Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah)

Wednesday, June 8, 2011

94. Pemulih Jiwa

Jangan tumbuhkan pribadi gelisah yang diakibatkan masa lalu yang melukai hati. Pulihkan jiwa dengan menebarkan kebaikan. Sampai akhirnya tidak ada tempat berlabuhnya keburukan. Karena hati adalah wajah jiwa. Dan semua jiwa itu pada umumnya menuntut hal-hal yang bersifat kebaikan.

Hampir semua orang, tidak terkecuali siapapun orangnya, memiliki pengalaman masa kecil yang mengecewakan. Di masa itu, hati menjadi terluka oleh sikap yang dilakukan oleh lingkungan. Misalnya, orangtua marah pada anaknya yang tidak rangking kelas, diperlakukan oleh orangtua dengan tidak adil, atau janji yang didak dipenuhi dan berada di nomor akhir, serta hal-hal lainnya.

Begitu juga pada mereka yang kini menjelang dewasa atau telah menjadi pribadi dewasa, juga memperoleh kekecewaan dalam hidupnya. Misalnya seorang suami dibanding-bandingkan oleh istrinya sendiri dengan suami orang lain, atau tidak dihargainya pribadi yang semestinya perlu dimuliakan. Akibatnya, jiwa yang semestinya tumbuh baik, berpotensi menjadi buruk. Jika dibiarkan akan membuat pribadi menjadi gelisah.

Untuk itu diperlukan pemulihan jiwa. Sehingga terbentuk menjadi pribadi kuat, yang tentunya dengan jiwa yg baik, akan selalu berupaya membangun kehidupan selalu gembira, mencintai kedamaian dan memiliki dorongan asli menegakkan keadilan bagi kehidupan sesama.

Bantu Pemulihan Jiwa
Memang, untuk menjadi pribadi yang kuat diperlukan pemeliharaan sepanjang waktu. Bila itu terus dijaga potensi kebaikanya, maka Tuhan dekat dengan orang-orang seperti ini. Kalau sudah demikian, maka tugas dari langit akan turun pada orang yang memiliki nilainya tinggi. Orang seperti itu tidak memiliki lagi nilai harga. Dia tidak bisa dibeli dengan uang, atau jabatan yang diberikannya tidak membuatnya mengurangi kebaikan. Karena pribadinya itu, membuatnya menjadi teladan dan pelabuhan untuk membantu dan menolong sesamanya.

Dalam bahasa Tiongkok dikatakan, bahwa tugas dari langit tidak turun pada orang yang memiliki nilainya rendah. Karena kerendahan nilainya itu, membuatnya jauh dari pertolongan Tuhan. Untuk itu, lakukan pemulihan jiwa dengan cara-cara sederhana. Dengan demikian, jiwa kita akan selalu menuntut kebaikan-kebaikan. Jika sedikit saja ada potensi keburukan, jiwa langsung merespon dengan tidak menerimanya.Tidak perlu menyesal dengan pengalaman yang sudah terjadi. Meski sangat menyakitkan hati. Dalam hal ini, peliharalah penyesalan bukan untuk menyiksa tapi buat waspada. Menyesal itu tidak apa apa asal tidak merusak percaya diri.

Saya pun tidak lepas dari pengalaman masa lalu. Kadang secara mendadak diingatkan. Contohnya saat tadi membuat kopi, muncul pengalaman yang membuat saya menyesal telah melakukannya. Justru penyesalan itu yang saya pelihara. Agar tidak lagi terulang dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang ini. Sampai sekarang pun saya perlu mengingat untuk selalu menjaga penyesalan. Menjaga agar tidak kelepasan bicara, kalau bicara tidak sombong, atau norak saat bercanda. Dengan menyadari adanya penyesalan, membuat kita tumbuh. Yakni, kita diingatkan untuk selalu memuliakan diri dan bukan untuk merendahkan diri.

Ada empat hal yang membuat jiwa kita menjadi rusak. Yakni, tidak adanya kasih sayang. Misalnya seorang istri yang kemuliannya direndahkan, atau suami dibanding-bandingkan dengan orang lain. Yang kedua, rusaknya iman. Dalam hal ini, dukun peramal menjadi daya tarik jiwa yang imannya sudah rusak. Beda halnya dengan mereka yang memiliki iman yang baik, daya tarik dukun tidak mempan membujuknya.

Ketiga tidak dijaganya atau kurangnya pendidikan. Inilah yang terjadi, orang tidak baik mengakali kehidupannya manusia lainnya. Serta yang terakhir adalah lemahnya ekonomi. Seolah dalam kehidupannya tidak ada cara lain memperoleh uang selain tetap konsisten melakukan pekerjaan yang tidak baik. Seperti mengurangi timbangan, atau selalu melakukan pekerjaan menyuap yang sudah menjadi mata pencahariannya.

Untuk itu, bantu mereka yang ingin memulihkan jiwanya menjadi baik. Bantu mereka yang ingin memperbesar kasih sayang, bantu mereka mencarikan jalan untuk menemukan cara ekonominya secara baik.

Dekati Arus Kebaikan
Jiwa yang baik itu mencintai kedamaian. Jiwa itu akan berupaya membangun kehidupannya untuk selalu gembira, memiliki dorongan asli menegakkan keadilan bagi kehidupan sesama. Setiap jiwa pada diri kita adalah jiwa yang baik. Karena jiwa itu memiliki tujuan memajukan kebaikan dan mencegah keburukan.

Tunjukkan lah kalau beriman itu indah. Dengan keindahan yang dimiliki oleh hati, maka ada taman firdaus dalam taman keindahan jiwa. Jika kita ingin masuk ke taman keindahan hati, perbanyaklah kebaikan di hati. Karena hati itu adalah wajah dari jiwa. Dia hanya dan harus berfokus pada baiknya saja. Itu sebabnya orang yang jiwa baik memiliki impian dan harapan. Bahkan orang yang tidak baikpun masih berupaya menemukan caranya dengan berdoa.

Tuhan tidak akan memberi masalah diatas kemampuan manusia. Untuk itu, larikan keresahan hati dengan banyak mendekatkan diri padaNya. Sehingga kedekatan itu membuat Tuhan tidak menarik kesempatan yang telah diberikanNya.Jadilah diri menjadi pribadi yang mampu mengheningkan jiwa di dalam sesibuk – sibuknya kehidupan. Keikhlasan bicara dengan Tuhan membawa diri keluar dari masalah. Sehingga akan menjadi pribadi baru.

Selain itu, kebaikan selalu mencarikan jalannya sendiri. Dalam hal ini, kebaikan itu memiliki sponsor dari Tuhan dan ditenagai oleh Tuhan. Jangan sampai Tuhan mengambil kembali tenaga yang tadinya meneladani kebaikannya, hanya karena orang itu tidak lagi menjaga kebaikannya.

Dalam kehidupan ini ada jalur Penghebatan. Sehingga kita bisa mempercepat upaya menuju kebaikan. Penghebatan itu bisa hebat dengan sendirinya, jika dia lebih dekat yang menghebatkannya. Caranya yang paling mudah bergaulah dan dekat - dekat dengan orang baik. Disitu ada jalur cepat yg menghebatkan. Salah satunya dengan menonton di program acara ini.

Ada dua cara untuk menghebatkan diri menuju kebaikan. Yakni, beranilah untuk gagal besar atau berencana lah untuk gagal besar. Dan tidak kecil hati dengan gagal kecil. Sedang yang kedua, ikhlaslah kalau digagalkan oleh Tuhan. Dekatkah dengan arus yang menghebatkan kebaikan. Karena arus kebaikan itu sangat kuat merangkul sesuatu yang diangkatnya.

Sering Beri Kalimat Pujian

Ada sifat yang mengikuti sipat malas. Kemalasan itu temannya mengantuk. Makanya orang malas ngantukan. Bukan orang jatuh cinta saja dikalahkan dengan logika. Orang malas juga membuat logikanya rusak. Orang seperti ini tidak berani menghadapi kenyataan hidup yang disepelekannya.

Orang malas tidak identik dengan usia. Karena usia tidak menuakan kita. Jumlah hari tidak menuakan kita. Namun hanya menambah keriput saja. Hati tidak menuakan jiwa. Banyak orang yang sudah berusia lanjut namun jiwanya sangat remaja. Tapi ada yang masih remaja tapi jiwanya tua. Yang menuakan jiwa adalah hampanya harapan. Maka, janganlah berfokus pada keburukan tapi kuatkan diri pada kebaikan.

Berilah orang di sekitar kita kalimat pujian. Dan pujian itu mempercepat tercapai kebaikan. Untuk itu, jadilah orangtua yang membesarkan hati anak, membesarkan hati saudara atau sahabat. Seutuh - utuhnya sahabat adalah yang memberikan kebaikannya untuk pemulih jiwa.

SESUNGGUHNYA SETIAP JIWA ADALAH JIWA YANG BAIK.

HATI ADALAH WAJAH JIWA. SERINGLAH BERBICARA DENGAN TUHAN UNTUK MENGUATKAN KEBAIKAN



(Mario Teguh Golden Ways dalam Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1119 – Juni 2011)

No comments: