterima, lebih dipercaya oleh lingkungan. Jadilah pribadi yang lebih dipercaya, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Terkadang kita sudah tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak mau melakukan. Maka, lakukan yang harus dilakukan, dan jangan lakukan yang tidak boleh dilakukan.


Eyecatcher :
• Orang yang tidak menyediakan tempat dalam hidupnya untuk kebaikan, maka hidupnya akan diisi dengan keburukan.

• Gunakan tenaga dan waktu sekecil mungkin untuk urusan yang kecil, lalu curahkan tenaga dan waktu sebesar-besarnya untuk yang membesarkan kehidupan.

• Terkadang kita sudah tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak mau melakukan. Maka, lakukan yang harus dilakukan, dan jangan lakukan yang tidak boleh dilakukan.


*Dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1095 (Januari 2011)

No comments: