Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, August 25, 2010

52. The Magic of Ikhlas




Jika kita menggunakan kata ‘magic’ berarti seharusnya ikhlas itu, mampu mengubah hal-hal yang selama ini kita anggap tidak mungkin menjadi mungkin. Menaikkan kita pada tingkat kehidupan yang lebih baik, bahkan memuliakan keadaan serta kedudukan kita dalam kehidupan.

Ikhlas itu bukan hanya menerima yang ada, tetapi terutama mengadakan yang lebih baik. Itulah kekuatan dari keikhlasan. Kadang-kadang tidak mungkin mempunyai kedamaian dan kelurusan berpikir, untuk mengadakan yang tadinya belum ada atau masih berupa impian menjadi hebat, tanpa menerima dengan ikhlas apa yang sudah terjadi dan menjadikannya modal bagi perbaikan.

Banyak orang karena ketidakmampuannya menerima yang sudah ada, hidupnya ada dalam pengandaian. Sehingga ia tidak betul-betul melangkah dalam kehidupan yang nyata, menuju keadaan yang lebih baik.

Mensyukuri untuk Capai yang Lebih Baik
Banyak dari kita masih berkutat, baru kemudian menerima apa yang ada. Belum sibuk menjadi pribadi produktif untuk mengadakan yang lebih baik. Janganlah menerima sesuatu apa adanya, jika yang lebih baik masih mungkin. Mengupayakan yang lebih baik adalah sikap yang mensyukuri apapun yang telah ada pada diri untuk mencapai yang terbaik. Jangan hanya mensyukuri apa yang ada dan berhenti di situ.

Tidak ada orang yang lebih disia-siakan hidupnya daripada ia yang diharuskan menerima apa adanya saat yang lebih baik masih mungkin baginya. Ia menua dalam potensi yang tidak digunakannya, untuk memperbaiki lingkungannya, padahal masih bisa. Hanya karena pengertiannya mengenai ikhlas, jadi meminimalkan upayanya dan hanya berkenaan dengan menerima yang ada.

Siapa bilang ikhlas itu tidak dibayar? Ikhlas itu harus dibayar. Hanya yang membayar siapa? Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama, dan sebaik-baik pembayar adalah Tuhan. Seseorang tidak akan digunakan Tuhan untuk membayar kita jika kita tidak bersikap memuliakannya sebagai pembayar kita.

Orang yang bertindak anarkis karena calon kepala daerahnya kalah itu karena dia berharap pada orang itu, bukan kepada Tuhan. Padahal keikhlasan itu kepada Tuhan, bahwa Tuhan itu sebaik-baik pembayar. Bersikap baiklah pada pembayar kita, tapi berharaplah hanya pada Tuhan.

Selalu Ada Orang yang Lebih Baik
Jika sudah ketahuan dan terbukti bersalah, apa yang kita lakukan? Mengaku salah, bukan? Semakin cepat mengaku salah dan meminta maaf maka akan semakin mudah orang memaafkan. Jika terpaksa dibuktikan bersalah dan tersudut lalu baru minta maaf, orang akan marah dan menganggap itu memang sudah seharusnya.

Selama proses dibuktikannya dia bersalah, kerusakan di publik semakin banyak, jadi sebaiknya yang berwenang harus tegas. Minta maaflah, perbaiki diri dan tidak mengulangi, lalu buat yang lain untuk takut meniru.

Pada saat mengeluh, biasanya itu karena kita membandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain. Memprotes Tuhan bersikap tidak adil, hanya dari yang kita lihat saja. Padahal kita belum tentu tahu, bagaimana keadaan orang tersebut yang mungkin saja sebetulnya tidak lebih baik dari kita.

Bagaimana jika kita tidak lagi membandingkan kelemahan kita di hadapan kekuatan orang lain, karena akan selalu saja ada orang yang lebih baik dari kita. Jangan pula membandingkan kelebihan kita dengan kelemahan orang lain karena itu suatu kesombongan. Yang paling baik adalah menyukuri.

Dalam ekonomi, tidak ada satu orang pun yang bukan makhluk ekonomi. Kita perlu biaya hidup, itu sebabnya kita harus berpendapatan baik. Setiap kali biaya hidup naik maka pendapatan kita menjadi terbatas. Setiap satu menit kita mengeluh, ada 60 menit waktu bekerja yang hilang. Orang yang mengeluh sedang mengaktifkan kelemahannya. Jadi jika harga naik, anggaplah itu pemberitahuan mengenai keharusan memperbaiki pendapatan.

Bergaul dengan yang Lebih Hebat
Apakah ikhlas itu mudah, sedang, sulit atau biasa saja? Pasti banyak yang menganggapnya sulit. Mengapa ikhlas itu sulit? Karena ikhlas itu bukan perasaan, ikhlas itu jalan hidup. Tidak ada kebaikan bisa sampai kepada kita kecuali diijinkan Tuhan. Tidak ada orang yang bisa mencegah rejeki kita kalau tidak diijinkan kita.
Orang yang ikhlas itu menerima apa adanya sebagai perintah untuk mengupayakan yang lebih baik. Ikhlas adalah siklus tanpa akhir yang menghebatkan rejeki. Mengapa? Karena ikhlas itu meminta yang terbaik, lalu bekerja untuk hasil yang terbaik sampai detik terakhir kita harus menerima.

Setelah itu kita menerima dengan penuh syukur. Jadi siklus kehidupan itu adalah meminta-bekerja-bersyukur. Minta untuk yang besar, bekerja untuk yang besar, lalu terima apapun yang diberikan, begitu seterusnya. Keberhasilan tidak harus terjadi di musim kita, bisa terjadi di musim anak-anak kita.

Ilmu untuk menyerap ilmu orang lain, pertama; tidak usah risaukan kekurangan diri, yang penting rajin. Kedua; rayakan kehebatan orang lain. Kehebatan orang lain menjadi beban dalam diri kita karena kita tidak ikhlas menerima kehebatan orang itu. Ketiga; belajar untuk menjadikan kualitas orang itu menjadi kualitas kita.

Apapun yang dia lakukan, kita juga lakukan. Setelah itu teruslah bergaul dengan orang yang lebih hebat lagi. Rayakan kehebatannya, tiru, lalu jadilah berkualitas. Nikmatilah pertumbuhan sebagai orang yang ikhlas, karena orang iklas itu nikmat sekali hidupnya.

Banyak sekali karunia Tuhan yang ada pada kita, tapi kita anggap sepele dan tidak berguna. Karena sebetulnya Tuhan itu sedang menunggu memberkati kita., hanya saja kita tidak bergerak. Gerakan yang paling memuliakan kehidupan adalah gerakan yang menghubungkan kita dengan orang lain. Karena di dalam gerakan hubungan ini kita bisa memuliakan kehidupan orang itu menjadi manfaat baginya.

Ikhlas, Parsah dan Tulus
Ikhlas, pasrah dan tulus itu keajaibannya besar, tetapi seringnya kita gunakan untuk menerima penderitaan, kekalahan, atau untuk memaafkan kemiskinan. Ikhlas, pasrah dan tulus itu ilmunya orang-orang hebat, yang sering kita gunakan untuk menerima hal-hal kecil.

Ikhlas itu sebetulnya sederhana. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh orang yang rejekinya sedang tidak baik adalah pengetahuan bahwa pikiran, sikap dan perilaku yang tidak baik akan membatalkan rejeki. Orang yang sekarang rejekinya tidak baik harus tahu itu. Jadi kalau rejeki mau baik, perbaiki pikiran, perbaiki sikap dan perbaiki perilaku. Ikhlas itu sederhana karena kita hanya tinggal menerima apapun yang terjadi sebagai perintah untuk memperbaiki diri.

Ikhlas itu menyegerakan kebahagiaan, karena ikhlas menyegerakan kedamaian, menyegerakan kerja keras, meyegerakan syukur. Jadi formulanya; menunda ikhlas sama dengan melanjutkan gelisah, semakin segera ikhlas maka makin menyegerakan kebahagiaan.



Kekuatan dari keikhlasan adalah menerima yang ada dan terutama mengadakan yang lebih baik

Janganlah menerima sesuatu apa adanya jika yang lebih baik masih mungkin

Orang yang mengeluh sedang mengaktifkan kelemahannya

Ikhlas itu sederhana karena kita hanya tinggal menerima apapun yang terjadi sebagai perintah untuk memperbaiki diri

Ikhlas itu menyegerakan kebahagiaan, semakin segera ikhlas maka makin menyegerakan kebahagiaan



*Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1078

No comments: