Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, May 26, 2010

25. Dipimpin oleh Risiko



“Banyak di antara kita, membangun kehidupan yang besar, yang sangat berisiko. Sebagian lagi dari kita, sedang menunggu kesempatan untuk bekerja dan berusaha yang tidak ada risikonya.
Salah satu pertanyaan lucu yang saya terima dari orang adalah: ‘Pak Mario, apakah ada bisnis yang tidak ada risikonya?’
Banyak sekali orang yang baru mau berbisnis kalau tidak ada risikonya. Nah, kita akan bahas bahwa risiko, adalah ukuran dampak dari kesalahan, yang justru seharusnya, menjadikan kita hebat.”

SALAH VS. DOSA

Ada dua orang. Yang satu, membiarkan pembayangannya tentang risiko, membatasi yang dilakukannya. Tetapi, ada satu yang membayangkan, risiko yang justru membuatnya harus lebih hebat. Kesimpulannya dua: orang yang takut risiko akan mengkerdilkan upayanya, dan orang yang menghormati risiko, akan menghebatkan dirinya.
Bagaimana cara latihan terbaik untuk menghormati risiko dan menghebatkan diri? Yuk, kita bedakan antara kesalahan dan dosa.
Kesalahan itu, wajar bagi siapapun yang belum tahu, yang belum bisa. Tetapi dosa, justru dilakukan oleh orang-orang yang sangat terdidik, yang pangkatnya tinggi, dan ahli mengumpulkan uang. Berarti, yang sulit membangun kehidupan baik, yang tidak begitu pandai cari uang, yang tidak begitu tinggi pangkatnya, justru yang takut salah. Sedangkan yang pangkatnya sudah tinggi, gampang cari uang, koneksinya baik, justru tidak takut buat dosa. So, harus ada masa dimana kita perlu berlatih membangun kehidupan yang baik, yang tidak takut salah.
Orang-orang yang gampang ditipu uangnya, justru orang yang sulit cari uang. Orang-orang yang ahli cari uang, tidak bisa tertipu, karena mereka ngakali orang untuk cari uang. Iya toh?
So, kalau begitu, bedakan dulu yang tidak boleh kita lakukan adalah dosa. Karena dosa adalah pengumuman langsung kepada Tuhan: ‘Tuhan, aku tahu peraturan-Mu, tapi aku langgar.’ Sedangkan kesalahan adalah: ‘Tuhan, aku tahu hakku untuk berhasil. Hanya sekarang, aku belum betul-betul ikhlas mempercayai-Mu, sehingga aku tidak begitu percaya kalau orang berlaku benar, akan dikenali dengan baik.”

MENGENALI ORANG MELALUI DIRI SENDIRI

“Berkaitan dengan risiko, setiap hari kita menjalani hidup, kita bertemu dengan begitu banyak orang. Lalu, kita mengambil risiko untuk memilih jenis hubungan seperti apa dengan orang tersebut. Entah itu di bisnis, dalam pernikahan, apapun. Lalu, bagaimana caranya kita bisa mengenali sekeliling kita agar management risk kita lebih baik? Caranya, adalah kita baca.
Perintah untuk membaca, itu juga (termasuk) membaca kehidupan. Dan contoh terbaik dari perilaku kehidupan dalam kehidupan, adalah pada wajah orang.
Wajah kita, cara kita berdiri, warna pakaian kita, bagaimana cara kita mengenakan pakaian itu, diperhatikan orang.
Banyak orang bertanya, ‘Kenapa sih orang kok tidak menghormati saya? Apa yang salah di saya?’
Mungkin, tidak sadar, dia sering pakai celana terbalik, misalnya saja seperti itu, contoh ekstrimnya. Nah, berarti, ada yang kita beritahukan kepada orang lain dengan cara kita tampil. Dan, banyak orang menjadi korban dari salah pendapat.
Setiap orang, mewakili sikap-sikap kita juga. Maka, mudah bagi kita mengenali orang kalau kita mau melihat sebagian diri kita ada pada orang lain.”

HIDUP ITU UNTUK MENCAPAI HAK YANG BAIK

“Ada satu pertanyaan yang terdengar simpel, tapi mungkin, ada banyak teman-teman di luar yang bisa terwakili: apakah risiko itu bisa menjadi candu? Dan, apakah itu baik atau buruk?
Ada orang-orang yang memang menyukai risiko. Jadi, dia bergelantungan di bukit tanpa tali, mendaki tanpa tali. Mereka, memang menyukai elemen risiko.
Tetapi, ada orang yang bilang, ‘Lebih baik di rumah nonton tv, makan kentang goreng.’, sambil kadang-kadang teriak, ‘Aaa...’, karena anaknya yang kecil tidak mau makan. Nah, yang mau saya tanyakan: apa yang akan Anda lakukan jika Anda lebih berani?
Kalau Anda lebih berani, Anda tidak mungkin melakukan yang Anda lakukan sekarang.
Anda tidak akan menerima pangkat hanya itu. Anda tidak menerima gaji hanya itu. Anda tidak menerima perlakuan seperti itu. Karena, Anda akan mencoba hal-hal yang lebih besar. Jadi pertanyaannya adalah: apakah kita tertarik kepada keberhasilan?
Masa untuk hidup baik kita harus ditakut-takuti dengan kurang uang? Dihina oleh atasan tidak jujur yang semena-mena? Coba, kalau kita berpikiran baik, kehidupan ini adalah untuk mencapai hak-hak yang baik. Maka, ikhlaslah berlaku baik. Jangan biarkan penciptaan Anda direndahkan oleh orang lain. Kita berhak bagi kemuliaan. Maka jangan lagi takut risiko, lebih tertariklah kepada janji keberhasilan.
Kalau ada yang bertanya, ‘Risiko itu bisa tidak sih dihindari, sehingga tidak ada sama sekali?’ Jawabannya: tidak bisa.
Sebetulnya, kalau kita mau melihat kehidupan ini lebih spiritual, yang namanya risiko, diberikan kepada orang yang harus memperbaiki diri. So, kalau kita tahu bahwa ada risiko dan risiko hanya datang kepada yang harus memperbaiki diri, jangan sampai kita pantas diberikan masalah. Banyak orang yang perilakunya mengundang masalah bagi dirinya.”

TUHAN ADA UNTUK KEMULIAAN

“Ini kesimpulannya:
Bagaimana kalau kita tidak meng-..., tidak melingkarkan kehidupan kita di seputar rasa takut kita? Bagaimana kalau kita sekarang, membangun kehidupan di seputar keberanian kita? Keberanian untuk berdagang, keberanian untuk melayani dengan santun, keberanian untuk membayar utang kita, untuk menerima yang pantas. Bagaimana kalau kita berfokus pada keberanian kita, dan menyerahkan yang kita takuti kepada yang Maha melindungi kita?
Tuhan itu ada untuk satu tujuan, dan tujuannya adalah kemuliaan.
Berfokuslah pada yang Anda berani lakukan. Serahkan kepada Tuhan hal-hal yang berada di luar kendali Anda. Jadikanlah Anda pribadi yang lebih mudah disukai orang lain, lalu perhatikan apa yang terjadi.” (*)

boks-boks:

“Banyak sekali kita mengatakan, ‘Selama bukan aku yang salah, biarlah, itu bukan urusan kita.’ Tetapi perhatikan: Tuhan akan menaruh hati-hati yang kuat untuk membela saudara yang sungainya dicemari untuk alasan ekonomi, yang tanahnya diakali untuk kepentingan pembangunan yang lebih besar, yang haknya untuk (mendapatkan fasilitas) telepon, listrik, belum sepenuhnya dipenuhi. Akan ada orang-orang yang dibuat Tuhan untuk membela. So, mari kita upayakan Indonesia hidup dalam keadilan yang menyejahterakan kita semua.”

“Biasanya, orang yang agak takut untuk meminta, sering ditolak. Itu sebabnya kalau Anda melihat orang yang sulit meminta, kita harus lebih berkasih sayang kepadanya. Karena mungkin, di lingkungannya dia tidak begitu didengarkan, atau sering ditolak.”

“Meskipun umur saya 53 tahun, tetapi untuk (masalah) cita-cita, saya sangat gundah. Saya sangat tidak tahu apa yang saya lakukan. Tetapi, saya akan melibatkan diri dalam pergaulan yang baik, supaya ketularan pengetahuan.”

“Setiap orang mewakili sikap-sikap kita juga. Maka, mudah bagi kita mengenali orang kalau kita mau melihat sebagian dari diri kita, ada pada orang lain.”


*Disusun oleh Boy Mahar Indarto dalam Tabloid Wanita Indonesia edisi 1049 (1 Februari – 8 Februari 2010)

No comments: