Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, August 25, 2010

46. Menolak Dibayar Kecil




Setiap jiwa pantas dihargai tinggi. Maka jadikan diri kita, bisa dilihat dan dinilai untuk pantas bagi bayaran-bayaran yang tinggi.

Dari sudut pandang tertentu, kehidupan ini tampil seperti persaingan antara biaya hidup dan kemampuan kita untuk membeli. Kalau kemampuan membeli kita baik, maka perasaan kita damai. Itu sebabnya banyak orang yang kebahagiaannya ditentukan oleh tanggal.
Berarti ada orang yang hidupnya bukan melihat cara untuk meningkatkan kemampuan membeli, tetapi menyesuaikan diri dengan kurangnya kemampuan. Berapa banyak orang yang hidupnya hari ini, memikirkan cara-cara untuk hidup selamat dengan dengan pendapatan kecil, bukan bekerja keras menemukan cara untuk dibayar lebih tinggi.

Nama yang Baik
Jika kita adalah sebuah produk atau jasa, apakah kita menggunakan nama yang baik sebagai merek? Berapa banyak orang yang menggunakan nama yang baik, yang akan digunakannya sampai menjadi seseorang yang nanti dikenal di publik?
Jadi gunakan nama yang baik, bungkuslah diri dengan pakaian yang baik,. Bersikaplah seperti setiap hari itu adalah penting, sehingga kita tampil rapi untuk menghormati orang lain. Karena kita adalah produk yang melayani bagi perasaan baik orang lain.
Kalau kita melihat diri sebagai bisnis, kita akan sadar bahwa kalau kita mengeluhkan pembayaran kepada kita, berarti kita sebagai produk yang belum pantas dibayar tinggi. Jadi jangan menyalahkan orang lain yang tidak membayar tinggi atas pekerjaan kita. Lebih baik kita gunakan tenaga kita untuk memeriksa, apakah ada alasan orang lain untuk membayar kita tidak tinggi.
Bagaimana cara menyikapi gaji yang tidak sesuai dengan pendidikan kita? Pekerjaan yang sekarang kita jalani itu kita yang pilih, atasan yang sekarang memimpin kita juga termasuk pilihan kita.
Jadi sebetulnya, banyak dari kita yang jika mengeluhkan pekerjaannya berarti mengeluhkan pilihan sendiri. Lalu menganggap orang lain perlu memperbaiki, cara memperlakukan kita yang sedang salah pilih ini.

Hanya Mau Gratis
Orang yang hanya maunya gratis, tidak melihat perlunya membangun kemampuan untuk membeli. Kehidupan ini hanya sebaik standar kita. Jika standar kita baik, maka baiklah pilihan-pilihan kita. Jika pilihan-pilihan kita baik, maka baiklah keputusan kita. Jika keputusan kita baik, maka baiklah tindakan kita, dan jika tindakan kita baik, maka hasilnya juga pasti baik.
Maka jangan jadi pribadi yang bahagia jika mendapat yang gratis. Itu bukan penghormatan kepada diri, melainkan pengakuan bahwa kita tidak bisa hidup kecuali tidak membayar.
Mulai dari muda, malu lah untuk meminta. Karena siapapun yang tidak bekerja keras di waktu muda, maka diharuskan bekerja keras di waktu tua. Dan yang malas untuk membangun kemampuan membeli sejak muda, maka harus rajin meminta-minta waktu tua.
Dan itu bukan pemandangan yang baik di masa depan. Jadi mulai sekarang, temukanlah cara-cara bagaimana supaya orang menghormati kita dan membayar kita lebih tinggi.
Orang hanya mendapat sesuai yang dimintanya. Dan yang dimintanya hanya sesuai dengan standarnya. Maka tingkatkanlah standar Anda. Jadi sesuaikan semua yang Anda inginkan.
Apabila Anda ingin membangun rumah yang besar bagi keluarga, maka jadilah pribadi yang bersikap besar, bukan yang mempertengkarkan hal-hal kecil. Karena orang yang besar itu tahu bahwa yang dilakukan orang banyak, tidak menjadikannya benar kalau itu tidak jujur.

Melegalkan Suatu Keburukan
Seseorang yang mahal seperti kita, tidak bisa dibayar dengan janji yang membuat kita menjadi pribadi yang buruk. Memberi anak makan dari hasil curian, membangun pendapatan dari hasil judi, membangun suatu keburukan dengan melegalkan suatu keburukan yang lain.
Orang yang tertarik menggunakan keburukan untuk membiayai kehidupan, akan diberi kesempatan untuk melihat seberapa jauh dia akan melakukan keburukan, untuk menukarkan kebaikan. Jangan tukar Tuhan dengan harga yang murah.
Peningkatan 10% semangat itu berarti peningkatan 10% kualitas hidup. Contoh pada pekerjaan marketing, menelepon 1 orang lebih banyak daripada biasanya, bisa menghasilkan pendapatan 2 kali lipat dari biasanya. Semangat menentukan penggunaan kemampuan.
Jika menolak pekerjaan yang bergaji di bawah standar kita, itu sah-sah saja, asal tidak didasari oleh kesombongan. Tetapi jika itu merupakan kesombongan bahwa kita memang bernilai lebih dari itu. Kesombongan itu cukup untuk membuat kita ditunda untuk mendapat pekerjaan, jika memang kita disayang Tuhan.
Alangkah baiknya jika kita menerima pekerjaan dengan gaji yang ditawarkan tersebut, sambil terus mencari pekerjaaan yang gajinya sesuai dengan standar kita.

Karir Bukan Uang
Alasan utama mengapa orang tidak mendapat pekerjaan, karena mereka bukan mencari kerja, tapi mencari uang. Tangga karir itu bukan uang, tapi tangga karir adalah manfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Jadilah pribadi yang lebih menuntut. Orang yang lebih menuntut akan mendapat yang lebih baik. Tidak ada kelemahan hidup yang tidak bisa diperbaiki dengan kebiasaan menuntut diri menjadi lebih baik. Keahlian yang menjadikan kita dibayar mahal, dimulai dari kebiasaan melakukan sesuatu dengan sedikit lebih baik.
Excellence itu bukan kualitas intrinsik, tapi kualitas dalam penggunaan. Berarti excellence itu adalah orang yang melakukan hal-hal biasa, dengan cara yang baiknya tidak biasa. Tidak ada orang yang berbeda banyak dengan orang lain. Tapi gunakanlah perbedaan yang sedikit itu, sebagai keuntungan untuk mendatangkan kebaikan yang baiknya tidak biasa.
Tuhan menyampaikan firman-Nya dalam banyak kata kepada kita. Tetapi yang langsung bisa kita lihat perilaku-Nya ada dalam 3 kata. Waktu kita minta diberi dan dikabulkan, Tuhan berkata “Ya”. Yang sulit adalah kalau belum diberi Tuhan mengatakan “Tidak” atau “Belum”. Disinilah kecerdasan diperlukan. Kecerdasan dalam hidup untuk mengerti bahwa yang kita minta atau yang kita jalani itu sudah tidak baik, jangan diteruskan. Jangan menua di tempat yang tidak membuat Anda berguna.
Sadarilah bahwa itu peringatan bahwa ada rezeki Tuhan di tempat lain yang sedang menunggu. Jadi ikhlaslah menerima bahwa jika kita merasa hidup kita lemah, berarti kita disuruh untuk menuntut yang lebih baik.

Pribadi yang Spontan
Bagaimana kalau minggu ini kita coba untuk menjadi pribadi yang spontan. Lihatlah dampak dari spontanitas Anda.
Terapkan pada keluarga spontanitas yang sering Anda lakukan ketika masa pacaran dulu, penuh kejutan. Jangan jadikan berkeluarga itu alasan untuk segala sesuatunya jadi diperhitungkan. Biasakan anak-anak Anda untuk bersemangat tinggi. Karena semangat yang turun itu susah diangkat.
Kehidupan ini ada pada yang kita kerjakan, bukan pada yang kita inginkan atau rencanakan atau yang kita angan-angankan saja. Jika kita ingin hidup seutuhnya, kita harus terlibat seutuhnya dalam kesibukan dunia untuk membangun kehidupan yang baik bagi sesama.
Kalau Anda sedang merasa malas, pergilah ke tempat di mana Anda bisa melihat orang-orang kecil, mengumpulkan rupiah demi rupiah dengan tulus demi membangun kehidupan yang baik bagi keluarganya.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang patuh pada Tuhan dan menjadikan dirinya hadiah bagi kebaikan untuk sesama. Sesegera mungkin temukanlah cara Anda menggembirakan orang lain, bukan jadi bagian dari kesedihannya. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

“Kehidupan ini hanya sebaik standar kita”

“Semangat menentukan penggunaan kemampuan”

“Excellence itu bukan kualitas intrinsik, tapi kualitas dalam penggunaan”

“Jika kita merasa hidup kita lemah, berarti kita disuruh untuk menuntut yang lebih baik”

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”



*Dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1072

No comments: