Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, August 25, 2010

44. GOSIP




Gosip menjadi semakin penting karena orang semakin sadar bahwa dia harus membangun nama baik. Namun semua gosip bertentangan dengan kepentingan kita untuk membangun nama baik.

Itu sebabnya banyak orang marah kalau digosipkan. Padahal sudah jelas gosip itu tidak benar. Karena kalau benar, itu namanya berita.

Pribadi yang Rentan Difitnah
Kira-kira, lebih banyak mana uang yang dihasilkan dari memberitakan sesuatu yang benar dengan memberitakan gosip? Tentu saja gosip, bukan?

Orang-orang sangat senang dan menikmati sekali adanya gosip. Gosip itu menarik karena tidak benar. Kalau seseorang tertarik pada sesuatu yang tidak benar, berarti ada ketidakbaikan dalam hati orang tersebut. Karena kalau ia orang baik, tentu tidak menikmati fitnah terhadap orang lain, justru malah merasa kasihan.

Tegarlah jika digosipkan. Jadilah orang yang justru bisa melihat syukur di dalam gosip. Kemudian menjadi pribadi yang bijak dan menghindari keadaan menjadi yang digosipkan.

Pria yang bicaranya tidak hati-hati kepada wanita, yang bercandanya tidak hati-hati, yang pergi di malam hari tidak dengan muhrimnya, yang suka pamer harta, semakin gampang difitnah. Fitnah itu adalah keburukan yang diancamkan kepada kita. Jadi, hindarkan diri menjadi pribadi yang rentan untuk difitnah.

Jadi berbicaralah yang baik. Ibarat sebuah gelas, warnanya ditentukan oleh cairan yang ada di dalamnya. Jadi jika ada istilah bahwa kata-kata itu menentukan pribadi seseorang, itu benar. Berarti pikiran dan perasaan itu pengejawantahannya ada dalam kata. Jadi, jika kita mau selamat dari fitnah, pastikan kata yang keluar dari mulut kita adalah yang terbaik. Jaga pandangan mata, kemudian jaga jangan sampai terlihat dalam lingkungan dan pergaulan yang tidak baik.

Gosip Itu Berkah
Ketika kita digosipkan, seringkali sebagian tidak berdampak, namun sebagian ada yang menjadi pengetahuan. Yang bisa dipelajari adalah, pertama bahwa tidak ada gunanya memberi klarifikasi kepada orang yang tidak percaya, dan menjelaskan kepada orang yang percaya juga tidak diperlukan. Kedua, ternyata gosip itu berkah, karena kita menjadi tahu mana yang sahabat sejati mana yang bukan.

Jadi kalau ada gossip, hold your ground. Pertahankan tempat Anda, berdiri gagah, hadapi lalu katakan ‘Akan aku perbanyak kebaikanku melawan keburukan yang mereka upayakan’. Jika kita tahu bahwa tidak ada yang terjadi yang ditujukan Tuhan selain untuk memuliakan kita, maka gosip itu harus disyukuri.

Kalau gosip itu bisa menjadikan kita lebih baik; lebih berhati-hati, lebih menghormati pergaulan, lebih menata pendekatan pada sesama, berarti sesuatu yang buruk telah menjadi kebaikan untuk menjadikan kita lebih baik.

Sebagai contoh, jika beberapa orang saja mampu mengubah berita yang disampaikan dari mulut ke mulut, apalagi jika seluruh orang Indonesia ramai-ramai membicarakan sesuatu yang belum tentu benar. Jadi, ada baiknya kita kembali kepada hati yang baik.

Bayangkan, pendidikan budi pekerti sudah tidak ada dalam kurikulum sekolah kita. Itu sebabnya kita sebagai orang tua hendaknya menjadi pendidik budi pekerti bagi anak-anak, seorang kakak menjadi pendidik budi pekerti bagi adiknya. Jadi, marilah kita meluruskan cara-cara kita membangun kesadaran bagi anak-anak muda kita supaya kita menjadi pribadi yang berbudi pekerti.

Titik Nadir
Bahasa itu bukanlah yang ditentukan oleh ahli bahasa. Kita harus mengamati bahasa yang paling banyak digunakan dalam masyarakat. Jika kita mau mempengaruhi mereka untuk menggunakan bahasa itu, kita juga harus memperbuat. Sama halnya dengan gosip. Gosip itu perilaku masyarakat.

Dalam masyarakat yang pemimpinnya palsu, yang para pejabatnya sering terbukti tidak lulus, yang tidak setia pada yang benar, akan belajar mempercayai gosip. Karena kalau pemimpinnya tulus, untuk apa mempercayai berita-berita angin? Jadi sebetulnya gosip yang marak di suatu Negara adalah pemberitahuan kepada para pemimpin untuk tampil lebih jujur.

Banyak orang tanpa sadar menerima gosip sebagai final, sebagai sesuatu yang harus dipercayai. Jadi mulai sekarang bijaklah dan berhati-hati, berarti frame of mind atau format berpikir kita sudah sangat dipengaruhi oleh gosip. Sehingga berita yang asli dan baik tidak lagi penting.

Bertentangan dengan nasihat yang umum bagi orang yang sedang mencapai titik nadir, kita seharusnya mengucapkan selamat padanya. Karena setelah itu tidak ada arah perjalanan Anda kecuali naik. Jadi janganlah bersedih jika Anda sudah sampai pada titik nadir. Semua bola melanting ke atas itu karena dibanting keras.

Peran untuk Memfitnah
Jika Anda bersedih, perhatikanlah apakah Anda menemukan kenikmatan dalam kesedihan itu? Perilaku orang yang menikmati rasa sedih ini adalah mengasihani diri sendiri. Mulai dari sekarang, gantilah perilaku mengasihani diri sendiri menjadi menyayangi diri sendiri. Jika Anda menyayangi diri sendiri dan mulai berbuat segala sesuatu ke arah yang baik, maka Anda akan menjadi pribadi yang disayangi. Karena tidak mungkin orang disayangi sesama dan disayangi Tuhan kalau dia tidak menyayangi dirinya sendiri.

Jika kita difitnah, kita harus melihat bahwa orang-orang yang menggosipkan itu memang sedang diperankan untuk memfitnah. Tidak ada sesuatu yang terjadi pada kita yang tidak dikehendaki Tuhan. Dan semua yang terjadi, tujuannya memuliakan. Jika kedua hal baik itu kita sikapi dengan salah, maka jadinya salah. Jadi cobalah berlaku baik agar tidak jadi pribadi yang rentan gosip. Berlakulah sebaik-baiknya dalam keadaan yang seburuk-buruknya.

Jika kita merasa sudah berlaku sebaik-baiknya tapi masih digosipkan, maka itu memang sudah diijinkan Tuhan. Tuhan sangat berkepentingan bagi keberhasilan orang-orang yang melayani bagi kebahagiaan sesama.

Pikiran Jernih, Hati Bening, Tindakan Indah
Agama memberikan tuntunan kepada kita tentang konsep sebagai manusia yang baik. Jadi gosip itu sudah tentu tidak benar dalam agama. Jangan berusaha mencari pendapatan dari gosip. Dari segi etika juga sudah tentu tidak baik, jadi jangan lakukan yang tidak baik. Karena tidak ada sesuatu yang buruk yang tidak kembali kepada yang melakukannya. Tidak ada orang yang melakukan kesalahan tanpa harus merasakan dampak dari kesalahannya. Karena kebaikan sebesar biji sawi saja dihitung, begitu juga keburukan.

Jadi, dari segi agama dan etika gosip itu adalah sesuatu yang tidak boleh diijinkan untuk dijadikan bagian dari hati, pikiran dan perilaku kita.

Marilah mulai sekarang kita bangun masyarakat yang lebih menyukai sesuatu yang baik. Jika Anda membiarkan anak-anak atau orang muda yang masih gampang dipengaruhi pikirannya mendengar atau melihat fitnah, lalu ada orang dipanggil untuk menjelaskan fitnah yang ditujukan padanya itu, semakin berbohong semakin dibalas dengan fitnah lain. Lalu sampai kapan kita menikmati perendahan dari sebuah kebaikan melalui contoh orang-orang yang tidak jujur?

Jadi bagaimana kalau kita mulai membangun masyarakat Indonesia yang baru, yang lebih damai dan yang lebih santun. Mulailah dari keluarga yang selalu kita sambut dengan penuh kasih dan kita perlakukan dengan penuh hormat. Mari kita pilih hidup yang bersih. Caranya, pikiran harus jernih, hati harus bening, tindakan harus indah. Setialah pada tiga hal itu, lalu perhatikan apa yang terjadi.

“Kalau seseorang tertarik pada sesuatu yang tidak benar, berarti ada ketidakbaikan dalam hati orang tersebut”.

“Jadilah orang yang justru bisa melihat kesyukuran di dalam gosip, kemudian menjadi pribadi yang bijak dan menghindari keadaan menjadi yang digosipkan”

“Tidak ada gunanya memberi klarifikasi kepada orang yang tidak percaya, dan menjelaskan kepada orang yang percaya itu juga tidak diperlukan”

“Gosip yang marak di suatu Negara adalah pemberitahuan kepada para pemimpin untuk tampil lebih jujur”

“Tidak ada sesuatu yang terjadi pada kita yang tidak dikehendaki Tuhan, dan semua yang terjadi, tujuannya adalah untuk memuliakan”

“Tidak ada sesuatu yang buruk yang tidak kembali kepada yang melakukannya”

“Jangan berusaha mencari pendapatan dari gosip”


*Dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1069

No comments: